Advertising

Wednesday 22 June 2011

Re: [wanita-muslimah] Kaum Ibu dan Pengelolaan Sampah

Mau sharing ya, sebagai anggota WM, merupakan dukungan untuk artikel di bawah. Sudah bertahun2 saya mempraktekkan di rumah tiga keranjang sampah: kemasan (plastik,gelas,kertas),plastik non kemasan, dan organik. Setiap tamu yg nginep di rumah akan diberi penjelasan ttg ini oleh Mba di rumah. Suatu kritik, percuma melakukan ini karena di luar rumah ini akan dicampur baur oleh pemulung/tukang sampah. Not so fast though.

Setiap dua minggu Mba rumah menjual ke pemulung, sampah kemasan termasuk koran dan loakan (dengan harapan bisa didaur-pakai), sekali jual pendapatannya berkisar dari 5000-20000. Mba juga menjual buku2 dan barang2 rumah yang sudah waktunya didaur-tukar, kadang satu buku laku 10000-15000. (Ditambah lagi pohon pisang di rumah berbuah setiap 6 bulan, tandannya besar2, satu sisir bisa laku 20000). Semua ini merupakan penghasilan sampingan Mba dikurangi "biaya produksi" kalau ada.

Kembali ke sampah. Sekarang ini saya sedang ajarin mba mengelola sampah yang organik menjadi pupuk organik. Lagi masa percobaan bikin pupuk, yang kalau sudah bagus akan saya beli atau dipasarkan ke tetangga2. Ini akan jadi sumber penghasilan tambahan Mba. Tapi hehehe, bikin pupuk cara cepat dan nggak berbau itu lebih gampang teorinya ketimbang melakukannya. Percobaan pertama "gagal", sekarang ini kami sedang mencoba bikin pupuk sampah daun dulu, sementara sampah organik lainnya dikumpulkan dulu. Ini kita lakukan secara anaerob dengan mencegah bau yang bisa mengganggu.

Sampah plastik non kemasan kita buang ke tempat sampah dan diangkut (baca:diacak2) pemulung dan tukang sampah. Saya sadar bahwa sampah jenis ini merupakan problema rumah tangga, industri dan lingkungan yang jauh dari solusinya. Termasuk sampah jenis ini kemasan plastik refill, sase, rokok dan mie instan. Setahu saya hanya satu perusahaan MNC yang punya mesin pengolah menjadi semacam "cairan plastik", saya lupa istilahnya prophy..something.., dan satu MNC mengolah kemasan aluminum menjadi wall paper, dinding, plafon, genteng dll. Setahu saya kedua proses daur ulang ini masih masuk program CSR "cost center" dan belum terhitung sebagai faktor produksi. Diinformasikan kepada saya bahwa di antara negara Asia Tenggara ini Indonesia merupakan produsen "sampah sase" terbesar. Tidak hanya Jumlah penduduknya yang besar, tapi mungkinkah karena orang Indonesia suka beli ketengan? Menarik untuk jadi bahan riset atau disertasi.

Penghasilan atau manfaat yang lain, Mba mengumpulkan kantong plastik setiap bulan dan menukarkannya ke tukang sayur yang dengan senang hati memberikan bumbu/sayur gratis ke Mba. Sebagai usaha "reduce", Mba membawa kantong plastik dari rumah untuk belanja. Kita juga nggak sering beli pot baru melainkan pake botol, kaleng dan ember bekas..

Kebiaasaan-kebiasaan tersebut dan sikap wirausaha Mba rumah tampaknya "menular" ke teman2nya atau tetangga lain. Mudah2an dampak utuhnya terjaga, dalam artinya meniru secara utuh dan nggak parsial.

Kosakata: reduce,reuse,recycle,repair,redistribute (5R)

Salam
Mia

Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...!

-----Original Message-----
From: Dwi Soegardi <soegardi@gmail.com>
Sender: wanita-muslimah@yahoogroups.com
Date: Wed, 22 Jun 2011 16:30:48
To: <wanita-muslimah@yahoogroups.com>; <keluarga-sejahtera@yahoogroups.com>; <majelismuda@yahoogroups.com>
Reply-To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
Subject: [wanita-muslimah] Kaum Ibu dan Pengelolaan Sampah

Keberhasilan mengelola sampah rumah tangga sangat ditentukan bagaimana
seorang ibu memberikan contoh bagi anggota keluarga dalam mengelola
sampah.

Suara Merdeka, 22 Juni 2011

Kaum Ibu dan Pengelolaan Sampah
Oleh Norbertus Kaleka

KITA senantiasa menginginkan hal-hal yang mudah dan praktis dalam
hidup. Memang, itulah watak dasar manusia. Lihatlah, cabai atau bawang
yang dibeli di pasar tidak lagi dibungkus dengan daun jati tetapi
dengan kantong plastik.

Ringkas, mudah dijinjing dan tidak mudah sobek. Air minum dikemas
dengan botol plastik untuk menggantikan botol kaca, juga agar tidak
mudah pecah dan lebih ringan. Produk-produk tersebut praktis dan
ekonomis, tetapi secara ekologis berdampak buruk karena menjadi sampah
yang tidak mudah terurai di alam hingga puluhan tahun.

Nah, itulah yang menyebabkan masing-masing orang menjadi produsen
sampah, bahkan sejak lahir hingga mati. Dari hitungan rata-rata,
setiap orang menghasilkan sampah sekitar 0,5 kg per hari. Bila sebuah
keluarga mempunyai anggota minimal 4 orang, yaitu ayah, ibu dan dua
orang anak, maka sebuah rumah tangga memproduksi sampah 2 kg per hari
atau 60 kg sampah per bulan. Keluarga atau rumah tangga menjadi
produsen sampah, bahkan sekitar 70% dari total buangan sampah adalah
sampah rumah tangga.

Kalau ditelaah lagi, sebagian besar merupakan sampah organik dan
sisanya adalah sampah anorganik. Menurut estimasi kantor Menteri
Negara Lingkungan Hidup (2008) jenis sampah yang dominan adalah sampah
dapur (58%), sampah plastik (14%), sampah kertas (9%), sampah kayu
(4%), dan sampah lainnya seperti karet, kaca, kulit, atau kain (15%).

Bila dilihat komposisi sampah yang didominasi oleh sampah dapur, kita
bisa berkeyakinan ini merupakan hasil aktivitas ibu di dapur dalam
menyiapkan makanan untuk keluarganya. Sebab itu, keberhasilan
mengelola sampah rumah tangga sangat ditentukan bagaimana seorang ibu
memberikan contoh bagi anggota keluarga dalam mengelola sampah.

Peran Ibu

Apa peran seorang ibu dalam mengelola sampah rumah tangga?
Pertama. Mengurangi (reduce). Saat ini hampir semua produk yang dijual
di pasar dikemas dengan plastik, seperti deterjen, makanan instan,
minuman, sampo, sabun, sikat gigi, pasta gigi, minyak wangi, dan
lain-lain. Bahkan, sayuran dan buah-buahan juga dikemas dengan
plastik. Seorang ibu yang berperan dalam mengelola pengeluaran dan
belanja rumah tangga, sebisa mungkin mengurangi sampah dengan jalan
membatasi konsumsi produk yang mempunyai kemasan plastik atau kemasan
yang tidak ramah lingkungan. Misalnya menghindari membungkus makanan
dengan plastik, menghindari penggunaan produk-produk sekali pakai, dan
lain-lain. Dengan cara mengurangi, seorang ibu menjadi konsumen yang
bijak dan menjadi pelopor untuk mengonsumsi produk-produk yang tidak
meninggalkan sampah yang mencemari lingkungan. Semakin banyak kaum ibu
yang memiliki sikap seperti ini, akan berdampak pada menguatnya
gerakan konsumen yang peduli dengan masalah lingkungan.

Kedua, menggantikan atau replace. Seorang ibu dapat menggunakan tas
yang bisa dipakai terus menerus saat berbelanja untuk menggantikan
kantong plastik. Atau saat membeli bumbu dapur di pasar mintalah agar
dibungkus dengan kertas atau daun. Dengan demikian, seorang ibu dapat
menjadi pelopor penggunaan bahan atau produk alternatif yang ramah
lingkungan untuk menggantikan bahan atau produk yang tidak ramah
lingkungan.

Ketiga, menggunakan kembali atau reuse. Seorang ibu adalah pelopor
agar anggota keluarganya memiliki sikap hemat dan menghargai
penggunaan sumber daya. Misalnya, menganjurkan penggunaan kembali
kertas yang satu sisinya sudah digunakan tetapi satu sisinya masih
kosong, menggunakan kembali kantong plastik bekas sebagai wadah
belanja, dan lain-lain. Ini merupakan cara untuk menggunakan kembali
bahan-bahan yang berpotensi menjadi sampah.

Keempat, mengolah kembali atau recycle. Seorang ibu dapat menjadi
penganjur yang aktif untuk mendaur ulang sampah menjadi produk baru
yang bermanfaat. Misalnya membuat kompos dari sampah organik, dan
mengumpulkan sampah plastik untuk diserahkan pada pemulung, dijual
pada pengepul atau industri daur ulang. Cara ini merupakan upaya
mengurangi buangan sampah ke dalam lingkungan.

Keempat cara atau sikap tersebut dapat ditindaklanjuti dengan memilah
sampah sesuai dengan kelompoknya, apakah itu sampah organik atau
anorganik. Sampah organik adalah seperti sisa sayur segar, kulit buah,
sisa makanan, sisa tanaman seperti daun, atau ranting, kardus, kertas
bekas, koran bekas, dan lain-lain. Sementara sampah anorganik adalah
seperti plastik, botol, gelas plastik, dan kaleng bekas, logam, kaca,
dan lain-lain.

Aristoteles mengatakan, keunggulan adalah suatu kebiasaan yang
dikerjakan berulang-ulang. Bila dilakukan berulang-ulang, maka
mengelola sampah rumah tangga akan menjadi sebuah kebiasaan untuk
menciptakan lingkungan rumah yang bersih, sehat, dan higienis.

Selain itu, tak dapat dimungkiri peran ibu sangat sentral dalam
memberi contoh dan mendidik anggota keluarga, terutama anak-anak. Ibu
adalah pendidik yang utama dan terutama bagi anak-anak untuk
menanamkan kesadaran terhadap masalah lingkungan hidup dengan
melibatkan mereka dalam pengelolaan sampah rumah tangga. (24)

—Norbertus Kaleka, pemerhati lingkunga, alumnus Fakultas Pertanian UGM.


http://suaramerdeka.com/v1/index.php/read/cetak/2011/06/22/150287/Kaum-Ibu-dan-Pengelolaan-Sampah


------------------------------------

=======================
Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Twitter: http://twitter.com/wanita_muslimah
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:wanita-muslimah-unsubscribe@yahoogroups.com
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

Milis ini tidak menerima attachment.Yahoo! Groups Links



------------------------------------

=======================
Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Twitter: http://twitter.com/wanita_muslimah
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:wanita-muslimah-unsubscribe@yahoogroups.com
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

Milis ini tidak menerima attachment.Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/

<*> Your email settings:
Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/join
(Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
wanita-muslimah-digest@yahoogroups.com
wanita-muslimah-fullfeatured@yahoogroups.com

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
wanita-muslimah-unsubscribe@yahoogroups.com

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/

0 comments:

Post a Comment