Advertising

Friday 21 May 2010

[wanita-muslimah] Perempuan dalam Politik Asmara

http://suaramerdeka.com/v1/index.php/read/cetak/2010/05/19/109938/Perempuan-dalam-Politik-Asmara

PEREMPUAN

19 Mei 2010
GENDERANG GENDER
Perempuan dalam Politik Asmara
Oleh Puitri Hati Ningsih
BENIH emansipasi sudah tumbuh sejak dulu. Pada zaman Mangkunegara I
atau Pangeran Samber Nyawa ada perempuan prajurit dan di jagat
pewayangan ada Srikandi yang lincah berperang. Sekarang, persamaan hak
antara perempuan dan lelaki pun cukup mengesankan. Di parlemen dan
pemerintahan, misalnya, perempuan bebas mencapai cita-cita setinggi
langit. Bebas belajar sampai ke daratan China dan antariksa.

Namun, apakah gerakan emansipasi pernah mencatat secara serius surat
cinta yang ditulis perempuan pada lelaki? Bukankah perempuan bebas
berpendapat, berimajinasi, berapresiasi, dan mencipta? Perempuan bebas
menentukan pilihan dan menolak?

Raga perempuan telah melanglang jagat ke dunia ilmu pengetahuan.
Derajat perempuan dimuliakan. Jahiliah tinggal dongeng masa lampau.
Jiwa perempuan dimanjakan dengan kasih sayang dan cinta. Namun,
bagaimana jiwa perempuan yang memimpin dalam asmara?

Bolehkah perempuan merebut panah asmara yang biasanya dibawa lelaki?
Di masyarakat Timur, rasanya perempuan tak ingin repot-repot membawa
beban panah itu sedemikian nyata. Pendapat tentang perempuan yang
berani mengirim surat cinta lebih dahulu tak semata-mata soal
persamaan hak lagi. Orang menganggap itu soal lain, soal harga diri
perempuan.

Nilai dan harga diri perempuan dianggap jatuh, dianggap "jual murah",
setara perempuan yang suka keluyuran malam dan pulang ke rumah larut
malam, tanpa keperluan penting, jika berani-berani menulis cinta lebih
dahulu kepada lelaki. Di masyarakat Timur, khususnya Jawa, perempuan
semacam itu dianggap tak patut, tidak lumrah. Tak lazim perempuan
ngesrong atau nyosor duluan pada lelaki. Bahkan jika lelaki itu belum
mengikat janji apa-apa pun dengan perempuan. Meski, ada pula beberapa
perempuan yang berpendapat bebas saja, termasuk soal asmara.

Masyarakat dan perempuan sendiri menganggap perempuan tak mendapat
apa-apa dengan berinisiatif mendahului. Belum lagi bila harus
menanggung risiko cinta ditolak. Pasti rasa malu lebih kuat daripada
rasa sakit. Bukankah, konon, perempuan lebih emosional ketimbang
lelaki?

Mitos perempuan tercipta dari tulang rusuk lelaki juga menyebabkan
tindakan perempuan memikul panah Dewi Asmara diragukan. Namun masalah
siapa mendahului adalah masalah politik asmara.

Perempuan yang bertandang ke rumah lelaki, yang berani menembus
wilayah "sakral" dan politis itu, di mata masyarakat, masih dianggap
jual murah. Pada malam Minggu, umumnya lelakilah yang ngapel ke rumah
perempuan. Bukan sebaliknya. Ibu-ibu di masyarakat Jawa, misalnya,
suka berujar, "Cah wedhok kok dolan nggone cah lanang. Ora ilok!
(Perempuan kok main ke rumah lelaki. Tidak pantas!)"

Lelaki pun mungkin syok ditembak lebih dahulu. Awalnya lelaki merasa
surprised, lalu berpikir dan merasa aneh atau kurang nyaman dengan
langkah itu. Lelaki merasa tak tertantang lagi untuk bergerak. Mereka
merasa kuda-kuda yang disiapkan dalam kodrat kelelakian jadi tak
berguna dan dihancurkan, mungkin secara impulsif oleh gerak perempuan
yang gegabah dan terlalu percaya diri. Pada detik itu, lelaki "mati
gaya" dan tak bisa berkata apa-apa. Ego dan superioritas sebagai
lelaki merasa tak dianggap penting dan diremehkan.
Perempuan dikodratkan dijemput, bukan menjemput — seperti dalam film
Pretty Woman. Pada akhir cerita Richard Gere tetap menjemput Julia
Roberts dengan kuda putih, meski semula Julia yang menunggu di jalan
mencari cinta.

Langkah berani perempuan tak lazim itu bisa jadi mengurangi sebagian
keanggunannya. Karena, perempuan tercipta dari harga diri yang tak
ternilai. Saat perempuan tak menggunakan nilai tersebut, dianggap
terlalu menuruti perasaan ketimbang logika.

Perempuan yang tak setuju langkah itu akan menyayangkan. Mungkin nama
perempuan jadi tak harum lagi. Kecantikan perempuan pun berkurang
karena langkah yang dianggap kurang pantas itu, meski atas nama cinta
yang agung. Tindakan itu tak hanya dianggap miring, tetapi berbahaya,
karena merendahkan diri di hadapan lelaki. Bila risiko buruk menimpa,
perempuan akan disalahkan oleh perempuan lain. Mereka akan berbicara
di balik punggung, "Salah sendiri tak bisa menahan diri, menjaga diri,
dan sikap."

Jacklyn Kennedy ketika gadis diberi nasihat orang tuanya untuk
berstrategi menghadapi lelaki. "Buatlah lelaki penasaran dan
bersikaplah acuh tak acuh, seolah kamu tak butuh laki-laki."
Mendahului berkirim surat cinta, menyatakan cinta, atau menelepon
lelaki masih dianggap menelanjangi harga diri perempuan dan
meruntuhkan keegoan laki-laki.

Perempuan yang membuka diri secara keseluruhan, tanpa merahasiakan apa
pun, tak dianggap memunculkan karakter unik dan kuat. Namun dianggap
tak punya strategi, pasrah, terlalu polos, dan tak menarik minat
lelaki. Benarkah begitu? Apakah keunikan karakter itu bisa diterima
dengan penghormatan mulia dari lelaki dan kaum perempuan sendiri serta
tatanan masyarakat? (53)

- Puitri Hati Ningsih, redaktur Pawon Sastra dan aktif di Pengajian
Senin di Solo


------------------------------------

=======================
Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Twitter: http://twitter.com/wanita_muslimah
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:wanita-muslimah-unsubscribe@yahoogroups.com
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

Milis ini tidak menerima attachment.Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/

<*> Your email settings:
Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/join
(Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
wanita-muslimah-digest@yahoogroups.com
wanita-muslimah-fullfeatured@yahoogroups.com

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
wanita-muslimah-unsubscribe@yahoogroups.com

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/

0 comments:

Post a Comment