Advertising

Thursday 9 June 2011

[wanita-muslimah] Peluang Khilafah di Dunia Islam

Peluang Khilafah di Dunia Islam


Pendahuluan

Blessing in disguise. Gelombang revolusi melanda dunia Arab, beranjak dari
Tunisia menyebar ke Mesir, Libya, Yaman, Bahrain, Oman, Suriah, Yordania,
Arab Saudi hingga seluruh negeri Islam lainnya. Kaum Muslim keluar secara
massal dalam jumlah ribuan bahkan jutaan di Tunisia, Mesir, Yaman, dan
Libya, menuntut perubahan penguasa dan rezim mereka yang telah mendatangkan
kerusakan dan kehancuran bagi kaum Muslim selama beberapa dekade. Keluarnya
kaum Muslim itu merupakan penegasan bahwa kekuasaan adalah milik umat;
merekalah yang memilih penguasa.

Warga Libya memberikan contoh paling berani dalam menentang penguasa
diktator. Mereka lebih mengutamakan kematian daripada tetap berada di bawah
rezim rusak lagi sombong. Itu merupakan ketentuan pokok: tidak takut, tidak
pengecut, dan berpegang pada apa yang diperintahkan Allah SWT.

Tuntutan masyarakat untuk mengganti rezim membuat mereka berani melawan
aturan yang selama ini diterapkan kepada mereka. Bahkan moncong senjata para
pendukung penguasa pun mereka berani hadapi. Keadaan yang tidak pernah
terjadi di kawasan Timur Tengah sebelumnya.

Barat menganggap ini adalah gelombang demokratisasi. Namun kenyataan di
lapangan, slogan demokrasi tidak muncul. Yang terjadi adalah tuntutan
melawan kelaliman, tuntutan sesuai dengan fitrah insani akibat terlalu lama
dikungkung tirani. Dengan kultur dan historis Arab yang islami, sentimen
keislaman cukup kuat untuk menjadi suara alternatif pergantian rezim.


Marginalisasi Isu-Isu Islam

Disinyalir masih muncul marginalisasi isu-isu Islam oleh media. Banyak
sekali isu Islam yang tidak muncul ke publik karena media besar masih
dikuasai oleh Barat atau pemerintah yang pro Barat. Pada tanggal 2 Maret
2010, misalnya, pemerintah Afganistan melarang laporan langsung dari
wilayah-wilayah perang. Pemerintah boneka AS ini menjustifikasi kebijakan
itu dengan alasan bahwa laporan semisal itu membantu musuh dalam merancang
serangan-serangan melawan satuan keamanan dan akan digunakan untuk
mempropagandakan aktivitas-aktivitas perlawanan.

Hal ini mengindikasikan bahwa demokrasi tidak lain adalah kediktatoran yang
dipilih yang bisa melarang rakyatnya atas hak memperoleh informasi. Ungkapan
"kebebasan berekspresi" hanyalah hipokrisme yang jelas, yang pada galibnya
digunakan Barat dan kaki tangan Barat untuk menjustifikasi kelemahan ide-ide
mereka dan aksi-aksi mereka melawan kaum Muslim dan Islam. Selain itu,
ungkapan "kebebasan berekspresi" itu dimaksudkan hanya untuk membantu
orang-orang murtad semisal Kambakhs dan Abdurrahman, membantu penyebaran
gambar yang melecehkan Nabi saw. di Denmark dan penyebaran film seperti film
"Fitna" besutan anggota parlemen Belanda.


Pembajakan Isu

Gelombang revolusi yang melahirkan iklim ketidakpastian menuntut perhatian
serius dari pihak-pihak yang berkepentingan. Dorongan awalnya bisa jadi
adalah murni dari kehendak rakyat. Pemuda yang bunuh diri di Tunisia memicu
revolusi yang menggulingkan Ben Ali. Gerakan via jejaring sosial menjadikan
revolusi Mesir juga dikenal sebagai Revolusi 1.0. Namun tanpa konsep, goals
dan social change agent, pergerakan semacam ini akan mudah dikendalikan oleh
kekuatan internasional yang berpengaruh dan antek-anteknya di negeri
tersebut. Justru, di sinilah titik rawan dari pergolakan di Timur Tengah.
Perubahan tanpa visi yang jelas tentang sistem masa depan bisa dibajak oleh
siapa saja; oleh rezim lama yang berganti wajah menjadi pendukung rakyat dan
terkesan reformis; juga oleh asing. Perubahan sebatas sosok rezim menjadi
cara untuk revitalisasi dominasi negara besar dengan mengangkat rezim baru
yang tetap dalam kontrol mereka.


Peran Hizbut Tahrir

Keinginan masyarakat untuk melakukan social change pastinya akan berujung
pada kekecewaan bila perubahan tersebut tidak dipersiapkan dengan baik.
Hizbut Tahrir sangat memahami keadaan ini. Sepanjang gelombang revolusi di
kawasan Timur tengah, puluhan judul Nashrah (selebaran) telah dikeluarkan
untuk mengingatkan masyarakat mengenai kondisi yang sedang terjadi. Di
Tunisia, HT mengeluarkan nasyrah dengan judul "Protes di Tunisia: Sampai
Kapan Harus Bersabar terhadap Kelaliman dan Kerusakan Penguasa?" Untuk
menjelaskan bagaimana revolusi yang benar, HT juga menyampaikan nasyrah
dengan judul, "Tunisia dan Hakikat Revolusi!" HT Juga mengeluarkan nasyrah
dengan judul, "Pemerintahan Tiran Ben Ali Keluar dari Pintu
Sembunyi-sembunyi Kemudian Kembali, Bahkan dari Pintu Depan, Setelah Semua
Darah Tertumpah!"

Di Mesir HT mengeluarkan nasyrah dengan judul, "Wahai Para Penakluk Pasukan
Salib dan Tatar Waspadalah Jangan Sampai Amerika dan Anteknya Memperdaya
Anda dengan Polesan atas Kerusakan Rezim!" Selain itu juga secara khusus HT
menyampaikan seruan kepada Militer dengan tajuk, "Dari Hizbut Tahrir kepada
Dewan Agung Militer Mesir; Penjaga Camp David Yang Kedua pun Jatuh!"

Di Suriah HT menyebarkan nasyrah yang bertajukkan, "Wahai Kaum Muslim di
Suriah: Catatkan Diri Anda untuk Kemuliaan Penegakan Khilafah Rasyidah di
Atas Puing-puing Rezim yang Mati". Merespon tipudaya rezim, HT mengeluarkan
nasyrah dengan judul, "Keputusan-keputusan Reformatif adalah Tipudaya untuk
Memperpanjang Umur Rezim Suriah; Yang Dituntut adalah Kepergian Langsung
Rezim".

Di Libya HT mengeluarkan nasyrah yang berjudul, "Wahai Warga Libya, Wahai
Cucu-cucu Umar al-Mukhtar". Kemudian HT juga mengeluarkan nasyrah dengan
tajuk, "Diktator Libya dengan Pembantaian Berdarahnya dan Kelemahan Para
Penguasa Kaum Muslim dalam Menolong Libya; Mereka Bersekutu dalam Kejahatan
Intervensi Militer Prancis, Inggris, dan Amerika!" Selain itu juga HT
menerbitkan nashrah dengan judul, "Tidak Untuk Intervensi Imperialisme Barat
di Libya, Wahai Tentara Islam! Hentikan Banjir Darah di Libya dan Junjung
Tinggi Panji Tauhid".

Terkait dengan Revolusi di Yaman, HT mengeluarkan nasyrah dengan judul,
"Seruan kepada Para Ulama Yaman", "Wahai Tentara Yaman! Realisasikan Berita
Gembira Rasulullah saw. dengan Menghapus Pemerintahan Diktator dan Dirikan
Daulah Khilafah Rasyidah Kedua", dan "Inggris Menendang Salih Seperti
Amerika Menendang Mubarak".

Terkait dengan revolusi di Bahrain, HT menyampaikan nasyrah dengan judul
"Apa Yang Terjadi di Bahrain! Kembali Membuktikan Para Penguasa Itu Saling
Tolong-Menolong Melawan Kaum Muslim".

HT menyampaikan seruan dengan menggunakan bahasa yang to the point,
dikaitkan dengan posisi manusia sebagai hamba Allah SWT. Kadang HT juga
mengeluarkan nasyrah yang mengambil judul yang mengutip langsung dari
al-Quran, seperti:

ÝóÇÚúÊóÈöÑõæÇ íóÇ Ãõæáöí ÇáúÃóÈúÕóÇÑö

Ambillah (kejadian Itu) untuk menjadi pelajaran, hai orang-orang yang
mempunyai pandangan (QS al-Hasyr [33]: 2).


Disampaikan pula nasyrah yang juga diambil dari QS Ali 'Imran [3]: 200 dan
(QS al-A'raf [7]: 96). Inilah tawaran Islam sebagai solusi dan Islam sebagai
jalan. Dengan itu diharapkan tidak ada alternatif lagi bagi proses perubahan
yang terjadi selain Islam.

Selebaran-selebaran ini ditujukan kepada masyarakat umum dan lebih khusus
kepada Ahlul Quwwah (militer) yang dalam padangan HT merupakan pilar penting
dari proses perubahan sosial. Seruan kepada militer adalah seruan yang
paling penting karena realitasnya merekalah pengawal umat.

Pengaitan antara realitas kezaliman dengan kewajiban pembelaan kepada
kebenaran merupakan hal yang penting dalam mendorong dukungan militer dalam
proses perubahan sosial ini. HT memberikan pemahaman yang tepat bahwa setiap
perubahan sosial harusnya memiliki arah, tujuan dan metode tertentu; bahwa
dalam perubahan sosal militer sebagai ahlul quwwah adalah faktor yang paling
menentukan.

Karena itu, seruan-seruan yang dilakukan senantiasa fokus pada dua hal
tersebut. Pertama: mengingatkan masyarakat untuk memiliki goals yang jelas
dari tuntutan perubahan yang mereka ajukan. Jangan hanya menuntut perubahan
rezim, namun harus perubahan sistem. Kedua: menyeru kepada Ahlul Quwwah agar
mereka turut mendukung bahkan memberikan kekuatannya pada proses perubahan
yang dituntut umat.


Potensi Penegakkan Khilafah

Setiap proses perubahan sosial yang terjadi di tengah masyarakat merupakan
peluang untuk diarahkan menuju proses penegakan Khilafah. Apalagi bila hal
tersebut terjadi di Dunia Islam, tempat bersemayamnya pemikiran-pemikiran
Islam dan perasaan perasaan Islam. Ditopang dengan potensi sumberdaya alam
dan sumberdaya manusia yang luar biasa, maka tidak dapat dicegah bila proses
penegakan Khilafah akan benar-benar terjadi bila nashrullah datang melalui
proses perubahan sosial yang mengikuti manhaj kenabian.

Syariah dan Khilafah insyallah bakal tegak, karena ada 4 penjamin yang jika
salah satu saja terpenuhi maka sudah cukup bagi Khilafah tegak. Keempat
penjamin tersebut adalah adanya: janji Allah SWT (QS an-Nur: 55), kabar
gembira dari Rasullulah saw., umat yang telah bangkit mendukung syariah dan
Khilafah dan sebuah kelompok yang ikhlas berjuang karena Allah semata.

Menilik apa yang terjadi di Timur Tengah, perubahan sekarang walaupun
sebagian masih dalam proses, ternyata tidak membawa perubahan yang
signifikan. Turunnya Ben Ali di Tunisia tidak melahirkan penguasa pengganti
yang dapat mengakomodasi kepentingan rakyatnya, apalagi kepentingan Islam.
Pembatasan terhadap partai-partai yang ingin berperanserta dalam proses
politik di sana adalah sebuah bukti yang tidak bisa terbantahkan.
Partai-partai Islam termasuk HT dilarang untuk berdiri secara legal dan
berpartisipasi untuk meningkatkan kesadaran politik masyarakat.

Mundurnya Mubarak di Mesir juga demikian. Dewan Tinggi Militer yang
mengambil-alih kekuasaan menunjukkan bahwa mereka tidak serius mengadili
kezaliman Mubarak. Bahkan rakyat kembali berunjuk-rasa di Tahrir Square dan
mereka ini melihat langsung betapa militer yang awalnya mendukung mereka
ternyata masih melindungi Mubarak dan anteknya.

Pastinya, bila rakyat konsisten dengan tuntutan perubahan, maka perbubahan
sekarang yang tidak signifikan ini akan mendorong mereka untuk melakukan
tuntutan yang lebih mendasar. Ternyata pergantian rezim tidak menjawab
tuntutan mereka. Bahkan pahlawan-pahlawan kesiangan yang menjadi pembajak
revolusi menunjukkan perangai aslinya; mengambil keuntungan dari pengorbanan
ikhlas rakyatnya. Perubahan tidak cukup hanya mengganti rezim. Kerusakan
masyarakat sudah sistemik, maka yang dibutuhkan juga adalah perubahan
sistem.


Penyebaran Opini dan Kesadaran Bisa Lebih Masif

Iklim keterbukaan tidak dapat dipungkiri menjadi salah satu pendorong
terjadinya revolusi di Timur Tengah. Saat ini penetrasi informasi komunikasi
telah dapat menembus batas-batas kedaulatan suatu negara. Menteri Luar
Negeri AS, Hillary Clinton pada Januari 2010 di Washington DC sampai
menyebutkan istilah Internet Freedom untuk menunjukan adanya suatu jaringan
yang memberikan ruang bagi masing-masing pengguna untuk menunjukkan potensi
dan kekuatannya. Internet Freedom ini menjadi dasar bagi pengguna internet
untuk secara bebas berekspresi melalui blog, email, jejaring sosial, sms
sebagai forum bertukar pikiran. Tentu dengan less of control, media internet
menjadi media yang efektif untuk menggelorakan Revolusi seperti yang terjadi
di Mesir.

Bila AS sedemikian rupa dapat menggunakan media untuk melakukan penyebaran
opini mengenai HAM dan Demokrasi, dalam hal yang sama sebenarnya media juga
dapat digunakan oleh para pejuang Islam untuk menyebarkan opini tentang
Islam. Dengan penyebaran opini secara massif diharapkan proses penyadaran
masyarakat tentang perubahan sosial yang islami dapat segera terwujud.


Kesadaran Ahlul Quwwah

Pelajaran bagi Ahlul Quwwah terkait dengan revolusi yang terjadi di Timur
Tengah adalah bahwa kebergantungan terhadap asing ternyata tidak selalu
menjamin sang Tuan selalu membela mereka. Apa yang kurang dari kesetiaan
Rezim Mubarak terhadap kepentingan Barat? Namun, ketika Barat melihat bahwa
tuntutan rakyat semakin menguat, maka tidak ada pilihan lain bagi mereka
untuk segera menyesuaikan dengan situasi yang ada, bahkan malah turun
mendorong terjadi perubahan rezim.


Khilafah Makin Dilirik

Konsistensi memperjuangkan Khilafah menjadi hal yang tidak bisa ditawar
lagi. Ketika proses perubahan masyarakat terus berlangsung, maka
pilihan-pilihan alternatif akan terus dicari. Mungkin masyarakat masih
melihat bahwa kerusakannya belum sistemik sehingga mereka mencari solusi
parsial. Pastinya ketika idealisme kehidupan ternyata tidak terwujud juga,
maka dengan izin Allah SWT dan dengan proses penyadaran terhadap nilai-nilai
Islam, Khilafah sebagai solusi tidak bisa lagi ditolak.

Berbagai survey yang berusaha mengungkap tingkat kesadaran umat terkait
syariah dan Khilafah menunjukkan tren yang terus meningkat. Survey yang
dilakukan oleh Maryland University tahun 2009 menemukan bahwa dukungan untuk
menyatukan semua negeri Islam menjadi satu negara Islam atau Khilafah sangat
signifikan. Di Mesir didukung 70%, di Pakistan didukung 69% dan di Indonesia
didukung 51%.

Tidak aneh kalau kemudian National Intellegence Council (NIC) AS ketika
merilis skenario 2020 menempatkan munculnya New Chalipate sebagai salah satu
skenario dunia yang mungkin terjadi.

Berbagai kajian mengenai Islam dan sistem kenegaraannya yakni Khilafah terus
meningkat. Berbagai konferensi Khilafah semakin marak dengan kajian yang
semakin detil dan komprehensif. Khilafah tidak lagi seruan global, tetapi
sudah menjadi kajian serius untuk ditimbang kelayakan penerapannya, yang
semestinya bagi seorang Muslim dengan dorongan keimanan dan ketundukan
terhadap hukum Allah SWT, penerapan Khilafah merupakan bisyarah yang tinggal
menunggu waktu. WalLahu a'lam. []

Budi Mulyana, S.IP. M.Sc.; Penulis adalah Dosen Ilmu Hubungan Internasional
FISIP UNIKOM dan Ketua Lajnah Khusus Intelektual DPP HTI.

[Non-text portions of this message have been removed]

------------------------------------

=======================
Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Twitter: http://twitter.com/wanita_muslimah
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:wanita-muslimah-unsubscribe@yahoogroups.com
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

Milis ini tidak menerima attachment.Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/

<*> Your email settings:
Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/join
(Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
wanita-muslimah-digest@yahoogroups.com
wanita-muslimah-fullfeatured@yahoogroups.com

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
wanita-muslimah-unsubscribe@yahoogroups.com

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/

0 comments:

Post a Comment