Advertising

Monday 17 May 2010

[wanita-muslimah] Seri 740. Islam Phobia yang Bersifat Proaktif

 

BISMILLA-HIRRAHMA-NIRRAHIYM

WAHYU DAN AKAL - IMAN DAN ILMU
[Kolom Tetap Harian Fajar]
740. Islam Phobia yang Bersifat Proaktif

Penderita Islam Phobia yang bersikap prokatif, yaitu yang berprasangka terhadap Islam dengan senjata "pseudo science", yaitu Orientalis seperti Samuel Huntington, yang berprasangka Islam mengancam demokrasi barat dengan ia punya wishful thinking "Clash of Civilization", dan para misionaris Kristian yang berprasangka bahwa "Muhammad knew all the sources: Christian, Jewish, Zoroastrian, Hanif and ancient Arab beliefs before he could compile the Qur'ân."

Yang pertama menjadi landasan sikap politik luar negeri Amerika Serikat dan yang kedua dengan telak disungkurkan oleh Al-Quran:
-- WMA KNT TTLWA MN QBLH MN KTB WLA TKhThH BYMYNK ADzA LARTAB ALMBThLWN (S.AL'AKBWT, 29:48), dibaca:
-- wama- kunta tatlu- ming qablihi- min kita-bin wala- takhuththuhu- biyami-nika izal larta-bal mubthiluwn, artinya:
-- Dan kamu tidak pernah membaca sebelumnya sesuatu Kitabpun dan kamu tidak menulis suatu Kitab dengan tangan kananmu; Andaikata (kamu pernah membaca dan menulis), benar-benar (tetaplah) ragu orang-orang ingkar.

Kalau dalam kolom ini saya nyatakan saya tidak pernah membaca referenspun sebelum saya tulis Seri 740 ini dan juga saya nyatakan pula saya tidak pernah menulis sebuah Seripun dalam kolom ini, apakah para pembaca akan percaya apa yang saya nyatakan itu? Tentu pembaca akan mendustakan saya, karena dalam kenyataannya saya menulis dengan membaca referens dan tidak benar bahwa saya tidak pernah menulis satu Seripun.

Demikian pula halnya, andaikata Nabi Muhammad SAW sebelum menyampaikan Al-Quran membaca sumber-sumber dari Kristian, Yahudi, Zarathustra, dsb., maka itu akan ketahuan karena beliau tidak pernah hidup seorang diri bertapa di tempat yang terisolasi, berliau aktif bersosialisasi. Andaikata apa yang dituduhkan oleh para misionaris Kristian itu benar, maka tatkala beliau menyampaikan ayat (29:48) kepada penduduk Makkah, niscaya penduduk Makkah mendustakan ayat (29:48), dan akibatnya sesudah ayat (29:48) itu dikemukakan oleh beliau kepada penduduk Makkah, maka tentu tak seorang juapun yang akan mempercayai seluruh ayat Al-Quran yang disampaikan Nabi Muhammad SAW. Karena kenyataannya kaum elit komunitas Makkah, seperti Abu Bakar, 'Umar, 'Utsman, 'Ali dll. tidak menyatakan ayat (29:48) itu dusta, berarti Nabi Muhammad SAW tidaklah menulis Al-Quran, dan tidaklah beliau telah membaca sumber-sumber dari Kristian, Yahudi, dsb., Al-Quran itu bukanlah daur ulang dari sumber-sumber Kristian, Yahudi, dsb., melainkan bersumber dari wahyu yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW, baik melalui Malaikat Jibril AS, maupun secara langsung.(*)

Taufik Adnan Amal, salah seorang pengagum Orientalis, yang dosen di Fakultas Syariah UIN (IAIN) Alauddin, Makassar, menulis:
"Tuntutan pemberlakuan syariat Islam yang dikemukakan sejumlah daerah di Indonesia beberapa waktu lalu telah menarik perhatian kalangan yang berkepentingan dengannya. Ketidakjelasan konsep syariat di balik usulan itu telah menyeret masyarakat ke dalam ajang kontroversi yang akut. Kalangan (yang menamakan diri Islam Liberal-HMNA-) yang menduga tuntutan tersebut merupakan upaya pengejawantahan syariat model kaum Taliban di Afganistan atau model beberapa negeri di Timur Tengah, berusaha menolak dan memandangnya sebagai upaya mereorientasikan dan memasung masyarakat ke "masa lampau," abad ke-7 di Makkah dan Madinah, atau abad ke-9 di Bagdad."

Menurut ushul fiqh: bahwa hukum asal dalam bidang ibadah mahdhah adalah ikut pada apa yang diperintahkan Nash, tidak boleh menambahi, ataupun mengurangi, tegasnya semua tidak boleh kecuali atas petunjuk Nash. Sedang untuk masalah duniawi, ibadah mu'amalaat, menyangkut hubungan sosial/mu'amalah, kita berlomba-lomba untuk terus berkarya, berkreasi, tegasnya semua boleh kecuali yang dilarang Nash. Ushul fiqh ini amat bijak dan berwatak antroposentris. Allah tidak menghendaki hambaNya menambah beban berat dalam hal ibadah mahdhah, cukup melaksanakan apa-apa yang secara eksplisit diperintahkan Nash, sedangkan yang mu'amalaat, kita disuruh berpikir kreatif, tetapi tidak liberal, semua boleh kecuali yang dilarang oleh Nash. Alhasil Taufik Adnan Amal menderita Islam Phobia yang proaktif berprasangka dengan pernyataannya "memukul rata" bahwa pelaksanaan Syari'at Islam memasung masyarakat ke "masa lampau," abad ke-7 di Makkah dan Madinah. Ungkapan: "Syariat model kaum Thaliban atau Thalibanisasi", yang dikemukakan Taufik Adnan Amal itu sebenarnya mengandung stigmatisasi yang sangat keji, karena di dalamnya mengandung tudingan miring terhadap penerapan Syariat Islam dan sosok Negara Islam.

Para kaki tangan Orientalis yang menamakan diri Jaringan Islam Liberal (JIL) dan International Center for Islam and Pluralism (ICIP), pernah mengadakan workshop bertemakan "Kritik Wacana Agama" di Jakarta, di mana Nasr Hamid Abu Zayd sebagai pembicara utama. Sementara itu Rektor UIN Yogyakarta telah menerbitkan buku Islamic Studies. Isinya memuja dan menjadikan pemikiran para pemikir liberal, seperti antara lain Nasr Hamid Abu Zayd sebagai rujukan, tanpa sikap kritis. Nasr Hamid yang di Mesir sudah divonis murtad, di sini malahan diagung-agungkan.

Menurut Dr.M. Emarah, dari sudut latarbelakang pemikiran, Nasr merupakan seorang kader Sosialis-Marxis Arab muda, sehingga kunci untuk memahami pemikiran Nasr ada pada methodologi dialektika Marxisme-Materialisme yang ia gunakan dalam menelaah al-Qur'an, kenabian dan wahju, aqidah, syari'ah, serta "historiografi" nash-nash dan hukum.

Nasr menjelaskan bahwa bahwa Al Quran terbentuk dalam realita dan budaya selama dua puluh tahun, jadi budaya menjadi fa'il (subyek), sedangkan Al Quran hanya merupakan maf'ul (pelengkap penderita). Bahwa kenabian hanya merupakan tingkatan yang kuat dari ingkatan-tingkatan khayal yang timbul dari efektifitas daya khayal manusia. Bahwa wahyu bukanlah merupakan fenomena di luar undang-undang materialisme dan aqidah dibangun di atas landasan persepsi-persepsi "mitos", dalam kebudayaan komunitas manusia. Ini semua menguatkan bahwa pemikiran Nasr bertumpu pada paradigma filsafat positivisme.

Adapun strategi untuk menyungkurkan pola-pikir Nasr adalah dengan menebas teori dialektika historische materialisme dengan senjata latar belakang sejarah juga. Artinya sejarah dipakai untuk menebas teori historische materialisme dari Marx. Ini telah dikupas dalam Seri 418, yang menunjukkan konsep Marx yang materialistik dalam mentafsirkan sejarah yang menjadi paradigma dari seluruh sistem pemikiran Marx, itu ditolak oleh kenyataan sejarah sendiri.

Maka pantaslah Nasr Hamid Abu Zayd di Mesir divonis murtad. Pandangannya yang sesat itu bertumpu di atas paradigma filsafat positivisme terkhusus historische materialisme dengan metode dialektika, yang ditolak sendiri oleh sejarah. Itulah dia Nasr Hamid Abu Zayd yang menjadi pion para Orientalis, itulah dia Abu Zayd yang diagung-agungkan komunitas yang menamakan diri Jaringan Islam Liberal (JIL) dan International Center for Islam and Pluralism (ICIP), ya dialah itu Nasr Hamid yang disanjung oleh Rektor UIN Yogyakarta. WaLlahu a'lamu bisshawab.

*** Makassar, 13 Agustus 2006
[H.Muh.Nur Abdurrahman]
http://waii-hmna.blogspot.com/2006/08/740-islam-phobia-yang-bersifat-proaktif.html
-----------------------------------------
(*)
Tambahan pula, bagaimana orang-orang Yahudi dan Kristian saat itu bisa masuk Islam, andaikata Muhammad SAW mencontek Quran dari kitab suci mereka ??

[Non-text portions of this message have been removed]

__._,_.___
Recent Activity:
=======================
Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Twitter: http://twitter.com/wanita_muslimah
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:wanita-muslimah-unsubscribe@yahoogroups.com
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

Milis ini tidak menerima attachment.
.

__,_._,___

0 comments:

Post a Comment