Advertising

Thursday 16 June 2011

[wanita-muslimah] Penderitaan Istri yang Diabaikan Suami (7) (tamat)

 

Penderitaan Istri yang Diabaikan Suami (7) *Tidak Ingin Menyimpan Dendam*
*SETELAH* memutuskan kembali rujuk dengan suaminya, Indah melahirkan anak
yang kedua. Namun ternyata setelah itu kelakuan suami dan ibu mertuanya
kembali seperti semula. Bahkan yang membuat Indah tambah sedih, dua anaknya
pun mulai ikut-ikutan menjauhinya. Bagaimana selanjutnya? Berikut kisahnya
seperti yang ditulis *Ela Hayati*.

*MENURUT* mereka, apa yang kukerjakan di rumah untuk melayani nenek dan ayah
mereka adalah suatu kewajaran. Mereka beranggapan nenek merekalah yang
paling berjasa dalam menopang kehidupan kami sehingga dapat hidup
berkelayakan. Kedua anakku juga mempertanyakan perhatianku yang tidak begitu
besar kepada mereka sehingga keduanya lebih dekat kepada sang nenek.

Oh, sungguh perih hatiku mendengar pernyataan anakku itu. Tidakkah mereka
mengetahui akulah yang harus makan hati dan berulam jantung untuk
mempertahankan rumah tanggaku dengan ayah mereka agar kedua buah hatiku itu
bisa hidup wajar dan menerima limpahan kasih sayang dari kedua orangtuanya.
Mengenai aku yang mereka nilai kurang perhatian, aku sangat memperhatikan
dan menyayangi mereka. Aku membiarkan mereka dekat dengan sang nenek karena
kupikir tidak ada salahnya hal itu terjadi, toh nenek mereka pun sama
menyayangi mereka. Hal itu pun tidak lantas membuatku melepaskan perhatian
dan kasih sayangku pada mereka. Tidakkah keduanya memperhatikan
pengorbananku untuk merebut kembali mereka selalu berbuah penampikan dan
kegagalan.

Sungguh hancur perasaanku bila mengingat sikap kedua putriku itu. Ketika
kuharapkan mereka menjadi penghiburku di saat sedih dan tumpuanku di saat
sedang kesusahan, mereka justru menambah parah luka hatiku.

Karena itu, ketika aku mengandung anak yang ketiga, kutancapkan tekad untuk
memberikan perhatian yang terbaik yang bisa kupersembahkan. Tidak akan
sedikit pun kulepaskan jabang bayi yang kini bersemayam dalam rahimku untuk
diasuh ibu mertuaku. Aku, wanita yang telah mengalami kekalahan lahir dan
batin selama ini, bersumpah akan mempertaruhkan segalanya untuk merebut
kemenangan di front yang kuanggap sebagai front yang terakhir ini.

Tak heran aku memperhatikan kehamilanku yang ketiga ini dengan telaten dan
penuh hati-hati. Aku pun lebih berhati-hati dalam berbicara dan berperilaku.
Kuharapkan nantinya, anakku ini menjadi anak yang saleh atau salehah yang
mencintai dan menyayangi ibunya sepenuh hati. Aku memang merasakan perbedaan
pada kehamilan kali ini. Sekarang aku merasa lebih kuat dan tegar, tidak
seperti dua kehamilan yang sebelumnya yang selalu merasa kepayahan. Kuharap
ini sebagai pertanda bahwa si jabang bayi ini akan menjadi pembela ibunya
dan akan menjadi penghiburku di saat sedang kesusahan.

Hari yang kutunggu itu pun tiba. Dengan didampingi suami, aku melahirkan
anak yang ketiga, seorang anak lelaki yang sehat dan tampan. Ketika diberi
tahu bahwa anaknya kali ini lelaki, Kang Dani meloncat kegirangan, sementara
aku bersyukur dan memuji kebesaran Allah SWT dalam hati. Akhirnya, seorang
anak lelaki, wong lanang, terlahir juga dari rahimku. Karena itu, semakin
besar pulalah harapanku anak yang bungsu ini akan menjadi penopang hidupku
di masa tua nanti.

Sumpahku saat mengandung dulu, benar-benar kujalankan dengan sepenuh hati.
Ibu mertuaku, seperti yang sudah-sudah, memang berusaha mendominasi
pengasuhan anak bungsuku itu. Namun kali ini ia harus kecewa karena aku
tidak tinggal diam. Setiap hari, aku hanya memberi kesempatan pada mertuaku
beberapa saat saja untuk menggendong anakku, setelah itu segera kurebut dari
pangkuannya dan kutidurkan di haribaanku. Bahkan, tidak sedikit pun
kuizinkan anak bungsuku mengecap susu formula. Sepenuhnya, secara eksklusif,
bayiku ini kususui dengan air susuku. Aku ingin darah yang mengalir di
tubuhnya benar-benar bersumber dari tubuhku.

Karena itu, tidak seperti kedua kakaknya, anakku yang bungsu sangat lekat
denganku. Kami tidak bisa dipisahkan satu sama lain. Sebentar saja aku
pergi, anak bungsuku itu pasti mencariku. Demikian pula dalam hal pendidikan
dan budi pekerti, dengan sepenuh hati kucurahkan kepadanya. Kepadanya,
kuajarkan untuk menghormati orangtua dan saudara-saudaranya. Bahkan juga
kunasihati ia untuk menghormati neneknya.

Aku sama sekali tidak mengajarkan anakku untuk memilih salah satu pihak yang
harus disayang dan membenci pihak lainnya. Tak heran kalau anakku kemudian
tumbuh menjadi pribadi yang memang selama ini kucita-citakan; sayang pada
saudara dan orangtuanya, terutama kepadaku, jenaka, punya rasa humor yang
tinggi, namun tetap santun dalam bersikap.

Ketika si bungsu telah beranjak dewasa dan memiliki pekerjaan sendiri, ia
pun tak membiarkanku mengais-ngais meminta makan pada kakakku. Dengan gaji
hasil keringatnya sendiri, ia membelikanku makanan yang luar biasa enak dan
pakaian-pakaian yang sangat indah --perbuatan yang tak pernah dilakukan
ayahnya.

Kini, ketika masa tua telah mendatangiku, aku hanya ingin menjalani
hari-hariku dengan ketenangan. Biarlah hal-hal yang telah lalu menguap dan
tak pernah berbekas di hatiku. Aku tak ingin menyimpan dendam kepada siapa
pun. Kepada ibu mertua dan suamiku, Kang Dani, pengabdianku akan tetap putih
dan tulus seperti saat kami berhadapan dengan penghulu di altar pernikahan
dulu. Mengenai anak-anakku, biarlah mereka dengan pilihan hidupnya sendiri
sesuai dengan takdir yang telah digariskan oleh Yang Mahakuasa. Melihat dua
anak perempuanku, walaupun tidak pernah benar-benar dekat, aku bersyukur
karena kini mereka telah mampu hidup mandiri dengan membangun rumah tangga
masing-masing, bahkan telah memberiku cucu-cucu yang lucu.

Sementara melihat anak bungsuku, berbunga-bunga rasanya hatiku. Seluruh doa
yang terbaik kucurahkan kepadanya. Dialah penglipur lara dan tiang yang
membuat harapan-harapan di hatiku tetap berdiri kokoh. (tamat)**

--
Aldo Desatura ® & ©
Twitter = @desatura
YM = desatura
Facebook = hanjakal@gmail.com

================
Kesadaran adalah matahari, Kesabaran adalah bumi
Keberanian menjadi cakrawala dan Perjuangan Adalah pelaksanaan kata kata

[Non-text portions of this message have been removed]

__._,_.___
Recent Activity:
=======================
Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Twitter: http://twitter.com/wanita_muslimah
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:wanita-muslimah-unsubscribe@yahoogroups.com
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

Milis ini tidak menerima attachment.
.

__,_._,___

0 comments:

Post a Comment