Advertising

Tuesday 7 June 2011

[wanita-muslimah] 'Amal Shalih Sebelum Berjihad

'Amal Shalih Sebelum Berjihad


Abu Darda' radliyalLahu 'anhu mengingatkan manusia untuk beramal sholih
sebelum berangkat menuju kancah peperangan. Prinsip akumulasi 'amal menjadi
jalan hidup sahabat mulia ini. Baginya memasuki kancah pertempuran
memperjuangkan dienulLah tanpa tabungan 'amal kebajikan yang dirajut
sebelumnya tak hanya akan gagal memperjuangkan tegaknya dien-Nya, bahkan
dapat berakibat tidak mampu untuk istiqomah mempertahankan dien bagi dirinya
sendiri.

Beliau paham betul bahwa bertempur untuk menegakkan dien-Nya, berarti
menjemput musibah ikhtiyariy, memilih jalan penuh tebaran kesulitan, taburan
onak dan duri, berteman dengan serakan tulang-belulang dan tengkorak, bukan
hamparan karpet merah. Kesulitan itu mulai dari batas paling minim yakni
kelelahan di jalan-Nya hingga puncaknya kematian. Diantara dua batas itu
terdapat beragam ujian ; luka-luka, kehilangan anggota badan, tertawan musuh
dll. Lantaran itu, menerjuninya tanpa bekal sungguh berbahaya. Mari kita
dengar seruannya:

ÃíåÇ ÇáäÇÓ Úãá ÕÇáÍ ÞÈá ÇáÛÒæ• ÅäãÇ ÊÞÇÊáæä ÈÃÚãÇáßã

Wahai manusia kerjakanlah olehmu 'amal sholih sebelum memasuki kancah
peperangan, hanyasanya kamu sekalian bertempur dengan [berbekal] 'amal-'amal
kalian. (Fath al-Bariy syarah Shohih Bukhariy, Ibnu Hajar).

Suatu ketika ada seorang yang datang kepada 'AbdulLah bin 'Umar radliyalLahu
'anhuma seraya berkata, "Aku berniat menjual diriku di jalan Allah dengan
berjihad di jalan-Nya hingga aku terbunuh". Maka beliau berkata, "Celaka
kamu!, mana syarat [untuk mendapatkannya]?" "Mana firman Allah,
...orang-orang yang bertaubat, yang beribadah, orang yang memuji-Nya, yang
siyahah dan shiyam, yang selalu ruku', yang sujud, memerintahkan kepada yang
ma'ruf dan melarang dari yang munkar, menjaga terhadap hudud Allah, dan
berilah kabar gembira kepada orang-orang yang beriman"[At-Taubah
112].(Mausu'atu ar-Radd 'ala Madzahib al-Fikriyah al-Mu'ashirah, juz 24 hal
140).

Jika berangkat berperang li i'laai kalimatilLah tanpa berbekal akumulasi
'amal yang ditabung sebelumnya saja diperingatkan oleh sahabat Abu Darda',
apalagi jika seorang mujahid atau sekelompok mujahid berangkat
memperjuangkan dienulLah dengan mengakumulasi perbuatan dosa dan ma'shiyat.
Tentu lebih dikhawatirkan kegagalannya. Allah berfirman,

Åöäøó ÇáøóÐöíäó ÊóæóáøóæúÇ ãöäúßõãú íóæúãó ÇáúÊóÞóì ÇáúÌóãúÚóÇäö ÅöäøóãóÇ
ÇÓúÊóÒóáøóåõãõ ÇáÔøóíúØóÇäõ ÈöÈóÚúÖö ãóÇ ßóÓóÈõæÇ...

Sesungguhnya orang-orang yang berpaling di antaramu pada hari bertemu dua
pasukan itu, hanya saja mereka digelincirkan oleh syaitan, disebabkan
sebagian kesalahan yang telah mereka perbuat (di masa lampau)....(Ali 'Imran
155).

Para salaf berpendirian bahwa diantara balasan kebaikan yang diberikan oleh
Allah kepada seorang hamba adalah dimudahkannya hamba tersebut untuk
mengerjakan kebaikan berikutnya. Begitu pula sebaliknya, diantara hukuman
yang ditimpakan kepada hamba yang berbuat buruk, dijadikan baginya mudah
untuk mengerjakan perbuatan buruk berikutnya.

Tanaman 'amal shalih seorang mujahid sebelum berangkat menuju kancah
pertempuran akan dipanen olehnya disaat pecah pertempuran yang sesungguhnya.
'Amal shalihnya membantunya untuk tsabat [teguh] di dalam pertempuran, sabar
menghadapi denting senjata, desingan peluru, deru pesawat yang memekakkan
telinga dan getar bumi akibat jatuhnya bom dan peluru altileri. Membantunya
untuk tidak mengeluhkan luka menganga yang merobek perutnya, membuat putus
sebagian jari-jarinya, dan membantunya untuk mengingat bahwa sebagian
anggota tubuhnya yang putus telah menantinya di jannah.


Hazimah Isyarat Pembuktian Terbalik Kemakshiyatan


Sebaliknya semaian perbuatan ma'shiyatnya kepada Allah, delegitimasi dan
cercaannya kepada sesama orang yang beriman menjadi senjata bagi syaithan
untuk menggelincirkannya dari jalan Allah. Syarafnya mengendur pada saat
sangat dibutuhkan untuk kencang sekuat baja. Qalbunya melemah menghadapi
jerit kesakitan, percikan darah dan serpihan tulang, kemudian menjadi gentar
dan mundur dari kancah peperangan. Jika bukan karena akumulasi maksiyat
kepada Allah maupun perbuatan dosa kepada sesama orang yang beriman, tentu
syaithan tidak memiliki celah untuk menggelincirkannya dari jalan Allah. Hal
ini merupakan sebuah aksioma. Jika seorang mujahid meninggalkan gelanggang
perjuangan, menyerah kepada musuh, meletakkan senjata apalagi menyerahkan
dan menunjukkannya kepada musuh disaat kesyahidan hampir menghampirinya,
berarti hal ini merupakan pembuktian terbalik atas ma'siyat yang dilakukan
sebelumnya. wal-'iyaadzu bilLah.

Jangan dibayangkan bahwa bentuk ma'shiyat tersebut berbuat zina, atau
meninggalkan shalat dan shiyam. Ada bentuk-bentuk ma'shiyat lain yang tidak
kalah bahayanya. Ma'shiyat qalbiy seperti lebih menyukai kemasyhuran di
kalangan manusia dibanding disebut-sebut oleh Allah diantara para
malaikatnya, lebih terfokus kepada ghanimah dibandingkan harapan kepada
cinta dan keridloan-Nya, menganggap diri yang terbaik dengan melecehkan
sesama mujahid, menyepelekan pemenuhan sebab kemenangan pada saat masih
memungkinkan untuk menyempurnakannya lantaran menganggapnya sebagai perkara
yang tidak terlalu penting, dll.


Allah Kuasakan Ahli Ma'shiyat kepada Syaithan sebagai Hukuman


Jika bukan dengan sebab itu, syaithan tidak akan memiliki jalan untuk
menggelincirkan seorang hamba dari jalan Allah. Allah berfirman :

Sesungguhnya hamba-hamba-Ku tidak ada kekuasaan bagimu terhadap mereka,
kecuali orang-orang yang mengikut kamu, yaitu orang-orang yang
sesat.(al-Hijr 42).

Allah menguasakan seorang hamba kepada syaithan lantaran perbuatan dosa dan
ma'shiyatnya. Karena itu Amirul-Mu'minin 'Umar bin Khaththab lebih
mengkhawatirkan merebaknya kema'shiyatan di tengah pasukan Islam
dibandingkan jumlah dan perlengkapan pasukan musuh. Sebab tentara Allah
ditolong oleh-Nya karena ketaqwaannya, bukan karena kelebihan jumlah dan
perlengkapan perangnya. Jika ma'iyyatulLah tidak menyertai mereka, maka
pasukan musuh akan memberangus mereka dengan kelebihan jumlah dan
perlengkapan perangnya yang jauh lebih komplit.


Memahami Waqi'


Bagian dari perkara yang mesti dipahami oleh seorang mujahid atau sekelompok
mujahid pada zaman ini, adalah mengenali kondisi waqi' yang dihadapi dengan
pemahaman yang benar. Tidaklah sama medan yang dihadapi oleh sekelompok
mujahid di suatu medan dengan kelompok yang lain di medan yang berbeda. Ada
yang Allah karuniakan basis wilayah dan dukungan masyarakat dengan segala
sarana peersenjataan dan logistik perang yang diperlukan, segala puji bagi
Allah. Ada pula yang diberi rizqi dengan kesadaran dan semangat perang
membara, tetapi dibatasi oleh Allah rizqi sarana pendukungnya, hanya punya
senjata terbatas tanpa basis wilayah dan dukungan masyarakat serta logistik
perang yang diperlukan.

Melancarkan jihad di medan yang terbatas seperti yang disifati pada kategori
kedua menghajatkan bekal ruhiyah-nafsiyah lebih. Pada yang pertama, jika
suatu kelompok mujahidin terpukul mundur dalam suatu medan, mereka masih
punya kesempatan mundur melakukan manuver menggabungkan diri dengan kelompok
yang lain untuk melanjutkan peperangan. Sedang bagi mujahid yang berperang
di medan yang tak memiliki dukungan yang sempurna seperti yang pertama; tak
ada basis wilayah, tak ada pasok senjata, amunisi dan logistik yang dijamin
kelanjutannya, jalur yang ada mudah diblokade musuh,...perlindungan terakhir
mereka adalah senjatanya.

Jika perang telah pecah, tak ada pilihan bagi mereka untuk mundur, mereka
harus berperang hingga Allah memenangkan mereka atas musuhnya atau mereka
gugur dalam pertempuran. Bagi mereka, istilah mundur harus dihapus dari
kamus. Perlindungan paling kuat bagi mereka adalah Allah, kemudian tabungan
akumulasi 'amal shalihnya, kemudian senjatanya. Jika mereka menyerahkan
senjata itu kepada musuh, atau menunjukkan dimana mereka menyimpan
senjatanya, kemudian berharap musuh akan berlaku baik kepada mereka hanya
karena mereka sudah tidak menyandang senjata, maka sungguh mereka terjatuh
kepada syubuhat syaithan.

Tindakan itu berarti melepaskan diri dari perlindungan yang lebih kuat untuk
mencari perlindungan yang lebih lemah. Begitu seorang mujahid atau
sekelompok mujahid memutuskan untuk melancarkan perang, maka bagi mereka
yang berada pada waqi' yang kedua harus berfikir 'azimah agar tidak
terjerembab kedalam hazimah. Allah berfirman:

Barangsiapa yang membelakangi mereka (mundur) di waktu itu, kecuali berbelok
untuk (siasat) perang atau hendak menggabungkan diri dengan pasukan yang
lain, maka sesungguhnya orang itu kembali dengan membawa kemurkaan dari
Allah, dan tempatnya ialah neraka Jahannam. Dan amat buruklah tempat
kembalinya. (Al-Anfal 16).

Dapatkah dibayangkan sekelompok mujahidin menyandang silah, kemudian mereka
meletakkan senjata mereka, menyimpannya, kemudian meminta perlindungan dari
saudaranya yang tidak bersenjata untuk menghadapi musuhnya yang bersenjata?
Hanya jalan berfikir yang telah diliputi hazimah yang dapat menerima.

Semoga Allah menghindarkan para mujahid di jalan-Nya dari menjadi bahan
ejekan musuh-musuh-Nya.

Çóááøóåõãøó Åöäøöí ÃóÚõæÐõ Èößó ãöäú ÛóáóÈóÉö ÇáÏøóíúäö, æóÛóáóÈóÉö
ÇáúÚóÏõæøö, æóÔóãóÇÊóÉö ÇáúÃóÚúÏóÇÁö (ÑóæóÇåõ ÇáäøóÓóÇÆöíøõ, æóÕóÍøóÍóåõ
ÇóáúÍóÇßöãõ)

Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepadamu dari belitan hutang,
dikalahkan oleh musuh dan menjadi tertawaan musuh. [an-Nasa`iy dan
dishahihkan al-Hakim].

http://an-najah.net/index.php?option=com_content
<http://an-najah.net/index.php?option=com_content&view=article&id=188:amal-s
halih-sebelum-berjihad&catid=66:id&Itemid=88
>
&view=article&id=188:amal-shalih-sebelum-berjihad&catid=66:id&Itemid=88

[Non-text portions of this message have been removed]

------------------------------------

=======================
Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Twitter: http://twitter.com/wanita_muslimah
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:wanita-muslimah-unsubscribe@yahoogroups.com
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

Milis ini tidak menerima attachment.Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/

<*> Your email settings:
Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/join
(Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
wanita-muslimah-digest@yahoogroups.com
wanita-muslimah-fullfeatured@yahoogroups.com

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
wanita-muslimah-unsubscribe@yahoogroups.com

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/

0 comments:

Post a Comment