Advertising

Tuesday 7 June 2011

Tambahan <= Re: [wanita-muslimah] Re: Hak Beribadah non-Muslim dalam Negara Khilafah

 

Tambahan:
Dicopas dari bawah:
Dari sudut pandang budaya, sejak itu Barat menjadi subjek atau pelaku budaya, sedangkan Timur menjadi objek budaya.
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
HMNA:
Jadi kita ini kenyataannya belum merdeka, masih dijajah dari segi ekonomi dan budaya. Dan itu harus dilawan.

Inilah tambahannya terkait: Dan itu harus dilawan.
Kita mulailah dahulu melawan secara individual. Kalau barat menjadi subjek, sedangkan timur menjadi objek, maka kita lawan secara individual, kita jadi subjek dan barat jadi objek. Kalau barat ramai-ramai ke timur meneliti, maka kita secara induvidual jadikan barat sebagi objek. Dan saya telah lakukan itu. Di bawah, Seri 070 dan 759 ada sedikit ilustrasi:

**************************************************

BISMILLA-HIRRAHMA-NIRRAHIYM

WAHYU DAN AKAL - IMAN DAN ILMU
[Kolom Tetap Harian Fajar]
070. Berpuasa di Rantau

Berpuasa di Rantau! Apakah termasuk kategori sukar untuk menentukan bila mulai puasa? Ikut dengan yang di Indonesia, atau di Makkah? Tentu tidak ikut kedua-duanya. Tetapi apakah tidak sukar untuk menentukan permulaan puasa sesuai dengan mathla' yang di rantau itu? Sebenarnya tidak sukar, kalau rajin membaca surat kabar harian, dan faham sedikit mengolah data yang sederhana.

Baru-baru ini di surat-surat kabar diberitakan bahwa ummat Islam di Jerman bingung untuk menentukan bilakah mulai berpuasa. Saya heran membaca berita itu, mengapa baru tahun ini diberitakan tentang kebingungan itu? Ataukah kebingungan itu sudah berlaku dari tahun ke tahun dan baru sempat diberitakan sekarang? Saya tidak tahu apakah koran-koran di Jerman tidak ada informasi itu. Kalau di negeri Belanda tempat saya merantau waktu itu sebagai ibnu-ssabil, semua koran memuat informasi tentang posisi matahari dan bulan setiap hari. Kalau bukan pada halaman pertama, maka pada halaman kedua sudut kanan di pojok bawah setiap hari tertera pukul berapa matahari dan bulan terbit dan terbenam. Misalnya sebagai contoh, dalam koran harian Winschoter Courant, terbitan Dinsdag (Selasa), 28 agusuts 1973, redaksional aslinya tertulis demikian:
29 augustus, Zon op 05.46, Zon onder 19.34, Maan op 07.35, Maan onder 19.32. Zon op artinya matahari terbit, Zon onder matahari terbenam, Maan op bulan terbit, Maan onder bulan terbenam. Dengan demikian halaman 2 pojok kanan bawah Winschoter Courant terbitan 28 Agustus 1973 menginformasikan kepada kita bahwa pada tanggal 29 Agustus 1973 waktu senja, bulan terbenam 2 menit lebih dahulu dari matahari. Kesimpulannya, itulah akhir bulan Rajab 1393H, yang artinya keesokan harinya 30 Agustus 1973 waktu matahari terbenam masuklah 1 Sya'ban 1393H. Dengan cara itu kita dapat menentukan bahwa 1 Ramadhan 1393H jatuh pada malam Jum'at dan siangnya hari Jum'at 28 September 1973 mulailah orang berpuasa, dan dengan cara yang sama pula dapat diketahui 'Iedu-lFithri 1 Syawwal 1373 H jatuh pada hari Ahad, 28 Oktober 1973.

Karena informasi mengenai terbit dan tenggelamnya matahari itu setiap hari ada di koran-koran maka waktu imsak dan berbuka puasa ma fiy-lmasalah, no problem. Waktu imsak? Ya kurangi saja 90 menit dari waktu matahari terbit. Kalau di Jerman koran-korannya tidak memuat informasi posisi bulan dan matahari yang setiap hari itu, apa susahnya minta informasi kepada teman-teman di negeri Belanda? Dan di samping informasi dari koran para ibnu ssabil yang mahasiswa biasanya mendapatkan pula sumber informasi dari sumber yang lain. Di dalam box surat saya dan teman-teman Muslim yang lain, didapatkan jadwal waktu puasa yang dikirim dari masjid Mubarak di Scheveningen, masjid yang diasuh oleh aliran Qadiyaniyah. Walaupun saya bukan dari aliran Qadiyaniyah ini, namun saya sangat menghargai usaha saudara-saudara kita itu dari golongan tersebut untuk menservis para ibnu ssabiel. Karena jadwal yang dibuat mereka itu cocok dengan hasil olahan data saya, maka besar dugaan saya merekapun membuat jadwal berdasarkan informasi posisi matahari dan bulan di koran-koran setempat, artinya jadwal puasa itu sumbernya bukan dari Pakistan.

Apa masih ada kemungkinan kesukaran yang lain? Kelihatannya ada tetapi dapat diatasi. Kalau pada waktu di Den Haag saya menempati apartmen yang mempunyai fasilitas untuk masak sendiri. Jadi untuk berbuka puasa dan makan sahur, tidak ada masalah. Sayangnya saya mulai mengalami bulan puasa tidak di Den Haag, melainkan di Maastricht, ibu kota Provinsi Limburg, sehingga terpaksa tinggal di sebuah hotel di kota itu, yaitu hotel Beaumont, untuk mengadakan penelitian tentang "volkskarakter" (watak penduduk) propinsi pinggiran terselatan yang berbatasan dengan Jerman. Sebelumnya saya mengadakan penelitian volkskarakter di propinsi pinggiran di kota Winshoten propinsi Groningan, propinsi pinggiran terutara yang berbatasan dengan Denmark di jazirah Jutland salah satu dari negeri Skandinavia.

Menyimpang sedikit dari substansi yang dinyatakan oleh judul, saya kemukakan sedikit tentang hasil-hasil yang saya peroleh. Bahwa di sebelah utara s. Rijn postur tubuhnya umumnya tinggi-tinggi beragama Protestan, di sebelah selatan s. Rijn postur tubuhnya lebih pendek umumnya beragama Katholik. Itu dahulu akibat Tachtig Jarige Oorlog (Perang 80 tahun), di mana s. Rijn menjadi daerah front dalam peperangan itu. Bagian selatan diduduki penjajah Spanyol yang beragama Katholik, sehingga penduduk sebelah selatan itu umumnya beragama Katholik serta percampuran dengan darah Spanyol itu menyebabkan tubuh blasteran itu pendek-pendek. Sedangkan di utara s. Rijn tidak dapat diduduki oleh Kerajaan Spanyol, sehingga postur tubuhnya tetap tinggi-tinggi dan tetap beragama Protestan. Sekarang pada umumnya generasi mudanya menjadi agnostik bahkan atheis.

Bahwa di negeri Belanda yang luasnya hanya sekitar seperempat luas p.Jawa, terdapat tiga jenis "etnik" dengan bahasa daerah sendiri. Di utara berdiam etnik Frischen (yang kita kenal di Indonesia ini dengan susu-kalengnya "cap nona") dengan bahasa daerah Frisch yang sangat berbeda dengan bahasa Belanda. Di selatan berdiam etnik Limburger dengan bahasa daerah Limburg, yang juga berbeda dengan bahasa Belanda. Di kawasan barat yang dikenal dengan daerah kincir angin yang sentralnya pada kota segitiga Den Haag, Amsterdam dan Rotterdam (= Europoort, pelabuhan Eropa), bermukim etnik Holland, dengan bahasa Holland (Hollandche taal), yang juga menjadi bahasa nasional dengan predikat Nederlandsche taal, yang juga menjadi nama negeri itu, yakni Nederland. Sesama etnik mereka pakai bahasa daerahnya di luar lembaga resmi (kantor dan sekolah). Baik etnik Frisch di utara maupun etnik Limburg di selatan mereka berkata: "Wij zijn geen Hollander maar Nederlander (Kami bukan orang Holland, melainkan orang Nederland)." Padahal kita di Indonesia umumnya tidak membedakan kedua nama itu, semuanya disebut orang Belanda (alih-lidah dari Holland ke Wolanda ke Belanda). Sebagai bahan bandingan, di Indonesia ini yang dari luar p.Jawa menyangka etnik yang mendiami p. Jawa adalah orang Jawa. Tetapi cobalah pergi ke pedalaman Jawa Barat, mereka itu umumnya berkata: Abdi mah urang Sunda, sanes urang Jawa (Saya orang Sunda, bukan orang Jawa)." Bahkan kaum terpelajarnya ada yang berkelakar: Sadayana mah Sunda, aya' pp. Sunda Besar (p. Andalas, p. Jawa, p. Kalimantandan dan p. Sulawesi), aya' pp. Sunda Kecil (nama dahulu, sekarang terdiri atas Bali, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur)."

Patut diduga itulah latar belakang, mengapa Negeri Belanda sampai era modern ini berebentuk Kerajaan, untuk dapat mempersatukan ketiga etnik yang berbeda bahasa itu. Seperti juga Belgia yang berbentuk Kerajaan, karena mempunyai dua bahasa di utara berbahasa Belanda di selatan berbahasa Perancis. Inggris juga berbentuk kerajaan untuk "mempersatukan" Enggland, Wales, Scotland dan Ireland, maka negeri itu bernama United Kingdom. Bahkan sampai sekarang etnik irlandia tidak seluruhnya merasa masuk UK, pertama karena masalah etnik dan kedua masalah agama. Boleh jadi akan terjadi "balkanisasi", jika mengubah bentuk negeri-negeri itu dari Kerajaan menjadi Republik.

Kembali kepada substansi yang dinyatakan oleh judul, berpuasa di rantau. Menurut kitab-kitab kuning, Maastricht sudah terletak melampaui batas standar jarak untuk disebut musafir dari tempat bermukum saya, yaitu Den Haag. Bukannya saya tidak bersyukur kepada Allah SWT karena karena di Maasricht itu saya tetap berpuasa, yakni tidak memanfaatkan dispensasi bagi para musafir: Fa Man Kaana Minkum Mariydhan aw 'ala- Safarin fa'Iddatun Min Ayyaamin Ukhara (S. Al Baqarah, 2:184), barang siapa di antara kamu yang sakit, atau musafir, hitunglah (gantilah) hati yang lain (di luar bulan Ramadhan). Saya mempunyai alasan tersendiri untuk tidak menunda puasa. Bagaimana alasan itu? Silakan baca kolom Kalam Ramadhan yang berjudul Barang Siapa yang Sakit, Atau Dalam Perjalanan .....(*)

Alhamdulillah pelaksanaan berbuka puasa dengan makanan ringan dan makanan yang benar-benaran, serta makan sahur dapat diatur atas pengertian pengelola hotel yang berprinsip para tanu hotel adalah raja. Jatah ontbijt (break fast, makan pagi) dan makan siang digeser untuk buka puasa, dan jatah makan siang digeser untuk makan sahur. Ketiga jatah itu secara teknis diantarkan ke kamar hotel dengan jarak antara seperti berikut. Satu jam setelah makanan ringan diantarkanlah makanan berat, dan dua jam kemudian diantarkan makanan untuk sahur. Itu berarti saya makan sahur dengan makanan yang sudah tidak panas lagi, kecuali kopinya tetap panas tentu, karena dalam termos. Dan selebihnya, ma fiy-lmasalah, suasana kota Maastricht lebih kurang berada di antara kota Makassar dengan Jakarta. Sedikit di atas Makassar, sedikit di bawah Jakarta. Itulah upaya mencari sumber informasi, dan pemecahan masalah teknis disekitar berpuasa di rantau orang. Pokoknya ada usaha dan bersikap terbuka, yang dalam hal ini dengan pengelola hotel. Di mana ada kemauan di situ ada jalan, insya Allah. WaLlahu a'lamu bishshawab.

*** Makassar, 7 Maret 1993
[H.Muh.Nur Abdurrahman]
http://waii-hmna.blogspot.com/2007/06/070-berpuasa-di-rantau.html

-----------------------
(*)
YEsus berkata soal Puasa: "Jika kamu berpuasa, janganlah orang lain tahu bhw kamu berpuasa." ini sesuai dengan prinsip Islam bhw kita tidak boleh lesu dan lemah hanya karena distop makan makanan yang halal untuk setengah hari. Kita harus tegar dan ucapan yesus itu untuk menjaga hati untuk tidak pamer kepada orang lain.

Sayang sekali, ritual puasa tidaklah menjadi ritual yang umum dilaksanakan oleh ummat Kristian. Maklum, karena dari Injil kita tidak menjumpai sama sekali bagaimana tata-cara dalam peribadatan puasa yang diajarkan oleh Yesus.

***

BISMILLA-HIRRAHMA-NIRRAHIYM

WAHYU DAN AKAL - IMAN DAN ILMU
[Kolom Tetap Harian Fajar]
759. White Elephant Project

Apa itu White Elephant Project? Yaitu sebuah proyek dengan tujuan (objective) menghasilkan kemanfaatan masyarakat (social benefit), tanpa memperhitungan keuntungan ekonomis (profit). Misalnya kapal tambang (ferry) yang menghubungkan Tanjung Bira dengan Pamatata. Tidak diharapkan betul keuntungan eknomis bahkan kalau perlu mendapat subsidi, namun social benefitnya besar sekali. Misalnya lagi di Limburg Provensi terselatan Negeri Belanda, yang berbatasan dengan kawasan industri Ruhr di Jerman. Untuk mencegah banjirnya "commuters", penduduk melintas batas yang pulang pergi setiap hari untuk bekerja di Ruhr, maka pemerintah mendirikan pabrik yang merugi dengan tujuan untuk mengurangi commuters, namun kelihatannya tidak berhasil.(*) Jadi White Elephant itu berbeda dengan proyek Mecu Suar, alias proyek Gagah-gagahan pada zaman Orde Lama.
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Lengkapnya:
=> http://waii-hmna.blogspot.com/2006/12/759-white-elephant-project.html
-----------------
(*)
Ini menurut hasil penelitian saya. Kalau orang barat dan Kristen berduyun-duyun ke timur mengadakan penelitian keadaan masyarakat di timur termasuk di Indonesia, maka saya sebaliknya, yaitu ke barat meneliti masyarakatnya.

Wassalam
HMNA
**********************************************************************

----- Original Message -----
From: "H. M. Nur Abdurrahman" <mnur.abdurrahman@yahoo.co.id>
To: <wanita-muslimah@yahoogroups.com>
Sent: Tuesday, June 07, 2011 3:45 PM
Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Hak Beribadah non-Muslim dalam Negara Khilafah

----- Original Message -----
From: "chodjim" <chodjima@gmail.com>
To: <wanita-muslimah@yahoogroups.com>
Sent: Tuesday, June 07, 2011 2:12 PM
Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Hak Beribadah non-Muslim dalam Negara Khilafah

Kesalahannya bila kita belum bisa melihat kenyataan (reality bukan fact). Padahal, kita harus tahu bahwa sesuatu yang kita pelajari itu disebut objek. Dan, objek sendiri tidak terlepas dari subjek yang menguasai. Semenjak abad XVI Barat --khususnya Inggris-- mulai menguasai dunia. Ini berarti sejak saat itu Barat menjadi subjek dan Timur menjadi objek (hanya salah satu objek).

Dari sudut pandang budaya, sejak itu Barat menjadi subjek atau pelaku budaya, sedangkan Timur menjadi objek budaya.
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
HMNA:
Jadi kita ini kenyataannya belum merdeka, masih dijajah dari segi ekonomi dan budaya. Dan itu harus dilawan.

Sebuah ilustrasi:
Amerika memproduksi "Newspeak" (= ucapan baru). Terjadilah dua dunia dalam benak orang: dunia nyata dan dunia Newspeak. Noam Chomsky telah menginventarisasikan sejumlah kata yang telah diserongkan maknanya oleh American Ideological System dalam bukunya yang berjudul Pirates and Emperor : International Terrorism in the Real World, yang telah diterjemahkan oleh Mizan dengan titel Maling Teriak Maling. Menurut "Kamus Adikuasa" itu bila negara-negara Arab menerima posisi AS, mereka disebut "moderat". Bila menolak disebut "ekstremis". Dalam benak orang disuntikkanlah melalui mas media bahwa kata "ekstremis", termasuklah di dalamnya a.l. PLO, Libya, Iran, Thaliban dan Iraq. "Terrorisme", yang pada mulanya berarti tindakan yang dimaksudkan untuk menakut-nakuti lawan suatu istilah yang netral, dalam Kamus Newspeak, terrorisme adalah tindakan protes yang dilakukan oleh negara atau kelompok-kelompok kecil yang anti Amerika. Pembunuhan tiga orang Israel di Larnaca adalah terrorisme, tetapi pembantaian Sabra dan Satila disebut "tindakan mendahului" (preemptive). Makna Newspeak "Proses perdamaian" berarti "usulan perdamaian yang diajukan oleh Amerika Serikat". Usulan-usulan perdamaian, yang dikemukakan oleh negara-negara Arab, terlebih Palestina, betapapun realistisnya, jika tidak sama dengan usulan AS, menurut Kamus Newspeak disebut rejeksionisme.

Wassalam
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||

Objek dipilah menjadi 2 jenis, yaitu objek material dan objek formal. Dengan demikian, satu objek material bisa digunakan menjadi aneka macam objek formal. Contohnya, manusia sebagai objek material, bisa dilihat menjadi banyak objek formal, seperti kedokteran, psikologi, biologi, sosiologi, antropologi, dan lain-lain sebagainya. Begitu pula tanah sebagai objek material bisa ditelaah lebih lanjut sebagai objek formal seperti pertanian, desa, kota, tempat tinggal, tapak bangunan, dan posisi geografis.

Nah, karena Barat sebagai subjek atau pelaku budaya (menguasai poleksosbud), maka Greenwich yang dijadikan titik 0-nya dalam objek formal waktu maupun garis bujurnya. Dan, kita harus bisa menerima objek formal yang telah disepakati itu. Objek formal lainnya adalah satuan ukuran dan timbangan, bahasa akademik untuk biologi (nama tumbuhan, binatang, cendawan, bakteri dan lain-lain; juga kedokteran). Lha, kalau kita tidak bisa menerima objek formal, ya kita akan dikeluarkan dari percaturan dunia; dan hal ini akan membuat kita semakin jauh dari realitas kehidupan.

Wassalam,

chodjim

----- Original Message -----
From: Waluya
To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
Sent: Tuesday, June 07, 2011 12:06 PM
Subject: [wanita-muslimah] Re: Hak Beribadah non-Muslim dalam Negara Khilafah

> "H. M. Nur Abdurrahman" <mnur.abdurrahman@...> wrote:
> Di mana bumi di pijak, di situ langit dijumjung. Kalau berpijak di
> Amerika, maka betullah itu wikipedia Middle East. Tetapi kalau kita
> di Indonesia lalu dibilang east itukan konyol, berarti leher
> dipotong, kepala ditaruh di
> Amerika, leher ke bawah ditaruh di Indonesia. Lebih konyol lagi jika
> Indonesia itu disebut Timur jauh. Maka pilihlah yang netral laa
> syarqiyyah
> wa laa gharbiyah, tidak di timur, tidak di barat, yaitu Kawasan
> Tengah.

Saya kira dalam sistem "global", prinsip "dimana bumi dipijak, disitu langit dijungjung" sedikit harus ditinggalkan Pak!. Dalam koordinat Global ada disebut Bujur Timur dan Bujur Barat, karena yang menentukan ini berposisi di Greenwich Inggris. Dan ini sudah jadi kesepakatan dunia. Dalam peta-peta berbahasa Inggris, bujur Timur, BT cukup ditulis E dari east, contohnya posisi bujur kota Jakarta 106o50'E.

Jadi sebutan Timur Tengah atau Timur Jauh itu enggak usah dipersoalkan, toh kita juga tidak mempersoalkan kenapa negara kita berkoordinat E(ast) dalam sistem global?

Salam,
WALUYA

[Non-text portions of this message have been removed]

__._,_.___
Recent Activity:
=======================
Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Twitter: http://twitter.com/wanita_muslimah
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:wanita-muslimah-unsubscribe@yahoogroups.com
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

Milis ini tidak menerima attachment.
.

__,_._,___

0 comments:

Post a Comment