Advertising

Thursday 23 June 2011

[wanita-muslimah] Feminis Laki-Laki? Kenapa Tidak? : Catatan dari Bedah Buku

*Feminis Laki-Laki? Kenapa Tidak? : Catatan dari Bedah Buku*
Published on RAHIMA : Pusat Pendidikan dan Informasi Islam Hak-hak
Perempuan<http://rahima.or.id/index.php?option=com_contentview=articleid=757:feminis-laki-laki-kenapa-tidak-catatan-dari-bedah-bukucatid=1:beritaItemid=18>|
shared via
feedly <http://www.feedly.com>

Feminis Laki-Laki? Kenapa Tidak? Perkataan ini mengawali bedah buku yang
diselenggarakan oleh WSC (*Women Studies Center*) UIN Bandung dengan LSM
RESIC dan RAHIMA. Moderator mengantarkan bedah buku "Ijtihad Kiai Husein:
Upaya Membangun Keadilan Gender" ini dengan sebuah penjelasan betapa
istimewa dan langkanya penulis buku ini. Seorang Kiai yang produktif menulis
isu-isu kesetaraan gender, berkiprah nyata memberdayakan perempuan dalam
setiap langkahnya juga sebagai komisioner Komisi Nasional Anti Kekerasan
Terhadap Perempuan (Komnas Perempuan).

Selain Penulis buku hadir pula Nina Nurmila, Ph.D seorang akademisi dari UIN
Bandung yang akan menjadi pembanding bedah buku kali ini. Kegiatan ini
berlangsung pada tanggal 2 Juni 2011 di AULA UIN Sunan Gunung Djati
Bandung. Kegiatan yang bertepatan dengan hari libur Nasional ini tidak
mengurangi antusiasme peserta, terbukti dengan jumlah peserta yang hampir
mencapai 100 orang memenuhi ruang acara.

Acara yang dimulai pukul 09.30 sampai 12.30 ini memberikan kesempatan
pertama kepada penulis buku untuk menjelaskan isi buku yang ditulisnya.
Kiai Husein menjelaskan bahwa buku ini merupakan buku ke enam yang sudah
ditulisnya. Buku ini disusun dan diberi judul oleh RAHIMA. Karena tulisan
yang ada didalamnya merupakan 21 tulisan beliau dalam rubik tafsir al-Qur'an
yang ada di Swara Rahima. Judul buku ini menuai Kontroversi sebagaimana
diungkapkan di bedah buku sebelumnya yaitu di Jakarta dan Bondowoso dan
beberapa tempat yang lain yang menganggap pemakaian kata "ijtihad" ini
sebagai sesuatu yang belum pantas dilakukan oleh dirinya. Karena kata
"ijtihad" dalam khazanah Islam terlihat begitu agung dan tidak sembarangan
orang bisa melakukannya. Namun Pembanding buku dalam hal ini berpendapat
lain. Justru Kiai Husein menurutnya sudah pantas melakukan Ijtihad dan saat
ini pun apa yang dilakukan beliau sebenarnya sebuah ijtihad. Kalau sebuah
kata 'Ijtihad' saja begitu sulit dipakai bagaimana proses kemajuan umat akan
terjadi? Katanya.

Setelah membahas judul, penulis buku menjelaskan perbedaan tafsir dan *ta'wil
al-qur'an*. Tafsir dalam al-Quran hanya disebut 1 kali saja, sedangkan *
ta'wil* sampai 18 kali. Selama ini pemahaman keagamaan literalis konservatif
mendominasi dunia Islam dengan tafsirnya. Dalam tafsir teks hanya akan
dijelaskan dengan teks lagi sehingga sangat kaku dan formalitas. Akhirnya
al-qur'an dipakai justifikasi untuk berbagai perlakuan ketidakadilan sosial
termasuk ketidakadilan gender. Sedangkan *ta'wil* yang lebih bersifat
subtantif dan kontekstual justru diabaikan. Hal inilah salah satu motivasi
penulis untuk menyajikan Islam yang penuh rahmat untuk semesta alam.

Pembanding juga menjelaskan bahwa umat Islam tanpa sadar mengganti al-Qur'an
mereka dengan tafsir. Menganggap apa yang sudah ditafsirkan para ulama
sebagai Agama dalam arti sesungguhnya. Padahal itu hanyalah pemahaman
keagamaan bukan Agama. Hal ini bisa berarti musyrik.

Bedah buku kali ini diramaikan dengan para penanya yang menanyakan latar
belakang kenapa penulis yang nota bene seorang Kiai dan Laki-laki pula
berjuang dalam wacana kesetaraan gender? Apakah ada kejadian dalam hidup
penulis yang membuat kesadaran untuk berjuang dalam wacana ini? Selain itu
pertanyaan tentang kitab *Uqudulujain* yang masih disosialisasikan oleh para
mubalig dan mubaligoh yang mengatas namakan agama semakin mengkrangkeng
perempuan untuk terlibat aktif didunia publik, bagaimana menagatasinya?
Selanjutnya juga pertanyaan tentang waris yang dipahami penulis seperti apa
dalam buku ini, juga pertanyaan kenapa pembanding tidak menyangkal malah
justru memperkuat pernyataan dan penjelasan penulis tentang sebuah tema
dalam al-Qur'an.

Penulis menjelaskan bagaimana awalnya ia pun mengalami berbagai dilema saat
memasuki perjuangan kesetaraan gender. Di awal-awal penulis juga masih bias
contohnya dalam menjelaskan dan memahami tentang kepemimpinan perempuan
dalam surat an-Nisa ayat 34 yang di awal-awal masih mengatakan bahwa ayat
ini tidak berlaku di dunia publik namun dalam rumah tangga harus berlaku.
Padahal kenyataanya perempuan bisa saja menjadi qawwam dalam rumah tangga.
Fakta-fakta ketidakadilan gender yang terjadi semakin menguatkan penulis
untuk terus berjuang menegakan kesetaraan gender lewat agama. Karena agama
yang dipahami saat ini mengakibatkan penderitaan untuk perempuan. Terlebih
karena penulis yang memang seorang Kiai.

Kitab *Uqudulujain* sebenarnya sudah dibahas dan dikritisi oleh komunitas
NU. Penulis kerap melakukan kajian di rumah Gus Dur sebelum menjadi
presiden. Sudah pula dibukukan. Hanya sosialisai yang belum maksimal
mengakibatkan masih banyak mubalig dan mubaligoh yang bias gender.
Pembanding menjelaskan secara pribadi kenapa tidak menjelaskan hal yang
kontrovesi terkait dengan tema di buku ini ialah karena betapa pembanding
setuju dengan apa yang disampaikan penulis. Bahkan pembanding pun memiliki
cita-cita untuk menjadi anggota Komnas Perempuan seperti penulis sebagai
sebuah upaya perjuangan mewujudkan Kesetaraan Gender di Indonesia.

Sesi pertanyaan hanya berlangsung 1 kali saja dikarenakan waktu yang sangat
singkat dan tidak memadai untuk diteruskan. Bedah buku kali ini ditutup
moderator yaitu Neng Hannah, M.Ag dengan perkataan bahwa buku ini memberikan
kesejukan kepada para pembacanya karena menempatkan agama sebagai pembela
kaum perempuan. Keindahan agama dalam hal ini Islam terlihat dari perlakuan
istimewanya terhadap kaum marginal dalam hal ini perempuan.[]

Feedly. Feed your mind. http://www.feedly.com <http://www.feedly.com/#mail>


[Non-text portions of this message have been removed]

------------------------------------

=======================
Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Twitter: http://twitter.com/wanita_muslimah
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:wanita-muslimah-unsubscribe@yahoogroups.com
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

Milis ini tidak menerima attachment.Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/

<*> Your email settings:
Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/join
(Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
wanita-muslimah-digest@yahoogroups.com
wanita-muslimah-fullfeatured@yahoogroups.com

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
wanita-muslimah-unsubscribe@yahoogroups.com

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/

0 comments:

Post a Comment