Advertising

Sunday 12 June 2011

Re: [wanita-muslimah] Dari Koran Surya: inilah wajah bangsa yang sakit

yah, aya menyuarakan isi hati saya. kalau abah nggak berkenan dan lebih suka
eyel eyelan dan rib ut agama,sih, saya ndak bisa memaksa bukan ?

hobi orang lain lain sih, memang :D


salam,
Ari

<http://papabonbon.wordpress.com>


2011/6/13 H. M. Nur Abdurrahman <mnur.abdurrahman@yahoo.co.id>

>
>
> ngebahas dari angle yg lebih manusia ?
> Lho, saya bukankah ngebahas yang lebih manusia? Menurut Pancasila Ketuhanan
>
> Yang Maha Esa (nyaeta: tawhid, meng-Esakan Tuhan) melebihi Kemanusiaan yang
>
> adil dan beradab (nyaeta: yang manusia). Wahyu mengatasi akal dan Iman
> mengatasi Ilmu, begitu nyong !
>
> Wassalam
> HMNA
>
>
> ----- Original Message -----
> From: "Ari" <masarcon@gmail.com>
> To: <wanita-muslimah@yahoogroups.com>
> Sent: Sunday, June 12, 2011 8:19 PM
> Subject: Re: [wanita-muslimah] Dari Koran Surya: inilah wajah bangsa yang
> sakit
>
> selain ribut ribut agama, bisa ngebahas dari angle yg lebih manusia, ndak,
> abah ? ane pusing nih kebanyakan doktrin. :D
>
> salam,
> Ari
>
> <http://papabonbon.wordpress.com>
>
>
> 2011/6/12 H. M. Nur Abdurrahman <mnur.abdurrahman@yahoo.co.id>
>
> >
> >
> > Memang benar Nabi Isa AS diponnis Salib oleh orang Jahudi padahal dia
> > menyebarkan Kasih. Ny Siami yang niat tulus mengajarkan kejujuran,
> > mendapatkan pula ponnis diusir. Jadi ada persamaannya antara Nabi Isa AS
> > dengan Ny Siami.
> >
> > Namun ada pula perbedaannya. Ny Siami jadi terusir ke Benjeng, Gresik,
> > sedangkan Nabi 'Isa AS luput dari eksekusi disalib.(*)
> > -------------------------------
> > (*)
> > Menurut Injil Barnabas:
> > 'Isa menyahut sambil memeluk ibunya: 'Percayalah kepadaku ibu,
> > sesungguhnya
> > saya katakan kepadamu saya sama sekali tidak mati (B-218).
> > "Sesungguhnya saya katakan kepadamu, saya tidak mati melainkan Yudas si
> > pengkhianat (B-221)."
> >
> > Pada tepi barat Laut Mati, sekitar 12 km sebelah selatan Jericho terletak
> > lembah Qamran. Dewasa ini tempat itu sunyi, hampa, hanya geletakan
> > reruntuhan biara kaum Essene yang membisu. Namun dalam sejumlah gua yang
> > tidak jauh dari rerunthan itu didapatkan naskah-naskah kuno, yang
> > disembunyikan secara cermat oleh kaum Essene. Di situlah naskah-naskah
> > kuno
> > itu tak tersentuh tangan-tangan manusia selama 2000 tahun. Karena terdiri
> > atas gulungan-gulungan perkamen dan tembaga, naskah-naskah itu diberi
> > bernama Dead Scrolls (gulungan-gulungan Laut Mati, selanjutnya disingkat
> > DSS). DSS di dapatkan dalam 11 buah gua, berturut-turut dalam tahun 1947,
> > 1949, 1951, 1956.
> >
> > Ada seorang tokoh dalam DSS yang bernama Teacher of Rightousness (Guru
> > Kebenaran). Para sarjana (di antaranya Potter) mengaku adanya persamaan
> > yang
> > menyolok antara ajaran-ajaran Yesus dengan Guru Kebenaran. Namun para
> > sarjana itu kebingungan, tidak mau mengatakan bahwa Guru Kebenaran itu
> > adalah Yesus, karena Yesus mati disalib, sedangkan menururt Hymn dari
> DSS,
> > Guru Kebenaran ini luput dari bahaya maut. Dituliskan terjemahannya saja:
> > "Wahai Tuhanku, aku bersyukur kepada Engkau karena kasih Engkau selalu
> > tertuju kepadaku. Engkau selamatkan jiwa si miskin ini dari bahaya maut.
> > Mereka menghendaki supaya kumati terkutuk, untuk memenuhi permintaan
> > orang-orang yang suka kepada kejahatan (DSS: Hymn 4). Penjelasan: yang
> > dimaksud dengan mati terkutuk adalah mati di palang salib, karena bagi
> > orang
> > Yahudi, mati di palang salib itu adalah mati terkutuk.
> >
> > Maka terjadi dilemma, mengatakan Yesus adalah Guru Kebenaran, berarti DSS
> > termasuk dalam golongan apocryph, karena DSS tidak sesuai dengan keempat
> > Injil dari Perjanjian Baru tentang kematian Yesus. Padahal DSS tak pernah
> > dijamah manusia selama 2000 tahun, yang sumbernya lebih tua dari keempat
> > penulis Injil dalam Perjanjian Baru. Jadi dalam hal ini keempat Injil
> > dalam
> > Perjanjian Baru itulah yang apocryph. Akan tetapi jika dikatakan DSS
> tidak
> > apocryph, melainkan keempat Injil dalam Perjanjian Baru yang apocryph,
> > berarti Yesus tidak mati disalib. Padahal peristiwa salib merupakan dasar
> > theologi Nasrani: Yesus disalib untuk menebus dosa manusia, dosa warisan
> > dari Adam dan tentang kebangkitan.
> >
> > Apa kata Al Quran dalam hal ini?
> > -- WQWLHM ANA QTLNA ALMSHh 'ASY ABN MRYM RSWL ALLH WMA QTLWH WMA SHLBWH
> > WLKN SYBH LHM (S. ALNSAa, 4:157), dibaca: Wa qawlihim innaa qatalnal
> > masiiha
> > 'iisabna maryama wa maa qataluuhu wa maa shalabuuhu walaakin syubbiha
> > lahum,
> > artinya:
> > -- Dan dikatakan mereka sesungguhnya kami telah membunuh al Masih 'Isa
> > anak
> > Maryam rasul Allah, mereka tidak membuhnya, tidak menyalibnya, melainkan
> > disamarkan bagi mereka. WaLlahu a'lamu bishshsawa-b.
> >
> > Wassalam
> > HMNA
> >
> >
> > ----- Original Message -----
> > From: "Dharma Hutauruk" <dharma.hutauruk@gmail.com>
> > To: <wanita-muslimah@yahoogroups.com>
> > Sent: Sunday, June 12, 2011 9:16 AM
> > Subject: Re: [wanita-muslimah] Dari Koran Surya: inilah wajah bangsa yang
> > sakit
> >
> > Saya jadi teringat ceritera tentang Nabi Isa yg diponnis Salib oleh
> > orang Jahudi padahal dia menyebarkan Kasih
> >
> > Sent from my iPhone
> >
> > On Jun 12, 2011, at 12:00 AM, "kmjp47@indosat.net.id" <
> > kmjp47@indosat.net.id
> > > wrote:
> >
> > >
> > > Begini inikah bangsa kita yang konon beragama, beradab, dan
> > > menjunjung sifat ksatria? Dapat
> > > dipahami bahwa korupsi memang merupakan bagian dari budaya kita,
> > > seperti kata Bung Hatta.
> > > KM
> > >
> > > Diusir Warga karena Lapor Contek Massal
> > > Ny Siami, Si Jujur yang Malah Ajur
> > >
> > > Jumat, 10 Juni 2011 | 07:18 WIB
> > > Dibaca: 16,831
> > >
> > > SURABAYA | SURYA - Ny Siami tak pernah membayangkan niat tulus
> > > mengajarkan kejujuran kepada
> > > anaknya malah menuai petaka. Warga Jl Gadel Sari Barat, Kecamatan
> > > Tandes, Surabaya itu diusir
> > > ratusan warga setelah ia melaporkan guru SDN Gadel 2 yang memaksa
> > > anaknya, Al, memberikan contekan
> > > kepada teman-temannya saat Unas pada 10-12 Mei 2011 lalu. Bertindak
> > > jujur malah ajur!
> > >
> > > Teriakan "Usir, usir.tak punya hati nurani" terus menggema di
> > > Balai RW 02 Kelurahan Gadel,
> > > Kecamatan Tandes, Surabaya, Kamis (9/6) siang. Ratusan orang
> > > menuntut Ny Siami meninggalkan
> > > kampung. Sementara wanita berkerudung biru di depan kerumunan warga
> > > itu hanya bisa menangis pilu.
> > > Suara permintaan maaf Siami yang diucapkan dengan bantuan pengeras
> > > suara nyaris tak terdengar di
> > > tengah gemuruh suara massa yang melontarkan hujatan dan caci maki.
> > >
> > > Keluarga Siami dituding telah mencemarkan nama baik sekolah dan
> > > kampung. Setidaknya empat kali,
> > > warga menggelar aksi unjuk rasa, menghujat tindakan Siami. Puncaknya
> > > terjadi pada Kamis siang
> > > kemarin. Lebih dari 100 warga Kampung Gadel Sari dan wali murid SDN
> > > Gadel 2 meminta keluarga
> > > penjahit itu enyah dari kampungnya.
> > >
> > > Padahal, agenda pertemuan tersebut sebenarnya mediasi antara warga
> > > dan wali murid dengan Siami.
> > > Namun, rembukan yang difasilitasi Muspika (Musyarah Pimpinan
> > > Kecamatan Tandes) itu malah berbuah
> > > pengusiran. Mediasi itu sendiri digelar untuk menuruti tuntutan
> > > warga agar keluarga Siami minta
> > > maaf di hadapan warga dan wali murid.
> > >
> > > Siami dituding sok pahlawan setelah melaporkan wali kelas anaknya,
> > > yang diduga merancang kerjasama
> > > contek-mencontek dengan menggunakan anaknya sebagai sumber contekan.
> > >
> > > Sebelumnya, Siami mengatakan, dirinya baru mengetahui kasus itu pada
> > > 16 Mei lalu atau empat hari
> > > setelah Unas selesai. Itu pun karena diberi tahu wali murid lainnya,
> > > yang mendapat informasi dari
> > > anak-anak mereka bahwa Al, anaknya, diplot memberikan contekan. Al
> > > sendiri sebelumnya tidak pernah
> > > menceritakan 'taktik kotor' itu. Namun, akhirnya sambil menangis,
> > > Al, mengaku. Ia bercerita sejak
> > > tiga bulan sebelum Unas sudah dipaksa gurunya agar mau memberi
> > > contekan kepada seluruh siswa kelas
> > > 6. Setelah Al akhirnya mau, oknum guru itu diduga menggelar simulasi
> > > tentang bagaimana caranya
> > > memberikan contekan.
> > >
> > > Siami kemudian menemui kepala sekolah. Dalam pertemuan itu, kepala
> > > sekolah hanya menyampaikan
> > > permohonan maaf. Ini tidak memuaskan Siami. Dia penasaran, apakah
> > > skenario contek-mencontek itu
> > > memang didesain pihak sekolah, atau hanya dilakukan secara pribadi
> > > oleh guru kelas VI.
> > >
> > > Setelah itu, dia mengadu pada Komite Sekolah, namun tidak mendapat
> > > respons memuaskan, sehingga
> > > akhirnya dia melaporkan masalah ini ke Dinas Pendidikan serta
> > > berbicara kepada media, sehingga
> > > kasus itu menjadi perhatian publik.
> > >
> > > Dan perkembangan selanjutnya, warga dan wali murid malah menyalahkan
> > > Siami dan puncaknya adalah
> > > aksi pengusiran terhadap Siami pada Kamis kemarin. Situasi panas
> > > sebenarnya sudah terasa sehari
> > > menjelang pertemuan. Hari Rabu (8/6), warga sudah lebih dulu
> > > menggeruduk rumah Siami di Jl Gadel
> > > Sari Barat.
> > >
> > > Demo itu mendesak Ny Siami meminta maaf secara terbuka. Namun, Siami
> > > berjanji menyampaikannya,
> > > Kamis.
> > >
> > > Pertemuan juga dihadiri Ketua Tim Independen, Prof Daniel M Rosyid,
> > > Ketua Unit Pelaksana Teknis
> > > (UPT) Dindik Tandes, Dakah Wahyudi, Komite Sekolah, dan sejumlah
> > > anggota DPRD Kota Surabaya. Satu
> > > jam menjelang mediasi, sudah banyak massa terkonsentrasi di beberapa
> > > gang.
> > >
> > > Pukul 09.00 WIB, tampak Ny Siami ditemani kakak dan suaminya, Widodo
> > > dan Saki Edi Purnomo
> > > mendatangi Balai RW. Mereka berjalan kaki karena jarak rumah dengan
> > > balai pertemuan ini sekitar 100
> > > meter. Massa yang sudah menyemut di sekitar balai RW langsung
> > > menghujat keluarga Siami.
> > >
> > > Mereka langsung mengepung keluarga ini. Beberapa polisi yang
> > > sebelumnya memang bersiaga langsung
> > > bertindak. Mereka melindungi keluarga ini untuk menuju ruang Balai
> > > RW. Warga kian menyemut dan
> > > terus memadati balai pertemuan. Ratusan warga terus merangsek. Salah
> > > satu ibu nekat menerobos.
> > > Namun, karena yang diizinkan masuk adalah perwakilan warga,
> > > perempuan ini harus digelandang keluar
> > > oleh petugas.
> > >
> > > Mediasi diawali dengan mendengarkan pernyataan Kepala UPT Tandes,
> > > Dakah Wahyudi. Ia menyatakan
> > > bahwa seluruh kelas VI SDN Gadel 2 tidak akan kena sanksi mengulang
> > > Unas. Ucapan Dakah sedikit
> > > membuat warga tenang. Namun, situasi kembali memanas. Apalagi Ny
> > > Siami tidak segera diberi
> > > kesempatan menyampaikan permintaan maaf secara langsung.
> > >
> > > Kemudian warga diminta kembali mendengarkan paparan yang disampaikan
> > > Prof Daniel Rosyid. Ketua tim
> > > independen pencari fakta bentukan Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini
> > > ini berusaha menyejukkan warga
> > > dengan menyebut dirinya asli Solo. Dikatakan bahwa Solo, Surabaya
> > > adalah juga Indonesia, sehingga
> > > setiap warga tidak berhak mengusir warga Indonesia.
> > >
> > > Kemudian dia berusaha berdialog santai dengan warga. Ada salah satu
> > > warga menyeletuk. "Kalau kita
> > > dikatakan menyontek massal. Lantas, kenapa saat menyontek pengawas
> > > membiarkannya," ucap salah satu
> > > ibu yang mendapat tepukan meriah warga lain.
> > >
> > > Warga juga menyatakan bahwa menyontek sudah terjadi di mana-mana dan
> > > wajar dilakukan siswa agar
> > > bisa lulus. Mendengar hal ini, Daniel kemudian memperingatkan bahwa
> > > perbuatan menyontek adalah
> > > budaya buruk. Di masyarakat manapun, perbuatan curang dan tidak
> > > jujur ini tidak bisa ditoleransi.
> > >
> > > "Menyontek adalah awal dari korupsi. Jika perbuatan curang ini sudah
> > > dianggap biasa, maka ini akan
> > > membuka perilaku yang lebih menghancurkan masyarakat. Tentu tidak
> > > ada yang mau demikian," sindir
> > > Daniel.
> > >
> > > Kemudian mediasi dilanjutkan dengan menghadirkan Kepala SDN Gadel 2,
> > > Sukatman. Akibat kasus
> > > contekan massal di sekolahnya, Sukatman dan dua guru kelas VI
> > > dicopot. Sukatman menyampaikan
> > > permintaan maaf kepada wali murid.
> > >
> > > Namun wali murid menyambut dengan teriakan bahwa Sukatman tidak
> > > salah. Yang dianggap salah adalah
> > > keluarga Siami karena membesar-besarkan masalah. Warga pun kembali
> > > berteriak "usir. usir". Namun
> > > warga mulai tenang karena Sukatman tempak menghampiri Ny Siami dan
> > > suaminya. Mantan Kasek ini
> > > langsung meraih tangan ibunda Al dan saling meminta maaf. Namun,
> > > setelah itu warga kembali riuh
> > > rendah.
> > >
> > > Setelah Siami diberi kesempatan berbicara, keributan langsung pecah.
> > > Suara massa di luar balai RW
> > > terus membahana, menghujat keluarga Siami. Padahal saat itu, Siami
> > > sedang menyiapkan mental dengan
> > > berdiri di hadapan warga.
> > >
> > > Meski sudah berusaha tegar, namun ibu dua anak ini mulai lemah. Dia
> > > tampak berdiri merunduk
> > > sementara kedua matanya sudah mengeluarkan air mata. "Saya minta maa
> > > f kepada semua warga." ucap
> > > Siami yang tak sanggup lagi meneruskan kalimatnya.
> > >
> > > Namun, sang suami terus membimbing, membuat perempuan ini kembali
> > > melanjutkan pernyataan maaf.
> > > Namun, suasana kian ricuh karena massa terus berteriak "usir".
> > > Baik petugas polisi dan tokoh
> > > masyarakat berusaha menenangkan situasi. Baru kemudian kembali
> > > terdengar suara Siami.
> > >
> > > Dengan tangan gemetar dan ketegaran yang dipaksakan, Siami kembali
> > > berucap, "Saya tidak menyangka
> > > permasalahan akan seperti ini. Saya hanya ingin kejujuran ada pada
> > > anak saya. Saya sebelumnya sudah
> > > berusaha menyelesaikan persoalan dengan baik-baik."
> > >
> > > Pernyataan tulus Siami tidak juga membuat massa tenang, sampai
> > > akhirnya polisi memutuskan untuk
> > > mengevakuasi Siami dan keluarganya. Siami diarahkan ke mobil polisi
> > > dengan pengamanan pagar betis.
> > > Namun massa tetap berusaha merangsek, ingin meraih tubuh Siami.
> > > Sejumlah warga bahkan sempat
> > > menarik-narik kerudung Siami hingga hampir terlepas. Siami akhirnya
> > > berhasil diamankan ke Mapolsek
> > > Tandes.
> > >
> > > Baik Ny Siami dan suaminya enggan memberi komentar usai kericuhan.
> > > Namun, kakak kandung Siami,
> > > Saki, mengakui bahwa adiknya saat ini dalam tekanan yang luar biasa.
> > > "Dia tak tahan lagi dengan
> > > tekanan warga. Sampai tidak mau makan hari-hari ini. Nanti kami akan
> > > merasa tenang jika di Gresik,"
> > > kata Saki. Benjeng, Gresik adalah daerah asal Siami. Saat ini Al,
> > > anak Siami yang dipaksa memberi
> > > contekan, juga diungsikan ke Benjeng setelah rumahnya beberapa kali
> > > didemo warga.
> > >
> > > Sementara itu, Ny Leni, perwakilan warga menyatakan bahwa pihaknya
> > > masih akan terus menuntut agar
> > > tiga guru yang dicopot tetap mengajar di SDN Gadel 2 dan menuntut
> > > Siami bertanggung jawab.
> > >
> > > Budaya sakit
> > >
> > > Prof Daniel M Rosyid yang juga Penasihat Dewan Pendidikan Jatim,
> > > menyesalkan tindakan warga Gadel
> > > yang berencana mengusir keluarga Siami, ibunda Al. "Tuntutan warga u
> > > ntuk mengusir keluarga Al tidak
> > > masuk akal. Itu tidak bisa dituruti," katanya.
> > >
> > > Daniel menilai tuntutan warga tersebut sudah tidak rasional.
> > > Perbuatan benar yang dilakukan ibu
> > > Al, Siami, dinilai warga justru malah salah. Tindakan menyontek
> > > rupanya sudah mengakar dan menjadi
> > > kebiasaan bahkan budaya di masyarakat. "Warga ternyata sakit,"
> > > katanya.
> > >
> > > Lagi pula Kepala Sekolah Sukatman dan dua guru kelas VI, Fatkhur
> > > Rohman dan Prayitno, sudah legowo
> > > dan menerima keputusan sanksi yang diberikan. "Saya kira ini kalau d
> > > ibiarkan masyarakat akan sakit
> > > terus. Orang jujur malah ajur, ini harus kita cegah," papar Daniel.
> > >
> > > Sebelumnya, hasil tim independen pimpinan Daniel Rosyid menyampaikan
> > > temuannya bahwa Al, anak
> > > Siami, memang diintimidasi guru sehingga mau memberikan contekan.
> > > Namun, tim tidak menemukan cukup
> > > bukti sehingga Unas di SDN Gadel 2 perlu diulang. Alasannya tim
> > > independen tidak menemukan hasil
> > > jawaban Unas yang sistemik sama, dan nilai Unas pun hasilnya tidak
> > > sama. Al ternyata membuat
> > > contekan yang diplesetkan. Al tidak seluruhnya memberikan jawaban
> > > yang benar. Dan kawannya pun
> > > tidak sepenuhnya percaya dengan jawaban Al. Sehingga hasil ujian
> > > tidak sama.
> > >
> > > Selain itu tim juga mempertimbangkan Unas ulang akan memberatkan
> > > siswa dan wali murid. Sanksi yang
> > > direkomendasikan yakni sanksi administratif dari Pemkot Surabaya
> > > kepada guru yang melakukan
> > > intimidasi kepada Al.
> > >
> > > Berdasarkan temuan tim independen ditambah pemeriksaan Inspektorat
> > > Pemkot Surabaya itulah, Wali
> > > Kota Tri Rismaharini akhirnya mencopot Kepala Sekolah SDN Gadel 2
> > > Sukatman dan dua guru kelas VI
> > > Fatkhur Rohman dan Prayitno.
>
>
>


[Non-text portions of this message have been removed]

------------------------------------

=======================
Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Twitter: http://twitter.com/wanita_muslimah
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:wanita-muslimah-unsubscribe@yahoogroups.com
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

Milis ini tidak menerima attachment.Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/

<*> Your email settings:
Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/join
(Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
wanita-muslimah-digest@yahoogroups.com
wanita-muslimah-fullfeatured@yahoogroups.com

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
wanita-muslimah-unsubscribe@yahoogroups.com

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/

0 comments:

Post a Comment