Advertising

Thursday 8 July 2010

[wanita-muslimah] Re: Syirik Yang Sering Diucapkan

 

Mujiarto Karuk.....salam sejahtera dari saya.

Sering kita melihat orang lain adalah melakukan dosa Syirik...

tapi lupa mengoreksi diri sendiri...

Apakah beriman dan percaya kpd penjelasan2( Sahabat Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma) itu sebagai aqidah dan keyakinan beragama bukan disebut Syirik?

Saya yakin itu juga adalah dosa Syirik..karena beriman atau percaya
kepada manusai2 bukan kpd Al quran...sebagai rujukan yg paling benar.

Apakah anda kenal baik dgn ---Sahabat Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma-- itu?

Kenapa anda percaya kpd kata katanya?

Syrik yang beginilah yang berbahaya dan menyesatkan manusia.
Janganlah percaya kpd kitab2 sejarah, riwayat2 orang2 Arab itu
mereka banyak yang berdusta dan munafik....

Saya hanya mengingatkan saja sebagai saudara..

salam=peace

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Mujiarto Karuk <mkaruk@...> wrote:
>
>
>
>
>
> Kaum
> muslimin yang semoga selalu mendapatkan taufiq Allah Ta’ala. Kita
> semua telah mengetahui bahwa Allah adalah satu-satunya Rabb (Tuhan)
> alam semesta, Yang menciptakan kita dan orang-orang sebelum kita, Yang
> menjadikan bumi sebagai hamparan untuk kita mencari nafkah, dan Yang menurunkan
> hujan untuk menyuburkan tanaman sebagai rizki bagi kita. Setelah kita
> mengetahui demikian, hendaklah kita hanya beribadah kepada Allah semata dan
> tidak menjadikan bagi-Nya tandingan/sekutu dalam beribadah. Allah Ta’ala
> berfirman yang artinya,
>
>  
>
> “Dialah yang menjadikan bumi sebagai hamparan bagimu dan langit sebagai
> atap, dan Dia menurunkan air (hujan) dari langit, lalu Dia menghasilkan dengan
> hujan itu segala buah-buahan sebagai rezki untukmu; karena itu janganlah
> kamu mengadakan sekutu-sekutu bagi Allah, padahal kamu mengetahui.” (Al
> Baqarah [2]: 22)
>
>  
>
> Lebih
> samar dari jejak semut di atas batu hitam di tengah kegelapan malam
>
>  
>
> Sahabat
> Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma â€"yang sangat luas dan mendalam
> ilmunya- menafsirkan ayat di atas dengan mengatakan,”Yang dimaksud membuat
> sekutu bagi Allah (dalam ayat di atas, pen) adalah berbuat syirik.
>
>  
>
> Syirik adalah suatu perbuatan dosa yang lebih sulit (sangat samar) untuk
> dikenali  daripada jejak semut yang merayap di atas batu hitam di tengah
> kegelapan malam.”
>
>  
>
> Kemudian
> Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma mencontohkan perbuatan syirik yang
> samar tersebut seperti,
>
>  
>
> ‘Demi
> Allah dan demi hidupmu wahai fulan’,
>
> ‘Demi
> hidupku’ atau ‘Kalau bukan karena anjing kecil orang ini, tentu kita
> didatangi pencuri-pencuri itu’ atau
>
> ‘Kalau
> bukan karena angsa yang ada di rumah ini tentu datanglah pencuri-pencuri itu’,
>
>
>  
>
> dan
> ucapan seseorang kepada kawannya
>
> ‘Atas kehendak Allah dan kehendakmu’,
>
> juga
> ucapan seseorang
>
> ‘Kalau
> bukan karena Allah dan karena fulan’.
>
>  
>
> Akhirnya
> beliau radhiyallahu ‘anhuma mengatakan, ”Janganlah engkau menjadikan
> si fulan (sebagai sekutu bagi Allah, pen)  dalam ucapan-ucapan
> tersebut. Semua ucapan ini adalah perbuatan SYIRIK.” (HR. Ibnu Abi Hatim)
> (Lihat Kitab Tauhid, Syaikh Muhammad At Tamimi)
>
>  
>
> Itulah
> syirik. Ada sebagian yang telah diketahui dengan
> jelas seperti menyembelih, bernadzar, berdo’a, meminta dihilangkan musibah (istighotsah)
> kepada selain Allah. Dan terdapat pula bentuk syirik (seperti dikatakan Ibnu
> Abbas di atas) yang sangat sulit dikenali (sangat samar).
>
>  
>
> Syirik
> seperti ini ada 2 macam.
>
>  
>
> Pertama, syirik dalam
> niat dan tujuan. Ini termasuk perbuatan yang samar karena niat terdapat dalam
> hati dan yang mengetahuinya hanya Allah Ta’ala. Seperti seseorang yang
> shalat dalam keadaan ingin dilihat (riya’) atau didengar (sum’ah)
> orang lain. Tidak ada yang mengetahui perbuatan seperti ini kecuali Allah Ta’ala.
>
>  
>
> Kedua, syirik yang tidak
> diketahui oleh kebanyakan manusia. Syirik seperti ini adalah seperti syirik
> dalam ucapan (selain perkara i’tiqod / keyakinan). Syirik semacam
> inilah yang akan dibahas pada kesempatan kali ini. Karena kesamarannya lebih
> dari jejak semut yang merayap di atas batu hitam di tengah kegelapan malam.
> Oleh karena itu, sedikit sekali yang mengetahui syirik seperti ini secara
> jelas. (Lihat I’anatul Mustafid bisyarh Kitabut Tauhid, hal. 158,
> Syaikh Shalih bin Fauzan Al Fauzan)
>
>  
>
> Berikut
> ini akan disebutkan beberapa contoh syirik yang masih samar, dianggap remeh,
> dan sering diucapkan dengan lisan oleh manusia saat ini.
>
>
>
> Mencela Makhluk yang Tidak Dapat Berbuat Apa-apa
>
>
>
> Perbuatan seperti ini banyak dilakukan oleh kebanyakan manusia saat ini
> â€"barangkali juga kita-. Lidah ini begitu mudahnya mencela makhluk yang tidak
> mampu berbuat sedikit pun, seperti di antara kita sering mencela waktu, angin,
> atau pun hujan. Misalnya dengan mengatakan,
>
> ‘Bencana
> ini bisa terjadi karena bulan ini adalah bulan Suro’ atau mengatakan ‘Sialan!
> Gara-gara angin ribut ini, kita gagal panen’ atau dengan mengatakan
> pula, ‘Aduh !! hujan lagi, hujan lagi’.
>
>  
>
> Lidah ini begitu mudah mengucapkan perkataan seperti itu. Padahal makhluk yang
> kita cela tersebut tidak mampu berbuat apa-apa kecuali atas kehendak Allah.
>
>
>  
>
> Mencaci
> mereka pada dasarnya telah mencaci, mengganggu dan menyakiti yang telah menciptakan
> dan mengatur mereka yaitu Allah Ta’ala.
>
>  
>
> Nabi
> shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,“Allah Ta'ala berfirman, ‘Manusia
> menyakiti Aku; dia mencaci maki masa (waktu), padahal Aku adalah pemilik
> dan pengatur masa, Aku-lah yang mengatur malam dan siang menjadi silih
> berganti.’ ” (HR. Bukhari dan Muslim).
>
>  
>
> Rasulullah
> shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda,”Janganlah kamu
> mencaci maki angin.” (HR. Tirmidzi, beliau mengatakan hasan shohih)
>
> Dari
> dalil-dalil ini terlihat bahwa mencaci maki masa (waktu), angin dan makhluk
> lain yang tidak dapat berbuat apa-apa adalah terlarang. Larangan ini
> bisa termasuk syirik akbar (syirik yang mengeluarkan seseorang
> dari Islam) jika diyakini makhluk tersebut sebagai pelaku dari sesuatu yang
> jelek yang terjadi.
>
>  
>
> Meyakini
> demikian berarti meyakini bahwa makhluk tersebut yang menjadikan baik dan buruk
> dan ini sama saja dengan menyatakan ada pencipta selain Allah. Namun, jika
> diyakini yang menakdirkan adalah Allah sedangkan makhluk-makhluk tersebut bukan
> pelaku dan hanya sebagai sebab saja, maka seperti ini termasuk keharaman,
> tidak sampai derajat syirik.
>
>  
>
> Dan
> apabila yang dimaksudkan cuma sekedar pemberitaan, -seperti mengatakan,’Hari
> ini sangat panas sekali, sehingga kita menjadi capek’-, tanpa tujuan
> mencela sama sekali maka seperti ini tidaklah mengapa.
>
>  
>
> Bersumpah dengan menyebut Nama selain Allah
>
>
>
> Bersumpah dengan nama selain Allah
> juga sering diucapkan oleh orang-orang saat ini, seperti ucapan,
>
>  
>
> ‘Demi
> Nyi Roro Kidul’ atau ‘Aku bersumpah dengan nama ...’. Semua
> perkataan seperti ini diharamkan bahkan termasuk syirik.
> Karena hal tersebut menunjukkan bahwa dalam hatinya mengagungkan selain Allah
> kemudian digunakan untuk bersumpah.
>
>  
>
> Padahal
> pengagungan seperti ini hanya boleh diperuntukkan kepada Allah Ta’ala
> semata. Barangsiapa mengagungkan selain Allah Ta’ala dengan suatu
> pengagungan yang hanya layak diperuntukkan kepada Allah Ta’ala, maka
> dia telah terjatuh dalam syirik akbar (syirik yang
> mengeluarkan seseorang dari Islam).
>
>  
>
> Namun,
> apabila orang yang bersumpah tersebut tidak meyakini keagungan sesuatu yang
> dijadikan sumpahnya tersebut sebagaimana keagungan Allah Ta’ala, maka
> dia telah terjatuh dalam syirik ashgor (syirik kecil yang
> lebih besar dari dosa besar).
>
>  
>
> Berhati-hatilah
> dengan bersumpah seperti ini karena Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam
> telah bersabda yang artinya,”Barangsiapa bersumpah dengan nama selain
> Allah, maka ia telah berbuat kekafiran atau kesyirikan.” (HR. Tirmidzi dan
> Hakim dishahihkan Syaikh Al Albani dalam Shohihul Jaami’)
>
>  
>
> Menyandarkan nikmat kepada selain Allah
>
>
>
> Perbuatan ini juga dianggap sepele
> oleh kebanyakan orang saat ini. Padahal menyandarkan nikmat kepada selain Allah
> termasuk syirik dan kekufuran kepada-Nya. Allah Ta’ala mengatakan
> tentang orang yang mengingkari nikmat Allah dalam firman-Nya yang artinya, ”Mereka
> mengetahui nikmat Allah, kemudian mereka mengingkarinya dan kebanyakan mereka
> adalah orang-orang yang kafir.” (An Nahl: 83)
>
>  
>
> Menurut
> salah satu penafsiran ayat ini : ‘Mereka mengenal berbagai nikmat Allah (yaitu
> semua nikmat yang disebutkan dalam surat An Nahl) dengan hati mereka, namun lisan
> mereka menyandarkan berbagai nikmat tersebut kepada selain Allah. Atau
> mereka mengatakan nikmat tersebut berasal dari Allah, akan tetapi hati mereka
> menyandarkannya kepada selain Allah’.
>
>  
>
> Menyandarkan
> nikmat kepada selain Allah termasuk syirik karena orang yang menyadarkan nikmat
> kepada selain Allah berarti telah menyatakan bahwa selain Allah-lah yang telah
> memberikan nikmat (ini termasuk syirik dalam tauhid rububiyah). Dan ini juga
> berarti dia telah meninggalkan ibadah syukur. Meninggalkan syukur berarti telah
> menafikan (meniadakan) tauhid. Setiap hamba mempunyai kewajiban untuk bersyukur
> atas nikmat yang telah Allah berikan.
>
>  
>
> Contoh
> dari hal ini adalah mengatakan ‘Rumah ini adalah warisan dari ayahku’.
> Jika memang cuma sekedar berita tanpa melupakan Sang Pemberi Nikmat yaitu
> Allah, maka perkataan ini tidaklah mengapa. Namun, yang
> dimaksudkan termasuk syirik di sini adalah jika dia mengatakan
> demikian dan melupakan Sang Pemberi Nikmat yaitu Allah Ta’ala.
>
>  
>
> Marilah
> kita berusaha tatkala mendapatkan nikmat, selalu bersyukur pada Allah dengan
> memenuhi 3 rukun syukur, yaitu:
>
>  
>
> [1]
> Mensykuri nikmat tersebut dengan lisan,
>
> [2]
> Mengakui nikmat tersebut berasal dari Allah dengan hati, dan
>
> [3]
> Berusaha menggunakan nikmat tersebut dengan melakukan ketaatan kepada Allah.
>  (Lihat I’anatul Mustafid, hal. 148-149 dan Al Qoulul Mufid
> ‘ala Kitabit Tauhid, II/93)
>
>  
>
> Perbaikilah
> Diri
>
>  
>
> Jarang
> sekali manusia mengetahui bahwa hal-hal di atas termasuk kesyirikan dan kebanyakan
> orang selalu menyepelekan hal ini dengan sering mengucapkannya.
>
>  
>
> Padahal
> Allah Ta’ala telah berfirman yang artinya, ”Sesungguhnya Allah
> tidak mengampuni dosa syirik, dan dia mengampuni dosa yang berada di bawah
> syirik bagi siapa yang dikehendaki-Nya. (QS. An Nisa [4]: 116).
>
>  
>
> Oleh
> karena itu, sangat penting sekali bagi kita untuk mempelajari aqidah di mana
> perkara ini sering dilalaikan dan jarang dipelajari oleh kebanyakan manusia.
> Aqidah adalah poros dari seluruh perkara agama. Jika aqidah telah benar, maka
> perkara lainnya juga akan benar. Jika aqidah rusak, maka perkara lainnya juga
> akan rusak.
>
>  
>
> Hendaknya
> pula kita memperbaiki diri dengan selalu memikirkan terlebih dahulu apa yang
> kita hendak ucapkan. Ingatlah sabda Nabi yang mulia shallallahu ‘alaihi wa
> sallam, ”Boleh jadi seseorang mengucapkan suatu kata yang diridhai
> Allah namun tidak ia sadari, sehingga karena ucapannya ini Allah mengangkat
> derajatnya. Namun boleh jadi seseorang mengucapkan suatu kata yang dimurkai
> Allah dan tidak ia sadari, sehingga karena ucapannya ini Allah memasukkannya
> dalam neraka.” (HR. Bukhari)
>
>  
>
> Jika
> kita sudah terlanjur melakukan syirik yang samar ini, maka leburlah dengan do’a
> yang pernah diucapkan Nabi kita shallallahu ‘alaihi wa sallam:
>
>  
>
> ’Allahumma
> inni a’udzubika an usyrika bika sya’an wa ana a’lamu wa astaghfiruka minadz
> dzanbilladzi laa a’lamu’
>
>  
>
> (Ya
> Allah, aku berlindung kepada-Mu dari perbuatan menyukutakan-Mu dengan sesuatu
> padahal aku mengetahuinya. Aku juga memohon ampunan kepada-Mu dari kesyirikan
> yang tidak aku sadari) (HR. Ahmad).
>
>  
>
> ***
>
> Penulis:
> Muhammad Abduh Tuasikal
>
>  
>
> Artikel http://pengusahamuslim.com
>
> http://www.pengusahamuslim.com/belajar-islam/aqidah/562-syirik-yang-sering-diucapkan.html
>
>
>
>
>
>
> [Non-text portions of this message have been removed]
>

__._,_.___
Recent Activity:
=======================
Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Twitter: http://twitter.com/wanita_muslimah
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:wanita-muslimah-unsubscribe@yahoogroups.com
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

Milis ini tidak menerima attachment.
MARKETPLACE

Stay on top of your group activity without leaving the page you're on - Get the Yahoo! Toolbar now.


Get great advice about dogs and cats. Visit the Dog & Cat Answers Center.


Hobbies & Activities Zone: Find others who share your passions! Explore new interests.

.

__,_._,___

0 comments:

Post a Comment