Advertising

Saturday 17 April 2010

[wanita-muslimah] IBRAHIM ISA – Berbagi Cerita -

*IBRAHIM ISA – Berbagi Cerita*

*Sabtu, 17 April 2010*

--------------------------------------------------------------


"*HASTA MITRA" – – - PENYULUH Dikala*

*KEBEBASAN BEREKSPRESI DIPASUNG 'ORBA' *

*<Memperingati 30 Th Penerbit 'Hasta Mitra'>*


*Kemarin malam kuterima sebuah e-mail dari sahabat baikku Gung Ayu.
Kubuka e-mail tsb. Ternyata isinya adalah sepucuk surat undangan penting
oleh Institut Sejarah Sosial Indonesia (ISSI). Kukatakan penting karena
'kita-kita' ini diundang oleh ISSI untuk menghadiri pertemuan pada
tanggal 20 April yad, di Rumah Dolorasa Sinaga, Jl Pinang Ranti No. 40
RT 015/RW 01, Pinang Ranti, Pondok Gede, Jakarta Timur (perempatan
Garuda, seberang Tamini Square). *


*Kutekankan di sini pertemuan yang akan diadakan itu memang benar
PENTING. Pertemuan tsb diselenggarakan ISSI: Untuk Mengenang 30 Tahun
HASTA MITRA-- Mengenang sebuah perlawanan, merayakan perjuangan "Hasta
Mitra": MENCERDASKAN BANGSA LEWAT BUKU.*


*Selain pemutaran film dokumenter tentang Hasta Mitra oleh JAVIN – Akan
ada perbincangan dengan tema: Jejak langkah Hasta Mitra dalam
mencerdaskan bangsa bersama Wilson, Hilmar Farid, dan keluarga pendiri
Hasta Mitra. Juga akan dipamerkan sejarah pelarangan buku dan buku-buku
produksi Hasta Mitra.*


** * **


*Pembantaian lebih sejuta warganegara tak bersalah yang cinta dan
membela Republik Indonesia dan Presiden Sukarno, 45 th yang lalu, adalah
pelanggaran hak-hak azasi manusia yang terbesar dan terbiadab yang
pernah dilakukan oleh penguasa sepanjang sejarah Indonesia. Sejajar
dengan keseweang-wenangan ini rezim Orba melakukan pelanggaran terbesar
lainnya terhadap hak-hak demokrasi: MEMASUNG KEBEBASAN BEREKSPRESI. Ini
adalah fakta-fakta sejarah. Di Indonesia dan mancanegara dewasa ini, tak
ada satupun sejarawan maupun penulis yang waras yang, yang masih mencoba
untuk membantahnya.*


*Namun, ada satu fakta sejarah penting lainya yang pada pokoknya
ditutupi atau bahkan dibantah oleh sementara sejarawan atau penulis.
Yaitu sekitar munculnya tiga manusia pemberani Indonesia: *

*Jususf Isak, Hasyim Rachman dan Paramudya Ananta Tur. Di bawah ancaman
kembali dimasukkan penjara (sebab ketiga manusia Indonesia itu adalah
'eks-tapol' yang belum lama keluar penjara dan Pulau Buru),
berhadap-hadapan dengan 'senapan bersansgkur' Jendral Suharto, mereka
bertiga tampil tegak MENDOBRAK PASUNGAN KEBEBASAN BEREKSPRESI rezim Orba. *


*Seolah-olah suara melantang Bung Karno di zaman perjuangan kermerdekaan
melawan kolonialisme dan imperialisme, ---- Jususf, Hasyim dan Pram
meneriakkan suara lantang: INI DADAKU, MANA DADAMU!*


*Ketiga tokoh pejuang kebebasan berekspresi tsb bangkit, tidak 'jera'
atas persekusi rezim orba, meringkuk lebih sepuluh tahun di penjara, dan
di Pulau Buru. Mereka BERLAWAN. Tekad juang dan semangat perlawanan
mereka, berjuang demi hak-hak demokrasi, khususnya kebebasan
berekspresi: MEREKA MENDIRIKAN PENERBIT HASTA MITRA, Penerbit buku bermutu.*


*Sepenuhnya 'pas' untuk menytakan bahwa ketiga tokoh kebebasan
berekspresi tsb telah membuat SEJARAH. Mencatat perlawanan mereka dengan
perbuatan kongkrit dan nyata. Tak peduli dengan larangan dan ancaman
penguasa – mereka tampil terbuka mendirikan penerbit Hasta Mitra.
Menerbitkan buku tetralogi pertama Pram "BUMI MANUSIA".*

*Berdirinya HASTA MITRA 30 th yang lalu, adalah suatu 'gebrakan', suatu
'tinju perlawanan' yang ampuh terhadap pengekangan hak kebebasan
berekspresi. Diterbitkannya buku Pram "Bumi Manusia" sebagai produk
pertama Hasta Mitra, adalah suatu 'BREAKING NEWS'.*

*Tidak saja bagi Indonesia yang masih merana di bawah pelarangan
kebebasan berekspresi, tetapi juga merupakan 'breaking news' bagi dunia
internasional. Secepat kilat Pramudya Anantar Tur dan 'Bumi Manusia'
menjadi di kenal oleh masyrakat Indonesia dan khazanah sastra Indonesia
dan dunia. *


** * **


*Tiga puluh tahun sudah berlalu sejak didirikannya Hasta Mitra. Dengan
sedih dan menyesal bahwa ketiga pahlawan pendobrak pemasungan kebebasan
berekspresi: JUSUF ISAK, HASYIM RACHMAN, DAN PRAMUDYA ANANTA TUR telah
tiada. Mereka adalah pahlawan-pahlawan pejuang demi kebebasan
berekspresi melawan pemasungan sewenang-wenang rezim |Orba.*


** * **


*Wikipedia, sebuah ensiklopedia bebas di internet yang berpusat di
Amerika, mencatat berikut ini mengenai Hasta Mitra: *


*Hasta Mitra* adalah nama sebuah penerbit buku di Indonesia yang
didirikan oleh Hasjim Rashman, Jusuf Isak dan Pramudya AnantaTur, tiga
orang tahanan politik Indonesia yang diasingkan di Pulau Buru.

Setelah ketiganya dibebaskan dari Buru pada tahun 1979, mereka membentuk
Hasta Mitra pada April 1980. Jalan ini ditempuh ketiga orang tersebut
agar masih bisa bekerja dalam bidang yang dekat dengan profesi lama
mereka: jurnalistik dan sastra. Hasjim, Joesoef, dan Pramoedya
sebelumnya telah dilarang oleh pemerintah untuk kembali ke profesi lama
tersebut, dan dengan mendirikan Hasta Mitra mereka juga dapat menampung
sekitar 20 bekas tahanan politik lain.

Buku pertama yang diterbitkan Hasta Mitra adalah Bumi Manusia(1980)
jilid pertama dari Trilogi Buru, karya Pramoedya. Buku ini kemudian
dilanjutkan Anak Semua Bangsa(1981). Keduanya laris di pasaran—/Bumi/
berhasil terjual sebanyak 60.000 eksemplar hanya dalam waktu enam bulan
dan /Anak/ dicetak ulang tiga kali dalam waktu enam bulan. Keduanya
kemudian dibredelpemerintah secara resmi pada 29 Mei 1981, karena
"membahayakan stabilitas nasional". Pembredelan ini dilakukan hanya
setelah jaksa agung yang lama diganti dan wakil presiden Adam Malik,
yang sebelumnya telah memuji kedua novel tersebut, berada di luar negeri.

Sejak awal para pendiri tidak terlalu peduli masalah administrasi. Dunia
penerbitan bagi mereka adalah bagian dari perjuangan. Di tahun
pertama-tama pernah juga seorang pejabat BNI menawarkan kredit ringan
karena melihat prospek usaha yang cerah. Toyota Foundationpun berjanji
akan membantu copyright untuk menerbitkan karya Pramoedya di Jepang.
Tapi semuanya mundur teratur setelah larangan pertama dijatuhkan oleh
Jaksa Agung.

* * *

*Itu tadi adalah a.l suara dari kalangan mancanegara, dunia internasional. *


*Aku bertanya-tanya pada diriku sendiri: Bagaimana sikap para penulis
dan khususnya wartawan yang telah mendapat 'award penghargaan' dari PWI
ketika dilangsungkannya HARI PERS NASIONAL y.l. Termasuk pertanyaan
bagaimana sikap wartawan senior Rosihan Anwar terhadap fakta sejarah tsb
diatas.*


** * **


*Lampiran, diambil dari surat undangan ISSI:*

/Sekilas Hasta Mitra/

April tiga puluh tahun silam, tepat ketika rezim Orde Baru tengah
mencapai puncak kejayaannya, tiga orang eks tapol (tahanan politik):
Joesoef Isak, Hasjim Rachman dan Pramoedya Ananta Toer, sepakat
mendirikan perusahaan penerbitan Hasta Mitra (Tangan Sahabat). Menolak
menjadi hantu berkeliaran, mereka maju secara terang-terangan,
mengabaikan teror dan pembatasan terhadap gerak eks tapol untuk
menyebarkan buah pikiran mereka secara meluas. Sebagai langkah awal,
lewat karya-karya Pramoedya Ananta Toer, yang kemudian dikenal dengan
'Tetralogi Buru', Hasta Mitra menyampaikan kisah yang berbeda dari versi
sejarah resmi tentang perjalanan bangsa ini kepada generasi muda yang
sedang resah akan nasib negerinya.

Gebrakan Hasta Mitra ternyata bukan saja menggegerkan dunia sastra
Indonesia dan dunia, tetapi juga mengusik kenyamanan penguasa Orde Baru.
Selang setahun setelah /Bumi Manusia /terbit dan memecahkan rekor
penjualan buku terlaris -- 5.000 eksemplar dalam 12 hari -- pemerintah
melalui Kejaksaan Agung melarang peredaran novel ini karena dianggap
menyebarkan ajaran Komunisme. Pelarangan diikuti dengan pemanggilan dan
interogasi terhadap para pengelola Hasta Mitra, serta penyitaan buku.
Tindakan represif pemerintah tidak membuat trio Joesoef, Hasjim dan
Pramoedya jera. Mereka melanjutkan pekerjaan mereka masing-masing:
Pramoedya menulis, Joesoef menyunting, dan Hasjim mencari modal usaha.
Buku demi buku diterbitkan dan dilarang, namun buku-buku Hasta Mitra
tetap beredar secara gerilya, terutama di kalangan aktivis
pro-demokrasi, intelektual, dan pekerja kebudayaan. Penyitaan dan
kesulitan memperoleh hasil penjualan gerilya membuat Hasta Mitra
menanggung rugi, tapi keberanian dan keuletan Hasjim Rahman dan Joesoef
Isak dalam mengelola sedikit modal dan mengolah lusinan naskah sudah
membuat Hasta Mitra bertahan sebagai 'penerbit buku bermutu' sampai
akhir hayat para pendirinya.

Sepanjang 1980-1998 Hasta Mitra adalah badan penerbitan yang bukunya
paling banyak dilarang Kejaksaan Agung. Pemerintah seakan melihat
bagaimana terbitan Hasta Mitra sudah menjadi inspirasi dan sumber
pengetahuan baru bagi para aktivis gerakan pro demokrasi. Di masa itu
membaca buku-buku Hasta Mitra adalah wajib bagi mereka yang peduli pada
nasib bangsa dan negeri ini. Penangkapan, pengadilan dan
penghukuman para pemuda yang mendiskusikan dan mengedarkan karya-karya
Pramoedya Ananta Toer terbitan Hasta Mitra semakin menegaskan betapa
kerdilnya rezim Orde Baru di hadapan gagasan pembebasan pikiran.

Joesoef Isak, Hasjim Rachman dan Pramoedya Ananta Toer telah tiada.
Tapi, jerih payah mereka tetap hidup, dalam buku-buku yang masih
beredar, sebagai simbol perlawanan terhadap rezim anti-kebebasan
berpikir dan berpendapat.

njalanya
tak terpadamkan
hingga kini
nanti
dan kapanpun
njalanya panas menempa
badja kemerdekaan
badja kehidupan
ketika kita tidak lagi bertanja
pilih njala atau pilih badjanya?
dan kita merebut kedua-duanja"

Agam Wispi, "Surabaja" (1965)

* * *

[Non-text portions of this message have been removed]

------------------------------------

=======================
Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Twitter: http://twitter.com/wanita_muslimah
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:wanita-muslimah-unsubscribe@yahoogroups.com
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

Milis ini tidak menerima attachment.Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/

<*> Your email settings:
Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/join
(Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
wanita-muslimah-digest@yahoogroups.com
wanita-muslimah-fullfeatured@yahoogroups.com

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
wanita-muslimah-unsubscribe@yahoogroups.com

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/

0 comments:

Post a Comment