Advertising

Thursday 13 May 2010

Re: [wanita-muslimah] Seri 374. Status Quo

*muntah darah*

si abah ini bisa ngebedain antara sosialisme vs liberalisme dan posisinya
dalam sejarah pemikiran ekonomi nggak sih ? kalau nggak bisa ngebedain,
saya saran baca baca
http://www.wiziq.com/tutorial/31332-socialism-liberalism

tapi kalo abah pengen maksa seperti biasa abah lakukan, terserah saja, cuman
kredibilitas abah jelas jauh turun (alias jeblok) secara genealogi
pemikirannya defisit berat di mata saya.

salam,
Ari


2010/5/13 H. M. Nur Abdurahman <mnur.abdurrahman@yahoo.co.id>

>
>
>
> ----- Original Message -----
> From: "Ari Condro" <masarcon@gmail.com <masarcon%40gmail.com>>
> To: <wanita-muslimah@yahoogroups.com <wanita-muslimah%40yahoogroups.com>>
> Sent: Thursday, May 13, 2010 11:08
> Subject: Re: [wanita-muslimah] Seri 374. Status Quo
>
> kalo yg sosialis bukannya yg tergabung dalam kubu LP3ES dan yayasan obor ?
> abah rancu yah ?
> aku bingung sama paragraf yang bilang csis sebagai orang sosialis. bukannya
> di jaman mbah harto mereka malah disebut sebagai biangnya neo liberalisme ?
>
>
> ################################################################################
> HMNA:
> LP3ES, yang didirikan tiga dasawarsa yang lalu 19 Agustus 1971 dikenal
> sebagai salah satu NGO yang bergerak dalam bidang pengembangan sosial dan
> ekonomi masyarakat serta advokasi demokrasi dan HAM. Tidak ada relevansinya
> ungkapan sosial dengan sosialis.
> Sedangkan yayasan obor hanya sekadar Penerbit.
> ***
> Setelah Orde baru menumbangkan Orde Lama, tokoh-tokoh Masyumi dan PSI yang
> dipenjarakan oleh rezim Orde Lama dibebaskan oleh Orde Baru, dan atas saran
> Ali Murtopo, tokoh-tokoh dari PSI yang ditampung oleh Suharto menjadi think
> tank pembangunan ekonomi. Sosialis secara ideologis adalah marxisme. Mbahnya
> CSIS adalah Ali Murtopo, tokoh yang secara ideologis adalah seorang
> sosialis, yang mentrapkan strategi pembangunan akselerasi modernisasi yang
> ditimba dari konsep orang-orang sosialis yang secara akademis lepasan
> Berkely yang ikut bergabung dalam lembaga think-thank CSIS, yang mendapat
> julukan Mafia Berkely yang "menjinakkan" Liberalisme-Kapitalisme menjdi
> Neo-Lib. Selanjtnya baca Serial di bawah.
>
> *******************************************************
> BISMILLA-HIRRAHMA-NIRRAHIYM
>
> WAHYU DAN AKAL - IMAN DAN ILMU
> [Kolom Tetap Harian Fajar]
> 341. Partai-Partai Politik yang Berdasar Marxisme yang Pernah Ada di
> Republik Indonesia
>
> Seri 338 tgl. 6 September 1998 yang berjudul: Bingkai Reformasi mendapat
> tanggapan melalui deringan-deringan telepon. Ini sehubungan dengan penggalan
> tulisan seperti berikut:
> "Reformasi bukanlah revolusi. Reformasi tidaklah menebas secara penuh serta
> membuang sama sekali semua nilai, produk zaman yang silam. Reformasi ialah
> meneruskan yang baik, meluruskan yang menyimpang, memperbaiki yang salah,
> menambah yang kurang dan membuang yang lebih dalam bingkai nilai yang telah
> disepakati secara nasional."
>
> Yang ditanggapi ialah meneruskan yang baik dari produk zaman yang silam.
> Mereka bertanya, yang manakah yang baik yang harus diteruskan dari Orde
> Baru. Sedianya Seri ini bernomor-urut 339, untuk menjawab tanggapan deringan
> itu. Namun sengaja ditunda dua nomor dengan pertimbangan tanggal 27
> September 1998 hari ini lebih dekat ke hari pemberontakan Gerakan 30
> September 1965 oleh Partai Komunis Indonesia, 33 tahun yang lalu. Ada
> baiknya generasi muda sekarang ini diberikan informasi tentang partai-partai
> politik yang seasas dengan PKI, yang mungkin kurang diketahui oleh generasi
> muda kita itu tentang partai-partai politik yang berdasar Marxisme yang
> pernah hidup dalam negara Republik Indonesia.
>
> Kembali kepada deringan telepon tadi, saya jawab dengan ayat yang telah
> saya kutip dalam Seri 338: WLA YRJMNAKM SYNAN QWMN 'ALY ALA T'ADLWA A'ADLWA
> HW AQRB LLTQWY (S. Al MAaDT, 8), dibaca: wala- yarjimannakum syana.a-nu
> qawmin 'ala- allaa- ta'dilu- i-dilu- huwa aqrabu littaqwa- (s. alma-idah),
> artinya: Janganlah karena kebencianmu atas suatu golongan sehingga kamu
> tidak berlaku adil, berlaku adillah karena keadilan itu lebih dekat kepada
> ketaqwaan (5:8).
>
> Janganlah karena ketidak senangan kepada Orde Baru membuat orang tidak
> berlaku adil. Jangan sampai kebaikan seseorang ditutupi oleh rasa benci.
> Kalau kita mau adil, haruslah dengan jujur mengakui bahwa ada jasa Pak Harto
> bersama-sama dengan masyarakat yang anti komunis menyelamatkan Republik
> Indonesia dari cengkeraman komunisme. Inilah yang dimaksud dengan meneruskan
> yang baik dari produk zaman yang silam. Gajah mati meninggalkan gading,
> harimau mati meninggalkan belang. Anti komunis, itulah gading Soeharto, KKN
> itulah belang Soeharto. Itu baru namanya adil, menimbang sama rata, menimbun
> sama tinggi, menggali sama dalam, menempatkan sesuatu pada tempatnya,
> mengeluarkan sesuatu dari yang bukan tempatnya.
>
> Ketetapan MPR mengenai Marxisme dilarang di Indonesia harus tetap
> dipertahankan oleh bangsa Indonesia, oleh karena Das Kapitalnya Karl Marx
> walaupun memang mengenai ekonomi, akan tetapi berlandaskan atas filsafat
> historische materialisme, teori pertentangan kelas yang dialektis,
> radikalisme, dan sikap atheis yang memandang agama itu candu bagi rakyat.
> (Insya-Allah akan dikuliti nanti Marxisme dalam kolom ini). Maka perlu
> sekali Orde Reformasi menolak sekeras-kerasnya unjuk-rasa yang
> menyamaratakan untuk membebaskan semua napol, yang tidak memilah mana napol
> yang komunis, mana napol uang bukan komunis.
>
> Berikut ini partai-partai politik yang berdasarkan Marxisme:
>
> Partai Komunis Indonesia periode I, dipimpin oleh Muso, dihancurkan oleh
> Divisi Siliwangi setelah pemberontakan Madiun 1948. Pusatnya di Moscow ibu
> kota Uni Sovyet. Disebut Marxisme Leninisme, karena diterapkan oleh Lenin.
> Menerima Marxisme sebagai dogma.
>
> Partai Komunis Indonesia periode II, dipimpin oleh Aidid, dihancurkan
> setelah pemberontakan Gerakan 30 September 1965. Pusatnya di Peking
> (sekarang dieja Beijing), ibu kota Republik Rakyat Cina. Disebut Marxisme
> Maoisme, karena diterapkan oleh Mao Tse Tung (sekarang dieja Mao Tse Dong).
> Menerima Marxisme sebagai dogma.
>
> Partai Murba didirikan oleh Tan Malaka. Pernah memberontak dipimpin oleh
> Chairul Saleh, yang dikenal sebagai gerombolan pengacau Merapi-Merbabu
> komplex. Disebut Marxisme Trotzkisme, karena diterapkan oleh Trotzky. Juga
> menerima Marxisme sebagai dogma. Berbeda dengan Marxisme Leninisme dan
> Marxisme Maoisme yang menempuh gerakan terpusat secara internasional, maka
> Marxisme Trotzkisme bersifat gerakan nasional, artinya tidak perlu terpusat
> secara internasional.
>
> Partai Sosialis Indonesia (PSI). Menerima Marxisme sebagai ajaran (leer)
> bukan sebagai dogma. Mereka lebih suka dengan istilah wetenschappelijke
> socialisme, sosialisme ilmiyah. Walaupun sama-sama Marxisme, PSI ini berbeda
> dengan PKI, bahkan mereka bermusuhan dalam kancah politik. PSI menghendaki
> tujuan partai harus dicapai secara parlementer melalui Pemilu, sedangkan PKI
> dengan jalan revolusi apabila secara parlementer tidak tercapai. Dalam
> lapangan politik PSI yang walaupun dasar dan tujuannya berbeda dengan
> Masyumi, namun karena cara kedua partai itu untuk mencapai tujuan sama,
> yaitu secara parlementer melalui Pemilu, maka PSI berjinak-jinakan dengan
> Masyumi, bahkan pernah bersama-sama duduk dalam kabinet pemerintahan. Karena
> kurang mendapat suara dalam Pemilu tahun 1955 mereka Para pemimpin PSI
> mengejek dirinya sendiri dengan: Wij zijn officieren zonder soldaten (kami
> ini perwira tanpa prajurit), tetapi mereka juga mengejek NU yang mendapat
> banyak suara di Jatim dengan: Zij zijn soldaten zonder officieren (mereka
> itu para prajurit tanpa perwira). Para pemimpin PSI bangga karena mereka
> umumnya kaum terpelajar jebolan barat. Itulah sebabnya gerangan setelah
> Soeharto mendirikan Orde Baru, maka secara individual dari tokoh-tokoh PSI
> inilah, yang umumnya bermadzhab Berkeley, yang diterima oleh Soeharto konsep
> strategi pembangunannya, yang berat ke atas, menumpuk pada konglomerasi
> perusahaan dan industri padat modal, sehingga membuahkan buah pahit, yaitu
> KKN, perekonomian keropos ke bawah, yang akhirnya bermuara pada serba krisis
> yang kita alami sekarang ini.
>
> Sebagai tambahan informasi, setelah Bung Karno banting stir ke kiri, Partai
> Nasional Indonesia pecah dua menjadi PNI-Asu dan PNI-Osa Usep, maka
> Marhaenisme ajaran Bung Karno diplesetkan menjadi kependekan dari 3 nama
> orang pencetus dasar filsafat yang menjadi landasan komunisme yaitu
> Marx-Haegel-Engels. Ini untuk mengejek PNI-Asu yang bermesraan dengan PKI.
> Asu adalah kependekan dari nama 2 orang yaitu Ali Sastro Amidjojo dan
> Surachman. PNI yang dipimpin oleh Osa Maliki dan Usep yang anti komunis
> menyelamatkan PNI dari pengaruh komunisme. Tragedi pecah dua itu berulang
> kembali pada partai anak dari PNI ini, yaitu PDI. WaLla-hu a'lamu
> bishshawab.
>
> *** Makassar, 27 September 1998.
> [H.Muh.Nur Abdurrahman]
>
> http://waii-hmna.blogspot.com/1998/09/341-partai-partai-politik-yang-berdasar.html
>
>
> ******************************
> BISMILLA-HIRRAHMA-NIRRAHIYM
>
> WAHYU DAN AKAL - IMAN DAN ILMU
> [Kolom Tetap Harian Fajar]
> 327. Para Pakar Penganut Mazhab Berkeley yang Bertanggung Jawab Secara
> Moral dan Intelektual
>
> Keputusan pemerintah yang populis mendapat kritikan dari pakar madzhab
> Berkeley, seperti yang dapat kita ikuti dalam diskusi-diskusi dan wawancara
> tayangan Indosiar.
>
> Dalam kolom ini hari Ahad lalu yang berjudul: Perahu Bocor, telah
> dikemukakan antara lain seperti berikut. Negara Republik Indonesia dengan
> seluruh penduduknya adalah perahu yang memuat penumpang. Sayangnya perahu
> kita ini telah bocor, oleh karena tidak ada yang mencegah tatkala perahu
> kita ini digerek oleh mata gurdi (boor) yang berwujud akselerasi
> modernisasi, untuk mendapatkan air dengan cepat. Konseptor strategi
> pembangunan akselerasi modernisasi ini adalah CSIS, yang diotaki oleh para
> pakar madzhab Berkeley. Strategi akselerasi modernisasi ini ialah
> mempercepat (acceleration) petumbuhan ekonomi yang diukur dalam gross
> national product (GNP). Maka muncullah para taipan, konglomerat yang dekat
> istana (baca: nepotisme), yang disusul oleh anak cucu Presiden Suharto. Para
> taipan yang konglomerat ini bersama-sama dengan anak cucu Presiden Suharto
> memberikan imbas pada birokrat yang menumbuh suburkan kolusi dan korupsi.
>
> Demikianlah madzhab Berkeley ini yang tidak menghiraukan kebijakan yang
> populis dalam strategi pembangunan, yang bersinergi dengan gerakan "sikap
> kebulatan tekad" di bidang politik menjelang pemilihan presiden, itulah
> sesungguhnya yang bertanggung-jawab secara moral dan intelektual tumbuhnya
> KKN dalam era Suharto.
>
> Dalam kolom ini pula tanggal 1 Maret 1998 dengan judul Sekapur Sirih Untuk
> Sidang Umum MPR, telah dikemukakan ulasan mengenai Firman Allah SWT:
>
> -- KY LA YKWN DWLt BYN ALAGhNYAa MNKM (S.ALhSyR, 59:7), dibaca: kai la-
> yaku-na du-latan bainal aghniya-i mingkum, artinya:
> -- Supaya kedaulatan (ekonomi) itu jangan (beredar) di antara orang-orang
> kaya di antara kamu.
>
> Apa-apa yang dilarang Allah SWT niscaya membawa mala-petaka apabila
> dikerjakan, tidak terkecuali kekayaan yang hanya beredar di antara
> orang-orang kaya saja. Selama ini kita bangsa Indonesia sadar atau tidak
> sadar telah melanggar ayat (59:7) tersebut.
>
> Konglomerat sebelum terjadinya polykrisis telah menguasai peredaran dana
> sekitar 70%, padahal jumlah mereka hanya sedikit sekali, sekitar 200 orang.
> Perekonomian kita selama ini ditopang oleh para konglomerat, yang nota bene
> juga mempunyai bank, yang menarik dana dari rakyat banyak melalui sistem
> tabungan berbunga. Yang juga meminjam dana dari negeri-negeri atas angin,
> yang sudah tiba masanya harus dikembalikan bersama bunganya. Yang harus
> mendapatkan dollar untuk membayarnya. Yang menyebabkan dollar menjadi barang
> dagangan, yang berujung pada krisis moneter. Bersinergi pula dengan kredit
> macet, akibat ulah petinggi bank yang berkolusi dengan pengusaha, yang
> menyebabkan bank-bank sakit parah, yang 16 buah di antaranya telah
> dilikwidasi.
>
> Sudah terlalu lama kita melanggar ayat (59:7). Oleh karena kekayaan itu
> selama ini hanya sekitar 30% yang beredar dalam kalangan pengusaha menengah
> dan pengusaha kecil yang jumlahnya ribu-ribuan, maka landasan perekonomian
> menjadi rapuh. Lalu dengan ambruknya kebanyakan dari para konglomerat itu,
> karena menanggung utang dari negeri-negeri atas angin yang tak sanggup
> mereka bayar, maka ambruk pulalah perekonomian kita (baca: krisis ekonomi).
>
> Para penganut madzhab Berkeley dengan strategi pembangunan akselerasi
> modernisasi yang tidak populis menyangka bahwa mereka itu berbuat baik.
> Namun seperti kita lihat dalam kenyataan sejarah di Indonesia yang telah
> dikemukakan di atas sesungguhnya menjuruskan negara yang kita cintai kepada
> ambruknya perekonomian yang diakibatkan ambruknya para pelaku ekonomi
> tingkat atas, para taipan tersebut. Mereka yang menyangka dirinya berbuat
> baik, namun sesungguhnya merusak, inilah yang diisyaratkan oleh Firman Allah
> SWT:
>
> Wa Idzaa Qiyla laHum Laa Tufsiduw fiy lArdhi Qaaluw Innamaa Nahnu
> Mushlihuwn (S. Al Baqarah, 2:11), apabila dikatakan kepada mereka janganlah
> kamu merusak di atas bumi, mereka berkata, sesungguhnya kami hanya berbuat
> baik.
>
> ALaa InnaHum Humu lMufsiduwna wa La-kin laa Yasy'uruwn (S. Al Baqarah,
> 2:12), ketahuilah, sesungguhnya mereka itu merusak tetapi mereka tidak
> sadar.
>
> Perahu Republik Indonesiia sedang bocor, seperti yang dikemukakan dalam
> kolom ini hari Ahad yang lalu. Di atas geladak tidak perlu dahulu berpesta
> retorika dan banyolan politik, ataupun teori-teori ekonomi yang tidak
> populis untuk melayarkan perahu Republik Indonesia. Yang penting bagaimana
> menutup lubang supaya kapal tidak tenggelam, yaitu seperti yang dikemukakan
> dalam kolom yang lalu: Pertama, membantu pemerintah dalam hal penyaluran
> sembako, sehingga terjadi distribusi yang merata, sehingga harga menjadi
> stabil dalam bingkai daya beli rakyat. Kedua, membersihkan birokrasi dari
> KKN sampai ke daerah-daerah.
>
> Semoga Allah SWT mengampuni dosa-dosa kita semuanya karena kita telah
> menzalimi diri kita telah melanggar perintah-perintahNya, sehingga perahu
> Republik Indonesia tidak tenggelam, sehingga dapat berlayar dengan
> konsep-konsep teori politik ekonomi yang populis, bukan seperti konsep
> akselerasi modernisasi yang tidak populis ala madzhab Berkeley.(*) WaLla-hu
> a'lamu bishshawab.
>
> *** Makassar, 21 Juni 1998
> [H.Muh.Nur Abdurrahman]
>
> http://waii-hmna.blogspot.com/1998/06/327-para-pakar-penganut-mazhab-berkeley.html
>
> -------------------------------------
> (*)
> Update!
> Sri Mulyani sebagai bagian dari Mafia Berkeley. Berikut beberapa berita ttg
> opini tentang Dr Sri Mulyani:
>
> http://www.inilah.com/berita/politik/2009/02/04/81072/sri-mulyani-arogansi-kebablasan/
> "Dengan neoliberalisme, Sri Mulyani sebagai bagian dari Mafia Berkeley dan
> IMF, membawa ekonomi nasional ke arah kegagalan. Namun presiden masih
> membela Sri. Itu yang kita sayangkan," kata Yustiani MA, alumnus ITB dan
> McGill University.
> ===
>
> http://www.inilah.com/berita/ekonomi/2008/11/06/60088/siapa-di-belakang-sri-mulyani/
> "Tampak sekali Sri Mulyani tidak peduli dengan nasionalisme ekonomi. Dengan
> menghamba kepada IMF dan modal global, tak mengherankan jika Menkeu disebut
> sebagai agen neoliberalisme yang menghancurkan nasionalisme ekonomi di
> Indonesia," tegas Rizal Ramli, doktor lulusan Boston University, AS yang
> dikenal kritis.
> ===
> http://kau.or.id/content/view/90/2/
> Menko Perekonomian Boediono dan Menkeu Sri Mulyani serta lembaga
> think-thank CSIS dan Mendag Marie Elka Pangestu yang juga dikenal sebagai
> pendukung neoliberalisme tampaknya harus dikritisi, diawasi dan dikoreksi
> dengan kendali demokratis dari civil society, agar bangsa ini tidak
> terjerembab ke dalam lingkaran setan kemiskinan, ketidakadilan
>
> ===
> Berikut berbagai cuplikan artikel tentang sepak-terjang Mafia Berkeley
> Menghancurkan perekonomian di Indonesia. Yang dimuat hanya cuplikannya saja,
> tapi orang bisa mengklik link-nya untuk mendapat tulisan lengkapnya.
>
> ***
> "The Berkeley Mafia and the Indonesian Massacre"
> Author: David Ransom
>
> Summary by: Kyle Howe
> The article shows how the Ford Foundation, the State Department, CIA, and
> other U.S. institutions worked with American university diplomats to pursue
> U.S. interests in Indonesia (primarily economic; oil, minerals, etc.). They
> funded the education of these diplomats and set up education institutions in
> Indonesia to further spread American economics.
> ...
> In 1954, the U.S. responded when the Ford Foundation launched field
> projects out of MIT and Cornell. They set up camp and taught post
> independence politics and history to Indonesians that sided with Sumitro and
> who had political influence. Amongst them was Sumitro and the Sultan of
> Jogjakarta's right hand man, Selosoemardjan. By 1962, MIT and Cornell had
> created a stable foundation of contacts and expertise so they passed the
> spotlight to Berkeley. Berkeley, aided by the CIA, trained and educated even
> more Indonesian students in American economics and business.
>
> Detik.com
>
> "Yang panik justru mafia Berkeley. Kalau mereka bersikeras memperpanjang
> kontrak IMF kita ingin tahu motifnya apa," kata Revrisond yang juga salah
> satu anggota Tim Indonesia Bangkit di Gedung Bappenas, Jl. Taman Suropati,
> Jakarta, Senin, (13/5/2003).
>
> Menurut Revrisond, ada indikasi kuat kelompok-kelompok tersebut ingin
> mempertahankan kekuasaannya untuk menyembunyikan kejahatan-kejahatan ekonomi
> di masa lalu.
>
> "Kalau mereka dan IMF sudah tidak berkuasa maka akan terungkap kejahatan
> masa lalunya," kata dia.
>
> Dia lalu mencontohkan, salah satu kejahatan yang disembunyikan adalah
> adanya write off kredit ke Bank Indover sebesar 278 juta dolar AS tanpa
> konsultasi dengan DPR.
>
> Sementara itu, Menneg PPN/Kepala Bappenas Kwik Kian Gie mengatakan,
> Bappenas saat ini telah menilai kinerja dari IMF, dan ternyata setidaknya
> ada dua kesalahan besar yang dilakukan IMF, yaitu menyangkut kebijakan
> ekonomi makro, dimana pada saat krisis pemerintah diminta menerapkan tight
> money policy (TMP/kebijakan uang ketat).
>
> Dan yang lainnya, menyangkut pengucuran obligasi rekap yang ujung-ujungnya
> pemerintah akan terbebani obligasi ini tidak kurang dari Rp 1.500 triliun.
>
> http://www.detik.com/bisnis/index.php?url=http://www.detik.com/bisnis/ekonomi/20
> \03/05/13/20030513-120804.shtml
>
> ***
>
> BERKELEY MAFIA DAN EKONOMI INDONESIA
>
> Oleh Muh. Indrajit
>
> Bahwa mereka tidak bersih baru ketahuan ketika skandal PT Bahana meledak
> yang nanti akan diuraikan lebih lebih lanjut.
>
> Sementara kita kembali pada cetak biru pembangunan ekonomi mereka Kelompok
> ekonom berkuasa dan
> berpengaruh sepanjang pemerintah Soeharto yang 32 tahun lamanya itu dikenal
> dengan nama Berkeley Mafia. Mereka sangat bangga dengan sebutan Mafia. Ini
> yang agak aneh. Tetapi semangatnya memang semangat Mafia. Barang siapa tidak
> mau menurut kode etik mereka dikucilkan dari apa saja, bahkan dari dunia
> pemikiran ekonomi. Dan yang lebih dahsyat lagi dikucilkan dari kekuasaan
> ekonomi.
> Maka ekonom-ekonom seperti Rizal Ramli, Sritua Arif, Sarbini Somawinata dan
> masih banyak sekali yang jauh lebih pandai dari para ekonom Berkeley Mafia
> tidak pernah diberi kesempatan menduduki jabatan penting dalam jajaran
> pemerintahan, walaupun yang eselon 2 saja.
>
> Walaupun namanya Berkeley Mafia, para anggotanya tidak perlu dari UI yang
> melanjutkan pendidikannya di Universitas Berkeley. Sebaliknya banyak ekonom
> dari UI bukan anggota Berkeley Mafia. Yang tidak pernah menginjak UI tetapi
> jelas anggota Berkeley Mafia adalah Frans Seda, Radius Prawiro dan Arifin
> Siregar. Yang generasi sekarang adalah Boediono dan Anggito Abimanyu yang
> dari Gajah Mada dan untuk jangka waktu sangat lama dihina dan dipinggirkan
> oleh para anggota Berkeley Mafia.
> ...
> Sekarang gambarannya sudah komplit. Sri Mulyani duduk di kantor pusat IMF
> di Washington DC yang mengajari Indonesia harus diapakan. Boediono yang
> melaksanakan di dalam kabinet Megawati.
> http://www.polarhome.com/pipermail/nasional-f/2003-January/000125.html
>
> ***
>
> Kerusuhan IMF
> oleh Admin Indocenter.net 23.01.2003,
>
> Dilihat dari sudut itu, kemarahan para mahasiswa yang tertuju pada duet
> Megawati-Hamzah memang tidak salah. Tetapi, melewatkan begitu saja tanggung
> jawab IMF dan tim ekuin yang dikendalikan para ekonom "mafia Berkeley"
> sebagai sumber segala sumber masalah jelas mengandung bahaya. Artinya,
> kemarahan yang saat ini diungkapkan berbagai elemen masyarakat, termasuk
> yang diungkapkan para mahasiswa, secara keseluruhan sebenarnya masih
> bersifat reaksioner.
>
> Kekuasaan duet Megawati-Hamzah Haz mungkin bisa berakhir di tengah jalan,
> tetapi IMF dan mafia Berkeley dengan agenda ekonomi neoliberalnya akan terus
> bertahan. Sebaliknya, sebagaimana terjadi menyusul peledakan bom di Bali,
> yang berujung penambahan utang luar negeri baru dan mencuatnya gagasan untuk
> menunda rencana pengakhiran pembuatan utang luar negeri dari 2004 menjadi
> 2005, perlawanan yang saat ini diungkapkan masyarakat dapat berujung
> pembatalan rencana pengakhiran kontrak dengan IMF pada akhir tahun ini.
> http://www.indocenter.net/id/article/art.php?artid=14
>
> Pemerintah dengan kelompok ekonom Mafia Berkeley sebagai motor menjadikan
> kontrak dengan IMF sebagai satu-satunya acuan yang harus dipegang. Kontrak
> ini mengabaikan mandat konsitusi negara, UUD 1945. Yang kita saksikan kini
> adalah upaya mengganti kontrak antara negara dan rakyat dengan kontrak rezim
> Pemerintah dan IMF.
>
> Jika privatisasi dan dampaknya berlangsung sebagaimana digambarkan diatas,
> tentu akan menimbulkan gejolak sosial serta biaya ekonomi dan sosial yang
> sangat besar. Untuk itu, DPR harus memberikan perhatian penuh pada persoalan
> ini dan tegas mempertimbangkan amanat konstitusi. Selain harus bangkit,
> Indonesia juga diharapkan berdaulat.
>
> ************************************************************
>
> BISMILLA-HIRRAHMA-NIRRAHIYM
>
> WAHYU DAN AKAL - IMAN DAN ILMU
> [Kolom Tetap Harian Fajar]
> 476 Lindungilah Tunas Bangsa dari Marxisme
>
> "Pembakaran buku Franz hanya satu simbol. Seluruh buku komunis harus
> dimusnahkan, sebab meracuni generasi muda," ujar HM Suaib D, Ketua Umum
> Gerakan Pemuda Islam (GPI) kepada pers. GPI adalah salah satu di antara 33
> ormas pendukung Aliansi Anti Komunis (AAK). Yang dimaksud dengan buku Franz
> adalah buku berjudul Pemikiran Karl Marx oleh Franz Magnis Suseno. Ratna
> Srumpaet yang mewakili Aliansi untuk Kemerdekaan Berpikir dan Bersuara
> (AKBB) menyahut: "Iqra, bacalah, bukan bakarlah!" Hai, Ratna, jangan
> memotong ayat. Lengkapnya Firman Allah (demi keotentikan transliterasi huruf
> demi huruf): AQRA^ BASM RBK ALDZY KHLQ (S. AL 'ALQ, 1), dibaca: Iqra' bismi
> rabbikal ladzi- khalaq (s. al 'alaq), artinya: Bacalah atas nama Maha
> Pemeliharamu Yang mencipta (96:1). Apakah masuk dalam logika sehat, para
> remaja dan mahasiswa Muslim disuruh atas nama Allah Yang Maha Pemelihara
> Maha Pencipta untuk membaca buku-buku beraliran kiri yang berlandaskan
> paradigma atheisme historische materialisme, hai Sarumpaet? Sekali lagi kami
> ingatkan, jangan mengelabui para remaja dan mahasiswa Muslim dengan menjual
> ayat secara memotong ayat, hai Sarumpaet!
>
> AAK berjanji akan menyisir dan membakar buku-buku kiri pada Hari
> Kebangkitan Nasional, 20 Mei 2001. Penyisiran dan pembakaran itu tidak jadi
> dilaksanakan, bukan karena Pemerintah melarang sweeping buku kiri. "Gertakan
> yang serius" dari AAK berhasil menciutkan nyali pemilik toko buku yang
> berorientasi pada pertimbangan ekonomis. Para pemilik toko buku tidak berani
> mengambil risiko, sehingga mengembalikan buku-buku kiri kepada penerbitnya
> sebelum 20 Mei.
>
> ***
> Bertebarnya buku-buku marxisme pada hakekatnya tidak terpisahkan dari
> gerilya politik yang dilancarkan oleh komunis gaya-baru. Buku-buku aliran
> kiri itu sangat bermanfaat bagi gerakan komunis gaya baru tersebut dalam
> upaya menjaring para remaja dan mahasiswa Muslim untuk dibina melalui
> diskusi sehingga para remaja dan mahasiswa Muslim itu tanpa sadar menjadi
> pion-pion orang-orang komunis, karena mereka telah diberi suntikan "narkoba"
> marxisme sehingga terbius. Beberapa mahasiswa saya di Fakultas Teknik UMI
> menjadi simpatisan Partai Rakyat Demokratik (PRD) dari bacaan-bacaan yang
> dibacanya dan dari diskusi-diskusi yang diikutinya. Mereka menyangka seorang
> marxist dapat saja menjadi Muslim yang baik. Bahkan Drs H. Abdurrahman,
> seorang dosen senior IAIN, mengakatakan dalam sebuah forum mubahatsah, bahwa
> tidak kurang dari mahasiswa-mahasiswanya adalah simpatisan PRD yang
> menyangka bahwa marxisme itu sangat Islami. Di Jakarta onderbouw dari PRD
> yaitu Forum Kota (Forkot) dan Front Aksi Mahasiswa dan Rakyat Untuk
> Demokrasi (Famred), berbasis massa di IAIN.
>
> Cerita lama berulang kembali. Riwayatmu dulu (meminjam ungkapan Gesang
> dalam Bengawan Solo), Alimin, yang orang tuanya Muslim yang baik, sejak umur
> 16 tahun "dicuri" dari orang tuanya dikirim ke Rusia ditempa menjadi kader
> komunis. Pulang ke Indonesia menjadi benggolan komunis yang menyusup ke
> dalam Syarikat Islamnya Allahu yarham HOS Tjokroaminoto. Riwayatmu ini (juga
> meminjam dari Gesang), Budiman Sudjatmiko, yang orang tuanya Muslim taat di
> Bogor menjadi Ketua PRD dan Faisal Reza, yang kemanakan Tosari Wijaya,
> menjadi Sekjen PRD, merupakan reklame yang baik sekali untuk memikat para
> remaja dan mahasiswa Muslim dengan slogan palsu: "Seorang marxist dapat saja
> menjadi Muslim yang baik, dan marxisme itu sangat Islami."
>
> Agar para remaja, mahasiswa dan buruh Muslim dapat menjaga diri tidak kena
> suntik narkoba marxisme oleh gerilya politik komunis gaya-baru, maka di
> samping PRD, Famred dan Forkot yang telah disebutkan di atas, perlu
> mengetahui pula ormas-ormas yang sejenisnya: Liga Mahasiswa Untuk Demokrasi
> (LMUD), Komite Buruh Aksi untuk Reformasi (Kobar), Front Nasional Perjuangan
> Buruh Indonesia (FNPBI), dan Serikat Buruh Sejahtera Indonesia (SBSI).
> Agitasi yang dilancarkan mereka berselubung ataupun bertopengkan
> memperjuangkan demokrasi, HAM dan membela kaum buruh.
>
> ***
>
> UUD 1945 mengamanatkan kepada Pemerintah untuk mencerdaskan kehidupan
> bangsa. Maka berkatalah Tri Agus, koordinator AKBB: "Bagaimana bangsa ini
> mau cerdas kalau bukunya dibakar". Bangsa ini akan tetap dapat dibuat cerdas
> tanpa peredaran buku-buku kiri, hai Agus. Bahkan tunas bangsa harus
> dilindungi dari racun atheisme yang ditebarkan oleh buku-buku kiri. UUD
> mengamanatkan kepada Pemerintah untuk melindungi segenap bangsa Indonesia.
> Terhadap racun atheisme Tap MPRS No.XXV/MPRS/1966, yang dikukuhkan oleh Tap
> MPR No.V/MPR/1973, mengamanatkan kepada Pemerintah untuk melarang penyebaran
> ajaran komunisme, leninisme dan marxisme. Lagi pula UU No.27 thn 1999
> menegaskan pelanggaran terhadap larangan itu adalah tindak pidana. WaLlahu
> A'lamu bi Al Shawa-b.
>
> *** Makassar, 27 Mei 2001
> [H.Muh.Nur Abdurrahman]
>
> http://waii-hmna.blogspot.com/2001/05/476-lindungilah-tunas-bangsa-dari.html
>
>
>
> ##################################################################################
>
> [Non-text portions of this message have been removed]
>
>
>


[Non-text portions of this message have been removed]

------------------------------------

=======================
Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Twitter: http://twitter.com/wanita_muslimah
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:wanita-muslimah-unsubscribe@yahoogroups.com
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

Milis ini tidak menerima attachment.Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/

<*> Your email settings:
Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/join
(Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
wanita-muslimah-digest@yahoogroups.com
wanita-muslimah-fullfeatured@yahoogroups.com

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
wanita-muslimah-unsubscribe@yahoogroups.com

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/

0 comments:

Post a Comment