Advertising

Tuesday 18 May 2010

[wanita-muslimah] Busung Lapar di Lumbung Padi

 

Refleksi : Apakah diperlukan adanya busung lapar? Kalau tidak diperlukan, mengapa di NKRI ada saja busung lapar selama ini?

http://www.jambiekspres.co.id/index.php/opini/12789-busung-lapar-di-lumbung-padi.html

Selasa, 18 Mei 2010 10:10

Busung Lapar di Lumbung Padi
Oleh: Ir. H. Riswan, MMSI

MENINGGAL: Bambang Saffiadi penderita gizi buruk akhirnya meninggal duni. Tampak Bambang bersama ibunya saat masih dirawat di rumah sakit Mayjen HA Thalib Sungaipenuh.

Innalillahi wainallilahi rojiun, telah berpulang kerahmatullah Bambang Saffiadi anak penderita gisi buruk asal Kerinci, meninggal dunia di Rumah sakit Umum Mayjen HA. Thalib Sungaipenuh pada tanggal 25-04-2010.

Berita duka tersebut telah membawa duka yang mendalam bagi kita semua, mengapa Kerinci yang terkenal dengan daerah pertaniannya, lumbung padinya Provinsi Jambi, dengan brand beras Kerinci, mengalami kasus busung lapar, bahkan daerah ini pada tahun 2009 tercatat kasus busung lapar sebanyak sembilan kasus (JE, 27-04), almarhum telah menjadi perisai bagi anak-anak yang lain, untuk tidak mengalami nasib yang sama seperti dirinya, ajal telah menjemputnya sebelum mendapat perawatan yang lebih intensip di Padang, sebuah upaya yang dilakukan Pemda Kerinci dalam membantu warganya.

Busung lapar atau Honger Oedema, penyakit yang disebabkan cara bersama atau salah satu dari simtoma marasmus dan kwashiorkor adalah sebuah fenomena penyakit di Indonesia. Penyakit ini bisa diakibatkan karena kekurangan protein kronis pada anak-anak yang sering disebabkan beberapa hal, antara lain anak tidak cukup mendapat makanan bergizi, anak tidak mendapat asuhan gizi yang memadai, dan anak mungkin menderita infeksi penyakit.

Penyebab langsung penyakit tersebut bisa dikarenakan adanya bencana alam, daya beli masyarakat, tingkat pendidikan, kondisi lingkungan, maupun pelayanan kesehatan yang tidak memadai.

Sungguh ironis jika dari beberapa variabel indikator penyebab busung lapar tersebut, gizi dan asuhan gizi yang memadai tidak tersentuh pada penderita, bila dilihat dari kondisi geografi Kerinci, daerah potensi pertanian, dapat dikatakan Bogornya Provinsi Jambi, memiliki lahan yang sangat subur, dapat ditanami berbagai aneka ragam sayuran, produksi beras, memiliki potensi wisata, dan memiliki sumber daya manusia yang potensial, namum dibalik potensi itu semua, sebuah kenyataan real telah terjadi di daerah ini, seorang anak bangsa meninggal dunia karena sebuah penyakit busung lapar.

Busung lapar bukan suatu kondisi yang terjadi begitu saja, seperti gempa, tetapi diawali dengan gizi buruk, kondisi yang terjadi melalui proses bertahap dari satu tahun sampai lima tahun, kondisi ini dibiarkan berlarut-larut sehingga berakibat terhadap penyakit busung lapar, indikator penyakit ini dapat dilihat dari penurunan berat badan anak sejalan dengan perkembangan usianya, dengan retan waktu yang begitu panjang, penyakit ini sebenarnya bisa terdeteksi lebih dini, mungkin secara sederhana dapat dilakukan Pos Yandu yang ada dilingkungan rukun tetangga (RT).

Keberadaan Pos Yandu di lingkungan Rukun Tetangga (RT) seharusnya bisa menjadi ujung tombak didalam menanggulangi kasus ini, penyuluhan yang dilakukan petugas kesehatan bersama Ibu-ibu PKK RT akan sangat membantu sekali didalam memberikan pemahaman kepada ibu-ibu balita akan pentingnya gisi bagi putra putri usia 0- 5 tahun.

Kasus ini tentu membawa preseden buruk bagi daerah ini, sebagai ikon lumbung padinya Provinsi Jambi, ada hal yang luput dari pantauan pemerintah dan kepedulian masyarakat yang ada disekitarnya, pemerintah dan masyarakat seharusnya dapat mencegah terjadinya kasus ini, peran pemerintah dalam menyediakan layanan kesehatan yang memadai sangat diharapkan sekali, kepedulian sosial masyarakat juga dituntut aktif berperan dalam menanggulangi kasus ini.

Selama ini penangangan kasus busung lapar selalu kecolongan, telah terjadi tingkat kritis pada pasien, baru pihak-pihak terkait sibuk melakukan penanganan yang intensif, kasus ini seakan-akan kurang mendapatkan perhatian serius dari pemerintah, tambah diperburuk dengan tingkat kepedulian masyarakat sesama warga dalam menanggulangan persoalan-persoalan kewargaan yang semangkin berkurang, kepedulian sosial sudah mulai menipis dari kehidupan pribadi kita, pola kehidupan konsumtif semangkin menonjol ditengah kehidupan masyarakat, berbangsa dan bernegara, siapa lu dan siapa gue menjadi kehidupan yang lumrah, negeri ini mengalami degradasi ketauladan pemimpin dan figur pionir dalam melakukan suatu tindakan.

Para pemimpin negeri Indonesia yang kita cintai ini terlalu cepat melupakan janji-janji yang pernah diucapkan pada saat kampanye mencalonkan diri menjadi kontestan pemilihan pemimpin, mensejahterakan rakyat, sekiranya terpilih menjadi pemimpin negeri ini, bahkan mereka tidak segan-segan pada saat kampanye, menjadikan kasus persoalan kehidupan yang dihadapi masyarakat sebagai konsumsi politik untuk mencari dukungan politik dan simpatik masyarakat dalam memilih dirinya, dengan berbagai program-program kerja yang sistematis untuk melakukan pemberantasan kasus kemaslatan umat sampai tuntas, namum setelah terpilih penyakit lupa mereka kambuh kembali, program tinggal program, janji tinggal janji, kasus terus bergulir sejalan dengan perjalanan waktu.

Jika semua pemimpin terpilih dapat menempatkan posisinya masing-masing, serta menjalankan fungsi dan tugasnya sebagai pengendali sistem sosial dan ekonomi yang baik, tentu berbagai kasus yang dialami masyarakat akan bisa dieliminir sedemikian rupa, berbagai literatur menyatakan bahwa akibat kekurangan asupan makanan yang bergizi pada bayi dan anak balita adalah bagian dari lingkaran setan kemiskinan dan penyakit infeksi.

Kemiskinan mengakibatkan rendahnya tingkat pendidikan orang tua, buruknya lingkungan perumahan dan tidak adanya akses terhadap air minum dan sanitasi. Juga keterbatasan akses terhadap kebutuhan dasar lain dan pelayanan sosial termasuk pangan, kesehatan dan pendidikan.

Keberadaan orang lapar apalagi bayi dan anak balita busung lapar merupakan pengujian utama terhadap adil dan efektifnya sistem sosial dan ekonomi di sebuah daerah bahkan suatu negara. Demikian mendasar fungsinya, sehingga melalui sistem pangan masyarakat (produksi - distribusi - konsumsi) dapat dipakai sebagai jendela untuk memahami sebuah masyarakat.

Kelaparan yang diderita bayi dan anak balita di Indonesia jelas menunjukkan tidak adil dan efektifnya sistem sosial dan ekonomi negara republik Indonesia yang kita cintai ini.

Meninggalkan penderita gizi buruk merupakan bagian intropeksi bagi daerah-daerah lain untuk terhindari dari persoalan ini, daerah dituntut untuk memperhatikan kasus ini lebih serius, untuk wilayah Provinsi Jambi kasus ini hendaknya akhir dari penderitaan yang dialami oleh anak-anak, sudah saatnya pemerintah dan stekolder yang ada benar-benar memperhatikan variabel-variabel yang berkoreklasi terhadap kasus busung lapar, pertumbuhan ekonomi harus terjadi semua level kehidupan masyarakat, birokrasi dunia perbankan harus dibuat sederhana mungkin, sehingga membuka peluang bagi masyarakat yang tidak memiliki jaminan harta untuk menikmati pinjaman uang untuk menambah modal usaha mereka dalam meningkat pendapatkan ekonomi, negeri ini harus dapat memunculkan M.Yunus, seorang peraih Nobel dalam bidang ekonomi, dari negara Banglades dengan proyek Bank-nya, miminjaman uang kepada masyarakat kecil untuk mengembangkan usahanya tanpa perlu memikirkan bunganya, inovasi-inovasi seperti itu harus dilakukan perbankan negeri ini.

Dikotomi pendidikan harus dihindari, masyarakat berhak mendapatkan pendidikan yang layak, penyaluran dana BOS harus benar-benar sesuai dengan visi dan misi dari tujuan dana Bos itu sendiri, penyimpangan dana Bos tersebut, bisa berakibat patal terhadap kelangsungan dunia pendidikan. Kasihan anak-anak yang memiliki kemampuan akademis, namum tidak mampu dari sisi keuangan terputus pendidikannya karena masalah pendanaan, hak mereka dirampas, karena napsu sebagian kita dalam memperkaya diri sendiri.

Fasilitas kesehatan harus menjadi perioritas pemerintah, didalam memberikan servis kepada warga untuk dapat mendapatkan layanan kesehatan yang memadai, kesehatan tidak boleh berpihak kepada kemampuan seseorang saja, tetapi harus menyeluruh sebagai bagian dari penyelamatan hak hidup, semua aktivitas kesehatan yang berhubungan dengan masyarakat hendaknya berjalan dengan baik, dapat bekerjasama dengan masyarakat, selalu memberikan motivasi kepada masyarakat untuk menjaga kesehatannya.

Kita semua berharap kasus busung lapar dapat dihindari dari provinsi yang Jambi, malu rasanya bila kasus tersebut menjadi bagian dari daerah ini, semua daerah di proinsi Jambi memiliki potensi dijadikannya sebagai lumbung padi untuk pertahanan ketahanan pangan, tinggal sekarang bagaimana kita memanfaatkan potensi alam yang subur tersebut menjadi bagian dari penciptaan kehidupan yang sejahtera, pada akhirya kita ucapkan selamat tinggal busung lapar.

Penulis Dosen STMIK Nurdin Hamzah


[Non-text portions of this message have been removed]

__._,_.___
Recent Activity:
=======================
Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Twitter: http://twitter.com/wanita_muslimah
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:wanita-muslimah-unsubscribe@yahoogroups.com
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

Milis ini tidak menerima attachment.
MARKETPLACE

Stay on top of your group activity without leaving the page you're on - Get the Yahoo! Toolbar now.


Get great advice about dogs and cats. Visit the Dog & Cat Answers Center.


Hobbies & Activities Zone: Find others who share your passions! Explore new interests.

.

__,_._,___

0 comments:

Post a Comment