Advertising

Tuesday 7 June 2011

[wanita-muslimah] Pengaruh Lingkungan Terhadap Pendidikan Anak

 

Pengaruh Lingkungan Terhadap Pendidikan Anak
Ustadz Abu Ahmad Zainal Abidin,Lc
http://almanhaj.or.id/content/2679/slash/0

PENGARUH KESHALIHAN ORANG TUA
Keshalihan kedua orang tua memberi pengaruh kepada anak-anaknya. Bukti
pengaruh
ini bisa dilihat dari kisah Nabi Khidhir yang menegakkan tembok dengan suka
rela tanpa meminta upah, sehingga Musaq menanyakan alasan mengapa ia tidak
mau
mengambil upah. Allah 'Azza Wa Jalla berfirman memberitakan perkataan Nabi
Khidhir, yang artinya:

Adapun dinding rumah itu adalah kepunyaan dua orang anak yatim di kota itu,
dan di bawahnya ada harta benda simpanan bagi mereka berdua, sedang ayahnya
adalah seorang yang shalih, maka Rabbmu menghendaki agar supaya mereka
sampai
kepada kedewasaan dan mengeluarkan simpanannya itu sebagai rahmat dari
Rabbmu
dan bukanlah aku melakukannya itu menurut kemauanku sendiri. Demikian itu
adalah tujuan perbuatan-perbuatan yang kamu tidak dapat sabar
terhadapnya.(Qs.
al-Kahfi/18:82).

Dalam menafsirkan firman Allah 'Azza Wa Jalla "dan kedua orang tuanya adalah

orang shalih," Ibnu Katsir berkata: "Ayat di atas menjadi dalil bahwa
keshalihan seseorang berpengaruh kepada anak cucunya di dunia dan akhirat,
berkat ketaatan dan syafaatnya kepada mereka, maka mereka terangkat
derajatnya
di surga agar kedua orang tuanya senang dan berbahagia sebagaimana yang
telah
dijelaskan dalam Al-Qur`ân dan as-Sunnah".1

Allah telah memerintahkan kepada kedua orang tua yang khawatir terhadap masa

depan anak-anaknya agar selalu bertakwa, beramal shalih, beramar ma'ruf nahi

mungkar dan berbagai macam amal ketaatan lainnya, sehingga dengan
amalan-amalan
itu Allah akan menjaga anak cucunya.

Allah 'Azza Wa Jalla berfirman, yang artinya:
Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan di

belakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap
kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu, hendaklah mereka mengucapkan
perkataan
yang benar. (Qs. an-Nisâ'/4:9).

Dari Said bin Jubair dari Ibnu 'Abbas Radhiallahu'anhu, berkata: "Allah
'Azza
Wa Jalla mengangkat derajat anak cucu seorang mukmin setara dengannya,
meskipun
amal perbuatan anak cucunya di bawahnya, agar kedua orang tuanya tenang dan
bahagia. Kemudian beliau membaca firman Allah, (yang artinya):

'Dan orang-orang yang beriman dan yang anak cucu mereka mengikuti mereka
dalam
keimanan. Kami hubungkan anak cucu mereka dengan mereka, dan kami tiada
mengurangi sedikitpun dari pahala amal mereka. Tiap-tiap manusia terikat
dengan
apa yang dikerjakannya'." (Qs. ath-Thûr/52:21).2

Ibnu Syahin meriwayatkan, bahwasanya Haritsah bin Nu'man Radhiallahu'anhu
datang kepada Nabi Shallallahu'alaihi Wa Sallam namun ia sedang berbicara
dengan seseorang hingga ia duduk tidak mengucapkan salam, maka Jibril
'Alaihissalam berkata: "Ketahuilah bila orang ini mengucapkan salam, maka
aku
akan menjawabnya?" Nabi Shallallahu'alaihi Wa Sallam berkata kepada Jibril
'Alaihissalam: "Kamu kenal dengan orang ini?" Jibril 'Alaihissalam menjawab:

"Ya, ia termasuk delapan puluh orang yang sabar pada waktu perang Hunain
yang
telah dijamin rizki oleh Allah bersama anak-anak mereka nanti di surga".3

Syaikh Shiddiq Hasan Khân Rahimahullah berkata: "Sesungguhnya Allah
mengangkat
derajat anak cucu seorang mukmin, meskipun amalan mereka di bawahnya, agar
orang tuanya tenang dan bahagia, dengan syarat mereka dalam keadaan beriman
dan
telah berumur baligh bukan masih kecil. Meskipun anak-anak yang belum baligh

tetap dipertemukan dengan orang tua mereka".4

Cara yang paling tepat untuk meluruskan anak-anak harus dimulai dengan
melakukan perubahan sikap dan perilaku dari kedua orang tua. Begitu pula
dengan
merubah sikap dan perilaku kita kepada kedua orang tua kita, yaitu dengan
berbuat baik dan taat kepadanya, serta menjauhi sikap durhaka kepadanya.
Kita
harus menanamkan komitmen dan berpegang teguh terhadap syariat Allah pada
diri
kita dan anak-anak.

Barang siapa yang belum sayang kepada diri sendiri dengan berbuat baik
kepada
kedua orang tua, maka hendaklah segera bersikap sayang kepada anak-anaknya,
yaitu dengan berbuat baik kepada orang tuanya agar nantinya anak cucunya
berbuat baik kepadanya, sehingga mereka selamat dari dosa durhaka kepada
kedua
orang tua dan murka Allah. Karena anak-anak saat ini adalah orang tua di
masa
yang akan datang dan suatu ketika ia akan merasakan hal yang sama ketika
menginjak masa tua.

MENCERMATI PENGARUH LINGKUNGAN
Lingkungan mempunyai pengaruh sangat besar dalam membentuk dan menentukan
perubahan sikap dan perilaku seseorang, terutama pada generasi muda dan
anak-anak. Bukankah kisah pembunuh 99 nyawa manusia yang akhirnya lengkap
membunuh 100 nyawa itu berawal dari pengaruh buruknya lingkungan? Sehingga,
nasihat salah seorang ulama supaya pembunuh tersebut mampu bertaubat dengan
tulus dan terlepas dari jeratan kelamnya dosa, ialah agar ia meninggalkan
lingkungan tempatnya bermukim dan pindah ke suatu tempat yang dihuni
orang-orang baik yang selalu beribadah kepada Allah.5

Anak merupakan anugerah, karunia dan nikmat Allah yang terbesar yang harus
dipelihara, sehingga tidak terkontaminasi dengan lingkungan. Oleh karena
itu,
sebagai orang tua, maka wajib untuk membimbing dan mendidik sesuai dengan
petunjuk Allah dan Rasul-Nya, dan menjauhkan anak-anak dari pengaruh buruk
lingkungan dan pergaulan. Wajib mencarikan lingkungan yang bagus dan
teman-teman yang istiqâmah. Keluarga adalah lingkungan pertama dan mempunyai

peranan penting dan pengaruh yang besar dalam pendidikan anak. Karena
keluarga
merupakan tempat pertama kali bagi tumbuh kembangnya anak, baik jasmani
maupun
rohani. Keluarga sangat berpengaruh dalam membentuk aqidah, mental,
spiritual
dan kepribadian, serta pola pikir anak.

Yang kita tanamkan pada masa-masa tersebut akan terus membekas pada jiwa
anak
dan tidak mudah hilang atau berubah sesudahnya. Adapun bagi seorang
pendidik,
ia harus menjauhkan anak didiknya dari hal-hal yang membawa kepada
kebinasaan
dan ketergelinciran, serta mengangkat derajat mereka dari derajat binatang
menjadi derajat manusia yang mempunyai semangat untuk mengemban amanat dan
tugas agama. Sebagai pendidik, seseorang harus menjadikan kepribadian Rasul
Shallallahu'alaihi Wa Sallam sebagai suri tauladan dalam seluruh aspek
kehidupan dan dalam setiap proses pendidikan.

Mengajak mereka untuk mengikuti jejak salafush-shalih serta memberi motivasi

anak didik agar selalu bersanding dengan ulama dan orang-orang shalih.
Seorang
pendidik juga harus memahami dampak buruk yang disebabkan oleh keteledoran
dalam mendidik anak. Dan ia harus mewaspadai faktor-faktor yang bisa
mempengaruhi proses pendidikan anak, yaitu lingkungan rumah, sekolah, media
cetak dan elektronik, teman bergaul, sahabat serta pembantu.

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDIDIKAN ANAK
A. Rumah.
Rumah adalah tempat pendidikan pertama kali bagi seorang anak dan merupakan
tempat yang paling berpengaruh terhadap pola hidup seorang anak. Anak yang
hidup di tengah keluarga yang harmonis, yang selalu melakukan ketaatan
kepada
Allah 'Azza Wa Jalla, sunah-sunnah Rasulullah Shallallahu'alaihi Wa Sallam
ditegakkan dan terjaga dari kemungkaran, maka ia akan tumbuh menjadi anak
yang
taat dan pemberani. Oleh karena itu, setiap orang tua muslim harus
memperhatikan kondisi rumahnya. Ciptakan suasana yang Islami, tegakkan
sunnah,
dan hindarkan dari kemungkaran. Mohonlah pertolongan kepada Allah agar
anak-anak kita menjadi anak-anak yang bertauhid, berakhlak dan beramal
sesuai
dengan sunnah Rasulullah serta mengikuti jejak para salafush-shalih. Nabi
Shallallahu'alaihi Wa Sallam bersabda:

Janganlah engkau jadikan rumahmu seperti kuburan; sesungguhnya setan akan
lari
dari rumah yang dibacakan di dalamnya surat al-Baqarah.6

Dalam hadits ini, terdapat anjuran untuk memperbaiki rumah supaya tidak
seperti
kuburan dan menjadi sarang setan, sehingga anak-anak yang tumbuh di dalamnya

jauh dari Islam, bahkan kemungkaran setiap saat terjadi di rumahnya dan
percekcokan orang tuanya mewarnai hidupnya, maka tidak disangsikan anak akan

tumbuh menjadi anak yang keras dan kasar.

B. Sekolah.
Sekolah merupakan lingkungan baru bagi anak. Tempat bertemunya ratusan anak
dari berbagai kalangan dan latar belakang yang berbeda, baik status sosial
maupun agamanya. Di sekolah inilah anak akan terwarnai oleh berbagai corak
pendidikan, kepribadian dan kebiasaan, yang dibawa masing-masing anak dari
lingkungan dan kondisi rumah tangga yang berbeda-beda.

Begitu juga para pengajar berasal dari berbagai latar belakang pemikiran dan

budaya serta kepribadian. Bagaimanakah keadaan mereka? Apakah memiliki
komitmen
terhadap aqidah yang lurus? Ataukah sebagai pengekor budaya dan pemikiran
Barat
yang rusak? Ataukah para pengajar memiliki pemikiran dan keyakinan yang
dibangun berdasarkan nilai agama? Ataukah hanya sekedar pengajar yang
menebarkan racun pemikiran dan budaya busuk, sehingga menghancurkan
anak-anak
kita? Seorang pengajar merupakan figur dan tokoh yang menjadi panutan
anak-anak
dalam mengambil semua nilai dan pemikiran tanpa memilah antara yang baik
dengan
yang buruk. Karena anak-anak memandang, guru adalah sosok yang disanjung,
didengar dan ditiru. Sehingga pengaruh guru sangat besar terhadap
kepribadian
dan pemikiran anak.

Oleh sebab itu, seorang pengajar harus membekali diri dengan ilmu dîn
(agama)
yang Shahîh sesuai dengan pemahaman Salafush-Shalih dan akhlak yang mulia,
serta rasa sayang kepada anak didik. Dan tidak kalah penting, dalam
membentuk
kepribadian anak di sekolah, adalah kurikulum pendidikan. Apakah kurikulum
tersebut berasal dari manhaj Islam, sehingga dapat mendukung untuk
menegakkan
ajaran Allah, sunnah Rasul dan ajaran Salafus-Shalih? Ataukah hanya sekedar
menegakkan nilai dan wawasan kebangsaan, semangat nasionalisme dan kesukuan?

C. Media Elektronik dan Cetak.
Kedua media ini sangat berpengaruh terhadap pendidikan, tingkah laku dan
kepribadian anak. Kalau orang tua tidak berhatihati dan waspada terhadap
kedua
media ini. Tidak jarang anak-anak akan tumbuh sebagai mana yang ia peroleh
dari
kedua media ini.

1. Radio dan Televisi
Dunia telah terbuka lebar bagi kita, dan dunia pun sudah berada di hadapan
kita, bahkan di depan mata kita melalui beragam channel TV. Sarana-sarana
informasi, baik melalui beragam radio dan televisi memiliki pengaruh yang
sangat berbahaya dalam merusak pendidikan anak.

Dari sisi lain, radio dan televisi sebagai sumber berita, wahana penebar
wacana baru, menimba ilmu pengetahuan dan menanamkan pola pikir pada anak.
Namun kedua media itu juga menjadi sarana efektif dan senjata pemusnah
massal
para musuh Is-lam untuk menghancurkan nilai-nilai dasar Islam dan
kepribadian
islami pada generasi muda, karena para musuh selalu membuat rencana dan
strategi untuk menghancurkan para pemuda Islam, baik secara sembunyi maupun
terang-terangan.

Dalam buku Protokolat, para pemuka Yahudi menyatakan, bila orang Yahudi
hendak
memiliki negara Yahudi Raya, maka mereka harus mampu merusak generasi muda.
Oleh karena itu, mereka sangat bersungguh-sungguh dalam menjerat generasi
muda,
terutama anak-anak. Mereka berhasil menebarkan racun kepada generasi muda
dan
anak-anak melalui tayangan film-film horor atau mistik yang mengandung unsur

kekufuran dan kesyirikan. Tujuannya, ialah untuk menanamkan keyakinan dan
pemikiran yang rusak pada para pemuda dan anak-anak. Misalnya, seperti
film-film yang berjudul atau bertema Manusia Raksasa, Satria Baja Hitam,
Xena,
Spiderman. Atau seperti halnya film-film Nusantara yang kental dengan
nilai-nilai yang merusak moral dan lain-lain. Atau film dunia hewan, seperti

Ninja Hatori dan Pokemon. Atau film peperangan antara makhluk luar angkasa
dengan penduduk bumi, atau manusia planet yang menampilkan orang-orang
telanjang yang tidak menutup aurat dan mengajak anak-anak untuk hidup penuh
romantis atau berduaan antara wanita dan laki-laki yang bukan mahram, atau
melegalisasi perbuatan zina sehingga mereka melakukan zina dengan mudah,
gampang dan bukan suatu aib, serta tidak perlu dihukum; bahkan dalam
pandangan
mereka orang yang mampu merebut wanita dari tangan orang lain dianggapnya
sebagai pahlawan. Lebih parah lagi, film-film sejenis itu banyak ditayangkan

dan cukup banyak diminati oleh kalangan muda dan orangdewasa.

Acara televisi seperti itu sangat berbahaya. Ia dapat menghancurkan
kepribadian dan akhlak anak, serta merobohkan sendi-sendi aqidah yang telah
tertanam kokoh, sehingga para pemuda menjadi generasi yang labil dan lemah,
tidak memiliki kepribadian.

Ada seorang dokter yang kini aktif di salah satu yayasan. Di salah satu
stasiun televisi, dia bercerita bahwa dirinya mulai mencoba merokok sejak
kelas
4 SD, kemudian minum minuman keras, menghisap ganja, dan itu terus
berlangsung
hingga saat kuliah di kedokteran dengan kadar semakin besar.

Yang menarik disini, ternyata yang menjadi motivasi sang dokter ini
melakukan
hal itu, karena ia ingin meniru gaya yang ditampilkan di dalam film koboi,
bahwa seorang tokoh koboi kelihatan gagah berani dengan menenggak minuman
keras. Sang dokter juga mengatakan, selama melakukan hal itu tidak ada yang
memberi pengajaran atau pun mengingatkannya. Oleh karena itu, orang tua
harus
berhati-hati dan waspada terhadap bahaya televisi.

2. Internet.
Dari hari ke hari, semakin nampak jurang pemisah antara peradaban Barat dan
fitrah manusia. Setiap orang yang menggunakan hati kecil dan pendengarannya
dengan baik, pasti ia akan menyaksikan, betapa budaya Barat telah merobek
dan
mencabik-cabik nilai kemanusiaan, seperti dalam hal internet. Media ini
telah
menyumbangkan dampak negatif, sebab bahaya yang timbul dari internet lebih
banyak daripada manfaatnya. Bahkan media ini sudah mengenyampingkan nilai
kemuliaan dan kesucian dalam kamus kehidupan manusia. Misalnya, ada suatu
situs
khusus yang menampilkan berbagai gambar porno, sehingga dapat menjerat
setiap
muda mudi dengan berbagai macam perbuatan keji dan kotor.

Akibat yang ditimbulkan ialah kehancuran. Inilah perang pemikiran yang
paling
dahsyat dan berbahaya yang dicanangkan Yahudi untuk menghancurkan nilai
Islam
dan generasi muslim. Banyak negara-negara Eropa dan Arab merasa sangat
terganggu dan mengalami berbagai kenyataan pahit akibat kehadiran media
internet ini. Wahai para pendidik, jagalah anak-anakmu dari bahaya racun
media
tersebut!

3. Telepon.
Manfaat telepon pada zaman sekarang ini tidak diragukan lagi, dan bahkan
telepon telah mampu menjadikan waktu semakin efektif, informasi semakin
cepat
dan berbagai macam usaha ataupun pekerjaan mampu diselesaikan dalam waktu
sangat singkat. Dalam beberapa detik saja, anda mampu menjangkau seluruh
belahan dunia. Namun sangat disayangkan, ternyata kenikmatan tersebut
berubah
menjadi petaka dan bencana yang menghancurkan sebagian rumah tangga umat
Islam.

Telepon, jika tidak digunakan sesuai dengan manfaatnya, maka tidak jarang
justru akan menimbulkan bencana yang besar bagi keluarga muslim. Seringkali
kejahatan menimpa keluarga muslim berawal dari telepon, baik berupa
penipuan,
pembunuhan,

maupun perzinaan. Dan yang sering terjadi, baik pada remaja maupun orang
dewasa, yaitu hubungan yang diharamkan bermula dari telepon. Karena dengan
telepon, kapan saja hubungan bisa terjalin dengan mudah; apalagi sekarang,
alat
ini semakin canggih dan biayapun semakin murah.

Adasebuah kisah nyata, seorang gadis belia menyerahkan kehormatannya kepada
seorang laki-laki yang haram untuknya karena telepon. Awalnya, dari saling
berbicara kemudian mengikat janji untuk bertemu, dan akhirnya perbuatan keji

terjadi. Akhirnya, siapakah yang nanggung derita? Banyak juga terjadi,
seorang
ibu rumah tangga atau kepala rumah tangga berselingkuh berawal dari telepon,
wa
iyyadzubillah.

Oleh karena itu, kita harus waspada terhadap bahaya yang ditimbulkan oleh
pesawat ini. Gunakan telepon dengan semestinya. Hindari penggunaan yang
tidak
penting, disamping menghemat biaya juga terhindar dari bahaya.Dan yang perlu

diwaspadai, telepon dengan lawan jenis, baik seorang murid dengan gurunya,
atau
seorang thalabul 'ilmi dengan ustadz, apalagi di antara para remaja putra
maupun putri; karena setan tidak akan membiarkan kalian selamat dari
jeratannya. Allahu musta'an.

4. Majalah dan Cerpen Anak
Majalah dan buku-buku cerita sangat berperan penting dalam membentuk pola
pikir
dan ideologi anak. Sementara itu, majalah anak yang beredar di negeri kita,
baik majalah anakanak maupun majalah remaja, isinya sangat jauh dari
nilai-nilai Islam. Yang banyak ditonjolkan adalah syahwat dan hidup
konsumtif.
Ironisnya, media ini banyak dijadikan sebagai rujukan oleh anak-anak dan
para
remaja kita. Pengaruh majalah tersebut sangat besar dalam mempengaruhi
generasi
muda, sehingga banyak kita temui gaya hidup dan pola pikir mereka meniru
dengan
yang mereka dapatkan dari majalah yang kebanyakan pijakannya diambil dari
budaya orang-orangkafir.

Padahal Al-Qur'an yang mulia, banyak memuat cerita-cerita, seperti kisah
tentang sapi Bani Israil, kisah tentang Ashabul-Kahfi dan pemilik kebun
dalam
surat al-Kahfi, kisah pertarungan antara kekuatan hak dengan batil, dan
kisah-kisah umat-umat zaman dahulu yang diberi sanksi Allah akibat
pelanggaran
mereka terhadap perintah-Nya, serta seluruh kisah-kisah para nabi dan rasul.

Disamping itu, masih banyak kisah-kisah yang benar dari as- Sunnah untuk
menanamkan keteladanan para sahabat dan umat sebelumnya.

Oleh sebab itu, majalah dan buku-buku cerita memiliki peran yang sangat
urgen,
memiliki pengaruh sangat signifikan dalam membentuk pola pikir dan tingkah
laku
serta pendidikan anak. Anak-anak sangat gemar dan tertarik dengan berbagai
kisah, karena kisah mengandung daya tarik, hiburan, lelucon, kepahlawanan,
amanah, dan kesatriaan.

5. Komik dan Novel.
Komik banyak digandrungi oleh anakanak kecil atau remaja, bahkan orang
dewasa.
Namun bacaan ini, sekarang banyak memuat gambar-gambar yang tidak sesuai
dengan
perkembangan dan pertumbuhan anak. Begitu pula novel, rata-rata berisi
percintaan, dongeng palsu, cerita legendaris, penuh dengan muatan syirik dan

kekufuran, serta cerita romantika picisan.

D. Teman dan Sahabat.
Teman memiliki peran dan pengaruh besar dalam pendidikan, sebab teman mampu
membentuk prinsip dan pemahaman yang tidak bisa dilakukan kedua orang tua.
Oleh
sebab itu, Al-Qur'ân dan as-Sunnah sangat menaruh perhatian dalam
masalahpersahabatan.

Allah berfirman, yang artinya:
Dan bersabarlah kamu bersama-sama orang-orang yang menyeru Rabbnya di pagi
dan
senja hari dengan mengharap keridhaan-Nya.(Qs. al-Kahfi/18:28).

Allah berfirman memberitakan penyesalan orang kafir pada hari Kiamat, yang
artinya:

kecelakaan besarlah bagiku, kiranya aku (dulu) tidak menjadikan si fulan itu

teman akrab(ku). Sesungguhnya dia telah menyesatkan aku dari Al-Qur'an
ketika
Al-Qur'an itu telah datang kepadaku. Dan adalah setan itu tidak mau menolong

manusia.(Qs. al-Furqân/25:28-29).

Dari Abu Hurairah Radhiallahu'anhu, bahwasanya Nabi Shallallahu'alaihi Wa
Sallam
bersabda:

Seseorang tergantung agama temannya, maka hendaklah seorang di antara kalian

melihat teman bergaulnya.7

Dari Abu Musa al-Asy'ari, ia bersabda:

Sesungguhnya, perumpamaan teman baik dengan teman buruk, seperti penjual
minyak
wangi dan pandai besi; adapun penjual minyak, maka kamu kemungkinan dia
memberimu hadiah atau engkau membeli darinya atau mendapatkan aromanya; dan
adapun pandai besi, maka boleh jadi ia akan membakar pakaianmu atau engkau
menemukan bau anyir.8

Sahabat memberi pengaruh dan mewarnai perilaku temannya, seperti kata Imam
Syafi'i dalam syairnya:

Saya mencintai orang-orang shalih walaupun aku tidak seperti mereka.
Semoga dengan mencintai mereka aku mendapatkan syafaat-Nya.
Aku membenci seseorang karena kemaksiatannya,
meskipun kami dalam hal perbelakan hampir sama.9

Wahai para pendidik, pilihkan untuk anak-anakmu teman yang baik sebagaimana
engkau memilihkan untuk mereka makanan dan pakaian yang terbaik.

E. Jalanan.
Jalanan tempat bermain dan lalu lalang anakanak terdapat banyak manusia
dengan
berbagai macam perangai, pemikiran, latar belakang sosial dan pendidikan.
Dengan beragam latar belakang, mereka sangat membahayakan proses pendidikan
anak, karena anak belum memiliki filter untuk menyaring mana yang baik dan
mana
yang buruk.

Di sela-sela bermain, anak akan mengambil dan meniru perangai serta tingkah
laku temannya atau orang yang sedang lewat; sehingga terkadang mampu merubah

pemikiran lurus menjadi rusak, apalagi mereka mempunyai kebiasaan rusak,
misalnya perokok, pemabuk dan pecandu narkoba; maka mereka lebih cepat
menebarkan kerusakan di tengah pergaulan anak-anak dan remaja.

F. Pembantu dan Tetangga.
Para pembantu memiliki peran cukup signifikan dalam pendidikan anak, karena
pembantu mempunyai waktu yang relatif lama tinggal bersama anak, terutama
pada
usia balita. Sedangkan pada fase tersebut, anak sangat sensitif dari
berbagai
macam pengaruh. Pada masa usia itu merupakan masa awal pembentukan pemikiran

dan aqidah, serta emosional. Begitu juga tetangga, mereka bisa membawa
pengaruh, karena anak-anak kita kadang harus bermain ke rumahnya.

Waspadalah, wahai kaum muslimin! Jagalah anak-anak kalian dari semua
pengaruh
yang bisa merusak pendidikkan anak-anak kalian. Bekali mereka dengan aqidah
yang shahih dan akhlak mulia. Ajarkan kepada mereka sirah Nabi
Shallallahu'alaihi Wa Sallam dan perjalanan hidup para ulama. Tanamkan pula
kesabaran dalam menunaikan segala kewajiban yang diperintahkan Allah, dan
kesabaran dalam meninggalkan apa yang dilarang Allah. Jangan biarkan
anak-anak
kita terpengaruh oleh tingkah laku dan perangai orang-orang yang rusak dan
jahat; yang dengan sengaja membuat strategi dan tipu daya untuk
menghancurkan
generasi umat Islam.

Footnotes / Catatan kaki
1Tafsir Ibnu Katsir, 5/ 141.
2 Lihat Tafsir Jamiul-Bayan fi Tafsîril-Qur'ân, ath-Thabari.
3 Riwayat Thabrani di dalam al-Kaba'ir 3/227/(3225), dan disebutkan pula
oleh
Ibnu Hajar di dalam Ashabah, 1/312. Lihat pula Majma'uz-Zawaa'id, 9/314.
4 Lihat Tafsîr Fathul-Bayân, Shiddiq Hasan Khân, 6/434.
5 Merujuk hadits riwayat al-Bukhari, no. 3470, Muslim no. 2766 (-red)
6 Shahîh, diriwayatkan Imam Muslim dalam Shahîh-nya dalam kitab Shalat
Musafirin
(1821).
7 Shahîh, diriwayatkan Imam Abu Dawud dalam Sunan-nya (4833), at-Tirmidzi
dalam
Sunan-nya (2379), dan beliau berkata: "Hadits ini hasan," dan Imam Ahmad
dalam
Musnad-nya, 2/ 303, 334.
8 Shahîh, diriwayatkan Imam al-Bukhari dalam Shahîh-nya (2101) dan Imam
Muslim
dalam Shahîh-nya (6653).
9 Lihat Diwan Imam as-Syafi'i, hlm. 79.

sumber: bukhari.or.id

[Non-text portions of this message have been removed]

__._,_.___
Recent Activity:
=======================
Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Twitter: http://twitter.com/wanita_muslimah
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:wanita-muslimah-unsubscribe@yahoogroups.com
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

Milis ini tidak menerima attachment.
.

__,_._,___

0 comments:

Post a Comment