Advertising

Sunday 12 June 2011

[wanita-muslimah] Penderitaan Istri yang Diabaikan Suami (4)

 

Penderitaan Istri yang Diabaikan Suami (4) *Makan Dijatah, Setiap Hari
Kelaparan*
*INDAH* merasa senang karena ternyata ibu mertua dan suaminya menyambut
kelahiran anaknya dengan penuh kebahagiaan dan kebanggaan. Ia berharap
perlakuan mereka, terutama Dani, juga berubah setelah hadirnya sang anak di
tengah-tengah mereka. Dani memang mulai mengurangi kebiasaannya keluyuran.
Bahkan ia pun diterima bekerja sebagai buruh di sebuah pabrik tekstil. Namun
ternyata itu hanya sesaat. Tak lama kemudian ia kembali seperti dulu.
Bagaimana selanjutnya? Berikut kisahnya seperti yang ditulis *Ela Hayati*.

*SANGAT* sering selama berhari-hari ia tidak pulang. Dan kalaupun pulang, ia
tiba di rumah pada larut malam dalam keadaan sempoyongan karena mabuk berat.
Tapi, masih mending saat ini ia sudah punya pekerjaan. Dan setidaknya, kini
ia tidak pernah bolos bekerja, walaupun kemudian gajinya tidak sepeser pun
diberikan kepadaku, melainkan kepada mertuaku. Tak apalah, itu pun kuanggap
sebagai pemenuhan nafkah darinya untuk keluarga. Lagi pula kami memang masih
menumpang di rumah Ibu mertua. Jadi, beliaulah memang yang berhak
menerimanya.

Ada hal lain yang sesungguhnya membuatku semakin merana tinggal bersama
mertua dan suami yang tidak sedikit pun memiliki perhatian, adalah soal
makanan. Di rumah, jatah makanku sehari hanya sekali, dan itu diberikan pada
jam makan siang sekitar pukul dua belas. Itu pun tidak seberapa, paling
hanya sepiring nasi dengan lauk ikan asin sisa dan beberapa gelintir tempe.

Setelah itu, jangan harap aku akan mendapat jatah makan lagi. Ibu mertuaku
akan segera mengamankan segala hidangan ke dalam lemari bufet yang ada di
kamarnya. Mungkin kalau dipikir itu sangat berlebihan, namun sungguh,
begitulah kenyataannya. Kalau sering diberitakan ada pembantu rumah tangga,
baik di dalam negeri maupun yang menjadi TKW hanya diberi makan sekali oleh
majikannya, maka perlakuan itu justru kudapat dari mertuaku sendiri. Orang
yang seharusnya menjadi pengganti ibuku yang telah meninggal dunia.

Setiap hari, aku harus menahan rasa lapar yang terasa melilit perut. Untuk
membeli makanan di warung, aku tidak punya uang karena suamiku sama sekali
tak pernah memberi nya. Kalau sudah sangat tidak tahan, ketika ibu mertuaku
tidur siang, diam-diam aku sering pergi ke rumah kakakku yang jaraknya
sekitar dua kilometer. Di sana, tanpa malu-malu aku selalu minta makan pada
kakakku, Teh Dewi (nama samaran).

Kakak sering merasa iba melihat keadaanku. Terkadang ia sering menyarankanku
untuk meminta cerai saja. Namun hal itu selalu kutolak. Sebenarnya aku juga
ingin melakukannya, namun aku harus memikirkan masa depan anakku. Buah
hatiku akan lebih menderita kalau kami, ibu bapaknya, berpisah.

Aku takut ia tumbuh menjadi anak yang rendah diri karena tidak mendapat
limpahan kasih sayang dari ibu bapaknya secara berimbang. Keberadaan ibu dan
bapak di sisi seorang anak kupikir sangat penting dalam pertumbuhannya dan
tidak bisa diabaikan begitu saja. Seorang anak yang tampil percaya diri
dalam pergaulan dengan teman-temannya dan memiliki pribadi yang hangat dan
menyenangkan, biasanya lahir dan tumbuh dari sebuah keluarga yang utuh dan
bahagia. Sebaliknya, sering kudengar masalah kenakalan dan tindak kriminal
dilakukan remaja yang broken home dan berasal dari keluarga yang berantakan.

Aku memang tidak bisa mengatakan rumah tanggaku dengan Kang Dani sebagai
keluarga yang bahagia, namun setidaknya aku bisa berpura-pura menjadi ibu
yang bahagia di depan anaknya. Dan setidaknya pula, Kang Dani bisa
berpura-pura menjadi ayah dan suami yang baik bagi putri kami. Sehingga,
anakku akan merasa nyaman berada di tengah-tengah kami dan pada akhirnya
memperkuat kepribadiannya dan membentuknya menjadi manusia yang tangguh.

Oleh karena itu, aku berusaha kuat dan tak mempedulikan keadaanku. Demi
anakku, aku berani menempuh tantangan dan halangan seberat apa pun. Masa
depanku kini kugantungkan di pundak mungil anakku yang sedang tumbuh menjadi
anak yang lucu dan menggemaskan. Kalau melihatnya ulahnya yang ceria dengan
tawanya yang riang, hilang sudah segala penat dan lapar. Berganti dengan
rasa syukur karena dikaruniai putri yang demikian cantik dan sehat.

Akan tetapi, tampaknya harapanku selalu berseberangan dengan apa yang
dipikirkan suamiku. Boro-boro memikirkan mengenai membentuk anak yang
tangguh dan percaya diri dengan membangun keluarga yang sakinah, mawadah,
warahmah, Kang Dani seperti tidak puas-puasnya menambah keperihan di hatiku.

Berikutnya aku mendengar selentingan atau desas-desus yang samar, Kang Dani
kepincut seorang wanita dari desa tetangga. Semula aku sama sekali tidak
ngeuh dengan isu tersebut, namun kemudian karena semakin santer, kabar
burung itu sampai juga ke telingaku. Adalah seorang tetanggaku yang terkenal
doyan bergosip, akhirnya kelepasan omong dan menuturkan kabar yang tak sedap
itu kepadaku. (bersambung)**

--
Aldo Desatura ® & ©
Twitter = @desatura
YM = desatura
Facebook = hanjakal@gmail.com

================
Kesadaran adalah matahari, Kesabaran adalah bumi
Keberanian menjadi cakrawala dan Perjuangan Adalah pelaksanaan kata kata

[Non-text portions of this message have been removed]

__._,_.___
Recent Activity:
=======================
Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Twitter: http://twitter.com/wanita_muslimah
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:wanita-muslimah-unsubscribe@yahoogroups.com
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

Milis ini tidak menerima attachment.
.

__,_._,___

0 comments:

Post a Comment