Advertising

Monday 11 June 2012

[wanita-muslimah] Budaya Instan

 

 
 
Budaya Instan
Senin, 11 Juni 2012 00:00 WIB
 
 
 
 
 
KULTUR instan seperti sudah merasuki bangsa ini. Untuk meraup kekayaan dan merengkuh kekuasaan, orang cenderung menempuh jalan pintas, bukan dengan kerja keras dan cerdas.

Dalam hal meraup kekayaan, lihat saja yang dilakukan Koperasi Langit Biru (KLB) dan PT Gradasi Anak Negeri (GAN). Meski baru berdiri tahun lalu, KLB sudah menjaring uang Rp6 triliun dari 140 ribu nasabahnya.

Belum usai kekagetan akan kasus investasi bodong KLB, pekan lalu terungkap penipuan oleh PT GAN. Hanya butuh lima bulan bagi PT GAN untuk menggaet 21 ribu investor yang menyetor hingga total Rp390 miliar. Para nasabah sedikitnya menyetor Rp5 juta dan dijanjikan bisa menggembung hingga puluhan juta dalam waktu relatif singkat.

Praktik itu sesungguhnya bukan hanya menunjukkan kelihaian bandit masa kini mengeruk duit nasabah secara instan. Penipuan berkedok investasi tumbuh subur juga karena budaya instan yang kian melenakan masyarakat kita. Meski punya uang yang sebetulnya cukup untuk membeli 'kail', masyarakat kita lebih suka langsung mendapat 'ikan'.

Budaya instan pula yang menyuburkan praktik korupsi di negeri ini. Para koruptor menempuh jalur pintas untuk cepat kaya raya dengan menilap duit rakyat.

Tak sedikit pula pejabat publik negeri ini yang menduduki kekuasaan karena perilaku instan. Mereka merengkuh kekuasaan dengan berbuat curang dalam pemilu atau pemilu kada.

Budaya instan sungguh sebuah teladan buruk bagi anak bangsa. Tidak mengherankan bila generasi muda pun terbuai ingin sukses dengan cara-cara instan. Contohnya, bukannya belajar keras, banyak siswa kita malah menempuh jalan pintas dengan menyontek atau membeli soal untuk lulus ujian nasional.

Kultur instan sejatinya tak ada dalam kamus sejarah bangsa ini. Kemerdekaan kita diraih dengan darah dan keringat, bukan hibah dari penjajah.

Bapak bangsa kita pun tidak pernah menyanjung cara instan. Ketika Soekarno menyebut bahwa bangsa kita bangsa yang kaya, ia selalu mengikutinya dengan teriakan untuk menggali dan bekerja.

Proses dan kerja keraslah sejatinya yang senantiasa membawa kebanggaan bangsa ini. Lihat saja budaya kita yang terkenal di seanterao dunia adalah budaya yang lahir dari proses kreatif dan kerja keras. Keindahan batik, keperkasaan perahu pinisi, sampai keberhasilan ketika menjadi negara swasembada beras ialah karena kita tidak malas berkeringat.

Sudah saatnya kita kembali pada mental bangsa yang besar, yang menghargai proses, kerja keras dan cerdas, serta kreativitas, untuk menggapai cita-cita. Budaya instan hanya menjadikan kita bangsa yang kerdil.

__._,_.___
Recent Activity:
=======================
Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Twitter: http://twitter.com/wanita_muslimah
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:wanita-muslimah-unsubscribe@yahoogroups.com
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

Milis ini tidak menerima attachment.
.

__,_._,___

0 comments:

Post a Comment