Advertising

Thursday 13 May 2010

Re: [wanita-muslimah] Seri 374. Status Quo

 

----- Original Message -----
From: "Ari Condro" <masarcon@gmail.com>
To: <wanita-muslimah@yahoogroups.com>
Sent: Thursday, May 13, 2010 17:07
Subject: Re: [wanita-muslimah] Seri 374. Status Quo

*muntah darah*

si abah ini bisa ngebedain antara sosialisme vs liberalisme dan posisinya
dalam sejarah pemikiran ekonomi nggak sih ?
#########################################################################
HMNA:
Saya kagak bisa ngebedain antara sosialisme vs liberalisme? Akh, yang benner saja !
Coba baca ini:

Dialektika dan dinamika sistem ekonomi dunia
Oleh Osman Batur (dari berbagai sumber)

Dialektika dan dinamika sistem ekonomi dunia, pada tingkat ketegangannya yang paling tinggi, adalah terjadi antara aliran liberalis-kapitalis versus sosialis-komunis. Mainstream dua sistem perekonomian tersebut, pada umumnya merujuk pada dua tokoh besar yakni Adam Smith sebagai representasi dari aliran pertama, dan Karl Marx sebagai representasi dari yang kedua.

Kedua sistem ekonomi tersebut telah menancapkan sebuah fakta dalam proses sejarah manusia dan sekarang mengental menjadi "rezim" peradaban. Seluruh wacana, diskursus dan perspektif ilmu pengetahuan, terutama dalam bidang ekonomi politik, selalu melibatkan atau bahkan merujuk pada dua aliran di atas. Sehingga dunia ini seakan-akan hanya disodori oleh dua tawaran: liberalis atau sosialis, komunis atau kapitalis, kanan atau kiri dan seterusnya. (Padahal ada alternatif lain, yaitu ummat pertengahan litakuwnu syuhada-a 'alannaas, yaitu sistem ekonomi Syari'ah -HMNA).

Latar kultural dan historis lahirnya ekonomi sosialis Marx.(*)

Eropa baru saja menyelesaikan pertentangannya antara kekuatan kapitalisme yang baru lahir dengan rezim feodalisme. Sebelumnya, sejarah masyarakat Eropa lebih didominasi oleh kaum bangsawan dan feodal. Kelas masyarakat inilah yang telah lama mencengkramkan kuku penjajahannya pada masyarakat bawah. Namun, sejarah ternyata berubah. Setelah sekian lama berada dalam cengkraman kaum feodal, maka lahirlah kekuatan baru yakni kaum kapitalis yang berusaha meruntuhkan otoritarianisme kaum feodal. Hal ini ditandai dengan lahirnya Renaissance di Eropa. Lahirnya era ini menandai lepasnya masyarakat dari era kegelapan yang lebih didominasi oleh kaum bangsawan -feodal.

Era pencerahan membawa Eropa ke dalam sebuah peralihan dari kaum feodal ke kaum kapital. Hal ini dipicu dengan ditemukannya mesin cetak oleh Johan Guttenberg pada abad ke 15 M. Hadirnya mesin cetak ini mampu mengubah kondisi sosial-budaya masyarakat Eropa pada waktu itu. Hal ini terutama dalam hal produksi. Oleh mesin cetak ini, produksi buku akhirnya bisa dilakukan secara massal. Sebelumnya, proses produksi buku atau tulisan lebih bersifat manual. Dengan ditemukannya mesin cetak ini merupakan fenomena revolusioner yang mampu mendobrak kebuntuan produksi selama berabad-abad. Mesin cetak ini merupakan faktor utama terjadinya akselerasi dan peningkatan produksi buku dan bacaan. Fenomena ini berimplikasi pada lahirnya era keterbukaan komunikasi. Maraknya diskusi dan pertukaran ide ini ternyata membawa akibat fatal terhadap rezim bangsawan. Derasnya wacana dan pertukaran ide membuat budaya kritis masyarakat semakin terasah sehingga mampu membongkar segala macam kebusukan dan kebobrokan rezim bangsawan atau kaum feodal sekaligus meruntuhkan mitos surgawi yang diwartakan para raja.

Revolusi teknologi itulah yang akhirnya menjadi titik tolak terjadinya perubahan-perubahan besar di masyarakat. Fakta yang paling jelas sebagai konsekuensi munculnya revolusi teknolgi ini melahirkan apa yang dinamakan dengan Engels Revolusi industri. Hal ini, dalam bidang ekonomi berarti, telah terjadi perubahan mendasar dari sistem pertanian ke sistem perindustrian. Ketika revolusi industri lahir, maka fenomena ini diikuti dengan lahirnya revolusi sosial. Salah satunya adalah terjadinya revolusi Perancis.

Ketika sistem feodal tergantikan oleh sistem kapital, bukan berarti sebuah masalah selesai. Namun di sinilah justru muncul problematika baru. Budaya penindasan yang awalnya didominasi oleh kaum feodal kini tergantikan oleh kaum kapital. Dari sinilah akhirnya kaum buruh Eropa sadar, bahwa dengan berkaca pada Revolusi Perancis, gerakan revolusi mereka ternyata hanya ditunggangi oleh kaum borjuis untuk memperjuangkan kepentingan mereka sendiri. Setelah kekuasaan berada di tangannya, kaum borjuis ini segera menunjukkan taring dan kuku-kuku tajamnya. Mereka ganti melakukan borjuasi baru seperti yang dilakukan oleh seniornya, kaum feodal. Sistem penindasan dan borjuasi itu terlihat dengan pemerasan tenaga para buruh di pabrik-pabrik mereka.

Kondisi pekerja amat memprihatinkan, sementara upah buruh sangat rendah. Pemandangan yang tak manusiawi ini merupakan kondisi sehari-hari di tengah masyarakat Eropa waktu itu. Teknologi baru yang ditemukan itu, bukannya meningkatkan kesejahteraan kaum buruh, tetapi justru memerangkap kehidupan kaum buruh ke dalam peniondasan yang lebih kejam.sebab, pada akhirnya, penemuan teknologi ini akhirnya dijadikan oleh kaum borjuis untuk menekan para buruh. Hadirnya teknologi ini menajdikan para kapitalis bebas melakukan tawar menawar kepada buruh. Dengan bantuan teknologi itu, mereka mampu menggerakkan pabriknya tanpa memerlukan tenaga manusia yang banyak.

Rupanya hal itulah yang dijadikan senjata para borju untuk meneror buruh. Para borju itu seolah berkata kalau pabrik yang dioperasikan tidak begitu membutuhkan tenaga buruh yang banyak karena sudah mempunyai alat-alat teknologi untuk produksi, maka para buruhlah yang harus membutuhkan pabrik karena mereka butuh pekerjaan. Kondisi buruh yang terhimpit dan terintimidasi ini membuat para juragan semakin seenaknya sendiri terhadap buruh. Mereka menggaji murah para buruh, melakukan PHK sesuakanya dengan alasan tidak dibutuhkan tenaga dan sebagainya. PHK ini menjatuhkan daya tawar kaum buruh di hadapan para majikan dengan berprinsip pada teori Adam Smith.

Fenomena penindasan terhadap kaum buruh oleh kaum borjuis inilah yang menegaskan Marx sebagai orang sosialis. Marx berpendapat bahwa tenaga atau pikiran harus ditujukan pada hal-hal yang konkrit, yang berkaitan erat dengan kondisi berat para buruh.

Ekonomi Sosialis Marx, kritik terhadap kapitalisme
Seperti yang sudah disinggung di atas bahwa lahirnya wacana ekonomi sosialis Marxis adalah lebih sebagai antitesis terhadap sistem ekonomi kapitalis. Teori ini, ia cetuskan setelah melakukan penelitian berjam-jam selama bertahun-tahun di British Liberary. Hal ini dilakukan oleh Marx karena berangkat dari kegelisahannya bahwa sistem kapitalisme merupakan sistem ekonomi yang tidak manusiawi. Di dalamnya telah diberlakukan dan dilegalkan penindasan dan perbudakan yang sebesar-besarnya terhadap para buruh. Dari sinilah Marx, sewaktu di Paris, menyerukan bersatu kepada kaum buruh sedunia untuk melawan kapitalisme.

Perlawanan kaum buruh ini pada tingkat yang paling radikal adalah dimanifestasikan dengan terjadinya revolusi proletariat. Bagi Marx, revolusi proletariat adalah sebuah keniscayaan sejarah. Hal ini terjadi ketika kapitalisme sudah berada di puncak kejayaannya. Puncak kejayaan kapitalisme, bagi Marx, adalah justru awal runtuhnya kapitalisme. Revolusi ini lahir sebagai sikap kaum buruh yang sudah mencapai tingkat kemuakan dan kebingungan atas kerasnya penindasan dari para pemodal.

Secara struktural, sistem ekonomi Marx ini didasarkan pada masalah kapital yang terdiri dari persoalan komoditi, uang atau sirkulasi sederhana dan kapital secara umum. Dalam pembahasan teorinya ini Marx mendasarkan pada konsep pertentangan kelas. Bagi Marx sejarah manusia adalah sejarah konflik dan pertentangan kelas yakni kelas borjuis dan keas proletar. Kelas borjuis adalah pihak yang menguasai alat-alat produksi sementara kelas proletar adalah pihak yang dikesloitasi tenaganya dalam proses produksi.

Menurut Marx, sebuah perekonomian kapitalis pada awalnya terdiri dari komoditas-komoditas dalam jumlah besar, ditambah dengan individu-individu yang menjadi pemilik dari komoditas itu, dan beberapa hubungan pertukaran yang saling menghubungkan individu-individu itu. Pada awalnya, individu-individu ini tidak merasa sebagai bagian dari kelas- kelas sosial-ekonomi yang ada. Mereka juga tidak menganggap bahwa kepentingan-kepentingan mereka bukan sebuah representasi dari kelas mereka.

Pembentukan kelas-kelas individu ini lebih ditentukan oleh struktur dan dinamika perekonomian kapitalis. Penentuan kelas ini tidak hanya berdasarkan pada kesamaan selera individu tetapi posisi dan nasib mereka dalam struktur produksi. Artinya, posisi kelas mereka ini lebih ditentukan oleh hubungan produksi mereka dalam aktifitas ekonomi.

Argumen yang ditunjukkan Marx untuk menguatkan teorinya tentang konsep kelas ditunjukkan dengan kritik Marx terhadap konsep dan tujuan pasar. Bagi Marx, perekonomian pasar, yang merupakan corak utama sistem kapitalisme liberal, bukanlah mekanisme untuk memaksimalkan kesejahteraan pribadi dari individu-individu di dalamnya, melainkan sebuah sarana untuk memfasilitasi para kapitalis untuk merampas (appropiation) nilai surplus dan mengakumulasi kapital.

Lahirnya globalisasi pasar bebas (free tread) misalnya, tidalk lain adalah strategi para kaum borjusi (dalam hal ini negara-negara maju yang dipimpin oleh AS) untuk memepertahankan kepentingannya. Dalam sistem itu, regulasi yang dipakai adalah mekanisme pasar. Sehingga tidak ada pihak lain, termasuk negara yang bisa melakukan distorsi atau intervensi. Seluruh sistem yang dibangun dan pola kerja yang diciptakan tidak lain adalah manifestasi dari kepentingan ekonomi kaum borjuis dari brbagai negara maju. Maka tidak heran kalau kebijakan pasar sering bertabarkan dengan spirit keadilan dan kepentingan masyarakat bawah.

Dalam kaitannya dengan masalah pasar di atas, konsep ekonomi yang dikritik oleh Marx adalah sistem ekonomi yang terformulasikan dalam bentuk hubungan C (kumpulan dari jenis komoditas tertentu atau nilai guna yakni barang-barang komoditas seperti kursi, roti, meja, baju dan sebagainya, dengan M yang merupakan tanda dari uang. Dalam perspektif ekonomi modern, orang mempunyai uang hanya sekedar untuk membeli barang-barang atau komoditi yang berguna bagi mereka. Mereka mempunyai uang untuk membeli mobil, karena memang mereka butuh mobil itu, atau uang untuk membeli rumah karena mereka sangat butuh rumah. Untuk mendapatkan uang supaya bisa membeli barang-barang yang dibutuhkan, individu perlu menjaal komoditas lainnya.

Bentuk penjualan komoditas ini bagi Marx, meliputi tenaga manusia. Jadi, supaya bisa membeli mobil atau rumah seseorang harus menjual komoditasnya yang beruapa tenaganya atau kemampuannya itu ke pabrik(dengan cara bekerja) untuk mendapatkan uang yang bisa digunakan untuk membeli barang atau komoditas lain yang mereka butuhkan. Atau kalau tidak berupa komoditas kemampuan atau tenaga, seseorang akan menjual barang-barang miliknya yang lain untuk membeli komoditas yang dibutuhkan. Misalnya, indifidu yang membutuhkan rumah, ketika yang dipunyai mobil, maka ia akan menjaul mobil itu untuk mendapatkan uang supaya bisa beli rumah. Pola semacam ini oleh Marx dinamakan dengan "sirkulasi komoditas sederhana".

Pola sirkulasi komoditas sederhana itu, bagi Marx , sebenarnya lebih terjadi di pasar-pasar non-kapitalis. Namun, di pasar -pasar kapitalis juga terjadi sistem atau pola sirkulasi tersebut. Menurut Marx, pola sirkulasi yang khas dari pasar kapitalis sehingga membedakan dengan pola sirkulasi komoditas itu adalah pola sirkulasi kapital. Sebuah sirkulasi terbalik dengan sirkulasi komoditas di atas. Ada perbedaan mendasar antara pola sirkulasi komoditas dengan pola sirkulasi kapital. Kalau sirkulasi komoditas yang dituju adalah mendapatkan barang, maka kalau dalam sirkulasi kapital ini tujuan yang hendak diraih adalah mendapatkan uang.
----------------------------------
(*)
Oh, ya, ada saya tulis ttg Marx. Silakan layari
=> http://waii-hmna.blogspot.com/2000/04/417-marxisme-ibarat-bulan.html
http://waii-hmna.blogspot.com/2000/04/418-pandangan-marxisme-tentang-sejarah.html
http://waii-hmna.blogspot.com/2000/04/419-pandangan-marxisme-tentang-moral.html
http://waii-hmna.blogspot.com/2000/04/420-pandangan-marxisme-tentang-agama.html

##########################################################################################

kalau nggak bisa ngebedain,
saya saran baca baca
http://www.wiziq.com/tutorial/31332-socialism-liberalism

tapi kalo abah pengen maksa seperti biasa abah lakukan, terserah saja, cuman
kredibilitas abah jelas jauh turun (alias jeblok) secara genealogi
pemikirannya defisit berat di mata saya.

salam,
Ari

[Non-text portions of this message have been removed]

__._,_.___
Recent Activity:
=======================
Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Twitter: http://twitter.com/wanita_muslimah
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:wanita-muslimah-unsubscribe@yahoogroups.com
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

Milis ini tidak menerima attachment.
.

__,_._,___

0 comments:

Post a Comment