Advertising

Monday 6 June 2011

Re: [wanita-muslimah] Adian Husaini: Pancasila Bukan Pandangan Hidup Umat Islam

Adian sih nerima pancasila jadi dasar negara. Tapi dia gak setuju, pancasila jadi pandangan hidup bangsa indonesia.

Bertabrakan dengan agama, katanya


salam,

Ari
- status : pelajar -

-----Original Message-----
From: "Kartono Mohamad" <kmjp47@indosat.net.id>
Sender: wanita-muslimah@yahoogroups.com
Date: Tue, 7 Jun 2011 01:35:47
To: <wanita-muslimah@yahoogroups.com>
Reply-To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
Subject: Re: [wanita-muslimah] Adian Husaini: Pancasila Bukan Pandangan Hidup Umat Islam

Pancasila adalah dasar negara Indonesia. Kalau gak mau terima, ya jangan jadi warga negara RI. Pindah ke Arab Saudi atau bikin negara sendiri bersama yg sepaham. Jangan $endua karena itu = m$unafik.
KM
Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT

-----Original Message-----
From: "Yudi Yuliyadi" <yudi@geoindo.com>
Sender: wanita-muslimah@yahoogroups.com
Date: Tue, 7 Jun 2011 08:21:26
To: <wanita-muslimah@yahoogroups.com>
Reply-To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
Subject: [wanita-muslimah] Adian Husaini: Pancasila Bukan Pandangan Hidup Umat Islam

Adian Husaini: Pancasila Bukan Pandangan Hidup Umat Islam

Jakarta (voa-islam) - Dalam pandangan Adian Husaini, isu negara Islam itu
sebenarnya tidak penting. Yang terpenting adalah apakah umat Islam sekarang
ini bisa menjadikan negeri muslim ini sebagai negeri yang baldatun
thoyyibatun warrabbun ghafur, negeri yang dibawah naungan ridho Ilahi.

"Saya tidak bicara label negara Islam. Yang jelas, dengan Pancasila sebagai
dasar negara, telah memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada umat Islam
untuk menjalankan agamanya dan membangun negeri ini, negeri muslim yang
besar," kata Adian saat dijumpai disela-sela acara diskusi di Jakarta.

Ketika ditanya, apakah Pancasila sudah final? "Saya tidak suka dengan
kata-kata final atau tidak final. Sebab, saya khawatir Pancasila akan
disamakan dengan wahyu. Yang diperlukan sekarang ini bukanlah penguatan
Pancasila, tapi mendudukkan Pancasila secara tepat dan proporsional serta
menfasirkannya secara benar pula, seperti yang dimaui oleh para perumus
Pancasila itu sendiri. Namun ironisnya, Pancasila telah diselewengkan sejak
masa Orde Lama, Orde Baru, hingga Reformasi," jelas Adian.

Yang harus dirumuskan dari Pancasila, kata Adian, adalah mendudukan
Pancasila sebagai dasar negara, tapi jangan menarik Pancasila ke hal-hal
yang berlebihan, seperti Pancasila sebagai pandangan hidup. Bukankah dalam
setiap agama, punya konsepnya masing-masing tentang pandangan hidup. Karena
itu, jangan mencari konsep tuhan, alam dan moral menurut Pancasila. Dalam
Islam sendiri, punya konsep Ketuhanan, begitu juga dengan Kristen.

"Ya sudah biarlah Pancasila diletakkan sebagai dasar negara, dimana komponen
bangsa memahami Pancasila menurut pemahamannya masing-masing. Lalu pada
level kenegaraan, mereka berjuang secara konstitusional," jelas Adian.

Kenapa Anda mengatakan Pancasila tidak bertentangan dengan Islam? Dijawab
Adian, karena memang, Pancasila dari awal disepakati oleh para tokoh
nasionalis maupun tokoh Islam. Tokoh Islam Muhammad Natsir tahun 1954
mengatakan, Pancasila tidak bertentangan dengan Islam.

"Yang diprotes kemudian oleh tokoh Islam pada masa Orla dan Orba adalah
penafsiran yang menyuimpang dari Pancasila, misalnya Pancasila ditafsirkan
secara Nasakom, dimana Pancasila justru mengakomodir komunisme. Hal itulah
yang tidak bisa diterima oleh tokoh Islam. Jadi, bukan Pancasilanya, yang
tidak bisa diterima, tapi ketika Pancasilan dijadikan sebagai worldview atau
rumusan kehidupan. Tidak bisa, konsep ketuhanan dirumuskan oleh Pancasila.
Dan sudah pasti, akan bertabrakan dengan konsep agama, terutama Islam,"
papar Adian.

Harusnya Pancasila, lanjut Adian, tidak masuk ke wilayah worlview itu.
Sebab, worldview itu wilayahnya agama. Karena itu, jangan jadikan Pancasila
sebagai landasan moral atau perilaku. Dikhwatirkan menjadi bias dan
menimbulkan kebingungan. Orang yang berilaku menurut Pancasila akan
bertabrakan dengan Islam. Mengingat Islam sendiri sudah punya konsep
perilaku.

Pancasila Toghut?

Kelompok Islam tertentu memahami Pancasila sebagai toghut. Bagaimana dalam
pandangan Adian? "Saya bisa memahaminya, karena itu merupakan pemahaman yang
panjang terhadap penyalahgunaan Pancasila itu sendiri. Saya sendiri
menggunakan perspekstif Kasman Dimedjo, yang mengatakan Pancasila tidak
bertentangan dengan Islam. Pancasila memberikan kesempatan kepada umat Uslam
untuk berjuang menjalankan agamanya."

Dengan Pancasila, lanjut Adian, umat Islam tidak dilarang untruk membaca Al
Qur'an, menjalankan shalat, zakat dan sebagainya, bahkan sampai menerapkan
syariat Islam, seperti di Aceh. Di Aceh, orang yang menjalan syariat Islam
apakah akan dianggap melanggar pancasila? Tentu tidak.

Menurut Adian, Piagam Jakarta adalah dokumen resmi, yang ditegaskan dalam
dekrit Presiden 5 Juli 1959 oleh Bung Karno. Adapun dekrit itu merupakan
satu kesatuan dengan Konstitusi UUD 1945. Setelah dekrit tersebut berlaku,
banyak produk per-Undang-undangan di Indonesia yang konsdirennya mengacu
pada Piagam Jakarta. Misalnya, berdirinya IAIN (Penpres no 11 tahun 1960).

"Piagam Jakarta tidak pernah dipersoalkan. Tapi begitu masuk Orde Baru,
banyak pihak yang alergi, mereka takut jika umat Islam menjalankan syariah.
Padahal, jika umat Islam menjalankan syariah, sesungguhnya dijamin oleh
konstitusi. Walaupun tidak secara eksplisit tujuh kata dicantumkan lagi,
tapi yang jelas dekrit itu mengakomodir Piagam Jakarta," tukas Adian.

Dengan demikian, secara operasional, Pancasila akan dijadikan acuan
membentuk perundang-undangan, baik di bidang ekonomi, politik, maupun
keagamaan. Sebagai contoh, melarang Ahmadiyah, tentu tidak melanggar ataupun
bertentangan dengan Pancasila. Hal inilah yang terus diperjuangkan kelompok
liberal untuk mencabut pasal penodaan agama (PNPS tahun 1965) karena
dianggap bertentangan dengan Pancasila.

Dikarenakan Pancasila yang sekarang mengacu pada rumusan Dekrit Presiden 5
juli 1959, maka berarti tidak boleh ada peratuaran perudangan-undangan di
Indonesia yang bertentangan dengan syariah. "Kita bukan kembali pada rumusan
Pancasila 18 Agustus ataupun 1 Juni, tapi 5 Juli 1959. Jadi tanggal 1 Juni
itu bukan kelahiran Pancasila, tapi hari pidato Bung Karno di BPUPK.
Kelahiran Pancasila adalah pada tanggal 18 Agustus 1945, dan diterima resmi
secara nasional oleh komponen bangsa.

Tokoh Reformasi Acak-acak Pancasila

Sementara itu dikatakan Pengamat politik dan budayawan Betawi Ridwan Saidi
menegaskan, ketika ditanya perlukan umat Islam mendirikan negara Islam? Kata
Babe- begitu ia akrab disapa, kita harus kembali pada UUD 45 dulu, agar
negara ini kembali normal keadaannya.

"Jangan ada ide-ide yang lain dulu. Karena dengan perubahan yang dilakukakan
oleh reformasi ini menjadi tidak karuan, Jadi kita nggak perlu bicara negara
Islam itu dulu, Kita bicara UUD 45 yang asli," kata Ridwan.

Menurut Ridwan, Yang menjadi masalah UUD 45 ini diacak-acak oleh reformasi,
Pancasila itu sendiri disingkirkan oleh tokoh reformasi. Mereka itu tiada
lain SBY, Amin Rais, Abdurrahman Wahid. Mereka inilah yang menyingkirkan
Pancasila. Tapi kemudian ingin mengaktfkan lagi.

"Sudahlah jangan buang-buang waktu. Jangan kita hina-hina Pancasila. Sebab,
Pancasila itu juga karya ortu kita dulu. Jangan Islam diadu-adu. Islam itu
sudah luhur. Yang jadi soal, Pancasila itu disepak. Mereka buat
per-undang-undangan yang liberal,"tandasnya

Dikatakan Ridwan Saidi, Dekrit Presiden 5 Juli 1959 bersandarkan pada Piagam
Jakarta, yang kemudian melahirkan UUD 45. Tapi lagi-lagi, UUD 45 diacak-acak
oleh komplotan Amin Rais dan Abdurrahman Wahid, yakni UUD 45 yang
diamandemen. Akibatnya, hancurlah negara ini. Sekarang, ada upaya untuk
mengaktifkan lagi Pancasila. Yang jelas, umat Islam punya garis yg tegas,
setia pada negara ini, karena sejak awal umat Islam ikut mendirikan negara
ini. Desastian

http://www.voa-islam.com/news/indonesiana/2011/06/06/15157/adian-husaini-pan
casila-bukan-pandangan-hidup-umat-islam/





[Non-text portions of this message have been removed]




[Non-text portions of this message have been removed]



------------------------------------

=======================
Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Twitter: http://twitter.com/wanita_muslimah
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:wanita-muslimah-unsubscribe@yahoogroups.com
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

Milis ini tidak menerima attachment.Yahoo! Groups Links



------------------------------------

=======================
Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Twitter: http://twitter.com/wanita_muslimah
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:wanita-muslimah-unsubscribe@yahoogroups.com
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

Milis ini tidak menerima attachment.Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/

<*> Your email settings:
Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/join
(Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
wanita-muslimah-digest@yahoogroups.com
wanita-muslimah-fullfeatured@yahoogroups.com

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
wanita-muslimah-unsubscribe@yahoogroups.com

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/

0 comments:

Post a Comment