Advertising

Monday 13 June 2011

[wanita-muslimah] Penderitaan Istri yang Diabaikan Suami (6)

 

Penderitaan Istri yang Diabaikan Suami (6) *Kembali Mengulangi Kebodohan*
*DI* saat bertekad untuk meneguhkan ikatan rumah tangga dengan Dani demi
masa depan anak mereka, Indah menerima kabar yang sangat menyesakkan
dadanya. Ada yang berkata suaminya terlibat hubungan gelap dengan seorang
wanita dari desa tetangga. Hal itu tentu saja membuat Indah dilanda perasaan
gundah dan waswas. Ketika isu yang berembus itu terbukti benar, Indah pun
tak mampu menahan ledakan emosinya yang terpendam selama ini. Ia pun
menuntut cerai kepada suaminya. Bagaimana selanjutnya? Berikut kisahnya
seperti yang ditulis *Ela Hayati*.

*NAMUN* rupanya Kang Dani pantang menyerah. Seperti ketika berusaha merebut
hatiku pada masa remaja dulu, Kang Dani pun melakukan hal yang sama kali
ini. Dengan gigih ia berusaha meruntuhkan pertahananku dan membujukku untuk
kembali rujuk dengannya. Bahkan tanpa segan-segan ia mengungkapkan
kemasygulannya dengan nasib anak kami kalau aku dan dia berpisah. Ia pun
berjanji akan lebih memperhatikanku dan meninggalkan kebiasaan buruknya
keluyuran serta mabuk-mabukkan. Menurutnya, ia pun sudah tidak berhubungan
lagi dengan selingkuhannya semenjak peristiwa pertengkaran kami.

Sebelumnya sudah kukatakan, aku adalah seorang wanita, tepatnya seorang ibu,
yang mengharapkan anaknya tumbuh menjadi pribadi yang kuat dan percaya diri
dalam menghadapi kehidupan karena memiliki keluarga yang utuh. Ditambah
dengan usaha gigih Kang Dani yang terus-menerus dengan bujuk rayu yang
menggoda, akhirnya hatiku luluh juga. Setelah meminta pendapat Teh Dewi dan
berbicara panjang lebar, aku pun memutuskan kembali menjalin rumah tangga
dengan Kang Dani. Sekali lagi kukatakan, semua itu demi masa depan anakku.
Maka pada hari yang telah ditentukan, Kang Dani menjemputku dengan sepeda
motornya, dan kami pun kembali ke rumah ibu mertua.

Tampaknya di antara Kang Dani dan mertuaku telah terjadi satu kesepakatan
tanpa sepengetahuanku. Karena begitu aku turun dari sepeda motor, ibu
mertuaku langsung menyambutku dengan ramah seperti kepada seorang sahabat
yang sudah lama tak bertemu. Ia bertanya mengenai banyak hal seperti
bagaimana kesehatanku, sudah makan belum, mau minum apa, bagaimana keadaan
anakku selama dua minggu, dan lain-lain.

Terus terang, perubahan itu begitu drastis, sehingga aku merasa sangat tidak
siap untuk menerimanya. Selama ini sikap judes dan ketuslah yang kudapat
darinya, sehingga ketika ia berubah seratus delapan puluh derajat, aku
justru merasa ada yang janggal. Tak heran kalau kemudian sikapku menjadi
kikuk. Sikap menyenangkan dari ibu mertua yang sebenarnya selama ini sangat
kuharapkan, justru membuatku merasa serbasalah setelah tercurah deras
kepadaku. Beruntung kemudian Kang Dani menyuruhku masuk kamar, sementara
anakku diambil mertua dari pangkuanku dan diciuminya dengan penuh kerinduan.

Sekitar dua bulan setelah kami rujuk, aku hamil lagi. Tentu saja kehamilan
ini kusambut dengan gembira, tak kalah gembira seperti saat kehamilan anak
yang pertama. Dan ketika hari kelahiran tiba, anak keduaku lahir dengan
selamat. Yang lebih membahagiakanku, tidak seperti saat melahirkan anak
pertama, kali ini suami dan ibu mertuaku ikut mendampingi. Bukan hanya itu,
bahkan kakakku pun datang dan ikut andil membantu persalinanku. Aku dan Kang
Dani kembali memperoleh anak perempuan. Walaupun sebenarnya Kang Dani
menginginkan anak laki-laki, tapi ia tetap gembira menyambut kelahiran
anaknya.

Perilaku manusia memang tidak bisa berubah kalau tidak diusahakan dengan
sungguh-sungguh. Seperti peribahasa dalam bahasa Sunda, adat kakurung ku
iga, seorang manusia akan tetap kembali pada watak semula yang memang telah
terpola dengan kuat dalam dirinya. Demikian pula yang terjadi pada suami dan
ibu mertuaku. Sikap manis mereka kepadaku hanya bertahan beberapa bulan
saja. Setelah anak kedua lahir, aku harus kembali mengalami keadaan seperti
semula. Kalau aku pikir, aku ini seperti keledai dungu yang terjerembab
kembali pada lubang yang sudah kuketahui di mana letaknya. Dan seperti
sebelumnya pula, aku tak bisa melepaskan diri dari jaring-jaring maya yang
menelikungku. Aku memang wanita yang bodoh, sangat bodoh, namun semuanya
sudah telanjur. Kini aku menghibur diri dengan memfokuskan perhatian pada
dua anakku yang beranjak besar.

Yang lebih membuatku gundah, kedua anakku yang mulai masuk sekolah lebih
dekat kepada neneknya. Tentu saja itu tidak lepas dari andil ibu mertuaku
yang sangat memanjakan kedua anakku. Bahkan ketika hendak berangkat tidur
saja, mereka hanya bersedia naik ranjang kalau dikeloni neneknya.

Semula hal itu kubiarkan saja karena kupikir toh tidak ada salahnya kalau
anak-anakku lebih dekat pada neneknya. Aku justru gembira karena kedua
anakku mendapat perlakuan yang wajar dari ibu mertuaku, tidak seperti
kepadaku. Namun yang tak kukira dan sangat tidak aku antisipasi, kedua
anakku juga mewarisi sikap yang sama dengan neneknya dalam memandangku.
(bersambung)**

--
Aldo Desatura ® & ©
Twitter = @desatura
YM = desatura
Facebook = hanjakal@gmail.com

================
Kesadaran adalah matahari, Kesabaran adalah bumi
Keberanian menjadi cakrawala dan Perjuangan Adalah pelaksanaan kata kata

[Non-text portions of this message have been removed]

__._,_.___
Recent Activity:
=======================
Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Twitter: http://twitter.com/wanita_muslimah
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:wanita-muslimah-unsubscribe@yahoogroups.com
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

Milis ini tidak menerima attachment.
.

__,_._,___

0 comments:

Post a Comment