Advertising

Wednesday 7 April 2010

Re: [wanita-muslimah] Pemimpin Wanita Dalam Tinjauan Islam

 

"wanita tidak boleh jadi pemimpin politik" itu doktrin islam enggak ya ?? siapa yang yang mengcreat ini ??

--- Pada Kam, 8/4/10, H. M. Nur Abdurahman <mnur.abdurrahman@yahoo.co.id> menulis:

Dari: H. M. Nur Abdurahman <mnur.abdurrahman@yahoo.co.id>
Judul: Re: [wanita-muslimah] Pemimpin Wanita Dalam Tinjauan Islam
Kepada: wanita-muslimah@yahoogroups.com
Tanggal: Kamis, 8 April, 2010, 9:39 AM

 

BISMILLA-HIRRAHMA- NIRRAHIYM

WAHYU DAN AKAL - IMAN DAN ILMU

[Kolom Tetap Harian Fajar]

640 Perang Unta dan Kepemimpinan Perempuan

Saat Nabi Muhammad SAW mendengar kabar suksesi kekaisaran Persia kepada putri Kaisar, beliau bersabda:

-- Lan Yufliha Qawmun Wallaw Amrahumu Mraatan [H.R. Bukhariy], artinya: Sekali-kali tidak beruntung suatu kaum yang menyerahkan urusan mereka kepada perempuan. Hadits ini, seperti dinyatakan oleh Imam Ibn Hajar, diungkapkan berkaitan dengan hadits-hadits lain tentang kisah kesewenang-wenangan Kaisar Persia. Ia kemudian di kudeta dan dibunuh, dan kemudian terjadi pelimpahan kekuasaan ketangan puteri Kaisar. Dalam pandangan Muhammad al-Syawaribi, hadits tersebut tidak bisa dijadikan rujukan untuk hal yang ilzamiyah (normatif), karena diriwayatkan secara ahad (individual) . Hadits ahad hanya bersifat ikhbariyah (informatif) , sehingga tidak memiliki konsekwensi hukum apapun. Dalam kaidah Ushul Fiqh untuk hal-hal yang sangat prinsip yaitu ilzamiyah, haruslah berlandaskan kepada teks yang diriwayatkan secara mutawatir (kolektif).

Dalam penelusuran DR. Wahbah al-Zuhaili, tak ditemukan satupun ulama terdahulu yang membenarkan kepemimpinan perempuan dalam konteks di bidang politik. Dikatakan bahwa ulama Islam telah konsensus (ijma') dengan pernyataan bahwa kelelakian merupakan salah satu syarat utama bagi kepemimpinan tertinggi dalam lapangan politik (alFiqh alIslami, VII: 6179). Sementara pemikir Islam kontemporer juga tidak sedikit yang menyuarakan hal yang sama. Sebutlah misalnya Syah Waliyullah alDahlawi, alMawdudi dan yang lain. Dengan demikian, berarti bahwa perempuan dalam pandangan Syari'ah tidak dibenarkan untuk menduduki kepemimpinan politik tertinggi. Jamaluddin Al Afghani dalam bukunya yang berjudul 'Aisyah wa alSiyasah, menulis secara lengkap tentang biografi St Aisyah dan mencoba memberikan nasehat bagi generasi mendatang tentang keberadaan perempuan dalam politik praktis.

Itu dalam wacana. Bagaimana di lapangan?

1. Kenyataan bahwa Nabi Muhammad Saw tidak menyerahkan kepemimpinan beliau kepada puteri beliau, Siti Fathimah, ataupun kepada Ummu lMu'minin St 'Aisyah yang keduanya-duanya adalah cerdas dan bijak. Keduanya memang cerdas dan bijak dalam konteks ukuran keseharian, namun bukan dalam konteks bidang siyasah (politik).

2. Siti 'Aisyah, walaupun sukses dapat memimpin puluhan ribu pasukan perang di bawah kendali perintahnya, tetapi ujung-ujungnya beliau kalah, karena tidak matang menterjemahkan situasi politik sebagai dasar untuk bertindak. St 'Aisyah menunjukkan terpuruknya peran perempuan di wilayah politik, yaitu menarik sekelompok orang untuk membangkang dan terjun ke dalam perang memimpin sebuah pasukan yang menentang keabsahan khalifah keempat, 'Ali bin Abu Thalib. Peperangan ini terjadi di Basrah pada hari Ahad 12 Jumadil Akhir 36 H / 4 Desember 656 M. menentang khalifah 'Ali bin Abi Thalib.

Ketika Khalifah 'Utsman bin Affan wafat, warga Madinah dan tiga pasukan dari Mesir, Basrah dan Kufah bersepakat memilih 'Ali bin Abu Thalib sebagai khalifah baru. Sebermula beliau menolak penunjukan itu. Namun semua mendesak untuk memimpin ummat. Pembaiatan beliaupun berlangsung di Masjid Nabawi. Sebagai Khalifah beliau mewarisi pemerintahan yang sangat kacau. Juga ketegangan politik akibat pembunuhan Khalifah ketiga, 'Utsman bin Affan. Keluarga Umayyah menguasai hampir semua kursi pemerintahan. Dari 20 gubernur yang ada, hanya Gubernur Iraq yaitu Abu Musa Al Asyari yang bukan keluarga Umayyah. Mereka menuntut Khalifah 'Ali bin Abu Thalib untuk mengadili pembunuh Khalifah 'Utsman. Tuntutan demikian juga diajukan St 'Aisyah. Namun Khalifah berpandangan bahwa pengadilan sulit dilaksanakan sebelum situasi politik reda. Khalifah bermaksud menyatukan negara lebih dahulu. Untuk itu, beliau mendesak Muawiyah bin Abu Sofyan, Gubernur Syam, yang juga pimpinan
keluarga Umayyah untuk segera berbaiat kepadanya.

Muawiyyah menolak berbaiat sebelum pembunuh Khalifah 'Ustman dihukum. Bahkan Muawwiyah menyiapkan pasukan dalam jumlah besar untuk menentang Khalifah. Maka Khalifah segera menyusun pasukan. Khalifah berangkat ke Kufah, wilayah yang masyarakatnya mendukung Khalifah. Beliau tinggalkan ibu kota Madinah sepenuhnya. Sementara itu St 'Aisyah, telah bergerak memimpin 30 ribu pasukan dari Makkah. Pasukan Khalifah yang semula diarahkan ke Syam terpaksa dibelokkan untuk menghadapi pasukan St 'Aisyah, yang memimpin pasukannya dalam tandu tertutup di atas unta. Banyak pasukan juga mengendarai unta, sehingga pasukan itu dari pihak St 'Aisyah disebut Ashhab alJamal (Pasukan Unta). Maka perang itu disebut Perang Unta. St 'Aisyah tertawan setelah tandunya penuh dengan anak panah. Adapun dari pihak Khalifah 'Ali pasukan 'Aisyah disebutnya An Nakits (N-K-TS), yang diambil dari Firman Allah:

-- FMN NKTS FANMA YNKTS 'ALY NFSH (S. ALFTh, 48:10), dibaca: faman nakatsa fainnama- yankutsu 'ala- nafsihi-, artinya barangsiapa yang menebas (bai'ah), maka (bahaya) penebasannya atas dirinya sendiri.

Kerugian peperangan itu sangat besar.

-- Pertama, kerugian jiwa, yaitu dari pihak St 'Aisyah sejumlah 16,796 orang terbunuh, dan dari pihak Khalifah 1,070 orang.

-- Kedua, perpecahan mazdhab, mereka para penyokong St 'Aisyah dan Muawiyah disebut Ahlussunnah, dan para penyokong Khalifah disebut Syi'ah (partai) 'Ali, dan yang menyedihkan ialah yang pada mulanya hanya berupa mdzhab politik, namun ujung-ujungnya menjadi madzhab theologi, yaitu Madzhab Ahlussunnah dan Madzhab Syi'ah (tanpa menyebutkan 'Ali lagi).

***

Ala kulli hal, dalam Hadits yang telah dikutip di atas, ungkapan "urusan mereka" (Amruhum), adalah urusan dalam konteks kancah politik. Alhasil, tidak akan beruntung kaum yang mendiami sebuah negeri, tidak terkecuali Indonesia ini, jika dipimpin oleh perempuan dalam urusan politik. Sedangkan St 'Aisyah yang begitu cerdas dan bijak dalam kehidupan keseharian, akan tetapi gagal dalam kepemimpinan politik, maka betapa pula oleh perempuan yang biasa-biasa saja. WaLlahu a'lamu bisshwab.

*** Makassar, 29 Agusutus 2004

http://waii- hmna.blogspot. com/2004/ 08/640-perang- unta-dan- kepemimpinan. html

----- Original Message -----

From: "Abdul Muiz" <muizof@yahoo. com>

To: <wanita-muslimah@ yahoogroups. com>

Sent: Thursday, April 08, 2010 07:56

Subject: Re: [wanita-muslimah] Pemimpin Wanita Dalam Tinjauan Islam

Mas Ismail alias Istiaji Sutopo,

1) Jangan suka mengatasnamakan Allah swt dalam menafsirkan qur'an, kalau Anda mengklaim bahwa wanita dilarang jadi pemimpin sudah merupakan syari'at Allah, ya tidak perlu ada dialog atau diskusi lagi, padahal itu semua adalah tafsir, ingat tafsir itu adalah hasil pemikiran manusia bukan firman Allah itu sendiri.

2) Jangan suka menyerang pendapat orang lain yang tidak sefaham dengan pemikiran Anda lantas Anda pressure dengan stempel menentang Qur'an, itu sungguh bukan perilaku terpuji alias bukan akhlaqul karimah.

Wassalam

Abdul Mu'iz

--- Pada Rab, 7/4/10, istiaji sutopo <issutopo@yahoo. com> menulis:

Dari: istiaji sutopo <issutopo@yahoo. com>

Judul: Re: [wanita-muslimah] Pemimpin Wanita Dalam Tinjauan Islam

Kepada: wanita-muslimah@ yahoogroups. com

Cc: ujungblangutama@ gmail.com

Tanggal: Rabu, 7 April, 2010, 9:04 PM

100407-ISMAIL

BISMILLAAHIR RAHMAANIR RAHIIM, ALLAHUMMA SHALLI 'ALAA SAYYIDINAA MUHAMMAD WA 'ALAA ALI SAYYIDINAA MUHAMMAD

Assalaamu'alaikum wr. wb.

Memang benar bahwa syari'at Allah SWT. menetapkan jangan sampai wanita jadi pemimpin. Memang benar bahwa ada beberapa gelintir manusia wanita yang ditampakkan Allah SWT. menjadi luar biasa mampu memimpin dan rela dijadikan pemimpin laki2, sukses berhasil dalam manfaat duniawi semata .baik yang kafir maupun yang muslimah..

Banyak yang tak sadar : karena kelihatan indah, luhur, baik, tetapi dibalik itu ada Murka Allah SWT ...

Sehingga jelasnya ketentuan itu dilanggar, sadar atau tidak sadar, faham atau tidak faham ilmunya ...

Nah tetapi hal itu justru ditampakkan Allah SWT. untuk menguji manusia bagaimana sikap manusia menghadapinya dan menyikapinya, masing2 apakah yang menngerti ilmunya berani memperingatkan hal itu, setidaknya segera, tanpa menyia2kan waktu ( masa ) untuk mencegah atau menasihati sesama yang melanggar ketetapan Tuhan ... ( QS 103 Wal Ashr ) ... Bagaimanapun dunia ini untuk ujian manusia seluruhnya ...

" .... Demi masa yang telah disia2kan Manusia ... ( karena berlalai-lalai dalam melanggar ayat2 Allah SWT .. ) ....

Kelak akan ada pertanggungan jawab siapapun yang tidak bertaqwa pada Tuhannya diakhirat nanti dan Allah SWT. yang berhak untuk menghisab kelalaian2 dan berpaling ketika mereka didunia ...

Wassalaam / Ismail

--- On Wed, 7/4/10, donnie damana <donnie.damana@ gmail.com> wrote:

From: donnie damana <donnie.damana@ gmail.com>

Subject: Re: [wanita-muslimah] Pemimpin Wanita Dalam Tinjauan Islam

To: wanita-muslimah@ yahoogroups. com

Date: Wednesday, 7 April, 2010, 11:37 AM

Bukankah si Ibnu Jarir, Ibnu Abi Hatim, Asy Syaukani, Syaikh 'Abdur Rahman adalah juga si A dan si B?, yang mungkin belum anda sebutkan adalah pendapat si C terhadap ayat tersebut (yang mungkin gak sama dengan si A dan si B) :D

salim,

:D

On Apr 7, 2010, at 11:32 AM, angi wrote:

>

> Oleh karena itu, dalam tulisan kali ini kami ingin meluruskan persepsi sebagian orang mengenai hal ini. Namun, kami bukan maksud membela golongan tertentu atau meremehkan mereka. Tidak sama sekali. Yang kami sajikan hanyalah perkataan Allah dan Rasul-Nya (dari Al Qur'an dan Hadits Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam), bukan pendapat si A dan si B yang bisa saja salah. Semoga Allah memberi taufik pada siapa saja yang membaca tulisan ini.

>

> deleted..

>

> Bagaimana maksud ayat ini menurut para ulama yang mendalam ilmunya?

>

> Ibnu Jarir dan Ibnu Abi Hatim mengatakan mengenai 'ar rijaalu qowwamuna 'alan nisaa', maksudnya adalah laki-laki adalah pemimpin wanita. (Ad Darul Mantsur, Jalaluddin As Suyuthi)

>

> Ibnu Katsir rahimahullah berkata, "Laki-lakilah yang seharusnya mengurusi kaum wanita. Laki-laki adalah pemimpin bagi kaum wanita, sebagai hakim bagi mereka dan laki-lakilah yang meluruskan apabila wanita menyimpang dari kebenaran. Lalu ayat (yang artinya), 'Allah melebihkan sebagian mereka dari yang lain', maksudnya adalah Allah melebihkan kaum pria dari wanita. Hal ini disebabkan karena laki-laki adalah lebih utama dari wanita dan lebih baik dari wanita. Oleh karena itu, kenabian hanya khusus diberikan pada laki-laki, begitu pula dengan kerajaan yang megah diberikan pada laki-laki. Hal ini berdasarkan sabda Nabi shollallohu 'alaihi wa sallam, "Suatu kaum itu tidak akan bahagia apabila mereka menyerahkan kepemimpinan mereka kepada wanita." Hadits ini diriwayatkan oleh Bukhari dari hadits 'Abdur Rohman bin Abu Bakroh dari ayahnya. (Lihat Tafsir Al Qur'an Al 'Azhim pada tafsir surat An Nisaa' ayat 34)

>

> Asy Syaukani rahimahullah juga mengatakan bahwa maksud 'qowwamuna' dalam ayat ini: laki-laki seharusnya yang jadi pemimpin bagi wanita. (Fathul Qodir pada tafsir surat An Nisaa' ayat 34)

>

> Syaikh 'Abdur Rahman bin Nashir As Sa'di rahimahullah berkata, "Kaum prialah yang mengurusi kaum wanita agar wanita tetap memperhatikan hak-hak Allah Ta'ala yaitu melaksanakan yang wajib, mencegah mereka dari berbuat kerusakan. Kaum laki-laki (baca: suami) berkewajiban pula mencari nafkah, pakaian dan tempat tinggal bagi kaum wanita." (Taisir Karimir Rahman)

>

> Dalam surat An Nisaa' ayat 34 juga terdapat dalil lain yang menunjukkan bahwa laki-laki adalah pemimpin wanita yaitu pada ayat:

>

> ???????? ??????????? ???????? ????? ???????????? ??????

>

> "Kemudian jika mereka (para istri) mentaatimu, maka janganlah kamu mencari-cari jalan untuk menyusahkannya. "

>

> Ayat di atas menunjukkan bahwa istri harus menaati suaminya, bukan sebaliknya suami harus mentaati istri. (Tafsir Al Qur'an Lil Utsaimin, 5/81, Mawqi' Al 'Allamah Al Utsaimin)

>

> Jika laki-laki adalah pemimpin bagi wanita dalam rumah tangga yang lingkupnya lebih kecil, bagaimana mungkin wanita dibolehkan jadi pemimpin bagi desa, kecamatan, kabupaten, propinsi apalagi negara!!

>

> Banyak Ayat Lain dalam Al Qur'an yang Mendukung Hal Ini

>

> Pertama; Allah melebihkan derajat laki-laki daripada wanita

>

> ??????? ??????? ????????? ???????? ??????????? ???????????? ?

>

> "Akan tetapi para suami mempunyai satu tingkatan kelebihan daripada isterinya. Dan Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana." (QS. Al Baqarah: 228)

>

> Kedua; Para Nabi dan Rasul adalah laki-laki.

>

> ???????? ?????? ???? ?????????? ?????? ???????? ?????? ???????? ???? ??????????? ?????

>

> "Kami tidak mengutus sebelum kamu, melainkan orang laki-laki yang Kami berikan wahyu kepadanya diantara penduduk negeri." (QS. Yusuf : 109)

>

> Ketiga; Para istri Nabi berada di bawah kekuasaan para Nabi.

>

> ????????? ????????? ?????? ???????????? ??? ??????????? ?????????? ???? ?????????? ?????? ???????? ????? ??????????? ????? ?????????? ???????? ?????????? ??????? ??????? ???????????? ??????? ???? ???????? ???????? ??????? ??????? ??????? ????

>

> "Allah membuat isteri Nuh dan isteri Luth sebagai perumpamaan bagi orang-orang kafir. Keduanya berada di bawah pengawasan dua orang hamba yang saleh di antara hamba-hamba Kami; lalu kedua isteri itu berkhianat kepada suaminya (masing-masing) ." (QS. At Tahrim : 10)

>

> Kata-kata di bawah dalam ayat ini menunjukkan bahwa wanita itu dipimpin, bukan yang memimpin. Ketentuan ini bukan hanya syari'at Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam, namun juga ini adalah ketentuan nabi terdahulu yaitu Nabi Nuh 'alaihis salam.

>

> Keempat; Warisan laki-laki setara dengan dua wanita.

>

> ???????????? ??? ????? ?????? ?????????? ???????????? ? ??? ??????? ??????????

>

> "Allah mensyari'atkan bagimu tentang (pembagian pusaka untuk) anak-anakmu. Yaitu : bahagian seorang anak lelaki sama dengan bagian dua orang anak perempuan" (QS. An Nisa' : 11)

>

> Saksi laki-laki setara dengan dua wanita (dalam transaksi finansial bukan dalam semua persaksian), sebagaimana firman-Nya yang artinya,"Dan persaksikanlah dengan dua orang saksi dari orang-orang lelaki (di antaramu). Jika tak ada dua orang lelaki, maka (boleh) seorang lelaki dan dua orang perempuan dari saksi-saksi yang kamu ridhai, supaya jika seorang lupa maka yang seorang mengingatkannya. " (QS. Al Baqarah : 282)

>

> 5 Bukti: Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam Menetapkan bahwa Kaum Laki-laki Seharusnya Yang Memimpin

>

> Bukti pertama; Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam tidak pernah mengangkat pemimpin (amir) dari kaum wanita.

>

> Bukti kedua; Imam shalat tidak pernah seorang wanita, tetapi seorang laki-laki. Bahkan beliau shollallohu 'alaihi wa sallam ketika sakit tidaklah menyuruh istrinya untuk menjadi imam.

>

> Bukti ketiga; Hak laki-laki lebih mulia daripada wanita.

>

> Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,

>

> ??????????? ???????? ???? ??????????? ????????? ??????? ???????? ???? ??????? ?????? ?????? ????

>

> "Andai aku boleh memerintahkan seseorang untuk sujud kepada yang lain, tentu akan kuperintahkan wanita sujud kepada suaminya." (HR. Tirmidzi no. 1159. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shohih)

>

> Bukti keempat; Wanita harus izin kalau ingin puasa sunnah. Hal ini ditegaskan dari hadits Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam barsabda,

>

> ????? ??? ???? ?????? ???? ?? ?????? ??? ??

>

> "Hendaklah wanita tidak berpuasa (sunnah) apabila suaminya ada di rumah selain dengan seizin suaminya."(HR. Bukhari). Pesan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam ini ditujukan kepada sang isteri bukan kepada suami, karena suami adalah pemimpin.

>

> Bukti kelima; Laki-laki wajib ditaati, sebagaimana hadits Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,

>

> ???????? ?????? ???????????? ?? ??????????? ????????? ????????? ??????? ???????? ?????? ????????? ????? ??????????? ????????? ????? ?????

>

> "Apabila seorang suami mengajak istrinya ke tempat tidurnya, lalu istrinya enggan mendatanginya, sehingga suaminya tidur dalam keadaan marah, maka malaikat akan melaknat istri tersebut sampai pagi hari." (HR. Bukhari dan Muslim). Hadits ini menunjukkan bahwa suami punya hak memerintah isterinya karena suami adalah pemimpin.

>

> Bukti lain dari sejarah Islam adalah bahwa semua para Rasul dan Nabi adalah laki-laki, begitu juga semua khalifah adalah laki-laki dan pemimpin pasukan tempur untuk melawan musuh juga seorang laki-laki.

>

> Mengapa Wanita Bukan Pemimpin?

>

> Alasan Pertama; Pemimpin wanita pasti merugikan

>

> Abu Bakrah berkata,

>

> ??????? ??????? ?????? ?????? - ???? ???? ???? ??? - ????? ??????? ?????? ?????????? ????????? ???? ??????? ?????? ????? « ?????? ???????? ???? ????????? ?????????? ????????»

>

> "Tatkala ada berita sampai kepada Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bahwa bangsa Persia mengangkat putri Kisro (gelar raja Persia dahulu) menjadi raja, beliau shallallahu 'alaihi wa sallam lantas bersabda, " Suatu kaum itu tidak akan bahagia apabila mereka menyerahkan kepemimpinan mereka kepada wanita". " (HR. Bukhari no. 4425)

>

> Dari hadits ini, para ulama bersepakat bahwa syarat al imam al a'zhom (kepala negara atau presiden) haruslah laki-laki. (Lihat Adhwa'ul Bayan, 3/34, Asy Syamilah)

>

> Al Baghowiy mengatakan dalam Syarhus Sunnah (10/77) pada Bab "Terlarangnya Wanita Sebagai Pemimpin":

>

> "Para ulama sepakat bahwa wanita tidak boleh jadi pemimpin dan juga hakim. Alasannya, karena pemimpin harus memimpin jihad. Begitu juga seorang pemimpin negara haruslah menyelesaikan urusan kaum muslimin. Seorang hakim haruslah bisa menyelesaikan sengketa. Sedangkan wanita adalah aurat, tidak diperkenankan berhias (apabila keluar rumah). Wanita itu lemah, tidak mampu menyelesaikan setiap urusan karena mereka kurang (akal dan agamanya). Kepemimpinan dan masalah memutuskan suatu perkara adalah tanggung jawab yang begitu urgent. Oleh karena itu yang menyelesaikannya adalah orang yang tidak memiliki kekurangan (seperti wanita) yaitu kaum pria-lah yang pantas menyelesaikannya. "

>

> Alasan Kedua; Wanita kurang akal dan agama

>

> Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,

>

> ???????????? ???? ?????????? ????????? ??????? ???????? ??????? ?????? ?????????? ???? ???????? ???

>

> "Tidaklah aku pernah melihat orang yang kurang akal dan agamanya sehingga dapat menggoyangkan laki-laki yang teguh selain salah satu di antara kalian wahai wanita." (HR. Bukhari no. 304)

>

> Apa yang dimaksud dengan kurang akal dan agamanya?

>

> Ada yang menanyakan kepada Syaikh 'Abdul Aziz bin 'Abdillah bin Baz: Saya seringkali mendengar hadits "wanita itu kurang akal dan agamanya." Dari hadits ini sebagian pria akhirnya menganiaya para wanita. Oleh karena itu -wahai Syaikh- kami memintamu untuk menerangkan makna hadits ini.

>

> Adapun makna hadits Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam:

>

> ??? ? ????? ????? ?? ???? ???? ?? ???? ?????? ?? ?????? ????? ??? ???? ???? ??? ?????? ?? ???? ?? ??? ??? ??? ?? ???? ??? ????? ??? ? ????? ????? ?? ???? ???? ?? ??? ? ??? ?????? ???????? ????? ??????

>

> "Tidaklah aku pernah melihat orang yang kurang akal dan agamanya sehingga dapat menggoyangkan laki-laki yang teguh selain salah satu di antara kalian wahai wanita." Lalu ada yang menanyakan kepada Rasulullah, "Wahai Rasulullah, apa yang dimaksud kurang akalnya?" Beliau shallallahu 'alaihi wa sallam pun menjawab, "Bukankah persaksian dua wanita sama dengan satu pria?" Ada yang menanyakan lagi, "Wahai Rasulullah, apa yang dimaksud dengan kurang agamanya? " Beliau shallallahu 'alaihi wa sallam pun menjawab, "Bukankah ketika seorang wanita mengalami haidh, dia tidak dapat melaksanakan shalat dan tidak dapat berpuasa?" (HR. Bukhari dan Muslim)

>

> Jadi, Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan kurang akalnya adalah dari sisi penjagaan dirinya dan persaksian tidak bisa sendirian, harus bersama wanita lainnya. Inilah kekurangannya, seringkali wanita itu lupa. Akhirnya dia pun sering menambah-nambah dan mengurang-ngurangi dalam persaksiannya. Oleh karena itu, Allah Ta'ala berfirman,

>

> ???????????? ??????? ???? ???????????? ???? ?????????? ??????? ???????????? ?? ???????? ?????????? ???????? ???? ?????? ??????????? ???? ??????????? ???????????? ????????? ???? ???????????? ???????????

>

> "Dan persaksikanlah dengan dua orang saksi dari orang-orang lelaki (di antaramu). Jika tak ada dua oang lelaki, maka (boleh) seorang lelaki dan dua orang perempuan dari saksi-saksi yang kamu ridhai, supaya jika seorang lupa maka yang seorang mengingatkannya. " (QS. Al Baqarah: 282)

>

> Yang dimaksud dengan kurangnya agama adalah ketika wanita tersebut dalam kondisi haidh dan nifas, dia pun meninggalkan shalat dan puasa, juga dia tidak mengqodho shalatnya. Inilah yang dimaksud kurang agamanya. (Majmu' Fatawa Ibnu Baz, 4/292)

>

> Alasan Ketiga; Wanita ketika shalat berjama'ah menduduki shaf paling belakang

>

> Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,

>

> ?????????? ?????????? ???????? ?????????? ??????? ???????? ???????? ?????????? ?????????? ?????????? ??????? ??????

>

> "Sebaik-baik shof untuk laki-laki adalah paling depan sedangkan paling jeleknya adalah paling belakang, dan sebaik-baik shof untuk wanita adalah paling belakang sedangkan paling jeleknya adalah paling depan." (HR. Muslim no. 440)

>

> Alasan Keempat; Wanita tidak dapat menikahkan dirinya sendiri, tetapi harus dengan wali

>

> Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,

>

> ????????? ?????? ??????? ???

>

> "Tidak ada nikah kecuali dengan wali." (HR. Abu Daud no. 2085, Tirmidzi no. 1101 dan Ibnu Majah no. 1880. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shohih).

>

> Alasan Kelima; Wanita menurut tabiatnya cenderung pada kerusakan

>

> Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,

>

> ?????? ? ?????????? ????????? ???????? ?????? ? ????????? ????????? ??? ?????? ???????? ??????? ? ?????? ???? ???????? ???????????? ? ??????? ???????????? ???????????? ???????? ???????????? ???????????? ? ???????? ?????? ???? ??????????

>

> "Bersikaplah yang baik terhadap wanita karena sesungguhnya mereka diciptakan dari tulang rusuk. Bagian yang paling bengkok dari tulang rusuk tersebut adalah bagian atasnya. Jika engkau memaksa untuk meluruskan tulang rusuk tadi, maka dia akan patah. Namun, jika kamu membiarkan wanita, ia akan selalu bengkok, maka bersikaplah yang baik terhadap wanita." (HR. Bukhari no. 5184)

>

> Alasan Keenam; Wanita mengalami haidh, hamil, melahirkan, dan menyusui

>

> Allah Ta'ala berfirman,

>

> ???? ??????????? ???????????? ?????????? ???????? ???? ??????????? ???????? ????????? ???????????? ?? ??????????? ???? ??????????? ???? ?????????? ???? ???????? ???????????? ?????? ???????? ???? ???? ???????? ??????? ??????? ?????? ??????????? ????????

>

> "Dan perempuan-perempuan yang tidak haid lagi (monopause) di antara perempuan-perempuan mu jika kamu ragu-ragu (tentang masa iddahnya), maka masa iddah mereka adalah tiga bulan; dan begitu (pula) perempuan-perempuan yang tidak haid. Dan perempuan-perempuan yang hamil, waktu iddah mereka itu ialah sampai mereka melahirkan kandungannya. Dan barangsiapa yang bertakwa kepada Allah, niscaya Allah menjadikan baginya kemudahan dalam urusannya." (QS. Ath Tholaq : 4)

>

> Jika datang waktu seperti ini, maka di mana tanggung jawab wanita sebagai pemimpin?

>

> Alasan Ketujuh; Wanita mudah putus asa dan tidak sabar

>

> Kita telah menyaksikan pada saat kematian dan datangnya musibah, seringnya para wanita melakukan perbuatan yang terlarang dan melampaui batas seperti menampar pipi, memecah barang-barang, dan membanting badan. Padahal seorang pemimpin haruslah memiliki sifat sabar dan tabah.

>

> Di Mana Kepemimpinan Wanita?

>

> Wanita hanya diperbolehkan menjadi pemimpin di rumahnya, itu pun di bawah pengawasan suaminya, atau orang yang sederajat dengannya. Mereka memimpin dalam hal yang khusus yaitu terutama memelihara diri, mendidik anak dan memelihara harta suami yang ada di rumah. Tujuan dari ini semua adalah agar kebutuhan perbaikan keluarga teratasi oleh wanita sedangkan perbaikan masyarakat nantinya dilakukan oleh kaum laki-laki. Allah Ta'ala berfirman,

>

> ??????? ??????? ???????? ??????????? ??????? ?????????? ?????????? ????????? ?????????? ?????????? ????????? ???????????? ??? ????????? ??????????? ????? ???????????? ??? ???????????? ?????? ???????????? ??? ????????? ?????? ????????? ???????? ??????????

>

> "Dan hendaklah kamu tetap di rumahmu dan janganlah kamu berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang Jahiliyah yang dahulu dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan taatilah Allah dan Rasul-Nya. Sesungguhnya Allah bermaksud hendak menghilangkan dosa dari kamu, hai ahlul bait dan membersihkan kamu sebersih-bersihnya. " (QS. Al Ahzab: 33)

>

> Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,

>

> ???????????? ???? ??????????? ?????? ????????? ????????? ?????? ??? ???????????? ?

>

> "Dan wanita menjadi pemimpin di rumah suaminya, dia akan dimintai pertanggungjawaban mengenai orang yang diurusnya." (HR. Bukhari no. 2409)

>

> Kita hendaknya menerima ketentuan Allah yang Maha Bijaksana ini. Bukanlah Allah membendung hak asasi manusia, tetapi Dialah yang mengatur makhluk-Nya sesuai dengan kemampuan, kebutuhan, dan kebahagiaannya masing-masing.

>

> Masih Ngotot Adanya Persamaan Gender

>

> Syaikh Bakar Abu Zaid berkata,

>

> "Masing-masing wajib mengimani dan menerima bahwa harus ada perbedaan antara laki-laki dan wanita, baik dari segi lahir dan batin, menurut tinjauan syari'at Islam. Masing-masing harus ridho dengan taqdir Allah dan syari'at Islam. Perbedaan ini adalah semata-mata menuju keadilan, dengan perbedaan ini kehidupan bermasyarakat menjadi teratur.

>

> Tidak boleh masing-masing berharap memiliki kekhususan yang lain, sebab akan mengundang kemarahan Allah, karena masing-masing tidak menerima ketentuan Allah dan tidak ridho dengan hukum dan syari'at-Nya. Seorang hamba hendaknya memohon karunia kepada Rabbnya. Inilah adab syari'at Islam untuk menghilangkan kedengkian dan agar orang mukmin ridha dengan pemberian Allah. Oleh

>

> karena itu, Allah berfirman di dalam surat An Nisaa' ayat 32 yang maksudnya adalah kita dilarang iri dengan kedudukan orang lain.

>

> Selanjutnya, jika hanya berharap ingin meraih sifat lain jenis dilarang di dalam Al Qur'an, maka bagaimana apabila mengingkari syari'at Islam yang membedakan antara laki-laki dan wanita, menyeru manusia untuk menghapusnya, dan menuntut supaya ada kesamaan antara laki-laki dan wanita, yang sering disebut dengan istilah emansipasi wanita. Tidak diragukan lagi bahwa ini adalah teori sekuler, karena menentang taqdir Allah ...." (Hirosatul Fadhilah)

>

> Sadarlah!

>

> Inilah ketentuan di dalam Islam. Tentunya bila dilaksanakan, kebaikan dan kejayaan akan diraih kaum muslimin sebagaimana yang pernah dialami para Rasul, para sahabatnya, dan generasi sesudahnya. Tetapi jika peraturan ini dilanggar, jangan berharap perdamaian di dunia apalagi kenikmatan di akhirat. Tetapi lihatlah perzinaan dan fitnah wanita serta kehancuran aqidah, ibadah, akhlaq, dan ekonomi yang ini tidak bisa kita tutupi lagi, belum lagi besok di alam kubur, belum lagi di alam akhirat.

>

> Ya Allah, tunjukilah kami (dengan izin-Mu) pada kebenaran dari apa-apa yang kami perselisihkan di dalamnya. Sesungguhnya Engkaulah yang memberi petunjuk kepada siapa yang Engkau kehendaki ke jalan yang lurus.

>

> Alhamdulillahilladz i bi ni'matihi tatimmush sholihaat. Wa shalallahu 'ala nabiyyina Muhammad wa 'ala alihi wa shohbihi wa sallam.

>

> ****

>

> Wisma MTI, 11 Rabi'ul Akhir 1430 H

>

> Yang selalu mengharapkan ampunan dan rahmat Rabbnya: Muhammad Abduh Tuasikal

>

> Artikel http://rumaysho. com

[Non-text portions of this message have been removed]

__________________________________________________
Apakah Anda Yahoo!?
Lelah menerima spam? Surat Yahoo! memiliki perlindungan terbaik terhadap spam
http://id.mail.yahoo.com

[Non-text portions of this message have been removed]

__._,_.___
Recent Activity:
=======================
Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Twitter: http://twitter.com/wanita_muslimah
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:wanita-muslimah-unsubscribe@yahoogroups.com
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

Milis ini tidak menerima attachment.
MARKETPLACE

Do More for Dogs Group. Connect with other dog owners who do more.


Welcome to Mom Connection! Share stories, news and more with moms like you.


Hobbies & Activities Zone: Find others who share your passions! Explore new interests.

.

__,_._,___

0 comments:

Post a Comment