Advertising

Friday 15 June 2012

[wanita-muslimah] Kolom IBRAHIM ISA - SELAMAT UTNTUK ALPHA AMIRRACHMAN,,dan Keluarga.

 

*Kolom IBRAHIM ISA*

*Jum'at, 15 Juni 2012*

*-----------------------------*

*SELAMAT UTNTUK ALPHA AMIRRACHMAN *

*dan Keluarga.*

** * **

Pada suatu hari yang cerah aku menerima Undangan dari sahabatku M.
Shohibuddin, PhD researcher Amsterdam Institute for Social Science
Research AISSR) Universiteit van Amsterdam.

Tertera dalam surat undangan: *"Undangan Public Defense Alpha
Amirrachman"*, 6 Juni 2012, mulai jam 12.00-14.30, di Agnietenkapel,
Universiteit van Amsterdam, Ouderzijds Voorburgwal, Amsterdam.

Kegiatan siang itu, adalah berhubung diselenggarakannya acara sidang
terbuka mempertahankan disertasi doktoral Alpha Amirrachman. Judul
desertasi:

"*PEACE EDUCATION IN THE MOLUCCAS, INDONESIA; Between Global Models and
Local Interests".*

* * *

Dua hal yang punya arti penting, yang membikin hatiku lega sekali.

Pertama, bahwa sahabatku Alpha Amirrachman yang dengan tekun
bertahun-tahun melakukan riset teristimewa di Maluku, kemudian studi di
Amsterdam, akhirnya telah berhasil meraih gelar Ph.D.

Kukatakan merasa l e g a , bukan semata-mata karena Alpha sudah meraih
titel *Ph.D, (Doctor)*, tapi terlebih lagi, karena dengan keberhasilan
studinya itu, dunia kesarjanaan Indonesia, hari itu telah bertambah lagi
dengan seorang sarjana muda: Alpha Amirrachman. Bukankah ini suatu
kebanggaan kita bersama?

Bedebar-debar hati kita (orang-orang Indonesia dan sahabat-sahabat
Belanda dan asing), diliputi rasa bangga yag wajar, ketika, dimuka
kurang lebih 100 undangan, mendengar pidato Promotor Prof. dr. H,G.C.
Schulte Nordholt, yang a.l menyatakan:

"By virtue of the power lawfully granted to us by order of the Rector
and The Doctorate Board of this University, I herewith confer on you,
*Raden Alpha Amirrachman, the degree of Doctor, and grant you all the
rights appertaining to this degree by law or custom." . . . . . Value
the obtained dignity as an honour and privilige and */*never forget the
responsibilities which, as a result, you now have toward science and
society".*/

" /*. . . . never forget the responsibilities which, as a result, you
have toward seciene and society". */

"*Jangan sekali-kali lupa tanggung-jawab, sebagai kelanjutannya yang
harus dipikul, terhadap ilmu dan masyarakat". *Secara umum
bertanggungjawab terhadap ilmu dan masyrakat adalah suatu pengertian
universal. Bagi Alpha tentunya punya arti khusus dan kongkrit:
tanggungjawab terhadap ilmu dan masyarakat di INDONESIA. Pada tanah air
dan bangsa, pada umum dan rakyat Indonsia!

Itulah yang kumaksudkan dengan "hal kedua" yang punya arti penting. Tema
yang dipilih oleh Alpha dalam melakukan riset dan membuat desertasinya
adalah *"PEACE EDUCATION IN THE MOLUCCAS, INDONESIA; Between Global
Models and Local Interests".*

* * *

Alpha sendiri menjelaskan bahwa tujuan studinya ialah untuk meneliti
dampak proyek-proyek edukasi-perdamaian yang didukung oleh badan-badan
internasional UNICEF dan UNDP, dan badan-badan bilateral JICA dalam
daerah yang terlibat konflik di Maluku. Di situ dipilih empat sekolah:
sebuah sekolah dasar swasta (Sekolah 1) yang terletak di sebuah desa
Kristen, Ama Ory, Paso; sebuah sekolah Islam (Sekolah 2) yang terletak
di desa Muslim, Telaga Kodak, Leihitu; sebuah sekolah menengah umum
(Sekolah 3); dan sebuah sekolah menengah swasta (Sekolah 4). Dua sekolah
yang disebut belakangan terletak di kota Ambon.

Pilihan tema ini relevan dengan situasi kongkrit Indonesia yang masih
laten dengan "konflik-konflik religius dan etnis". Ditunjukkan bahwa
orientasi kulturil sekitar kurikulum edukasi-perdamaian tidak membantu
untuk menangani ketidak-adilan kekuasaan dan sosial, yang tertanam dalam
pada kehidupan bermasyarakat di Maluku.

Tapi, di sekolah yang tidak terdapat intervensi spesifik
edukasi-perdamaian, orang bisa membangun jembatan di kalangan
siswa-siswanya. Sekolah tsb juga dapat mengamankan dukungan para
orangtua dan masyarakat, tanpa mempedulikan latar belakang religius dan
etnis masing-masing. Sekolah ini merupakan contoh bagus, tentang
bagaimana kesedaran berwarganegara diberlakukan dengan cara yang
efektif. Mereka mampu melaksanakan proses edukasi-perdamaian tanpa
bantuan organisasi luarnegeri. Alpha menunjukkan bahwa di suatu
masyarakat dimana terdapat ketidak-adilan kekuasaan antara
kelompok-kelompok religius dan etnis, "notie" mengenai
politik-identitas, berguna untuk dapat memahami bagaimana dan mengapa
ketegangan-ketegangan antar-religi dan antar-etnis terus berlangsung di
suatu wilayah yang seharusnya merupakan daerah-pasca-konlfik.

* * *

Menjelaskan tentang latar belakang situasi di Maluku, Alpha menguraikan
a.l sbb: Setelah jatuhnya rezim otoriter Orde Baru dalam tahun 1999,
provinsi (Maluku) dilanda konflik sektarian besar-b esaran selama period
1999-2003. Kekersan di Maluku dinyatakan sebagai konflik besar-besaran,
yang amat meterkejutkan, yang meluas dari kota Ambon ke desa-desa, yang
telah membunuh paling tidak 2000 penduduk serta menjadikan lebih dari
seperempat juta orang kehilangan rumah tempat tinggalnya di seluruh
kepulauan Maluku. Selain konflik sektarian, wilayah ini mengalami
diperkokohnya yang tampaknya sebagai politik identitas yang ekslusif
dimana orang-orang setempat di Maluku Tengah -- yang telah menikmati
dominasi politik dan ekonomi sejak periode kolonial Belanda -- berusaha
untuk 'kembali' ke tradisi lokal (adat), setelah hampir 30 tahun lamanya
di bawah rezim Orde Baru yang opresif dan tersentralisasi.

Pada titik ini aku teringat uraian Ratna Sarumpaet, (penulis aktivis
pro-demokrasi Indonesia yang tidak asing bagi para penggiat Reformasi
dan Demokrasi), yang diberikannya di KITLV, pertengahan Februari 2011,
ketika memperkenalkan novelnya yang terbaru "MALUKU KOBARAN CINTAKU" .
Ratna Satumpaet menekankan berulangkali bahwa ummat Kristen dan Islam di
masa lampau di Maluku hidup bersama dengan damai, harmonis dan aman.

Dalam uraiannya itu Ratna Sarumpaet, atas pertanyaan, menandaskan bahwa
konflik Maluku, hakikatnya bukan konflik agama, tetapi rekayasa di
kalangan yang punya kuasa, demi kekuasaan.
Ketika menjelaskan tentang karya sastranya terbaru MALUKU KOBARAN
CINTAKU, berulangkali Ratna menandaskan bahwa apa yang diceriterakan
tentang aparat dan apa yang mereka lakukan di Maluku, terutama sekitar
'konflik Maluku' adalah benar adanya. Bukan fiksi!

* * *

Selanjutna Alpha menjelaskan: Secara keseluruhan studinya menunjukkan
keterbatasan edukasi-perdamaian seperti yang dikonsepkan oleh UNICEF,
UNDP dan JICA dan dilaksanakan di context lokal. Hal itu juga
mengungkapkan erosi dari proyek nasional identitas nasional sejak
periode desentralisasi. Reform strukturil desentralisasi , yang
termanifestasi dalam bentuk regionalisme yang eksesif, ternyata
cenderung ke konflik berlandaskan-identitas serta melunturkan perasaan
identitas nasional. Karena itu, peranan pendidikan dalam membangun
kultur perdamaian, dan kewarganegaraan, harus bergandengan dengan reform
yang lebih luas demokratisasi dalam masyarakat. Namun, pada waktu yang
bersamaan, para orangtua siswa-siswa adalah anggota dari masyarakat yang
lebih luas, halmana berarti sekolah-sekolah masih punya kesempatan untuk
memprakarsai dan mempengaruhi masyarakat yang lebih luas atau melalui
keterlibatan orangtua.

Sebagai catatan skeptis, saya yakin bahwa komponen bersangkutanm dengan
perdamaian dalam proyek-proyek ini terlalu dangkal atau terlalu sedikit
untuk mencapai dampak yang dalam dan lama terhadap para siswa dan
masyarakat.

Selanjutnya, orientasi kurikulum pendidikan-perdamaian yang secara
kuluril eksklusif dari Maluku Sentral tak akan membantu untuk menangani
ketidak-samaan kekuasaan dan sosial yang berakar dalam di masyarakat
Maluku, dimana masih terdapat ketegangan di antara orang setempat dan
pendatang, bahkan di kalangan orang-orang setempat sendiri.

Bicara tentang catatan optimis, kepemimpinan Sekolah 4, menunjukkan amat
besarnya pengaruh dalam membantu membangun hubungan dengan siswa-siswa
untuk menjamin dukungan orangtua dan masyarakat, tak peduli (bagaimana)
identitas religi dan etniknya. Sekolah ini merupakan contoh-model yang
baik, dimana kesadaran berwarganegara dipupuk dengan cara yang efektif.
Lebih memberikan harapan adalah bahwa, kasus Sekolah 4 menunjukkan bahwa
rakyat mampu untuk memulai suatu proses edukasi-perdamaian yang gigih,
tanpa adanya dukungan dari lembaga-lembaga luarnegeri. (Bravo, Alpha!, Isa)

Merefleksi kasus studi saya, kata Alha Amirrachman, serta saling
hubungannya dengan teori, saya yakin dalam suatu masyarakat yang
terlibat konflik di mana ketidak-sederajatan kekuasaan di kalangan
kelompok-kelonpok religius dan etnis masih dapat ditemukan, dan dimana
persaingan demi kekuasaan dan pengaruh di kalangan mereka masih tetap
mendalam yang dicemarkan oleh sentimen religius dan etnis -- diperburuk
lagi dengan kepercayaan tradisional, yang melegitimasikan pemisahan
religius -- konsepsi identitas politik berguna untuk bisa memahami
bagaimana, dan mengapa ketegangan antar-religi dan antar-etnis masih
utuh di dalam suatu masyarakat yang dianggap sudah dalam situasi
pasca-konflik.

Oleh karena itu, penelitian saya, kata Alpha, memberikan sumbangan pada
debat-teori tentang apakah edukasi-perdamaian memperluas kesadaran
berwarganegara, peranan edukasi di daerah yang dilanda konflik dalam
membantu mempersatukan, atau, membuyarkan (men-disintegrasikan)
masyarakat yang sudah terpecah-belah, dan mengenai peranan kepemimpinan
kepala sekolah, dalam melaksanakan visi sekolah.

( NB. ...Penjelasan diatas adalah terjemahan dari penjelasan yang
diberikan oleh Alpha dalam bahasa Inggris. Pasti terdapat terjemahan
yang kurang tepat atau salah. Harap dimaklumi keterbatasan yang
menterjemahkannya. I.I.)

* * *

Bagi pembaca yang tertarik dan ingin membaca keseluruhan desertasi Alpha
Amirrachman, silakan membaca buku yang sudah diterbitkan:

PEACE EDUCATION in the MOLUCCAS, INDONESIA

Between global models and local interests. ALPHA AMIRRACHMAN.

Printed by : PT Mitra Cahaya Utama (Email: <mitracahayautama@gmail.com
<mailto:mitracahayautama@gmail.com>>

* * *

*Akhirkata: SELAMAT, SEKALI LAGI SELAMAT UTNTUK ALPHA AMIRRACHMAN dan
Keluarga.*

* * *

__._,_.___
Recent Activity:
=======================
Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Twitter: http://twitter.com/wanita_muslimah
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:wanita-muslimah-unsubscribe@yahoogroups.com
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

Milis ini tidak menerima attachment.
.

__,_._,___

0 comments:

Post a Comment