Advertising

Wednesday 22 June 2011

[wanita-muslimah] Seri 499

 

Maaf, salah kirim, mestinya ke milis Mayapadaprana
Wassalam
HMNA

Islam yang bermuatan: aqidah (pokok keimanan), jalannya hukum dan akhlaq, meliputi cakrawala yang luas, yaitu petunjuk untuk mengatur baik kehidupan nafsi-nafsi (individu), maupun kehidupan kolektif dengan substansi yang bervariasi seperti keimanan, ibadah ritual (spiritualisme), karakter perorangan, akhlaq individu dan kolektif, kebiasaan manusiawi, ibadah non-ritual seperti: hubungan keluarga, kehidupan sosial politik ekonomi, administrasi, teknologi serta pengelolaan lingkungan, hak dan kewajiban warga-negara, dan terakhir yang tak kurang pentingnya yaitu sistem hukum yang teridiri atas komponen-komponen: substansi aturan-aturan perdata-pidana, damai-perang, nasional-internasional, pranata subsistem peradilan dan apresiasi hukum serta rasa keadilan yang hidup dalam masyarakat yang berakhlaq. Semua substansi yang disebutkan itu bahasannya ada dalam Serial Wahyu dan Akal - Iman dan Ilmu. Maksudnya Wahyu memayungi akal , dan Iman memayungi ilmu.

one liner Seri 499
insya-Allah akan diposting hingga no.800
no.terakhir 979
*******************************************************************BISMILLA-HIRRAHMA-NIRRAHIYM

WAHYU DAN AKAL - IMAN DAN ILMU
[Kolom Tetap Harian Fajar]
499 Issue Miring Thaliban Mengenai Perempuan dan Patung Budha

Demi keotentikan, sebagai pertanggung-jawaban kepada Allah SWT, dalam kolom ini setiap ayat Al Quran ditransliterasikan huruf demi huruf. Bila pembaca merasa "terusik" dengan transliterasi ini, tolong dilampaui, langsung ke cara membacanya saja.
Firman Allah SWT:
-- YAYHA ALDZYN AMNWA AN JA^KM FASQ BNBA FTBYNWA AN TSHYBWA QWMA BJHALT FTSHBHWA 'ALY MA F'ALTM NADMYN (S. ALHJRAT, 6), dibaca: ya-ayyuhal ladzi-na a-manu- in ja-kum fa-siqum binabain fatabayyanu- an tushi-bu qawman bijaha-latin fatushbihu- 'ala- ma- fa'altum na-dimi-n (s. al hujura-t), artinya:
-- Hai orang-orang beriman, jika datang kepadamu orang-orang fasiq dengan berita, maka lakukanlah klarifikasi, jangan sampai kamu tanpa pengetahuan menimpakan musibah kepada suatu kaum, lalu kamu menyesal atas perbuatanmu (49:6).

The following is the edited version of the transcription of a lecture given by Sayyid Rahmatullah Hashemi, the roving Ambassador from Afghanistan who visited the US, at the University Of Southern California in Los Angeles, on March 10, 2001.

Adakah anda (di Amerika ini) ketahui apa yang terjadi sebelum kami memerintah? Sebelum Thaliban memerintah, kaum perempuan di kawasan luar kota diperlakukan sebagai binatang. Mereka dijual. Kami (Thaliban) menghapuskan tindakan yang sangat keji ini. Kaum perempuan tidak punya hak suara dalam memilih suami bagi mereka. Thaliban memberikan perempuan hak untuk memilih calon suami masing-masing. Suatu lagi yang jelek yang berlaku atas kaum perempuan di Afghanistan adalah mereka ditukar-tukar sebagai hadiah. Padahal tindakan ini bertentangan dengan agama. Ini sebenarnya merupakan budaya. Adalah menjadi tradisi bila dua kelompok yang bertempur ingin berdamai, maka mereka akan bertukar-tukaran perempuan. Dan tindakan keji ini sudah dihentikan oleh Thaliban.

Berlainan sekali dengan tuduhan-tuduhan yang dilemparkan, kaum perempuan di Afghanistan sebenarnya di izinkan bekerja. Kami akui, sebelum 1996, yaitu sebelum kami menaklukan ibu kota, Kabul, kami telah meminta kaum perempuan supaya tinggal di rumah. Tetapi kami tidak sekali-kali berniat untuk menyuruh mereka tinggal rumah buat selama-lamanya. Kami menerangkan kepada kaum perempuan bahwa mereka perlu tinggal rumah karena pada waktu itu keadaan huru-hara tanpa ada undang-undang dan oleh karena itu tidak aman bagi perempuan keluar rumah. Kini kami sudah melucuti senjata-senjata milik pribadi-pribadi, kami sudah membuat undang-undang, maka dengan keamanan tersebut perempuan sudah dibenarkan bekerja kembali. Kami akui Kaum perempuan kami tidak dibenarkan bekerja pada Kementerian Pertahanan seperti di Amerika ini. Kami tidak mau kaum perempuan kami jadi pilot jet tempur, atau dipergunakan sebagai objek-objek yang menghiasi iklan-iklan. Tetapi perempuan kami memang dibenarkan berkerja. Mereka bekerja di Kementerian Kesehatan, Kementerian Dalam Negeri, Pendidikan, Kesejahteraan Umum dan seterusnya.

Kami juga tidak menghalangi kaum perempuan untuk mendapatkan pendidikan. Kami diperintah (oleh Allah) untuk memberi pendidikan kepada kaum perempuan. Sebelum kami mengambil alih pemerintahan terdapat bermacam permasalahan pendidikan kurikulum yang mendidik taat setia kepada keluarga raja, pendidikan ala komunis, dan kurrikulum yang diperkenalkan oleh bermacam pihak, sehingga pelajar-pelajar menjadi bingung. Kamipun dapat menyatukan semua kurikulum yang campur baur itu. (Issue perempuan telah terklarifkasi).

Kini kami dikenakan embargo ekonomi yang menimbulkan banyak masalah. Kami telah menderita begitu lama -- 23 tahun berperang, infrastruktur kami habis musnah, masalah pengungsi, dan masalah ranjau yang sengaja ditanam oleh Rusia di ladang-ladang kami --- tetapi tiba-tiba PBB dengan hasutan Russia mengenakan embargo ekonomi atas Afghanistan. Dan embargo ekonomi itu dijatuhkan. Beratus anak-anak mati setiap bulan karena kekurangan makanan dalam keadaan iklim yang dingin. Dunia tidak peduli. Tetapi dunia sangat peduli dengan patung-patung yang dimusnahkan. Dunia memulihkan patung-patung, sementara anak-anak kami dibiarkan mati yang berarti masa depan kami juga akan mati, maka dunia tidak berhak terhadap warisan kami. UNESCO dan sebuah NGO dari Scandinavia datang dengan proyek untuk memulihkan muka-muka patung-patung tersebut yang sudah dikikis oleh hujan. Majlis Rakyat Afghanistan memohon agar uang untuk memulihkan patung-patung tersebut digunakan untuk menyelamatkan nyawa anak-anak Afghanistan. Tetapi UNESCO dan NGO tersebut menjawab, "Tidak bisa, uang ini hanya untuk patung-patung." Kalau anda berada dalam keadaan demikian apakah yang akan anda lakukan ? Anak-anak anda akan mati di depan mata anda, anda dibawah embargo ekonomi, dan orang-orang yang memaksakan embargo ekonomi atas anda itu datang untuk memugar patung-patung. Apa yang akan anda lakukan? Kofi Annan, Sekjen PBB pergi ke Pakistan dan berjanji untuk menemui wakil Afghanistan di sana. Tetapi orang bernama Kofi Annan ini tidak mau ambil peduli penderitaan anak-anak kami akibat embargo ekonomi PBB. Kofi Annan enggan sama sekali untuk memperbincangkan masalah kemiskinan di Afghanistan, ia hanya mau memperbincangkan masalah patung-patung Buddha yang ingin dipugar itu. Ini benar-benar tidak masuk akal. Maka kami memusnahkan patung-patung tersebut. (Inilah klarifikasi tentang pemusnahan patung Budha from the other side of America). WaLlahu a'lamu bishshawab.

*** Makassar, 11 November 2001
[H.Muh.Nur Abdurrahman]
http://waii-hmna.blogspot.com/2001/11/499-issue-miring-thaliban-mengenai.html

##################################################################
Update:

Afghanistan, Mike Hoover, Sayed Rahmatullah Hashemi, Yale
http://neveryetmelted.com/categories/middle-east/afghanistan/sayed-rahmatullah-hashemi/

The Sunday Times Magazine did a feature yesterday on Sayed Rahmatullah Hashemi, former ambassador-at-large for the Taliban, now attending Yale. "I'm the luckiest person in the world." Rahmatullah told the Times, "I could have ended up in Guantanamo Bay. Instead I ended up at Yale," where (not surprisingly) one of his recent courses was:"Terrorism-Past, Present and Future."
Yale was equally delighted. Yale's admissions office had once had another foreigner of Rahmatullah's caliber apply for special-student status, Richard Shaw, Yale's dean of undergraduate admissions, told the Times. "We lost him to Harvard. I didn't want that to happen again." The allegedly 27 year-old (who has a history of changing his reported age) former Taliban had visited Yale once before, speaking in March of 2001 as diplomatic representative of the Islamic Emirate of Afghanistan. His diplomatic assignment came about as the idea of Mike Hoover, American adventurer, mountain-climber, and film-maker. In 1998, Rahmatullah was assigned by the Taliban government to guide Hoover and serve as his translator. Hoover became the young Afghan's friend and benefactor, first suggesting the role of representing the Islamic regime abroad, then personally funding travel expenses and arranging speaking appearances and interviews.
The Rahmatullah of 2001 was turbaned, more hirsute, and a lot more combative than today's Yale student. He vigorously criticized UN sanctions on the Afghan regime, and casuistically defended the dynamiting of the ancient buddhas and the segregated place of women in Taliban-ruled Afghan society.Rahmatullah was married and living in exile in Pakistan, after the fall of the Taliban regime, when in 2004 Hoover, his perennial benefactor, proposed sending him to college in the United States. Hoover consulted with an attorney friend from Jackson Hole, Bob Schuster Y'67, who helped him arrange for Rahmatullah to be interviewed for admission as a special student, a temporary status, reflecting his 4th grade education and high school equivalency diploma, convertable after a year of satisfactory academic performance to regular baccalaureate study.
Waiting to hear from Yale, Rahmatullah spent the holidays in Jackson Hole with Hoover. He met Bob Schuster and spoke to students at several local schools. The talks reprised the form if not the content of his lectures in America in 2001. After a talk to the young teenagers at the Jackson Hole Middle School, two boys approached Rahmatullah.
"Can we ask you a question? Have you ever been in a war?"
"Yes."
"Can you tell us about it? We want to be Army Rangers."
He thought for a second. "Do you guys play video games?"
"Yeah," they said, looking at him as if he had rocks for brains.
"I thought so," he said. "Let me ask you, have either of you ever killed a chicken?"
They shook their heads. They didn't know anyone who even had chickens.
"When was the last time you had to kill anything to eat?"
They were confused.
"I killed a goat before I came here," Rahmatullah said. "I hated doing it. Go kill a chicken, and pluck it, and eat it," he said softly. "And then maybe you will know a little bit about war."

One suspects Ramatullah has killed other things besides goats in his day. And you can just watch the frissons of combined terror and sexual excitement travel down the spinal columns of the liberal American intelligentsia at this kind of talk from the visiting, hopefully now safely domesticated, barbarian.
John Fund waxes pretty sarcastic about all this in the Wall Street Journal. But it is true that there is a long-standing tradition of Ivy League schools reaching out to provide educational opportunities to promising representatives of non-traditional constituencies, and the appetite of such schools for candidates with good stories or colorful backgrounds could be predicted to assure a warm welcome for any plausible Pashtun.

[Non-text portions of this message have been removed]

__._,_.___
Recent Activity:
=======================
Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Twitter: http://twitter.com/wanita_muslimah
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:wanita-muslimah-unsubscribe@yahoogroups.com
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

Milis ini tidak menerima attachment.
.

__,_._,___

0 comments:

Post a Comment