Advertising

Thursday 23 June 2011

[wanita-muslimah] Re: Dokumen Al-Azhar: Dukungan untuk Demokrasi dan HAM

 

Kalau Pakistan bagaimana? Saya kira mereka punya senjata nuklir karena tetangganya sekaligus musuh bebuyutannya India, punya senjata nuklir juga. Jadi kepentingan senjata Nuklir Pakistan itu buat "kesetimbangan" di kawasan itu. Mungkin itulah sebabnya negara-negara Barat tidak meributkan (atau malah mungkin ikut mendukung) ketika Pakistan membuat senjata Nuklir. Negara Barat juga khawatir kalau India jadi terlalu kuat dan tidak punya lawan di sekitarnya.

Bicara soal kesetimbangan kawasan, sepertinya negara-negara ASEAN mau tidak mau harus sedikit "bermesraan" dengan Amerika, karena di utara mengancam raksasa yang baru bangun tidur, China. China agresif sekali mau menguasai Laut Cina Selatan yang kaya sumber alam. Dengan "mengundang" Amerika, diharapkan China jadi berpikir dua kali untuk tidak main caplok kawasan di laut China Selatan.

Sayangnya, keadaan politik seperti ini, kurang disadari sama pendukung khilafah. Politik adalah kepentingan. Jika kepentingannya beda, walaupun beragama sama, jangan harap bisa disatukan, sejarah sudah membuktikan itu.

Salam,
WALUYA

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Dwi Soegardi <soegardi@...> wrote:
>
> Hanya Iran dan Pakistan yang potensial?
> Potensial maksudnya punya senjata nuklir?
>
> Siap2 saja kecewa, karena Iran tidak pernah punya niatan bikin khilafah,
> dan tidak punya niatan bikin senjata nuklir.
> Bisa-bisanya HT minta Iran dan ngarang2 cerita nuklir segala :-)
>
> Ayatollah Ali Khamenei pernah mengeluarkan fatwa melarang senjata nuklir
> http://en.wikipedia.org/wiki/Ali_Khamenei#Fatwa_against_nuclear_weapons
>
> Saya lebih yakin Iran menolak khilafah karena tahu diri sebagai minoritas Syiah
> ngga mungkin lah mengklaim jadi pemimpin Islam sedunia.
> Lihat saja dinasti Safawiyah yang habis-habisan bertempur lawan
> dinasti Usmaniyah Turki.
> dua2nya khilafah tuh, ....
>
> Siapa lagi yang diminta HT untuk jadi khalifah? SBY? :-)
>
>
>
> 2011/6/23 H. M. Nur Abdurrahman <mnur.abdurrahman@...>:
> > 1. Dokumen Al-Azhar cukup realistis karena Mesir sama sekali tidak potensial
> > menjadi khilafah. Fyi, setelah FIS Aljazair memenangkan pemilu, didekati
> > oleh HT agar bisa dimaklumkan Aljazair menegakkan Khilafah. FIS menerima
> > namun dibantai oleh rejim militer yang dibantu oleh amriki. Iran juga pernah
> > didekati HT namun Iran menyatakan belum sanggup dengan pertimbangan belum
> > punya power (srnjata nuklir). Setelah Thaliban mampu mengamankan Afghanistan
> > juga didekati HT Thaliban menolak cukup keamiran saja. Itupun dibantai oleh
> > amrik dan Nato.
> >
> > Hanya ada dua negara yang potensial bisa jadi khilafah, yaitu Iran dan
> > Pakistan. Dikatakan potensial karana masih punya kelemahan.
> >
> > Kekurangan Iran untuk bisa jadi Khilafah Islamiyah, karena masih belum
> > memiliki kekuatan nuklir, maka tunggulah saatnya Iran bisa jadi Khilafah
> > Islamiyah setelah punya kekuatan nuklir.
> >
> > Pakistan yang telah punya kekuatan nuklir juga punya kelemahan, karena rejim
> > penguasa berjinak-jinakan dengan Amerika. Namun dengan peristiwa pelanggaran
> > wilayah kedaulatan Pakistan yang diterobos oleh pasukan Amerika dalam
> > operasi Usamah ibn Laadin, rejim penguasa menjadi retak, terutama dari
> > kalangan angkatan bersenjata. Kalau Thaliban bisa naik daun bersama angkatan
> > bersenjata, maka tunggulah pula saatnya terbentuknya Khilafah Islamiyah.
> >
> > Dalam menunggu saat itu, maka grand design yang membenturkan Syi'ah dengan
> > Sunni harus pula dilawan dengan sengit.
> >
> > 2. Refleksi subject: Dokumen Al-Azhar: Dukungan untuk Demokrasi
> >
> > Demokrasi yang bagaimana didukung Islam ?
> > Adanya prinsip syura dalam sistem Islam dan musyawarah dalam sistem
> > demokrasi tidak dapat dijadikan alasan untuk menyatakan Islam mendukung
> > demokrasi sistem sekuler. Tidak semua masalah dapat dimusyawarahkan dalam
> > Islam. Hal inilah yang membedakannya dengan sistem demokrasi yang
> > mengharuskan setiap keputusan diambil dengan suara terbanyak, tidak peduli
> > apakah hasil keputusan itu melanggar batasan-batasan agama yang golongan
> > sekularis sudah mereka singkirkan jauh-jauh dari panggung kehidupan dunia.
> > Islam membatasi musyawarah hanya untuk masalah-masalah yang mubah. Adapun
> > masalah-masalah yang telah jelas halal-haramnya, tidak dapat dimusyawarahkan
> > untuk dicabut atau sekedar mencari jalan tengah.
> >
> > Untuk masalah-masalah teknis dan menyangkut keterampilan tertentu,
> > Rasulullah saw menyerahkan keputusannya kepada para pakar dalam bidang
> > tersebut.
> >
> > Untuk masalah-masalah yang sifatnya mubah (boleh), Rasulullah saw meminta
> > pendapat kaum muslimin. Ketika Perang Uhud, beliau dan sebagian Shahabat
> > yang terlibat dalam Perang Badar memilih menyambut musuh dari dalam benteng
> > kota Madinah. Tetapi mayoritas penduduk Madinah dan sebagian Shahabat yang
> > tidak ikut Perang Badar memilih untuk menyongsong musuh di luar benteng.
> > Melihat semangat yang begitu membara, ditambah ucapan Hamzah bin Abdul
> > Mutthalib yang ketika Perang Badar tidak turun ke medan laga, akhirnya
> > Rasulullah saw memutuskan untuk menyambut musuh di luar benteng.Dalam hal
> > ini, beliau hanya meminta pendapat mengenai lokasi penyambutan musuh. Adapun
> > kewajiban jihad tidak beliau musyawarahkan karena jihad merupakan kewajiban
> > yang tidak berhenti hingga hari kiamat. Allah swt berfirman: "Wahai
> > orang-orang yang beriman, telah diperintahkan kalian untuk berperang,
> > padahal berperang itu merupakan sesuatu yang kalian benci." (QS al-Baqarah :
> > 216)
> >
> > 3. Gerakan menegakkan khilafah dijamin Nabi Muhammad SAW:
> > Nabi SAW memberitakan bahwa era kenabian akan diikuti oleh era Khilafah `ala
> > Minhaj an-Nubuwwah lalu disusul era mulkan `adhan (para penguasa lalim) dan
> > berikutnya era mulkan jabriyyatan (para penguasa diktator). Kemudian Nabi
> > bersabda: Selanjutnya datanglah masa Khilafah `ala Minhaj al-Nubuwwah
> > (Khilafah yang berjalan di atas manhaj kenabian)." (HR Ahmad). Jadi gerakan
> > menegakkan khilafah bukan pepesan kosong menurut keyakinan ummat Islam yang
> > bukan ingkar sunnah.
> >
> > Wassalam
> > HMNA
> >
> > ----- Original Message -----
> > From: "Dwi Soegardi" <soegardi@...>
> > To: <wanita-muslimah@yahoogroups.com>
> > Sent: Wednesday, June 22, 2011 11:48 PM
> > Subject: Re: [wanita-muslimah] Dokumen Al-Azhar: Dukungan untuk Demokrasi
> > dan HAM
> >
> >
> > terlepas apa pepesan kosong bernama "khilafah" itu dibahas,
> > Dokumen Al-Azhar ini bisa dipastikan bernilai historik
> > seperti halnya debat historik BPUPKI/PPKI yang menghasilkan
> > Piagam Jakarta, Pancasila dan UUD 1945.
> > Yang jelas "khilafah" ala HT masuk kotak dalam konsep kenegaraan Al-Azhar.
> > Selain berita al-Ahram, bisa dilihat beberapa news outlet lainnya
> > misalnya:
> > http://www.almasryalyoum.com/en/node/470079
> >
> > ===
> > The grand sheikh of Al-Azhar, Ahmed al-Tayyeb, released a document
> > yesterday that tried to shed light on Egypt's largest Islamic
> > institution's understanding of what it would mean to have Islam as a
> > main source of legislation in the Constitution.
> >
> > One of the main issues on the political scene is whether Egypt should
> > have a religious constitution or a civil one and whether they're
> > mutually exclusive. According to Tayyeb, they are not.
> >
> > As is the case with many questions regarding the role of religion in
> > civil life, this issue was often open to controversy. The Egyptian
> > government's flagship paper, Al-Ahram, therefore describes the
> > document as "historic."
> >
> > The document states that Islamic jurisprudence does not denote the
> > need for a "priestly state" that enforces religious practice, and that
> > the concept of "Shura," a religious term, indicates pluralism.
> > According to Al-Ahram, the document also states that the nation would
> > resort to Islam for supporting a democratic and constitutional nation
> > based on free elections and equal representation.
> > ===
> >
> > Istilah yang dipakai adalah "civil state," "modern, democratic,
> > constitutional, national state," meskipun ada yang memakai "secular
> > state" (termasuk eramuslim!)
> >
> > Sedangkan analisis yang diturunkan oleh Irish Times menyatakan Dokumen
> > Al-Azhar ini merupakan tantangan terhadap
> > konsep kenegaraan ala Ikhwanul Muslimun (dan ekstensinya semua
> > golongan islamis termasuk HT dan HMNA),
> > sebuah "Islamic State" yang menolak kesetaraan minoritas Koptik dan
> > hak-hak perempuan.
> > http://www.irishtimes.com/newspaper/world/2011/0622/1224299382766.html
> >
> > ===
> > The document and Sheikh Tayeb's comments amount a to major challenge
> > to the Muslim Brotherhood and other religious parties that seek to
> > turn Egypt into an "Islamic state" and who have reservations about
> > equal rights for Coptic Christians and women. Known as one of the most
> > moderate and progressive Sunni clerics in Egypt, Sheikh Tayeb has long
> > been a critic of the conservative brotherhood.
> >
> > In the document, the clerics say the 1,000-year-old university
> > supports universal democratic rights and free and fair elections, and
> > recognises a country's citizens as the sole and legitimate source of
> > legislation. Sheikh Tayeb said, "We need a serious commitment to
> > universal human rights, the rights of women and children." Minorities
> > should enjoy full citizenship rights, he added. He urged Egypt to
> > strive for social justice, and insisted that decent education and
> > healthcare were rights that all citizens must enjoy.
> >
> > The document's authors support freedom of expression in the arts and
> > literature within the ambit of Islamic philosophy and morality. They
> > call for scientific investigation and efforts to eliminate illiteracy
> > and to secure economic development.
> > ===
> >
> > Satu hal yang perlu diperjelas adalah:
> > http://www.google.com/hostednews/afp/article/ALeqM5i5Fg9ufoPpg5b2UEcJPf1OoHpv5g?docId=CNG.b4ee8bec3b9c4139dd0a5b87e471ccee.401
> > ====
> > ....... the principles of sharia, or Islamic law, should remain "the
> > essential source of legislation" and that Christians and Jews should
> > have their own tribunals to which they can have recourse.
> > ====
> >
> > seperti terdengar gemanya Piagam Jakarta (kewajiban menjalankan ....
> > bagi pemeluknya), atau kalau menurut kalangan Islam Indonesia tahun
> > 90-an, merupakan prinsip Piagam Madinah (kewajiban menjalankan .....
> > bagi pemeluk masing-masing).
> >
> > Atau memang debat peran agama dalam negara belum akan berakhir?
> >
> > salam,
> >
> >
> >
> >
> > 2011/6/22 Wikan Danar Sunindyo <wikan.danar@...>
> >>
> >>
> >>
> >> jadi mas donnie, khilafah itu tidak sama dengan teokrasi
> >> tapi mungkin lebih tepatnya disebut prophetkrasi, alias pemerintah
> >> sebagai wakil nabi
> >> kan pemerintahan khalifah sebenarnya tepatnya disebut sebagai khalifah
> >> rasulullah, artinya wakil/pengganti rasulullah begitu
> >> terus ulama kan dibilang sebagai pengganti/penerus nabi
> >> jadi mungkin nanti namanya ulamakrasi
> >> yang berhak memimpin/memerintah adalah ulama
> >> jadi ulama kayak Pak Nur ini nantinya bisa jadi presiden/khalifah
> >> dalam ulamakrasi
> >>
> >> salam,
> >> --
> >> Wikan
> >>
> >> On Wed, Jun 22, 2011 at 2:15 PM, donnie damana <donnie.damana@...>
> >> wrote:
> >> > Ngelesnya makin berasa membabi buta.. ;D
> >> > Lah itu mas Yudi yang jubir HTI di milis ini saja dengan tegas bilang
> >> > Harus khilafah.. karena khilafah adalah syariat dari Allah. Apa sampeyan
> >> > mau menolak hukum Allah. Lha tinggal di dunia ciptaan Allah menghirup
> >> > udara ciptaan Allah kok mau ingkar terhadap hukum Allah.
> >> >
> >> > Jadi kata HTI cq mas Yudi.. Khilafah = hukum Allah... trus.. trus..
> >> > Abah.. Apa bedanya teokrasi sama hukum Allah ya?
> >> >
> >> > :D
> >
> >
> >
> > ------------------------------------
> >
> > =======================
> > Milis Wanita Muslimah
> > Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
> > Twitter: http://twitter.com/wanita_muslimah
> > Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
> > ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
> > Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
> > Berhenti mailto:wanita-muslimah-unsubscribe@yahoogroups.com
> > Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
> > Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com
> >
> > Milis ini tidak menerima attachment.Yahoo! Groups Links
> >
> >
> >
> >
>

__._,_.___
Recent Activity:
=======================
Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Twitter: http://twitter.com/wanita_muslimah
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:wanita-muslimah-unsubscribe@yahoogroups.com
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

Milis ini tidak menerima attachment.
.

__,_._,___

0 comments:

Post a Comment