Advertising

Friday 24 June 2011

[wanita-muslimah] SBY Klaim Telah Berikan Perlindungan dan Pembelaan untuk TKI + Kesaksian Mantan TKW tentang Keluh-kesah Ruyati

 

http://www.tempointeraktif.com/hg/kesra/2011/06/23/brk,20110623-342731,id.html

SBY Klaim Telah Berikan Perlindungan dan Pembelaan untuk TKI

Kamis, 23 Juni 2011 | 11:22 WIB
TEMPO Interaktif, Jakarta - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengklaim pemerintahannya telah memberikan perlindungan dan pembelaan untuk tenaga kerja Indonesia (TKI) yang bekerja di luar negeri. Misalnya, sejak 1 Januari 2011 pemerintah telah memberlakukan soft moratorium pengiriman tenaga kerja, termasuk pengetatan pengiriman TKI dan Perusahaan Pelaksana Penempatan TKI Swasta (PPTKIS) agar tidak terjadi masalah di negara tujuan.

Dalam konferensi pers di Kantor Presiden hari ini, Kamis 23 Juni 2011, SBY mengungkapkan bahwa 3 bulan yang lalu telah dilakukan evaluasi pengiriman TKI dengan membentuk tim terpadu yang diketuai Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi dan menteri terkait. Evaluasi dilakukan terhadap seluruh TKI di semua negara. Hal itu merupakan upaya memperbaiki langkah penanganan TKI di masa mendatang.

SBY juga menyinggung tudingan miring kepada pemerintah yang dianggap tidak berbuat apa-apa, baik melalui pesan pendek dan media massa. Menurut dia, kritik ataupun serangan kepada pemerintah baik itu dari politikus, pengamat, maupun anggota DPR diperbolehkan dalam negara demokrasi. Namun, negara demokrasi juga memberikan hak kepada pemerintah mengenai apa yang disoroti itu, baik tentang data, logika, dan apa saja yang telah dilakukan pemerintah.

"Tadi malam saya telah memimpin ratas (rapat kabinet terbatas) kabinet yang melahirkan sejumlah instruksi untuk menyikapinya," kata Presiden Yudhoyono.

Konferensi pers pernyataan Presiden ini digelar untuk menyikapi hukuman pancung yang menimpa Ruyati binti Satubi, tenaga kerja wanita asal Bekasi, Jawa Barat, yang bekerja di Arab Saudi. Ruyati dijatuhi hukuman mati karena terbukti bersalah membunuh majikan perempuannya. Dari kejadian ini, pemerintah menuai kritik dan dinilai tidak tegas dalam memperjuangkan nasib warga negaranya di luar negeri. Pemerintah juga dinilai tidak memantau perkembangan warga negara yang sedang terjerat kasus hukum.

Presiden memberikan pernyataan didampingi antara lain oleh Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa, Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Muhaimin Iskandar, Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Patrialis Akbar, Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat Agung Laksono, Menteri Sekretaris Negara Sudi Silalahi, serta Sekretaris Kabinet Dipo Alam.

EKO ARI WIBOWO
++++
http://www.tempointeraktif.com/hg/kesra/2011/06/22/brk,20110622-342412,id.html

Kesaksian Mantan TKW tentang Keluh-kesah Ruyati
Rabu, 22 Juni 2011 | 06:34 WIB

TEMPO Interaktif, Lampung Selatan - Seorang mantan tenaga kerja Indonesia asal Lampung, Suwarni, yang merupakan teman dekat Ruyati, tenaga kerja yang dihukum pancung di Arab Saudi, mengaku almarhumah sering meminta perlindungan ke Kedutaan Besar Republik Indonesia di Arab Saudi.

Sebelum terjerat kasus hukum, Ruyati sering berkeluh-kesah tidak betah bekerja pada majikannya karena sering memperlakukannya secara kasar. "Berulang kali dia mendatangi KBRI meminta dipulangkan atau ganti majikan, tetapi tidak mendapat respons yang baik dari staf di sana," kata Suwarni saat ditemui di rumahnya, Selasa 21 Juni 2011.

Suwarni, warga Pardasuka, Kecamatan Ketibung, Kabupaten Lampung Selatan, mengatakan majikan tempatnya dan Ruyati bekerja masih satu keluarga. Suwarni bekerja menjadi pembantu rumah tangga untuk anak majikan Ruyati yang tewas dibunuh.

"Meski bekerja di tempat terpisah, kami sering bertemu saat majikan saya berkunjung ke orang tuanya atau majikan almarhumah Ruyati. Di pertemuan itu, dia sering berkeluh-kesah," kata perempuan yang baru saja melangsungkan akad nikah itu.

Ruyati bahkan bercita-cita ingin pulang bersama Suwarni, 30 tahun, saat masa kontrak kerjanya habis. Saat di Indonesia nanti, kata dia, mereka akan saling berkunjung ke rumah masing-masing. "Dia berjanji akan berkunjung ke rumah saya di Lampung dan saya ke Bekasi. Kami benar-benar dekat," katanya.

Sebelum kasus hukum membelit, Ruyati sering mengeluhkan perlakuan kasar majikannya. Ruyati, kisah Suwarni, misalnya sering disiram dengan air panas, air kopi, dan kuah sop.

"Tidak jarang dia dibentak karena dinilai lamban oleh majikannya yang usianya tidak terpaut jauh dengan almarhumah. Mereka memang tidak cocok," ujarnya.

Kerap mendapat perlakuan kasar majikannya yang masih berdarah Palembang, Sumatra Selatan, diduga memicu Ruyati berbuat nekat membunuh majikan sendiri. Mereka, kata Suwarni, hanya tinggal berdua di sebuah rumah. "Anaknya pisah. Awalnya Ruyati bekerja di tempat saya bekerja, tapi majikan saya menilai Ruyati dianggap cocok karena usia mereka tidak terpaut jauh," katanya.

Semasa ditahan polisi, Suwarni berusaha bertemu dengan Ruyati, tapi ia dilarang majikannya. "Untuk apa kamu bertemu dia. Pemerintah kamu saja tidak ada yang menjenguk. Tidak usah repot-repot," kata Suwarni menirukan larangan majikannya. Pelarangan dengan nada keras itu membuat Suwarni urung menjenguk dan tidak pernah bertemu lagi dengan kawan curhatnya itu.

Setelah mengenyam kerja di Saudi Arabia, Suwarni enggan kembali bekerja di negeri itu. Warga Arab diakui sangat buruk memperlakukan pembantu rumah tangga. "Setiap saya bertemu TKW di pusat perbelanjaan atau di tempat lain, banyak yang bermata lebam. Lebam-lebam itu bekas siksaan majikan," tuturnya.

Dia mengaku heran dengan Pemerintah Indonesia yang masih saja berupaya mengirim tenaga kerja ke Arab Saudi. Padahal, banyak TKW yang melapor telah menjadi korban kekerasan majikan ke perwakilan Pemerintah Indonesia di sana.

"KBRI sepertinya kurang dan jarang melindungi warga negara Indonesia yang menjadi korban kekerasan majikan. Saya mengimbau ke warga negara Indonesia jangan punya cita-cita bekerja ke negeri Arab," ucapnya.

NUROCHMAN ARRAZIE

Berita terkait
a.. Forum Perempuan Desak Pemerintah Hentikan Pengiriman TKI
b.. Empat Hari, Presiden SBY Belum Bicara Soal Ruyati
c.. Jusuf Kalla Minta Pemerintah Hentikan Pengiriman TKI
d.. Meski Ditebus, Darsem Belum Tentu Segera Bebas
e.. Pemerintah Pertimbangkan Moratorium TKI Arab Saudi

[Non-text portions of this message have been removed]

__._,_.___
Recent Activity:
=======================
Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Twitter: http://twitter.com/wanita_muslimah
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:wanita-muslimah-unsubscribe@yahoogroups.com
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

Milis ini tidak menerima attachment.
.

__,_._,___

0 comments:

Post a Comment