Saya jadi teringat ceritera tentang Nabi Isa yg diponnis Salib oleh
orang Jahudi padahal dia menyebarkan Kasih
Sent from my iPhone
On Jun 12, 2011, at 12:00 AM, "kmjp47@indosat.net.id" <kmjp47@indosat.net.id
> wrote:
>
> Begini inikah bangsa kita yang konon beragama, beradab, dan
> menjunjung sifat ksatria? Dapat
> dipahami bahwa korupsi memang merupakan bagian dari budaya kita,
> seperti kata Bung Hatta.
> KM
>
> Diusir Warga karena Lapor Contek Massal
> Ny Siami, Si Jujur yang Malah Ajur
>
> Jumat, 10 Juni 2011 | 07:18 WIB
> Dibaca: 16,831
>
> SURABAYA | SURYA - Ny Siami tak pernah membayangkan niat tulus
> mengajarkan kejujuran kepada
> anaknya malah menuai petaka. Warga Jl Gadel Sari Barat, Kecamatan
> Tandes, Surabaya itu diusir
> ratusan warga setelah ia melaporkan guru SDN Gadel 2 yang memaksa
> anaknya, Al, memberikan contekan
> kepada teman-temannya saat Unas pada 10-12 Mei 2011 lalu. Bertindak
> jujur malah ajur!
>
> Teriakan "Usir, usir…tak punya hati nurani" terus menggema di
> Balai RW 02 Kelurahan Gadel,
> Kecamatan Tandes, Surabaya, Kamis (9/6) siang. Ratusan orang
> menuntut Ny Siami meninggalkan
> kampung. Sementara wanita berkerudung biru di depan kerumunan warga
> itu hanya bisa menangis pilu.
> Suara permintaan maaf Siami yang diucapkan dengan bantuan pengeras
> suara nyaris tak terdengar di
> tengah gemuruh suara massa yang melontarkan hujatan dan caci maki.
>
> Keluarga Siami dituding telah mencemarkan nama baik sekolah dan
> kampung. Setidaknya empat kali,
> warga menggelar aksi unjuk rasa, menghujat tindakan Siami. Puncaknya
> terjadi pada Kamis siang
> kemarin. Lebih dari 100 warga Kampung Gadel Sari dan wali murid SDN
> Gadel 2 meminta keluarga
> penjahit itu enyah dari kampungnya.
>
> Padahal, agenda pertemuan tersebut sebenarnya mediasi antara warga
> dan wali murid dengan Siami.
> Namun, rembukan yang difasilitasi Muspika (Musyarah Pimpinan
> Kecamatan Tandes) itu malah berbuah
> pengusiran. Mediasi itu sendiri digelar untuk menuruti tuntutan
> warga agar keluarga Siami minta
> maaf di hadapan warga dan wali murid.
>
> Siami dituding sok pahlawan setelah melaporkan wali kelas anaknya,
> yang diduga merancang kerjasama
> contek-mencontek dengan menggunakan anaknya sebagai sumber contekan.
>
> Sebelumnya, Siami mengatakan, dirinya baru mengetahui kasus itu pada
> 16 Mei lalu atau empat hari
> setelah Unas selesai. Itu pun karena diberi tahu wali murid lainnya,
> yang mendapat informasi dari
> anak-anak mereka bahwa Al, anaknya, diplot memberikan contekan. Al
> sendiri sebelumnya tidak pernah
> menceritakan 'taktik kotor' itu. Namun, akhirnya sambil menangis,
> Al, mengaku. Ia bercerita sejak
> tiga bulan sebelum Unas sudah dipaksa gurunya agar mau memberi
> contekan kepada seluruh siswa kelas
> 6. Setelah Al akhirnya mau, oknum guru itu diduga menggelar simulasi
> tentang bagaimana caranya
> memberikan contekan.
>
> Siami kemudian menemui kepala sekolah. Dalam pertemuan itu, kepala
> sekolah hanya menyampaikan
> permohonan maaf. Ini tidak memuaskan Siami. Dia penasaran, apakah
> skenario contek-mencontek itu
> memang didesain pihak sekolah, atau hanya dilakukan secara pribadi
> oleh guru kelas VI.
>
> Setelah itu, dia mengadu pada Komite Sekolah, namun tidak mendapat
> respons memuaskan, sehingga
> akhirnya dia melaporkan masalah ini ke Dinas Pendidikan serta
> berbicara kepada media, sehingga
> kasus itu menjadi perhatian publik.
>
> Dan perkembangan selanjutnya, warga dan wali murid malah menyalahkan
> Siami dan puncaknya adalah
> aksi pengusiran terhadap Siami pada Kamis kemarin. Situasi panas
> sebenarnya sudah terasa sehari
> menjelang pertemuan. Hari Rabu (8/6), warga sudah lebih dulu
> menggeruduk rumah Siami di Jl Gadel
> Sari Barat.
>
> Demo itu mendesak Ny Siami meminta maaf secara terbuka. Namun, Siami
> berjanji menyampaikannya,
> Kamis.
>
> Pertemuan juga dihadiri Ketua Tim Independen, Prof Daniel M Rosyid,
> Ketua Unit Pelaksana Teknis
> (UPT) Dindik Tandes, Dakah Wahyudi, Komite Sekolah, dan sejumlah
> anggota DPRD Kota Surabaya. Satu
> jam menjelang mediasi, sudah banyak massa terkonsentrasi di beberapa
> gang.
>
> Pukul 09.00 WIB, tampak Ny Siami ditemani kakak dan suaminya, Widodo
> dan Saki Edi Purnomo
> mendatangi Balai RW. Mereka berjalan kaki karena jarak rumah dengan
> balai pertemuan ini sekitar 100
> meter. Massa yang sudah menyemut di sekitar balai RW langsung
> menghujat keluarga Siami.
>
> Mereka langsung mengepung keluarga ini. Beberapa polisi yang
> sebelumnya memang bersiaga langsung
> bertindak. Mereka melindungi keluarga ini untuk menuju ruang Balai
> RW. Warga kian menyemut dan
> terus memadati balai pertemuan. Ratusan warga terus merangsek. Salah
> satu ibu nekat menerobos.
> Namun, karena yang diizinkan masuk adalah perwakilan warga,
> perempuan ini harus digelandang keluar
> oleh petugas.
>
> Mediasi diawali dengan mendengarkan pernyataan Kepala UPT Tandes,
> Dakah Wahyudi. Ia menyatakan
> bahwa seluruh kelas VI SDN Gadel 2 tidak akan kena sanksi mengulang
> Unas. Ucapan Dakah sedikit
> membuat warga tenang. Namun, situasi kembali memanas. Apalagi Ny
> Siami tidak segera diberi
> kesempatan menyampaikan permintaan maaf secara langsung.
>
> Kemudian warga diminta kembali mendengarkan paparan yang disampaikan
> Prof Daniel Rosyid. Ketua tim
> independen pencari fakta bentukan Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini
> ini berusaha menyejukkan warga
> dengan menyebut dirinya asli Solo. Dikatakan bahwa Solo, Surabaya
> adalah juga Indonesia, sehingga
> setiap warga tidak berhak mengusir warga Indonesia.
>
> Kemudian dia berusaha berdialog santai dengan warga. Ada salah satu
> warga menyeletuk. "Kalau kita
> dikatakan menyontek massal. Lantas, kenapa saat menyontek pengawas
> membiarkannya," ucap salah satu
> ibu yang mendapat tepukan meriah warga lain.
>
> Warga juga menyatakan bahwa menyontek sudah terjadi di mana-mana dan
> wajar dilakukan siswa agar
> bisa lulus. Mendengar hal ini, Daniel kemudian memperingatkan bahwa
> perbuatan menyontek adalah
> budaya buruk. Di masyarakat manapun, perbuatan curang dan tidak
> jujur ini tidak bisa ditoleransi.
>
> "Menyontek adalah awal dari korupsi. Jika perbuatan curang ini sudah
> dianggap biasa, maka ini akan
> membuka perilaku yang lebih menghancurkan masyarakat. Tentu tidak
> ada yang mau demikian," sindir
> Daniel.
>
> Kemudian mediasi dilanjutkan dengan menghadirkan Kepala SDN Gadel 2,
> Sukatman. Akibat kasus
> contekan massal di sekolahnya, Sukatman dan dua guru kelas VI
> dicopot. Sukatman menyampaikan
> permintaan maaf kepada wali murid.
>
> Namun wali murid menyambut dengan teriakan bahwa Sukatman tidak
> salah. Yang dianggap salah adalah
> keluarga Siami karena membesar-besarkan masalah. Warga pun kembali
> berteriak "usir… usir". Namun
> warga mulai tenang karena Sukatman tempak menghampiri Ny Siami dan
> suaminya. Mantan Kasek ini
> langsung meraih tangan ibunda Al dan saling meminta maaf. Namun,
> setelah itu warga kembali riuh
> rendah.
>
> Setelah Siami diberi kesempatan berbicara, keributan langsung pecah.
> Suara massa di luar balai RW
> terus membahana, menghujat keluarga Siami. Padahal saat itu, Siami
> sedang menyiapkan mental dengan
> berdiri di hadapan warga.
>
> Meski sudah berusaha tegar, namun ibu dua anak ini mulai lemah. Dia
> tampak berdiri merunduk
> sementara kedua matanya sudah mengeluarkan air mata. "Saya minta maa
> f kepada semua warga…" ucap
> Siami yang tak sanggup lagi meneruskan kalimatnya.
>
> Namun, sang suami terus membimbing, membuat perempuan ini kembali
> melanjutkan pernyataan maaf.
> Namun, suasana kian ricuh karena massa terus berteriak "usir".
> Baik petugas polisi dan tokoh
> masyarakat berusaha menenangkan situasi. Baru kemudian kembali
> terdengar suara Siami.
>
> Dengan tangan gemetar dan ketegaran yang dipaksakan, Siami kembali
> berucap, "Saya tidak menyangka
> permasalahan akan seperti ini. Saya hanya ingin kejujuran ada pada
> anak saya. Saya sebelumnya sudah
> berusaha menyelesaikan persoalan dengan baik-baik."
>
> Pernyataan tulus Siami tidak juga membuat massa tenang, sampai
> akhirnya polisi memutuskan untuk
> mengevakuasi Siami dan keluarganya. Siami diarahkan ke mobil polisi
> dengan pengamanan pagar betis.
> Namun massa tetap berusaha merangsek, ingin meraih tubuh Siami.
> Sejumlah warga bahkan sempat
> menarik-narik kerudung Siami hingga hampir terlepas. Siami akhirnya
> berhasil diamankan ke Mapolsek
> Tandes.
>
> Baik Ny Siami dan suaminya enggan memberi komentar usai kericuhan.
> Namun, kakak kandung Siami,
> Saki, mengakui bahwa adiknya saat ini dalam tekanan yang luar biasa.
> "Dia tak tahan lagi dengan
> tekanan warga. Sampai tidak mau makan hari-hari ini. Nanti kami akan
> merasa tenang jika di Gresik,"
> kata Saki. Benjeng, Gresik adalah daerah asal Siami. Saat ini Al,
> anak Siami yang dipaksa memberi
> contekan, juga diungsikan ke Benjeng setelah rumahnya beberapa kali
> didemo warga.
>
> Sementara itu, Ny Leni, perwakilan warga menyatakan bahwa pihaknya
> masih akan terus menuntut agar
> tiga guru yang dicopot tetap mengajar di SDN Gadel 2 dan menuntut
> Siami bertanggung jawab.
>
> Budaya sakit
>
> Prof Daniel M Rosyid yang juga Penasihat Dewan Pendidikan Jatim,
> menyesalkan tindakan warga Gadel
> yang berencana mengusir keluarga Siami, ibunda Al. "Tuntutan warga u
> ntuk mengusir keluarga Al tidak
> masuk akal. Itu tidak bisa dituruti," katanya.
>
> Daniel menilai tuntutan warga tersebut sudah tidak rasional.
> Perbuatan benar yang dilakukan ibu
> Al, Siami, dinilai warga justru malah salah. Tindakan menyontek
> rupanya sudah mengakar dan menjadi
> kebiasaan bahkan budaya di masyarakat. "Warga ternyata sakit,"
> katanya.
>
> Lagi pula Kepala Sekolah Sukatman dan dua guru kelas VI, Fatkhur
> Rohman dan Prayitno, sudah legowo
> dan menerima keputusan sanksi yang diberikan. "Saya kira ini kalau d
> ibiarkan masyarakat akan sakit
> terus. Orang jujur malah ajur, ini harus kita cegah," papar Daniel.
>
> Sebelumnya, hasil tim independen pimpinan Daniel Rosyid menyampaikan
> temuannya bahwa Al, anak
> Siami, memang diintimidasi guru sehingga mau memberikan contekan.
> Namun, tim tidak menemukan cukup
> bukti sehingga Unas di SDN Gadel 2 perlu diulang. Alasannya tim
> independen tidak menemukan hasil
> jawaban Unas yang sistemik sama, dan nilai Unas pun hasilnya tidak
> sama. Al ternyata membuat
> contekan yang diplesetkan. Al tidak seluruhnya memberikan jawaban
> yang benar. Dan kawannya pun
> tidak sepenuhnya percaya dengan jawaban Al. Sehingga hasil ujian
> tidak sama.
>
> Selain itu tim juga mempertimbangkan Unas ulang akan memberatkan
> siswa dan wali murid. Sanksi yang
> direkomendasikan yakni sanksi administratif dari Pemkot Surabaya
> kepada guru yang melakukan
> intimidasi kepada Al.
>
> Berdasarkan temuan tim independen ditambah pemeriksaan Inspektorat
> Pemkot Surabaya itulah, Wali
> Kota Tri Rismaharini akhirnya mencopot Kepala Sekolah SDN Gadel 2
> Sukatman dan dua guru kelas VI
> Fatkhur Rohman dan Prayitno.
>
>
> Reply to sender | Reply to group | Reply via web post | Start a New
> Topic
> Messages in this topic (1)
> RECENT ACTIVITY: New Members 9
> Visit Your Group
> =======================
> Milis Wanita Muslimah
> Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun
> masyarakat.
> Twitter: http://twitter.com/wanita_muslimah
> Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
> ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
> Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
> Berhenti mailto:wanita-muslimah-unsubscribe@yahoogroups.com
> Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
> Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com
>
> Milis ini tidak mene
[Non-text portions of this message have been removed]
Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Twitter: http://twitter.com/wanita_muslimah
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:wanita-muslimah-unsubscribe@yahoogroups.com
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com
Milis ini tidak menerima attachment.
0 comments:
Post a Comment