Advertising

Friday 24 June 2011

[wanita-muslimah] Re: Dokumen Al-Azhar: Dukungan untuk Demokrasi dan HAM

 


kenapa harus punya senjata Nuklir, Mbah. Gimana kalau punya santet? boleh gak? he he he

>
> ----Original Message----
> From: mnur.abdurrahman@...
> Date: 24/06/2011 10:36
> To: <wanita-muslimah@yahoogroups.com>
> Subj: Re: [wanita-muslimah] Dokumen Al-Azhar: Dukungan untuk Demokrasi dan HAM
>
> Ulangi, dicopas dari bawah:
> Dalam menunggu saat itu, maka grand design yang membenturkan Syi'ah dengan
> Sunni harus pula dilawan dengan sengit. Pertentangan Syiah vs Sunnah bukan
> masalah aqidah, tidak seperti pertentangan Katholik vs Protestan.
> SBY jadi khalifah? Jauh panggang dari api. Pertama bukan tipenya SBY,
> kepemimpinannya tidak tegas, peragu, lagi pula dia pandir hukum Islam kok,
> kedua, Indonesia tidak punya senjata nuklir sebagai syarat utama. Tunggu
> saja Grand Design dari Allah ditambah ikhtiar manusia. Khilafah bukan
> pepesan kosong.
>
> Wassalam
> HMNA
>
> ----- Original Message -----
> From: "Dwi Soegardi" <soegardi@...>
> To: <wanita-muslimah@yahoogroups.com>
> Sent: Friday, June 24, 2011 3:25 AM
> Subject: Re: [wanita-muslimah] Dokumen Al-Azhar: Dukungan untuk Demokrasi
> dan HAM
>
> Hanya Iran dan Pakistan yang potensial?
> Potensial maksudnya punya senjata nuklir?
>
> Siap2 saja kecewa, karena Iran tidak pernah punya niatan bikin khilafah,
> dan tidak punya niatan bikin senjata nuklir.
> Bisa-bisanya HT minta Iran dan ngarang2 cerita nuklir segala :-)
>
> Ayatollah Ali Khamenei pernah mengeluarkan fatwa melarang senjata nuklir
> http://en.wikipedia.org/wiki/Ali_Khamenei#Fatwa_against_nuclear_weapons
>
> Saya lebih yakin Iran menolak khilafah karena tahu diri sebagai minoritas
> Syiah
> ngga mungkin lah mengklaim jadi pemimpin Islam sedunia.
> Lihat saja dinasti Safawiyah yang habis-habisan bertempur lawan
> dinasti Usmaniyah Turki.
> dua2nya khilafah tuh, ....
>
> Siapa lagi yang diminta HT untuk jadi khalifah? SBY? :-)
>
> 2011/6/23 H. M. Nur Abdurrahman <mnur.abdurrahman@...>:
> > 1. Dokumen Al-Azhar cukup realistis karena Mesir sama sekali tidak
> > potensial
> > menjadi khilafah. Fyi, setelah FIS Aljazair memenangkan pemilu, didekati
> > oleh HT agar bisa dimaklumkan Aljazair menegakkan Khilafah. FIS menerima
> > namun dibantai oleh rejim militer yang dibantu oleh amriki. Iran juga
> > pernah
> > didekati HT namun Iran menyatakan belum sanggup dengan pertimbangan belum
> > punya power (srnjata nuklir). Setelah Thaliban mampu mengamankan
> > Afghanistan
> > juga didekati HT Thaliban menolak cukup keamiran saja. Itupun dibantai
> > oleh
> > amrik dan Nato.
> >
> > Hanya ada dua negara yang potensial bisa jadi khilafah, yaitu Iran dan
> > Pakistan. Dikatakan potensial karana masih punya kelemahan.
> >
> > Kekurangan Iran untuk bisa jadi Khilafah Islamiyah, karena masih belum
> > memiliki kekuatan nuklir, maka tunggulah saatnya Iran bisa jadi Khilafah
> > Islamiyah setelah punya kekuatan nuklir.
> >
> > Pakistan yang telah punya kekuatan nuklir juga punya kelemahan, karena
> > rejim
> > penguasa berjinak-jinakan dengan Amerika. Namun dengan peristiwa
> > pelanggaran
> > wilayah kedaulatan Pakistan yang diterobos oleh pasukan Amerika dalam
> > operasi Usamah ibn Laadin, rejim penguasa menjadi retak, terutama dari
> > kalangan angkatan bersenjata. Kalau Thaliban bisa naik daun bersama
> > angkatan
> > bersenjata, maka tunggulah pula saatnya terbentuknya Khilafah Islamiyah.
> >
> > Dalam menunggu saat itu, maka grand design yang membenturkan Syi'ah dengan
> > Sunni harus pula dilawan dengan sengit.
> >
> > 2. Refleksi subject: Dokumen Al-Azhar: Dukungan untuk Demokrasi
> >
> > Demokrasi yang bagaimana didukung Islam ?
> > Adanya prinsip syura dalam sistem Islam dan musyawarah dalam sistem
> > demokrasi tidak dapat dijadikan alasan untuk menyatakan Islam mendukung
> > demokrasi sistem sekuler. Tidak semua masalah dapat dimusyawarahkan dalam
> > Islam. Hal inilah yang membedakannya dengan sistem demokrasi yang
> > mengharuskan setiap keputusan diambil dengan suara terbanyak, tidak peduli
> > apakah hasil keputusan itu melanggar batasan-batasan agama yang golongan
> > sekularis sudah mereka singkirkan jauh-jauh dari panggung kehidupan dunia.
> > Islam membatasi musyawarah hanya untuk masalah-masalah yang mubah. Adapun
> > masalah-masalah yang telah jelas halal-haramnya, tidak dapat
> > dimusyawarahkan
> > untuk dicabut atau sekedar mencari jalan tengah.
> >
> > Untuk masalah-masalah teknis dan menyangkut keterampilan tertentu,
> > Rasulullah saw menyerahkan keputusannya kepada para pakar dalam bidang
> > tersebut.
> >
> > Untuk masalah-masalah yang sifatnya mubah (boleh), Rasulullah saw meminta
> > pendapat kaum muslimin. Ketika Perang Uhud, beliau dan sebagian Shahabat
> > yang terlibat dalam Perang Badar memilih menyambut musuh dari dalam
> > benteng
> > kota Madinah. Tetapi mayoritas penduduk Madinah dan sebagian Shahabat yang
> > tidak ikut Perang Badar memilih untuk menyongsong musuh di luar benteng.
> > Melihat semangat yang begitu membara, ditambah ucapan Hamzah bin Abdul
> > Mutthalib yang ketika Perang Badar tidak turun ke medan laga, akhirnya
> > Rasulullah saw memutuskan untuk menyambut musuh di luar benteng.Dalam hal
> > ini, beliau hanya meminta pendapat mengenai lokasi penyambutan musuh.
> > Adapun
> > kewajiban jihad tidak beliau musyawarahkan karena jihad merupakan
> > kewajiban
> > yang tidak berhenti hingga hari kiamat. Allah swt berfirman: "Wahai
> > orang-orang yang beriman, telah diperintahkan kalian untuk berperang,
> > padahal berperang itu merupakan sesuatu yang kalian benci." (QS al-Baqarah
> > :
> > 216)
> >
> > 3. Gerakan menegakkan khilafah dijamin Nabi Muhammad SAW:
> > Nabi SAW memberitakan bahwa era kenabian akan diikuti oleh era Khilafah
> > ‘ala
> > Minhaj an-Nubuwwah lalu disusul era mulkan ‘adhan (para penguasa lalim)
> > dan
> > berikutnya era mulkan jabriyyatan (para penguasa diktator). Kemudian Nabi
> > bersabda: Selanjutnya datanglah masa Khilafah ‘ala Minhaj al-Nubuwwah
> > (Khilafah yang berjalan di atas manhaj kenabian).” (HR Ahmad). Jadi
> > gerakan
> > menegakkan khilafah bukan pepesan kosong menurut keyakinan ummat Islam
> > yang
> > bukan ingkar sunnah.
> >
> > Wassalam
> > HMNA
> >
> > ----- Original Message -----
> > From: "Dwi Soegardi" <soegardi@...>
> > To: <wanita-muslimah@yahoogroups.com>
> > Sent: Wednesday, June 22, 2011 11:48 PM
> > Subject: Re: [wanita-muslimah] Dokumen Al-Azhar: Dukungan untuk Demokrasi
> > dan HAM
> >
> >
> > terlepas apa pepesan kosong bernama "khilafah" itu dibahas,
> > Dokumen Al-Azhar ini bisa dipastikan bernilai historik
> > seperti halnya debat historik BPUPKI/PPKI yang menghasilkan
> > Piagam Jakarta, Pancasila dan UUD 1945.
> > Yang jelas "khilafah" ala HT masuk kotak dalam konsep kenegaraan Al-Azhar.
> > Selain berita al-Ahram, bisa dilihat beberapa news outlet lainnya
> > misalnya:
> > http://www.almasryalyoum.com/en/node/470079
> >
> > ===
> > The grand sheikh of Al-Azhar, Ahmed al-Tayyeb, released a document
> > yesterday that tried to shed light on Egypt's largest Islamic
> > institution’s understanding of what it would mean to have Islam as a
> > main source of legislation in the Constitution.
> >
> > One of the main issues on the political scene is whether Egypt should
> > have a religious constitution or a civil one and whether they’re
> > mutually exclusive. According to Tayyeb, they are not.
> >
> > As is the case with many questions regarding the role of religion in
> > civil life, this issue was often open to controversy. The Egyptian
> > government’s flagship paper, Al-Ahram, therefore describes the
> > document as “historic.”
> >
> > The document states that Islamic jurisprudence does not denote the
> > need for a “priestly state” that enforces religious practice, and that
> > the concept of “Shura,” a religious term, indicates pluralism.
> > According to Al-Ahram, the document also states that the nation would
> > resort to Islam for supporting a democratic and constitutional nation
> > based on free elections and equal representation.
> > ===
> >
> > Istilah yang dipakai adalah "civil state," "modern, democratic,
> > constitutional, national state," meskipun ada yang memakai "secular
> > state" (termasuk eramuslim!)
> >
> > Sedangkan analisis yang diturunkan oleh Irish Times menyatakan Dokumen
> > Al-Azhar ini merupakan tantangan terhadap
> > konsep kenegaraan ala Ikhwanul Muslimun (dan ekstensinya semua
> > golongan islamis termasuk HT dan HMNA),
> > sebuah "Islamic State" yang menolak kesetaraan minoritas Koptik dan
> > hak-hak perempuan.
> > http://www.irishtimes.com/newspaper/world/2011/0622/1224299382766.html
> >
> > ===
> > The document and Sheikh Tayeb’s comments amount a to major challenge
> > to the Muslim Brotherhood and other religious parties that seek to
> > turn Egypt into an “Islamic state” and who have reservations about
> > equal rights for Coptic Christians and women. Known as one of the most
> > moderate and progressive Sunni clerics in Egypt, Sheikh Tayeb has long
> > been a critic of the conservative brotherhood.
> >
> > In the document, the clerics say the 1,000-year-old university
> > supports universal democratic rights and free and fair elections, and
> > recognises a country’s citizens as the sole and legitimate source of
> > legislation. Sheikh Tayeb said, “We need a serious commitment to
> > universal human rights, the rights of women and children.” Minorities
> > should enjoy full citizenship rights, he added. He urged Egypt to
> > strive for social justice, and insisted that decent education and
> > healthcare were rights that all citizens must enjoy.
> >
> > The document’s authors support freedom of expression in the arts and
> > literature within the ambit of Islamic philosophy and morality. They
> > call for scientific investigation and efforts to eliminate illiteracy
> > and to secure economic development.
> > ===
> >
> > Satu hal yang perlu diperjelas adalah:
> > http://www.google.com/hostednews/afp/article/ALeqM5i5Fg9ufoPpg5b2UEcJPf1OoHpv5g?docId=CNG.
> b4ee8bec3b9c4139dd0a5b87e471ccee.401
> > ====
> > ....... the principles of sharia, or Islamic law, should remain "the
> > essential source of legislation" and that Christians and Jews should
> > have their own tribunals to which they can have recourse.
> > ====
> >
> > seperti terdengar gemanya Piagam Jakarta (kewajiban menjalankan ....
> > bagi pemeluknya), atau kalau menurut kalangan Islam Indonesia tahun
> > 90-an, merupakan prinsip Piagam Madinah (kewajiban menjalankan .....
> > bagi pemeluk masing-masing).
> >
> > Atau memang debat peran agama dalam negara belum akan berakhir?
> >
> > salam,
> >
> >
> >
> >
> > 2011/6/22 Wikan Danar Sunindyo <wikan.danar@...>
> >>
> >>
> >>
> >> jadi mas donnie, khilafah itu tidak sama dengan teokrasi
> >> tapi mungkin lebih tepatnya disebut prophetkrasi, alias pemerintah
> >> sebagai wakil nabi
> >> kan pemerintahan khalifah sebenarnya tepatnya disebut sebagai khalifah
> >> rasulullah, artinya wakil/pengganti rasulullah begitu
> >> terus ulama kan dibilang sebagai pengganti/penerus nabi
> >> jadi mungkin nanti namanya ulamakrasi
> >> yang berhak memimpin/memerintah adalah ulama
> >> jadi ulama kayak Pak Nur ini nantinya bisa jadi presiden/khalifah
> >> dalam ulamakrasi
> >>
> >> salam,
> >> --
> >> Wikan
> >>
> >> On Wed, Jun 22, 2011 at 2:15 PM, donnie damana <donnie.damana@...>
> >> wrote:
> >> > Ngelesnya makin berasa membabi buta.. ;D
> >> > Lah itu mas Yudi yang jubir HTI di milis ini saja dengan tegas bilang
> >> > Harus khilafah.. karena khilafah adalah syariat dari Allah. Apa
> >> > sampeyan
> >> > mau menolak hukum Allah. Lha tinggal di dunia ciptaan Allah menghirup
> >> > udara ciptaan Allah kok mau ingkar terhadap hukum Allah.
> >> >
> >> > Jadi kata HTI cq mas Yudi.. Khilafah = hukum Allah... trus.. trus..
> >> > Abah.. Apa bedanya teokrasi sama hukum Allah ya?
> >> >
> >> > :D
> >
>
> ------------------------------------
>
> =======================
> Milis Wanita Muslimah
> Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
> Twitter: http://twitter.com/wanita_muslimah
> Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
> ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
> Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
> Berhenti mailto:wanita-muslimah-unsubscribe@yahoogroups.com
> Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
> Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com
>
> Milis ini tidak menerima attachment.Yahoo! Groups Links
>
>
>
>
>
> [Non-text portions of this message have been removed]
>

__._,_.___
Recent Activity:
=======================
Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Twitter: http://twitter.com/wanita_muslimah
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:wanita-muslimah-unsubscribe@yahoogroups.com
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

Milis ini tidak menerima attachment.
.

__,_._,___

0 comments:

Post a Comment