tag:blogger.com,1999:blog-71393680289961683572024-03-19T04:44:59.361-07:00Wanita Wanita MuslimahKami hanya membicarakan hal-hal yang menyangkut isu-isu masalah perempuan pada umumnya dan wanita muslimah pada khususnya, fiqh perempuan, pergerakan perempuan, kesehatan reproduksi, isu gender dan hal-hal lain yang menyangkut perempuan termasuk kebijaksanaan pemerintah seperti hukum, peraturan ataupun perundang-undangan yang menyangkut masalah perempuanUnknownnoreply@blogger.comBlogger34690125tag:blogger.com,1999:blog-7139368028996168357.post-32475623635906841502014-10-09T18:31:00.001-07:002014-10-09T18:31:46.350-07:00[wanita-muslimah] Sukardi: Para Mesianis<span style="display:none"> </span> <!--~-|**|PrettyHtmlStartT|**|-~--> <div id="ygrp-mlmsg" style="position:relative;"> <div id="ygrp-msg" style="z-index: 1;"> <!--~-|**|PrettyHtmlEndT|**|-~--> <div id="ygrp-text" > <p><div dir="ltr"><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000">Para Mesianis</font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000">Oleh: Sukardi Rinakit</font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000"> </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000">Di Padang Arafah, ketika semua pintu langit terbuka selama enam jam dan seluruh doa dikabulkan Allah, saya membaca Surat Al-Fatihah terus-menerus dan menutupnya dengan doa, "Semoga Jokowi senantiasa sehat dan teguh agar bisa memandu bangsa Indonesia menjadi lebih adil dan makmur."</font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000"> </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000">Ketika hal itu saya ceritakan kepada istri dalam perjalanan menuju Muzdalifah, dia berkomentar pendek, "Itu doa politik!" Saya tersenyum. Rasulullah Muhammad SAW pun ketika berdoa di Arafah juga memohon agar damai di bumi. Dalam batas-batas tertentu, itu juga termasuk doa politik karena kedamaian hanya akan mewujud apabila para pemimpin di muka bumi amanah. Sementara untuk diri sendiri, Rasulullah memohon untuk bisa bertemu dengan Yang Maha-indah di akhirat kelak.</font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000"> </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000">Bagi saya, makna dari kisah suci itu adalah Rasulullah saja tidak meminta apa pun bagi kebaikan diri sendiri di dunia, apalagi yang berkaitan dengan jabatan dan kekayaan. Totalitas hidupnya hanya untuk pembelaan terhadap kaum yang lemah dan kedamaian umat manusia.</font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000"> </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000">Sehubungan dengan hal tersebut, saya merasa heran dengan fenomena beberapa bulan terakhir, yaitu banyak orang berkehendak ingin menjadi anggota kabinet Joko Widodo. Jumlah mereka mungkin ribuan dan masing-masing mengirimkan daftar riwayat hidup berlembar-lembar seakan berlomba dalam ketebalan. Mereka merasa mempunyai kemampuan teknis dan manajerial mencukupi sehingga merasa layak dan terpanggil untuk ikut memimpin dan menentukan jalannya Republik ke depan.</font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000"> </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000">Lebih lucu lagi, ada orang-orang yang merasa sudah ikut bekerja keras—meskipun sebenarnya tidak—dalam mengantarkan pasangan Joko Widodo-Jusuf Kalla menjadi presiden dan wakil presiden terpilih. Mereka merasa pasti ditawari posisi menteri. Gaya orang-orang seperti ini juga menarik diamati. Mereka biasanya mengatakan tidak mau kalau ditawari memimpin departemen A atau B, maunya memimpin kementerian C. Memangnya siapa yang menawari mereka? Semua berputar di ruang imajinasi, jika tidak boleh disebut gede rasa.</font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000">Dalam perspektif budaya politik, gambaran itu mencerminkan masih kuatnya realitas mesianisme di masyarakat, terutama kelas menengah atas. Mereka merasa sebagai orang yang terpilih dan yang paling bisa menyelesaikan masalah bangsa. Mereka mementahkan satu sama lain karena merasa sebagai pusat dari gravitasi yang ada.</font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000"> </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000">Para mesianis tersebut secara umum dapat dibagi menjadi dua kelompok. Pertama, kelompok "batu cadas". Termasuk dalam kelompok ini adalah mereka yang sebenarnya sudah kalah dalam kontestasi politik, tetapi tidak mau menerima kenyataan. Mereka memakai segala peluang, dari tekanan massa pendukung terhadap penyelenggara pemilu sampai Mahkamah Konstitusi, untuk menggugurkan kemenangan lawan. Apabila cara demikian tak berhasil, manuver politik akan mereka galang secara sambung-menyambung guna mendelegitimasi pemerintahan dan kepemimpinan pemenang.</font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000"> </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000">Kelompok kedua adalah para mesianis "batu apung". Mereka adalah figur-figur yang berkarakter mengapung, tetapi merasa mampu mengubah nasib bangsa. Mereka berebut untuk menjadi bagian dari pemerintahan Jokowi. Mereka tidak malu-malu untuk adu cepat mengirimkan daftar riwayat hidup, menyebar namanya di jejaring sosial, bahkan ada yang membayar media agar namanya muncul. Mereka ingin menjadi menteri dan pejabat publik lain.</font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000"> </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000">Dua kelompok mesianis itulah yang dihadapi Jokowi sekarang dan masa depan. Cara berpikir mereka kompleks dan diametral dengan cara pikir Jokowi yang sederhana. Padahal, seperti dinyatakan Albert Einstein, Tuhan itu tidak bermain dadu. Rumus-rumus yang dibuat Tuhan untuk memahami dunia adalah sederhana. Dalam konteks kebangsaan, peri kehidupan dan kebahagiaan rakyat secara praksis bisa diangkat dengan cara-cara sederhana.</font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000"> </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000">Misalnya, gagasan Jokowi mengenai pembangunan daerah yang bersifat tematik. Ide ini sederhana, tetapi kuat bangunan identitas lokal dan daya gerak ekonominya. Subang akan menjadi berdaya dan elok karena mengkhususkan diri pada nanas madu, Probolinggo fokus pada produk mangga arum manis, Malang apel, Indramayu mangga indramayu, Solo batik, Palembang pempek, dan lain-lain. Semua tentu saja dengan pohon industri ikutannya. Suasana dinamis akan semakin membuncah apabila pusat-pusat grosir tematis juga dibangun.</font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000"> </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000">Oleh sebab itu, khusus bagi para mesianis batu apung yang selalu berbelit dan berpikir jelimet, kemungkinan besar usaha mereka masuk ke pemerintahan justru gagal. Kesederhanaan berpikir dan bersikap Jokowi berlawanan dengan polah mereka. Sementara para mesianis batu cadas, sesuai karakternya, akan terus bermanuver untuk mendelegitimasi kepemimpinan Jokowi. Mereka berharap langkah tersebut akan menaikkan popularitas dan ketokohan mereka guna menghadapi pemilu mendatang.</font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000"> </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000">Terlepas dari itu semua, tiba-tiba saya teringat seorang senior bertanya mengapa sejak semula saya mendukung Jokowi. Saya menjawab lirih, "Dia adalah ujung tombak generasi kami!" Ah, lamunan politik! Saya lalu tafakur membaca Al-Fatihah kembali (sambil teringat pesan Daoed Joesoef agar setelah haji ini nama saya menjadi Sukardi "Musa" Rinakit). []</font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000"> </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000">KOMPAS, 07 Oktober 2014</font></span></p><font color="#000000"><font size="3" face="Times New Roman"> </font><span style="font-size:10pt;">Sukardi Rinakit ; Peneliti Senior Soegeng Sarjadi Syndicate, Pendiri Kaliaren Foundation</span></font></div> </p> </div> <!--~-|**|PrettyHtmlStart|**|-~--> <div style="color: #fff; height: 0;">__._,_.___</div> <div style="clear:both"> </div> <div id="fromDMARC" style="margin-top: 10px;"> <hr style="height:2px ; border-width:0; color:#E3E3E3; background-color:#E3E3E3;"> Posted by: Kinantaka <kinantaka@gmail.com> <hr style="height:2px ; border-width:0; color:#E3E3E3; background-color:#E3E3E3;"> </div> <div style="clear:both"> </div> <table cellspacing=4px style="margin-top: 10px; margin-bottom: 10px; color: #2D50FD;"> <tbody> <tr> <td style="font-size: 12px; font-family: arial; font-weight: bold; padding: 7px 5px 5px;" > <a style="text-decoration: none; color: #2D50FD" href="https://groups.yahoo.com/neo/groups/wanita-muslimah/conversations/messages/175568;_ylc=X3oDMTJyYmd0NzRvBF9TAzk3MzU5NzE0BGdycElkAzE4Nzc5ODgEZ3Jwc3BJZAMxNzA1MDc2MjUwBG1zZ0lkAzE3NTU2OARzZWMDZnRyBHNsawNycGx5BHN0aW1lAzE0MTI5MDQ2OTg-?act=reply&messageNum=175568">Reply via web post</a> </td> <td>•</td> <td style="font-size: 12px; font-family: arial; padding: 7px 5px 5px;" > <a href="mailto:kinantaka@gmail.com?subject=Re%3A%20Sukardi%3A%20Para%20Mesianis" style="text-decoration: none; color: #2D50FD;"> Reply to sender </a> </td> <td>•</td> <td style="font-size: 12px; font-family: arial; padding: 7px 5px 5px;"> <a href="mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com?subject=Re%3A%20Sukardi%3A%20Para%20Mesianis" style="text-decoration: none; color: #2D50FD"> Reply to group </a> </td> <td>•</td> <td style="font-size: 12px; font-family: arial; padding: 7px 5px 5px;" > <a href="https://groups.yahoo.com/neo/groups/wanita-muslimah/conversations/newtopic;_ylc=X3oDMTJlaDZxYmo3BF9TAzk3MzU5NzE0BGdycElkAzE4Nzc5ODgEZ3Jwc3BJZAMxNzA1MDc2MjUwBHNlYwNmdHIEc2xrA250cGMEc3RpbWUDMTQxMjkwNDY5OA--" style="text-decoration: none; color: #2D50FD">Start a New Topic</a> </td> <td>•</td> <td style="font-size: 12px; font-family: arial; padding: 7px 5px 5px;color: #2D50FD;" > <a href="https://groups.yahoo.com/neo/groups/wanita-muslimah/conversations/topics/175568;_ylc=X3oDMTM4YTkzb2xqBF9TAzk3MzU5NzE0BGdycElkAzE4Nzc5ODgEZ3Jwc3BJZAMxNzA1MDc2MjUwBG1zZ0lkAzE3NTU2OARzZWMDZnRyBHNsawN2dHBjBHN0aW1lAzE0MTI5MDQ2OTgEdHBjSWQDMTc1NTY4" style="text-decoration: none; color: #2D50FD;">Messages in this topic</a> (1) </td> </tr> </tbody> </table> <!------- Start Nav Bar ------> <!-- |**|begin egp html banner|**| --> <!-- |**|end egp html banner|**| --> <div id="ygrp-grfd" style="font-family: Verdana; font-size: 12px; padding: 15px 0;"> <!-- |**|begin egp html banner|**| --> =======================<BR> Milis Wanita Muslimah<BR> Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.<BR> Twitter: <a href="http://twitter.com/wanita_muslimah">http://twitter.com/wanita_muslimah</a><BR> Situs Web: <a href="http://www.wanita-muslimah.com">http://www.wanita-muslimah.com</a><BR> ARSIP DISKUSI : <a href="http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages">http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages</a><BR> Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com<BR> Berhenti mailto:wanita-muslimah-unsubscribe@yahoogroups.com<BR> Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com<BR> Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com<BR> <BR> Milis ini tidak menerima attachment. <!-- |**|end egp html banner|**| --> </div> <!-- |**|begin egp html banner|**| --> <div id="ygrp-vital" style="background-color: #f2f2f2; font-family: Verdana; font-size: 10px; margin-bottom: 10px; padding: 10px;"> <span id="vithd" style="font-weight: bold; color: #333; text-transform: uppercase; "><a href="https://groups.yahoo.com/neo/groups/wanita-muslimah/info;_ylc=X3oDMTJlOW1qYnZjBF9TAzk3MzU5NzE0BGdycElkAzE4Nzc5ODgEZ3Jwc3BJZAMxNzA1MDc2MjUwBHNlYwN2dGwEc2xrA3ZnaHAEc3RpbWUDMTQxMjkwNDY5OA--" style="text-decoration: none;">Visit Your Group</a></span> <ul style="list-style-type: none; margin: 0; padding: 0; display: inline;"> </ul> </div> <div id="ft" style="font-family: Arial; font-size: 11px; margin-top: 5px; padding: 0 2px 0 0; clear: both;"> <a href="https://groups.yahoo.com/neo;_ylc=X3oDMTJkdm9hcmMwBF9TAzk3NDc2NTkwBGdycElkAzE4Nzc5ODgEZ3Jwc3BJZAMxNzA1MDc2MjUwBHNlYwNmdHIEc2xrA2dmcARzdGltZQMxNDEyOTA0Njk4" style="float: left;"><img src="http://l.yimg.com/ru/static/images/yg/img/email/new_logo/logo-groups-137x15.png" height="15" width="137" alt="Yahoo! Groups" style="border: 0;"/></a> <div style="color: #747575; float: right;"> • <a href="https://info.yahoo.com/privacy/us/yahoo/groups/details.html" style="text-decoration: none;">Privacy</a> • <a href="mailto:wanita-muslimah-unsubscribe@yahoogroups.com?subject=Unsubscribe" style="text-decoration: none;">Unsubscribe</a> • <a href="https://info.yahoo.com/legal/us/yahoo/utos/terms/" style="text-decoration: none;">Terms of Use</a> </div> </div> <br> <!-- |**|end egp html banner|**| --> </div> <!-- ygrp-msg --> <!-- Sponsor --> <!-- |**|begin egp html banner|**| --> <div id="ygrp-sponsor" style="width:160px; float:right; clear:none; margin:0 0 25px 0; background: #fff;"> <!-- Start Recommendations --> <div id="ygrp-reco"> </div> <!-- End Recommendations --> </div> <!-- |**|end egp html banner|**| --> <div style="clear:both; color: #FFF; font-size:1px;">.</div> </div> <img src="http://geo.yahoo.com/serv?s=97359714/grpId=1877988/grpspId=1705076250/msgId=175568/stime=1412904698" width="1" height="1"> <br> <img src="http://y.analytics.yahoo.com/fpc.pl?ywarid=515FB27823A7407E&a=10001310322279&js=no&resp=img" width="1" height="1"> <div style="color: #fff; height: 0;">__,_._,___</div> <!--~-|**|PrettyHtmlEnd|**|-~--> Unknownnoreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-7139368028996168357.post-90396785192173449772014-10-09T00:27:00.000-07:002014-10-09T00:28:03.703-07:00[wanita-muslimah] Pejabat Bojonegoro Belum Jera Melakukan Dugaan Korupsi Dana Pendidikan<span style="display:none"> </span> <!--~-|**|PrettyHtmlStartT|**|-~--> <div id="ygrp-mlmsg" style="position:relative;"> <div id="ygrp-msg" style="z-index: 1;"> <!--~-|**|PrettyHtmlEndT|**|-~--> <div id="ygrp-text" > <p><div style="color:#000;background-color:#fff;font-family:HelveticaNeue, Helvetica Neue, Helvetica, Arial, Lucida Grande, sans-serif;font-size:13px;"><div class style="color:#000;background-color:#fff;font-family:HelveticaNeue, Helvetica Neue, Helvetica, Arial, Lucida Grande, sans-serif;font-size:13px;"><div class style="color:#000;background-color:#fff;font-family:HelveticaNeue, Helvetica Neue, Helvetica, Arial, Lucida Grande, sans-serif;font-size:16px;"><div class style="color:#000;background-color:#fff;font-family:HelveticaNeue, Helvetica Neue, Helvetica, Arial, Lucida Grande, sans-serif;font-size:16px;"><div class style="color:#000;background-color:#fff;font-family:HelveticaNeue, Helvetica Neue, Helvetica, Arial, Lucida Grande, sans-serif;font-size:16px;"><div class style="color:#000;background-color:#fff;font-family:HelveticaNeue, Helvetica Neue, Helvetica, Arial, Lucida Grande, sans-serif;font-size:16px;"><div class style="color:#000;background-color:#fff;font-family:HelveticaNeue, Helvetica Neue, Helvetica, Arial, Lucida Grande, sans-serif;font-size:13px;"><div class style="color:#000;background-color:#fff;font-family:HelveticaNeue, Helvetica Neue, Helvetica, Arial, Lucida Grande, sans-serif;font-size:13px;"><div class style="color:#000;background-color:#fff;font-family:HelveticaNeue, Helvetica Neue, Helvetica, Arial, Lucida Grande, sans-serif;font-size:13px;"><div class style="color:#000;background-color:#fff;font-family:HelveticaNeue, Helvetica Neue, Helvetica, Arial, Lucida Grande, sans-serif;font-size:13px;"><div class style="color:#000;background-color:#fff;font-family:HelveticaNeue, Helvetica Neue, Helvetica, Arial, Lucida Grande, sans-serif;font-size:13px;"><div class style="color:#000;background-color:#fff;font-family:HelveticaNeue, Helvetica Neue, Helvetica, Arial, Lucida Grande, sans-serif;font-size:13px;"><div class style="color:#000;background-color:#fff;font-family:HelveticaNeue, Helvetica Neue, Helvetica, Arial, Lucida Grande, sans-serif;font-size:13px;"><div class style="color:#000;background-color:#fff;font-family:HelveticaNeue, Helvetica Neue, Helvetica, Arial, Lucida Grande, sans-serif;font-size:13px;"><div class style="color:#000;background-color:#fff;font-family:times new roman, new york, times, serif;font-size:10px;"><div class><font class size="2"><span class style="font-family:HelveticaNeue, Helvetica Neue, Helvetica, Arial, Lucida Grande, sans-serif;"><span class style="color:rgb(76, 118, 162);"><span class style="font-weight:bold;">JARAK - Jaringan Anti Korupsi</span></span><br class clear="none"></span></font></div><div class style="color:rgb(0, 0, 0);font-size:10px;background-color:transparent;font-style:normal;"><font class size="1"><span class style="font-family:times new roman, new york, times, serif;"><font class><span class><a rel="nofollow" shape="rect" class target="_blank" href="http://www.jaringanantikorupsi.blogspot.com/2014/10/medianusantara-pejabat-bojonegoro-belum.html">http://www.jaringanantikorupsi.blogspot.com/2014/10/medianusantara-pejabat-bojonegoro-belum.html</a></span></font></span></font></div><div class id="yiv5025406642yui_3_13_0_ym1_8_1391739515446_50" style="color:rgb(0, 0, 0);font-size:13.3333px;background-color:transparent;font-style:normal;"><font class size="2"><span class style="font-family:HelveticaNeue, Helvetica Neue, Helvetica, Arial, Lucida Grande, sans-serif;"><span class><span class style="font-weight:bold;">Pejabat Bojonegoro Belum Jera Melakukan Dugaan Korupsi Dana Pendidikan</span><br class clear="none"><span class><span class><span class style="font-style:italic;">Yang Kena Sanksi & Dihukum oleh Pengadilan Tipikor Hanya Pegawai Rendahan</span></span></span><br class clear="none"><br class clear="none">Parto - Paguyuban Masyarakat Bumi Anglingdarmo, Bojonegoro melaporkan dugaan korupsi yang dilakukan oleh dinas pendidikan kabupaten Bojonegoro. Menurut Noer Hidayat ketua "Parto", ini diduga karena kuatnya pengaruh kepala dinas pendidikan kabupaten Bojonegoro, yakni bapak Khusnul Khuluq yang juga merupakan mantan sekda kabupaten Gresik.<br class clear="none"><br class clear="none">Adapun dugaan korupsi yang dilaporkan "Parto" kepada kejaksaan negeri Bojonegoro dan ditembuskan kepada Kejaksaan Tinggi Jawa Timur serta Kejaksaan Agung RI adalah. <br class clear="none"><b class id="yiv5025406642yui_3_13_0_ym1_1_1391739515446_4282"><b class id="yiv5025406642yui_3_13_0_ym1_1_1391952071416_15729"><br class clear="none">A. Belanja Modal Pengadaan Buku Bacaan</b></b></span></span></font></div><div class id="yiv5025406642yui_3_13_0_ym1_8_1391739515446_54" style="color:rgb(0, 0, 0);font-size:13.3333px;background-color:transparent;font-style:normal;"><font class size="2"><span class style="font-family:HelveticaNeue, Helvetica Neue, Helvetica, Arial, Lucida Grande, sans-serif;">Kode pengadaan: 1427244<br class clear="none">Nilai HPS: Rp 9.025.000.000</span></font></div><div class id="yiv5025406642yui_3_13_0_ym1_8_1391739515446_46" style="color:rgb(0, 0, 0);font-size:13.3333px;background-color:transparent;font-style:normal;"><font class size="2"><span class style="font-family:HelveticaNeue, Helvetica Neue, Helvetica, Arial, Lucida Grande, sans-serif;">Cara pembayaran: Harga Satuan<br class id="yiv5025406642yui_3_13_0_ym1_8_1391739515446_315" clear="none"></span></font></div><div class id="yiv5025406642yui_3_13_0_ym1_8_1391739515446_312" style="color:rgb(0, 0, 0);font-size:13.3333px;background-color:transparent;font-style:normal;"><font class size="2"><span class style="font-family:HelveticaNeue, Helvetica Neue, Helvetica, Arial, Lucida Grande, sans-serif;"><br class id="yiv5025406642yui_3_13_0_ym1_8_1391739515446_17" clear="none"></span></font></div><div class id="yiv5025406642yui_3_13_0_ym1_8_1391739515446_14" style="color:rgb(0, 0, 0);font-size:13.3333px;background-color:transparent;font-style:normal;"><font class size="2"><span class style="font-family:HelveticaNeue, Helvetica Neue, Helvetica, Arial, Lucida Grande, sans-serif;"><span class>a. buku yang disediakan banyak yang tidak tidak lulus pusbuk/pusbukur sebagaimana ditentukan oleh juknis. Ada yang lulus Balai Bahasa di Daerah (bukan Pusat Bahasa Kemendiknas), padahal juknis untuk buku DAK 2010 menentukan bahwa buku adalah yang lulus penilaian pusat perbukuan dan khusus untuk kamus besar bahasa Indonesia harus lulus penilaian dari pusat bahasa kemendiknas. Dan sesuai dengan Tupoksi pusat bahasa (sekarang namanya Badan pengembangan & Pembinaan Bahasa Kemendiknas) tugasnya dalam penilaian buku adalah yang berkaitan dengan bahasa dan sastra.</span></span></font></div><div class id="yiv5025406642yui_3_13_0_ym1_8_1391739515446_73" style="color:rgb(0, 0, 0);font-size:13.3333px;background-color:transparent;font-style:normal;"><font class size="2"><span class style="font-family:HelveticaNeue, Helvetica Neue, Helvetica, Arial, Lucida Grande, sans-serif;"><br class id="yiv5025406642yui_3_13_0_ym1_8_1391739515446_119" clear="none"></span></font></div><div class id="yiv5025406642yui_3_13_0_ym1_8_1391739515446_116" style="color:rgb(0, 0, 0);font-size:13.3333px;background-color:transparent;font-style:normal;"><font class size="2"><span class style="font-family:HelveticaNeue, Helvetica Neue, Helvetica, Arial, Lucida Grande, sans-serif;">b. Jika buku2 yang dikirim adalah dari balai bahasa di daerah (misalnya balai bahasa semarang dll), maka patut ditelusuri, apakah balai bahasa didaeraht ersebut mendapat dana dari pemerintah untuk menilai buku? Karena untuk penilaian buku yang kemudian diumumkan buku2 yang lulus penilaian, pusat perbukuan & pusat bahasa kemendiknas, mendapatkan dana dari pemerintah khusus untuk penilaian buku. Jika balai bahasa di daerah untuk penilaian buku mendapat biaya dari penerbit, maka seharusnya biaya dari penerbit itu disetor dahulu pada kas negara, lalu oleh negara dianggarkan untuk menilai buku.</span></font></div><div class id="yiv5025406642yui_3_13_0_ym1_8_1391739515446_79" style="color:rgb(0, 0, 0);font-size:13.3333px;background-color:transparent;font-style:normal;"><font class size="2"><span class style="font-family:HelveticaNeue, Helvetica Neue, Helvetica, Arial, Lucida Grande, sans-serif;"><br class id="yiv5025406642yui_3_13_0_ym1_8_1391739515446_124" clear="none"></span></font></div><div class id="yiv5025406642yui_3_13_0_ym1_8_1391739515446_121" style="color:rgb(0, 0, 0);font-size:13.3333px;background-color:transparent;font-style:normal;"><font class size="2"><span class style="font-family:HelveticaNeue, Helvetica Neue, Helvetica, Arial, Lucida Grande, sans-serif;">c. Modus dugaan korupsi dalam pengadaan buku yang menyediakan buku yang tidak layak (lulusan penilaian abal2), karena tidak lulus penilaian dari pusat perbukuan/pusat bahasa kementrian pendidikan ini berhasil dibongkar oleh Kejati Jawa Tengah.</span></font></div><div class id="yiv5025406642yui_3_13_0_ym1_8_1391739515446_89" style="color:rgb(0, 0, 0);font-size:13.3333px;background-color:transparent;font-style:normal;"><font class size="2"><span class style="font-family:HelveticaNeue, Helvetica Neue, Helvetica, Arial, Lucida Grande, sans-serif;"><br class id="yiv5025406642yui_3_13_0_ym1_8_1391739515446_128" clear="none"></span></font></div><div class id="yiv5025406642yui_3_13_0_ym1_8_1391739515446_125" style="color:rgb(0, 0, 0);font-size:13.3333px;background-color:transparent;font-style:normal;"><font class size="2"><span class style="font-family:HelveticaNeue, Helvetica Neue, Helvetica, Arial, Lucida Grande, sans-serif;">d. Diduga jumlah buku yang dikirim belum lengkap atau sengaja dikurangi jumlah & set-nya</span></font></div><div class id="yiv5025406642yui_3_13_0_ym1_8_1391739515446_63" style="color:rgb(0, 0, 0);font-size:13.3333px;background-color:transparent;font-style:normal;"><font class size="2"><span class style="font-family:HelveticaNeue, Helvetica Neue, Helvetica, Arial, Lucida Grande, sans-serif;"><br class clear="none"></span></font></div><div class id="yiv5025406642yui_3_13_0_ym1_8_1391739515446_18" style="color:rgb(0, 0, 0);font-size:13.3333px;background-color:transparent;font-style:normal;"><font class size="2"><span class style="font-family:HelveticaNeue, Helvetica Neue, Helvetica, Arial, Lucida Grande, sans-serif;"><b class id="yiv5025406642yui_3_13_0_ym1_1_1391739515446_3864"><b class>B. Belanja Modal Pengadaan Buku Bacaan</b></b></span></font></div><div class id="yiv5025406642yui_3_13_0_ym1_8_1391739515446_26" style="color:rgb(0, 0, 0);font-size:13.3333px;background-color:transparent;font-style:normal;"><font class size="2"><span class style="font-family:HelveticaNeue, Helvetica Neue, Helvetica, Arial, Lucida Grande, sans-serif;">Kode pengadaan: <b class id="yiv5025406642yui_3_13_0_ym1_1_1391739515446_3894">1428244</b><br class clear="none">Nilai HPS: Rp 6.842.329.248</span></font></div><div class id="yiv5025406642yui_3_13_0_ym1_1_1391739515446_3834" style="color:rgb(0, 0, 0);font-size:13.3333px;background-color:transparent;font-style:normal;"><font class size="2"><span class style="font-family:HelveticaNeue, Helvetica Neue, Helvetica, Arial, Lucida Grande, sans-serif;">Cara pembayaran: Harga Satuan</span></font></div><div class id="yiv5025406642yui_3_13_0_ym1_1_1391739515446_9763" style="color:rgb(0, 0, 0);font-size:13.3333px;background-color:transparent;font-style:normal;"><font class size="2"><span class style="font-family:HelveticaNeue, Helvetica Neue, Helvetica, Arial, Lucida Grande, sans-serif;"><br class id="yiv5025406642yui_3_13_0_ym1_8_1391739515446_9" clear="none"></span></font></div><div class id="yiv5025406642yui_3_13_0_ym1_1_1391739515446_3812" style="color:rgb(0, 0, 0);font-size:13.3333px;background-color:transparent;font-style:normal;"><font class size="2"><span class style="font-family:HelveticaNeue, Helvetica Neue, Helvetica, Arial, Lucida Grande, sans-serif;">Sama dengan diatas, dan ada dugaan pelanggaran UU nomor 5 tahun 1999 tentang Monopoli. Karena Penerbit Serikat Panca Karya Nusa selain memberikan dukungan & memberikan buku pada penyedia barang, juga mengikuti proses pengadaan sebagai calon penyedia barang, sebagaimana tercantum pada LPSE bojonegoro pada pket pengadaan ini<br class clear="none"></span></font></div><div class id="yiv5025406642yui_3_13_0_ym1_8_1391739515446_134" style="color:rgb(0, 0, 0);font-size:13.3333px;background-color:transparent;font-style:normal;"><font class size="2"><span class style="font-family:HelveticaNeue, Helvetica Neue, Helvetica, Arial, Lucida Grande, sans-serif;"><br class id="yiv5025406642yui_3_13_0_ym1_8_1391739515446_139" clear="none"></span></font></div><div class id="yiv5025406642yui_3_13_0_ym1_8_1391739515446_136" style="color:rgb(0, 0, 0);font-size:13.3333px;background-color:transparent;font-style:normal;"><font class size="2"><span class style="font-family:HelveticaNeue, Helvetica Neue, Helvetica, Arial, Lucida Grande, sans-serif;">http://lpse.bojonegorokab.net/eproc/rekanan/lelanghargapeserta/1428244<br class id="yiv5025406642yui_3_13_0_ym1_8_1391739515446_142" clear="none"></span></font></div><table class id="yiv5025406642yui_3_13_0_ym1_1_1391739515446_5417" border="0" height="188" width="559" cellpadding="2" cellspacing="0"><tbody class id="yiv5025406642yui_3_13_0_ym1_1_1391739515446_5416"><tr class id="yiv5025406642yui_3_13_0_ym1_1_1391739515446_5421"><td colspan="1" rowspan="1" class id="yiv5025406642yui_3_13_0_ym1_1_1391739515446_5420"><font class size="2"><span class style="font-family:HelveticaNeue, Helvetica Neue, Helvetica, Arial, Lucida Grande, sans-serif;">PT. SARANA PANCA KARYA NUSA</span></font></td><td colspan="1" rowspan="1" class align="center"><font class size="2"><span class style="font-family:HelveticaNeue, Helvetica Neue, Helvetica, Arial, Lucida Grande, sans-serif;">Rp 4.576.110.000,00</span></font></td></tr><tr class id="yiv5025406642yui_3_13_0_ym1_1_1391739515446_5419"><td colspan="1" rowspan="1" class id="yiv5025406642yui_3_13_0_ym1_1_1391739515446_5418"><font class size="2"><span class style="font-family:HelveticaNeue, Helvetica Neue, Helvetica, Arial, Lucida Grande, sans-serif;">CV. MULIA BERSAMA</span></font></td><td colspan="1" rowspan="1" class id="yiv5025406642yui_3_13_0_ym1_1_1391739515446_5850" align="center"><font class size="2"><span class style="font-family:HelveticaNeue, Helvetica Neue, Helvetica, Arial, Lucida Grande, sans-serif;">Rp 5.390.460.440,00</span></font></td></tr><tr class id="yiv5025406642yui_3_13_0_ym1_1_1391739515446_5415"><td colspan="1" rowspan="1" class id="yiv5025406642yui_3_13_0_ym1_1_1391739515446_5414"><font class size="2"><span class style="font-family:HelveticaNeue, Helvetica Neue, Helvetica, Arial, Lucida Grande, sans-serif;">CV.MAULANA BERSAUDARA</span></font></td><td colspan="1" rowspan="1" class id="yiv5025406642yui_3_13_0_ym1_1_1391739515446_5851" align="center"><font class size="2"><span class style="font-family:HelveticaNeue, Helvetica Neue, Helvetica, Arial, Lucida Grande, sans-serif;">Rp 5.684.316.600,00</span></font></td></tr><tr class id="yiv5025406642yui_3_13_0_ym1_1_1391739515446_5424"><td colspan="1" rowspan="1" class id="yiv5025406642yui_3_13_0_ym1_1_1391739515446_5423"><font class size="2"><span class style="font-family:HelveticaNeue, Helvetica Neue, Helvetica, Arial, Lucida Grande, sans-serif;">CV. TRYMEGAH</span></font></td><td colspan="1" rowspan="1" class id="yiv5025406642yui_3_13_0_ym1_1_1391739515446_5856" align="center"><font class size="2"><span class style="font-family:HelveticaNeue, Helvetica Neue, Helvetica, Arial, Lucida Grande, sans-serif;">Rp 6.260.149.200,00</span></font></td></tr><tr class id="yiv5025406642yui_3_13_0_ym1_1_1391739515446_5426"><td colspan="1" rowspan="1" class id="yiv5025406642yui_3_13_0_ym1_1_1391739515446_5425"><font class size="2"><span class style="font-family:HelveticaNeue, Helvetica Neue, Helvetica, Arial, Lucida Grande, sans-serif;">CV MEGAH JAYA PERSADA</span></font></td><td colspan="1" rowspan="1" class id="yiv5025406642yui_3_13_0_ym1_1_1391739515446_5542" align="center"><font class size="2"><span class style="font-family:HelveticaNeue, Helvetica Neue, Helvetica, Arial, Lucida Grande, sans-serif;">Rp 6.500.212.000,00</span></font></td></tr><tr class id="yiv5025406642yui_3_13_0_ym1_1_1391739515446_5428"><td colspan="1" rowspan="1" class id="yiv5025406642yui_3_13_0_ym1_1_1391739515446_5427"><font class size="2"><span class style="font-family:HelveticaNeue, Helvetica Neue, Helvetica, Arial, Lucida Grande, sans-serif;">CV.PANCA ILMU</span></font></td><td colspan="1" rowspan="1" class id="yiv5025406642yui_3_13_0_ym1_1_1391739515446_5541" align="center"><font class size="2"><span class style="font-family:HelveticaNeue, Helvetica Neue, Helvetica, Arial, Lucida Grande, sans-serif;">Rp 6.705.480.000,00</span></font></td></tr></tbody></table><div class id="yiv5025406642yui_3_13_0_ym1_8_1391739515446_101" style="color:rgb(0, 0, 0);font-size:13.3333px;background-color:transparent;font-style:normal;"><font class size="2"><span class style="font-family:HelveticaNeue, Helvetica Neue, Helvetica, Arial, Lucida Grande, sans-serif;"><br class id="yiv5025406642yui_3_13_0_ym1_8_1391739515446_108" clear="none"></span></font></div><div class id="yiv5025406642yui_3_13_0_ym1_8_1391739515446_109" style="color:rgb(0, 0, 0);font-size:13.3333px;background-color:transparent;font-style:normal;"><font class size="2"><span class style="font-family:HelveticaNeue, Helvetica Neue, Helvetica, Arial, Lucida Grande, sans-serif;"><b class id="yiv5025406642yui_3_13_0_ym1_1_1391739515446_6081"><b class>C. Belanja Modal Pengadaan Alat - alat Peraga/Praktik Sekolah <br class clear="none"></b></b></span></font></div><div class id="yiv5025406642yui_3_13_0_ym1_8_1391739515446_178" style="color:rgb(0, 0, 0);font-size:13.3333px;background-color:transparent;font-style:normal;"><font class size="2"><span class style="font-family:HelveticaNeue, Helvetica Neue, Helvetica, Arial, Lucida Grande, sans-serif;">Kode pengadaan: <b class id="yiv5025406642yui_3_13_0_ym1_8_1391739515446_177">1426244</b><br class clear="none">Nilai HPS: Rp 5.243.240.339</span></font></div><div class id="yiv5025406642yui_3_13_0_ym1_8_1391739515446_179" style="color:rgb(0, 0, 0);font-size:13.3333px;background-color:transparent;font-style:normal;"><font class size="2"><span class style="font-family:HelveticaNeue, Helvetica Neue, Helvetica, Arial, Lucida Grande, sans-serif;">Cara pembayaran: Harga Satuan</span></font></div><div class id="yiv5025406642yui_3_13_0_ym1_1_1391739515446_9764" style="color:rgb(0, 0, 0);font-size:13.3333px;background-color:transparent;font-style:normal;"><font class size="2"><span class style="font-family:HelveticaNeue, Helvetica Neue, Helvetica, Arial, Lucida Grande, sans-serif;"><br class id="yiv5025406642yui_3_13_0_ym1_8_1391739515446_203" clear="none"></span></font></div><div class id="yiv5025406642yui_3_13_0_ym1_1_1391739515446_6207" style="color:rgb(0, 0, 0);font-size:13.3333px;background-color:transparent;font-style:normal;"><font class size="2"><span class style="font-family:HelveticaNeue, Helvetica Neue, Helvetica, Arial, Lucida Grande, sans-serif;">1. Alat peraga yang disediakan adalah dari produsen Duta Nusantara. dimana alat peraga dari produsen ini dibeberapa daerah, diantaranya di kabupaten Pesawaran, Lampung dengan <b class>putusan pengadilan Tipikor Tanjung Karang, Lampung nomor perkara 06/Pid.TK/2013/PN.TK </b>& di kabupaten Bolaang Mongondow dengan <b class>putusan pengadilan Tipikor Menado Nomor 04/Pid.Sus/2012/PN.Mdo tertanggal 30 Juli 2012</b>, pejabat & rekanan yang mengirim produk ini telah mendapat vonis dari pengadilan tipikor, karena produk yang dikirim tidak memenuhi spesifikasi (jumlah & kualitas) tidak memenuhi ketentuan yang ditetapkan kemendiknas (juknis) yang dituangkan pada dokumen pengadaan, sehingga terjadi mark-up harga. <br class clear="none">Juga terlampir putusan LPSE propinsi Sumatra Barat pada pengadaan di kabupaten 50 kota, dimana produk ini tidak dipakai, karena setelah dicek langsung di gudang, produk ini banyak yang tidak sesuai dengan spesifikasi kemendiknas<br class clear="none"></span></font></div><div class id="yiv5025406642yui_3_13_0_ym1_8_1391739515446_211" style="color:rgb(0, 0, 0);font-size:13.3333px;background-color:transparent;font-style:normal;"><font class size="2"><span class style="font-family:HelveticaNeue, Helvetica Neue, Helvetica, Arial, Lucida Grande, sans-serif;"><br class id="yiv5025406642yui_3_13_0_ym1_8_1391739515446_216" clear="none"></span></font></div><div class id="yiv5025406642yui_3_13_0_ym1_8_1391739515446_213" style="color:rgb(0, 0, 0);font-size:13.3333px;background-color:transparent;font-style:normal;"><font class size="2"><span class style="font-family:HelveticaNeue, Helvetica Neue, Helvetica, Arial, Lucida Grande, sans-serif;">2. Barang yang tidak memenuhi spesifikasi diantaranya ialah:</span></font></div><div class id="yiv5025406642yui_3_13_0_ym1_8_1391739515446_218" style="color:rgb(0, 0, 0);font-size:13.3333px;background-color:transparent;font-style:normal;"><font class size="2"><span class style="font-family:HelveticaNeue, Helvetica Neue, Helvetica, Arial, Lucida Grande, sans-serif;">a. untuk alat olahraga raket bulu tangkis lebar sudah ditentukan panjang-lebar minimal, akan tetapi yang dikirim adalah raket yang lebih kecil, dimana harganya adalah hanya separoh dari harga raket yang sesuai standard spesifikasi.</span></font></div><div class id="yiv5025406642yui_3_13_0_ym1_8_1391739515446_221" style="color:rgb(0, 0, 0);font-size:13.3333px;background-color:transparent;font-style:normal;"><font class size="2"><span class style="font-family:HelveticaNeue, Helvetica Neue, Helvetica, Arial, Lucida Grande, sans-serif;">b. untuk alat olahraga permainan anak dimana spesifikasi kemendiknas bilah olahraga adalah bahan dari karet, tapi yang dikirim adalah dari bahan kasur busa yang diiris2 menyerupai bilah olahraga.</span></font></div><div class id="yiv5025406642yui_3_13_0_ym1_8_1391739515446_204" style="color:rgb(0, 0, 0);font-size:13.3333px;background-color:transparent;font-style:normal;"><font class size="2"><span class style="font-family:HelveticaNeue, Helvetica Neue, Helvetica, Arial, Lucida Grande, sans-serif;">c. alat peraga IPS, bentuk patahan bumi harus terbuat dari plastik berwarna, tapi yang dikirim adalah terbuat dari steo foam (gabus) yang ditempeli stiker sehingga jika dilihat sekolas, seolah2 terbuat dari plastik.</span></font></div><div class id="yiv5025406642yui_3_13_0_ym1_8_1391739515446_228" style="color:rgb(0, 0, 0);font-size:13.3333px;background-color:transparent;font-style:normal;"><font class size="2"><span class style="font-family:HelveticaNeue, Helvetica Neue, Helvetica, Arial, Lucida Grande, sans-serif;">d. dll</span></font></div><div class id="yiv5025406642yui_3_13_0_ym1_8_1391739515446_237" style="color:rgb(0, 0, 0);font-size:13.3333px;background-color:transparent;font-style:normal;"><font class size="2"><span class style="font-family:HelveticaNeue, Helvetica Neue, Helvetica, Arial, Lucida Grande, sans-serif;"><br class id="yiv5025406642yui_3_13_0_ym1_8_1391739515446_242" clear="none"></span></font></div><div class id="yiv5025406642yui_3_13_0_ym1_8_1391739515446_196" style="color:rgb(0, 0, 0);font-size:13.3333px;background-color:transparent;font-style:normal;"><font class size="2"><span class style="font-family:HelveticaNeue, Helvetica Neue, Helvetica, Arial, Lucida Grande, sans-serif;"><b class id="yiv5025406642yui_3_13_0_ym1_1_1391739515446_7529"><b class>D. Belanja Modal Pengadaan Alat - alat Peraga / Pratik Sekolah</b></b></span></font></div><div class id="yiv5025406642yui_3_13_0_ym1_8_1391739515446_244" style="color:rgb(0, 0, 0);font-size:13.3333px;background-color:transparent;font-style:normal;"><font class size="2"><span class style="font-family:HelveticaNeue, Helvetica Neue, Helvetica, Arial, Lucida Grande, sans-serif;">Kode pengadaan: <b class id="yiv5025406642yui_3_13_0_ym1_1_1391739515446_7530">1425244</b><br class clear="none">Nilai HPS: 2.934.794.241</span></font></div><div class id="yiv5025406642yui_3_13_0_ym1_8_1391739515446_248" style="color:rgb(0, 0, 0);font-size:13.3333px;background-color:transparent;font-style:normal;"><font class size="2"><span class style="font-family:HelveticaNeue, Helvetica Neue, Helvetica, Arial, Lucida Grande, sans-serif;">Cara pembayaran: Harga Satuan</span></font></div><div class id="yiv5025406642yui_3_13_0_ym1_1_1391739515446_9765" style="color:rgb(0, 0, 0);font-size:13.3333px;background-color:transparent;font-style:normal;"><font class size="2"><span class style="font-family:HelveticaNeue, Helvetica Neue, Helvetica, Arial, Lucida Grande, sans-serif;"><br class id="yiv5025406642yui_3_13_0_ym1_8_1391739515446_255" clear="none"></span></font></div><div class id="yiv5025406642yui_3_13_0_ym1_8_1391739515446_252" style="color:rgb(0, 0, 0);font-size:13.3333px;background-color:transparent;font-style:normal;"><font class size="2"><span class style="font-family:HelveticaNeue, Helvetica Neue, Helvetica, Arial, Lucida Grande, sans-serif;">Posisi kasus sama dengan diatas</span></font></div><div class id="yiv5025406642yui_3_13_0_ym1_8_1391739515446_273" style="color:rgb(0, 0, 0);font-size:13.3333px;background-color:transparent;font-style:normal;"><font class size="2"><span class style="font-family:HelveticaNeue, Helvetica Neue, Helvetica, Arial, Lucida Grande, sans-serif;"><br class id="yiv5025406642yui_3_13_0_ym1_8_1391739515446_259" clear="none"></span></font></div><div class id="yiv5025406642yui_3_13_0_ym1_8_1391739515446_256" style="color:rgb(0, 0, 0);font-size:13.3333px;background-color:transparent;font-style:normal;"><font class size="2"><span class style="font-family:HelveticaNeue, Helvetica Neue, Helvetica, Arial, Lucida Grande, sans-serif;">Yang patut diselidiki adalah, kenapa untuk 4 paket pekerjaan tersebut menggunakan sistem kontrak/ pembayaran harga satuan (price unit) dan bukan dengan kontrak lump sum, sebagaimana pekerjaan pada program DAK pendidikan yang lain. Karena dalam juknis juga menyebutkan bahwa pengadaan buku, alat peraga, alat olahraga dll adalah merupakan satu kesatuan agar dapat berfungsi.</span></font></div><div class id="yiv5025406642yui_3_13_0_ym1_8_1391739515446_282" style="color:rgb(0, 0, 0);font-size:13.3333px;background-color:transparent;font-style:normal;"><font class size="2"><span class style="font-family:HelveticaNeue, Helvetica Neue, Helvetica, Arial, Lucida Grande, sans-serif;"><br class id="yiv5025406642yui_3_13_0_ym1_8_1391739515446_287" clear="none"></span></font></div><div class id="yiv5025406642yui_3_13_0_ym1_8_1391739515446_284" style="color:rgb(0, 0, 0);font-size:13.3333px;background-color:transparent;font-style:normal;"><font class size="2"><span class style="font-family:HelveticaNeue, Helvetica Neue, Helvetica, Arial, Lucida Grande, sans-serif;">Jika paket pekerjaan misalnya dibagi2 menjadi beberapa paket pekerjaan mungkin tidak akan ada masalah. Misalnya pengadaan buku pengayaan dipisah dengan pengadaan buku referensi. pengadaan alat peraga IPA dipisah dengan pengadaan alat peraga IPS, mungkin itu tidak masalah, karena yang penting masing2 dalam pekerjaan satu paket.</span></font></div><div class id="yiv5025406642yui_3_13_0_ym1_8_1391739515446_290" style="color:rgb(0, 0, 0);font-size:13.3333px;background-color:transparent;font-style:normal;"><font class size="2"><span class style="font-family:HelveticaNeue, Helvetica Neue, Helvetica, Arial, Lucida Grande, sans-serif;"><br class id="yiv5025406642yui_3_13_0_ym1_8_1391739515446_295" clear="none"></span></font></div><div class id="yiv5025406642yui_3_13_0_ym1_8_1391739515446_292" style="color:rgb(0, 0, 0);font-size:13.3333px;background-color:transparent;font-style:normal;"><font class size="2"><span class style="font-family:HelveticaNeue, Helvetica Neue, Helvetica, Arial, Lucida Grande, sans-serif;">Tapi dengan pembuatan dokumen pengadaan seperti 4 paket pekerjaan diatas, bagaimana jika dalam paket pekerjaan alat olahraga, misalnya tenis meja, apakah jika hanya kirim bola ping-pong dan bed-nya, lalu ternyata tidak dikirim mejanya, tetap dibayar untuk bola & bed-nya? lalu jika demikian berarti pengadaan itu diadakan tapi tidak punya fungsi. karena masa bermain ping pong tanpa meja?</span></font></div><div class id="yiv5025406642yui_3_13_0_ym1_8_1391739515446_298" style="color:rgb(0, 0, 0);font-size:13.3333px;background-color:transparent;font-style:normal;"><font class size="2"><span class style="font-family:HelveticaNeue, Helvetica Neue, Helvetica, Arial, Lucida Grande, sans-serif;"><br class id="yiv5025406642yui_3_13_0_ym1_8_1391739515446_303" clear="none"></span></font></div><div class id="yiv5025406642yui_3_13_0_ym1_8_1391739515446_300" style="color:rgb(0, 0, 0);font-size:13.3333px;background-color:transparent;font-style:normal;"><font class size="2"><span class style="font-family:HelveticaNeue, Helvetica Neue, Helvetica, Arial, Lucida Grande, sans-serif;">Untuk itu patut diduga bahwa pembuatan dokumen oleh PPK (pejabat pembuat komitmen) dan panitia yang membiarkan hal ini, adalah memang disengaja & dalam rangka untuk berjaga2. karena mereka sudah tahu produk yang akan dipilih sejak awal, itu dari produsen yang bermasalah di berbagai daerah karena banyak barang yang spesifikasi (jumlah & kualitas) tidak sesuai ketentuan kemendiknas, sehingga jika ketahuan akan punya alasan, sedangkan jika tidak ketahuan aparat hukum maka akan jalan terus.</span></font></div><div class id="yiv5025406642yui_3_13_0_ym1_8_1391739515446_305" style="color:rgb(0, 0, 0);font-size:13.3333px;background-color:transparent;font-style:normal;"><font class size="2"><span class style="font-family:HelveticaNeue, Helvetica Neue, Helvetica, Arial, Lucida Grande, sans-serif;"><br class id="yiv5025406642yui_3_13_0_ym1_8_1391739515446_331" clear="none"></span></font></div><div class id="yiv5025406642yui_3_13_0_ym1_8_1391739515446_328" style="color:rgb(0, 0, 0);font-size:13.3333px;background-color:transparent;font-style:normal;"><font class size="2"><span class style="font-family:HelveticaNeue, Helvetica Neue, Helvetica, Arial, Lucida Grande, sans-serif;">Untuk itu perlu diteliti, apakah dalam pembuatan dokumen memang ada kerjasama antara produsen atau rekanan yang memang sejak awal memang disiapkan untuk dijadikan penyedia barang. Hal ini bisa dilihat pada pembuatan dokumen lelang yang bukan menekankan pada spesifikasi yang ditentukan kemendiknas. Tapi malah membuat syarat yang aneh yang bertentangan dengan kemendiknas, misalnya syarat bahwa semua alat peraga harus ada CD petunjuk pemakaian yang sudah mendapat HAKI. <br class id="yiv5025406642yui_3_13_0_ym1_8_1391739515446_353" clear="none"></span></font></div><div class id="yiv5025406642yui_3_13_0_ym1_8_1391739515446_350" style="color:rgb(0, 0, 0);font-size:13.3333px;background-color:transparent;font-style:normal;"><font class size="2"><span class style="font-family:HelveticaNeue, Helvetica Neue, Helvetica, Arial, Lucida Grande, sans-serif;"><br class id="yiv5025406642yui_3_13_0_ym1_8_1391739515446_357" clear="none"></span></font></div><div class id="yiv5025406642yui_3_13_0_ym1_8_1391739515446_354" style="color:rgb(0, 0, 0);font-size:13.3333px;background-color:transparent;font-style:normal;"><font class size="2"><span class style="font-family:HelveticaNeue, Helvetica Neue, Helvetica, Arial, Lucida Grande, sans-serif;">Padahal dalam kemendiknas diatur bahwa semua alat peraga dilengkapi dengan buku petunjuk, yang harus ada HAKI adalah alat peraganya. Yang dibeli adalah alat peraga-nya, kok dalam pengadaan ini yang diutamakan dibeli dalam persyaratan adalah CD petunjuk pemakaian. Artinya memang sudah ada niat sejak awal, bahwa soal spesifikasi adalah tidak penting, sedangkan syarat tentang CD pemakaian yang merupakan barang yang tidak harus dibeli adalah penting. Syarat ini diduga merupakan upaya membatasi peserta pengadaan dan memenangkan produk tertentu, <br class clear="none"></span></font></div><div class id="yiv5025406642yui_3_13_0_ym1_8_1391739515446_347" style="color:rgb(0, 0, 0);font-size:13.3333px;background-color:transparent;font-style:normal;"><font class size="2"><span class style="font-family:HelveticaNeue, Helvetica Neue, Helvetica, Arial, Lucida Grande, sans-serif;"><br class clear="none"></span></font></div><div class id="yiv5025406642yui_3_13_0_ym1_8_1391739515446_337" style="color:rgb(0, 0, 0);font-size:13.3333px;background-color:transparent;font-style:normal;"><font class size="2"><span class style="font-family:HelveticaNeue, Helvetica Neue, Helvetica, Arial, Lucida Grande, sans-serif;"><span class>Selain itu syarat tersebut sangat aneh mengharuskan syarat harus ada CD petunjuk pemakaian yang harus memiliki HAKI, tapi untuk alat peraganya sendiri malah tidak diteliti HAKInya, spesifikasinya dan mengabaikan apakah sudah lulus uji kelayakan & penilaian pejabat yang berwenang dalam hal ini adalah P4TK (lembaga resmi dibawah kemendiknas yang berwenang untuk menguji alat peraga & pelatihan pendidikan) sebagaimana ditentukan dalam kemendiknas<br class id="yiv5025406642yui_3_13_0_ym1_8_1391739515446_310" clear="none"></span></span></font></div><font class size="2"><span class style="font-family:HelveticaNeue, Helvetica Neue, Helvetica, Arial, Lucida Grande, sans-serif;"><br class clear="none"><span class><b class id="yiv5025406642yui_3_13_0_ym1_1_1391952071416_16381"><b class id="yiv5025406642yui_3_16_0_1_1412006989969_12455">E. Belanja Modal Pengadaan Alat Peraga/Praktik Sekolah</b></b><br class clear="none">Kode Pengadaan: <b class id="yiv5025406642yui_3_13_0_ym1_1_1391952071416_16079">912244</b><br class clear="none">Nilai HPS: Rp 7.109.484.000<br class clear="none"><br class clear="none">Noer Hidayat berharap agar aparat hukum meneliti benar2 kasus ini, agar para pejabat bisa kapok dan tidak melakukan korupsi lagi. Karena meski sudah banyak dugaan korupsi yang dilaporkan masyarakat Bojonegoro dan beberapa diantaranya sudah mendapatkan vonis dari pengadilan tipikor di Surabaya, seperti kasus korupsi mebel sekolah, pembangunan gedung sekolah dll, akan tetapi nampaknya para pejabat di Bojonegoro belum jera. <br class clear="none"><br class clear="none">"Mungkin karena yang mendapat sanksi & dihukum oleh pengadilan tipikor Surabaya hanya para pegawai kecil, sehingga pejabat diatasnya merasa kebal hukum, karena dalam kasus2 terdahulu masalah hukum bisa ditimpakan pada bawahan" ujarnya.<br class clear="none"><br class clear="none">Sedangkan bapak <span class style="font-weight:bold;">Khusnul Khuluq</span>, kepala dinas pendidikan kabupaten Bojonegoro, ketika dihubungi pada ponselnya<span class style="font-weight:bold;"> 0811377601</span> belum membalas.</span></span></font></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></p> </div> <!--~-|**|PrettyHtmlStart|**|-~--> <div style="color: #fff; height: 0;">__._,_.___</div> <div style="clear:both"> </div> <div id="fromDMARC" style="margin-top: 10px;"> <hr style="height:2px ; border-width:0; color:#E3E3E3; background-color:#E3E3E3;"> Posted by: Bambang Tribuono <bambang_tribuono@yahoo.com> <hr style="height:2px ; border-width:0; color:#E3E3E3; background-color:#E3E3E3;"> </div> <div style="clear:both"> </div> <table cellspacing=4px style="margin-top: 10px; margin-bottom: 10px; color: #2D50FD;"> <tbody> <tr> <td style="font-size: 12px; font-family: arial; font-weight: bold; padding: 7px 5px 5px;" > <a style="text-decoration: none; color: #2D50FD" href="https://groups.yahoo.com/neo/groups/wanita-muslimah/conversations/messages/175567;_ylc=X3oDMTJyMTdubWk2BF9TAzk3MzU5NzE0BGdycElkAzE4Nzc5ODgEZ3Jwc3BJZAMxNzA1MDc2MjUwBG1zZ0lkAzE3NTU2NwRzZWMDZnRyBHNsawNycGx5BHN0aW1lAzE0MTI4Mzk2NzM-?act=reply&messageNum=175567">Reply via web post</a> </td> <td>•</td> <td style="font-size: 12px; font-family: arial; padding: 7px 5px 5px;" > <a href="mailto:bambang_tribuono@yahoo.com?subject=Re%3A%20Pejabat%20Bojonegoro%20Belum%20Jera%20Melakukan%20Dugaan%20Korupsi%20Dana%20Pendidikan" style="text-decoration: none; color: #2D50FD;"> Reply to sender </a> </td> <td>•</td> <td style="font-size: 12px; font-family: arial; padding: 7px 5px 5px;"> <a href="mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com?subject=Re%3A%20Pejabat%20Bojonegoro%20Belum%20Jera%20Melakukan%20Dugaan%20Korupsi%20Dana%20Pendidikan" style="text-decoration: none; color: #2D50FD"> Reply to group </a> </td> <td>•</td> <td style="font-size: 12px; font-family: arial; padding: 7px 5px 5px;" > <a href="https://groups.yahoo.com/neo/groups/wanita-muslimah/conversations/newtopic;_ylc=X3oDMTJlYmFxZjl1BF9TAzk3MzU5NzE0BGdycElkAzE4Nzc5ODgEZ3Jwc3BJZAMxNzA1MDc2MjUwBHNlYwNmdHIEc2xrA250cGMEc3RpbWUDMTQxMjgzOTY3Mw--" style="text-decoration: none; color: #2D50FD">Start a New Topic</a> </td> <td>•</td> <td style="font-size: 12px; font-family: arial; padding: 7px 5px 5px;color: #2D50FD;" > <a href="https://groups.yahoo.com/neo/groups/wanita-muslimah/conversations/topics/175567;_ylc=X3oDMTM4aWc2bmlqBF9TAzk3MzU5NzE0BGdycElkAzE4Nzc5ODgEZ3Jwc3BJZAMxNzA1MDc2MjUwBG1zZ0lkAzE3NTU2NwRzZWMDZnRyBHNsawN2dHBjBHN0aW1lAzE0MTI4Mzk2NzMEdHBjSWQDMTc1NTY3" style="text-decoration: none; color: #2D50FD;">Messages in this topic</a> (1) </td> </tr> </tbody> </table> <!------- Start Nav Bar ------> <!-- |**|begin egp html banner|**| --> <!-- |**|end egp html banner|**| --> <div id="ygrp-grfd" style="font-family: Verdana; font-size: 12px; padding: 15px 0;"> <!-- |**|begin egp html banner|**| --> =======================<BR> Milis Wanita Muslimah<BR> Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.<BR> Twitter: <a href="http://twitter.com/wanita_muslimah">http://twitter.com/wanita_muslimah</a><BR> Situs Web: <a href="http://www.wanita-muslimah.com">http://www.wanita-muslimah.com</a><BR> ARSIP DISKUSI : <a href="http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages">http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages</a><BR> Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com<BR> Berhenti mailto:wanita-muslimah-unsubscribe@yahoogroups.com<BR> Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com<BR> Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com<BR> <BR> Milis ini tidak menerima attachment. <!-- |**|end egp html banner|**| --> </div> <!-- |**|begin egp html banner|**| --> <div id="ygrp-vital" style="background-color: #f2f2f2; font-family: Verdana; font-size: 10px; margin-bottom: 10px; padding: 10px;"> <span id="vithd" style="font-weight: bold; color: #333; text-transform: uppercase; "><a href="https://groups.yahoo.com/neo/groups/wanita-muslimah/info;_ylc=X3oDMTJlamJzbmtpBF9TAzk3MzU5NzE0BGdycElkAzE4Nzc5ODgEZ3Jwc3BJZAMxNzA1MDc2MjUwBHNlYwN2dGwEc2xrA3ZnaHAEc3RpbWUDMTQxMjgzOTY3Mw--" style="text-decoration: none;">Visit Your Group</a></span> <ul style="list-style-type: none; margin: 0; padding: 0; display: inline;"> </ul> </div> <div id="ft" style="font-family: Arial; font-size: 11px; margin-top: 5px; padding: 0 2px 0 0; clear: both;"> <a href="https://groups.yahoo.com/neo;_ylc=X3oDMTJkMWc3bnU5BF9TAzk3NDc2NTkwBGdycElkAzE4Nzc5ODgEZ3Jwc3BJZAMxNzA1MDc2MjUwBHNlYwNmdHIEc2xrA2dmcARzdGltZQMxNDEyODM5Njcz" style="float: left;"><img src="http://l.yimg.com/ru/static/images/yg/img/email/new_logo/logo-groups-137x15.png" height="15" width="137" alt="Yahoo! Groups" style="border: 0;"/></a> <div style="color: #747575; float: right;"> • <a href="https://info.yahoo.com/privacy/us/yahoo/groups/details.html" style="text-decoration: none;">Privacy</a> • <a href="mailto:wanita-muslimah-unsubscribe@yahoogroups.com?subject=Unsubscribe" style="text-decoration: none;">Unsubscribe</a> • <a href="https://info.yahoo.com/legal/us/yahoo/utos/terms/" style="text-decoration: none;">Terms of Use</a> </div> </div> <br> <!-- |**|end egp html banner|**| --> </div> <!-- ygrp-msg --> <!-- Sponsor --> <!-- |**|begin egp html banner|**| --> <div id="ygrp-sponsor" style="width:160px; float:right; clear:none; margin:0 0 25px 0; background: #fff;"> <!-- Start Recommendations --> <div id="ygrp-reco"> </div> <!-- End Recommendations --> </div> <!-- |**|end egp html banner|**| --> <div style="clear:both; color: #FFF; font-size:1px;">.</div> </div> <img src="http://geo.yahoo.com/serv?s=97359714/grpId=1877988/grpspId=1705076250/msgId=175567/stime=1412839673" width="1" height="1"> <br> <img src="http://y.analytics.yahoo.com/fpc.pl?ywarid=515FB27823A7407E&a=10001310322279&js=no&resp=img" width="1" height="1"> <div style="color: #fff; height: 0;">__,_._,___</div> <!--~-|**|PrettyHtmlEnd|**|-~--> Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7139368028996168357.post-53476912014026536872014-10-08T17:56:00.001-07:002014-10-08T17:57:02.398-07:00[wanita-muslimah] Gus Ipul: Koalisi Merah Putih vs Indonesia Hebat<span style="display:none"> </span> <!--~-|**|PrettyHtmlStartT|**|-~--> <div id="ygrp-mlmsg" style="position:relative;"> <div id="ygrp-msg" style="z-index: 1;"> <!--~-|**|PrettyHtmlEndT|**|-~--> <div id="ygrp-text" > <p><div dir="ltr"><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000">Koalisi Merah Putih vs Indonesia Hebat </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000">Oleh: Saifullah Yusuf</font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000"> </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000">TERPILIHNYA paket pimpinan DPR periode 2014–2019 –Setya Novanto, Fadli Zon, Agus Hermanto, Taufik Kurniawan, dan Fahri Hamzah–hanya salah satu di antara sekian rentetan kemenangan yang diperoleh Koalisi Merah Putih (KMP). Koalisi tersebut terdiri atas Partai Golkar, Partai Gerindra, PAN, PKS, PPP, dan PBB yang nonparlemen. Partai-partai itulah yang mengusung pasangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa pada pilpres lalu.</font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000"> </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000">Ketika gugatannya dimentahkan Mahkamah Konstitusi, koalisi itu tetap menunjukkan keteguhannya. KMP tidak meleleh. Kohesivitas mereka berlanjut. Saat pasangan Jokowi-JK disibukkan tarik-menarik isu pembuatan bangun dan pengisian format kabinet, KMP secara signifikan memetik buah soliditasnya. Setelah mengubah UU MD3, KMP ''sukses'' mengembalikan pilkada langsung ke DPRD dan menyapu bersih semua kursi pimpinan DPR periode 2014–2019.</font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000"> </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000">Sejak bergulirnya roda reformasi, inilah kali pertama pendulum politik mengelompok kepada dua arus besar, yang kekuatannya nyaris berimbang. Pertama, Koalisi Indonesia Hebat yang terdiri atas PDI Perjuangan, PKB, Partai NasDem, Partai Hanura, dan PKPI yang nonparlemen. Dengan segala dinamikanya, Joko Widodo-H M. Jusuf Kalla yang mereka usung, memenangi Pilpres 2014. Dalam lima tahun ke depan, Indonesia Hebat akan menguasai eksekutif dan KMP di legislatif.</font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000"> </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000">Konon, negara besar seperti Amerika Serikat juga dikuasai dua partai politik besar. Partai Republik dan Partai Demokrat. Selain dua partai tersebut, masih ada beberapa partai kecil. Tapi, secara kepentingan dan agregasi politik, mereka berafiliasi ke salah satu partai; kalau tidak ke Republik, ya ke Demokrat. Situasi tersebut berlangsung berabad-abad sehingga tercipta pengarusutamaan partai politik. Untuk dua periode belakangan, Demokrat menguasai eksekutif dan Republik di Senat.</font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000"> </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000">Penting Disyukuri</font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000"> </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000">Negara-negara besar lain, misalnya Inggris, Prancis, Italia, Belanda, Spanyol, Jerman, Jepang, Korea Selatan, dan Australia, juga telah mengalami transisi masif sebelum akhirnya hanya punya ''dua'' partai arus utama. Jika demokrasi kita jadikan kiblat berpolitik, kita berada di jalan yang benar. Itulah yang patut kita syukuri. Meski tidak persis dengan Republik-Demokrat, Buruh-Konservatif, dan Liberal-Buruh, kita sudah punya dua arus utama. Koalisi Indonesia Hebat dan Koalisi Merah Putih.</font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000"> </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000">Kemampuan bersatu dalam dua arus besar dengan sendirinya akan memudahkan Indonesia mengurai masalah-masalah yang dihadapi pada masa depan. Sebab, menjamurnya partai politik di awal-awal Orde Reformasi disadari telah mengakibatkan kehidupan politik terlalu ingar-bingar. Lalu, muncul wacana seputar pentingnya penyederhanaan jumlah partai politik. Tentu saja hal itu mendapat perlawanan keras, terutama dari partai-partai kecil. Tapi, setelah beberapa tahun berkutat dengan mekanisme ambang batas, akhirnya kita sampai pada situasi saat ini.</font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000"> </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000">Keadaan ini sangat penting untuk dapat dikelola dengan benar dan bijak agar tidak menimbulkan ekses politik yang negatif. Semua orang tidak menginginkan aura politik kekuasaan Orde Baru muncul lagi. Kita tidak ingin sistem pemerintahan yang executive heavy sehingga mengakibatkan dewan tidak berdaya. Sebagaimana kita juga tidak menginginkan lahirnya pemerintahan yang legislative heavy sehingga nyaris semua kebijakan dan program kerja pemerintah tersandera di tingkat dewan.</font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000"> </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000">Sejumlah pihak mengkhawatirkan perkembangan terkini. Bak bola salju yang terus membesar, kekuatan KMP bergerak secara signifikan. Setelah kepemimpinan dewan ada di tangan, mereka ditengarai mengincar semua kursi pimpinan hingga ke tingkat paling teknis, misalnya ketua komisi. Jumlah penguasaan kursi dewan oleh dua kekuatan tidak berimbang. Bisa jadi pemerintahan Jokowi-JK akan mengalami persoalan. Kedua kekuatan itu disarankan untuk duduk bersama.</font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000"> </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000">Kalau tidak, ada semacam kecemasan; rakyat yang akan menjadi korban dari sebuah ''kompetisi'' tiada ujung itu. Tentu saja, para pemimpin bertanggung jawab untuk memberikan kepastian kepada rakyat bahwa lahirnya dua arus utama kekuatan politik adalah sesuatu yang niscaya. Kelahiran dua arus utama itu harus menjadi berkah untuk semua dan bukan malah sebaliknya, membuat kerumitan baru dalam tata kelola pemerintahan kita. Dua-duanya harus dirawat agar tidak bergerak secara eksesif.</font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000"> </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000">Bayang-Bayang Shutdown</font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000"> </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000">Menurut saya, kerumitan semacam itu pernah beberapa kali menerjang negara besar seperti Amerika Serikat. Pada bulan yang sama dengan hari pelantikan DPR dan DPD tahun lalu, tepatnya 1 Oktober 2013, pemerintah Amerika Serikat mengumumkan penutupan sementara alias shutdown kantor-kantor pemerintah setelah House of Representatives tidak kunjung menuntaskan penyusunan anggaran tahun fiskal 2014. Tenggatnya dimulai pada 1 Oktober itu.</font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000"> </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000">Diakui Presiden AS Barack Obama, situasi itu muncul akibat ''perang politik'' antara dirinya dan dewan. Shutdown tersebut telah mengaibatkan setidaknya 800 ribu pegawai negeri di lingkungan kantor pemerintah, sipil, maupun militer dirumahkan (bukan dipecat) hingga kegiatan pemerintahan dibuka kembali. Tentu saja, kondisi shutdown tidak berarti negara bubar. Shutdown hanya membuat kantor-kantor pemerintahan ditutup dan para karyawannya tidak menerima gaji.</font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000"> </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000">Penting dicatat, United States Shutdown merupakan ujung dari perseteruan politik antara Obama, yang merupakan kader Partai Demokrat dan House of Representatives, yang dipimpin oleh Partai Republik. Anehnya, itu bukan yang pertama terjadi. Perseteruan di antara keduanya berlangsung sejak awal bangsa Paman Sam mendirikan negara itu, pada 1700-an. Hanya karena kedewasaan berpolitiklah yang membuat mereka selalu bisa melewati situasi genting semacam itu.</font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000"> </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000">Saya meyakini sekaligus berharap, koalisi partai politik yang segera menguasai eksekutif dan kelompok yang akan merajai legislatif dapat meletakkan kesadaran akan pentingnya masa depan Indonesia yang lebih sejahtera, demokratis, dan berkeadilan di atas segala kepentingan. Berpolitik dengan baik itu penting, tetapi bernegara dengan benar juga penting. Maka, biarkan Koalisi Indonesia Hebat menjalankan kebijakan dan programnya dan berilah kesempatan Koalisi Merah Putih menjalankan fungsinya sebagai penyeimbang. Setelah pilpres digelar, kini saatnya kita bersyukur. []</font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000"> </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000">JAWA POS, 06 Oktober 2014</font></span></p><font color="#000000"><font size="3" face="Times New Roman"> </font><span style="font-size:10pt;">Saifullah Yusuf ; Wakil Gubernur Jawa Timur</span></font></div> </p> </div> <!--~-|**|PrettyHtmlStart|**|-~--> <div style="color: #fff; height: 0;">__._,_.___</div> <div style="clear:both"> </div> <div id="fromDMARC" style="margin-top: 10px;"> <hr style="height:2px ; border-width:0; color:#E3E3E3; background-color:#E3E3E3;"> Posted by: Kinantaka <kinantaka@gmail.com> <hr style="height:2px ; border-width:0; color:#E3E3E3; background-color:#E3E3E3;"> </div> <div style="clear:both"> </div> <table cellspacing=4px style="margin-top: 10px; margin-bottom: 10px; color: #2D50FD;"> <tbody> <tr> <td style="font-size: 12px; font-family: arial; font-weight: bold; padding: 7px 5px 5px;" > <a style="text-decoration: none; color: #2D50FD" href="https://groups.yahoo.com/neo/groups/wanita-muslimah/conversations/messages/175566;_ylc=X3oDMTJycDZyNmZpBF9TAzk3MzU5NzE0BGdycElkAzE4Nzc5ODgEZ3Jwc3BJZAMxNzA1MDc2MjUwBG1zZ0lkAzE3NTU2NgRzZWMDZnRyBHNsawNycGx5BHN0aW1lAzE0MTI4MTYyMTc-?act=reply&messageNum=175566">Reply via web post</a> </td> <td>•</td> <td style="font-size: 12px; font-family: arial; padding: 7px 5px 5px;" > <a href="mailto:kinantaka@gmail.com?subject=Re%3A%20Gus%20Ipul%3A%20Koalisi%20Merah%20Putih%20vs%20Indonesia%20Hebat" style="text-decoration: none; color: #2D50FD;"> Reply to sender </a> </td> <td>•</td> <td style="font-size: 12px; font-family: arial; padding: 7px 5px 5px;"> <a href="mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com?subject=Re%3A%20Gus%20Ipul%3A%20Koalisi%20Merah%20Putih%20vs%20Indonesia%20Hebat" style="text-decoration: none; color: #2D50FD"> Reply to group </a> </td> <td>•</td> <td style="font-size: 12px; font-family: arial; padding: 7px 5px 5px;" > <a href="https://groups.yahoo.com/neo/groups/wanita-muslimah/conversations/newtopic;_ylc=X3oDMTJlZW9jdm9jBF9TAzk3MzU5NzE0BGdycElkAzE4Nzc5ODgEZ3Jwc3BJZAMxNzA1MDc2MjUwBHNlYwNmdHIEc2xrA250cGMEc3RpbWUDMTQxMjgxNjIxNw--" style="text-decoration: none; color: #2D50FD">Start a New Topic</a> </td> <td>•</td> <td style="font-size: 12px; font-family: arial; padding: 7px 5px 5px;color: #2D50FD;" > <a href="https://groups.yahoo.com/neo/groups/wanita-muslimah/conversations/topics/175566;_ylc=X3oDMTM4c2ZicjVhBF9TAzk3MzU5NzE0BGdycElkAzE4Nzc5ODgEZ3Jwc3BJZAMxNzA1MDc2MjUwBG1zZ0lkAzE3NTU2NgRzZWMDZnRyBHNsawN2dHBjBHN0aW1lAzE0MTI4MTYyMTcEdHBjSWQDMTc1NTY2" style="text-decoration: none; color: #2D50FD;">Messages in this topic</a> (1) </td> </tr> </tbody> </table> <!------- Start Nav Bar ------> <!-- |**|begin egp html banner|**| --> <!-- |**|end egp html banner|**| --> <div id="ygrp-grfd" style="font-family: Verdana; font-size: 12px; padding: 15px 0;"> <!-- |**|begin egp html banner|**| --> =======================<BR> Milis Wanita Muslimah<BR> Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.<BR> Twitter: <a href="http://twitter.com/wanita_muslimah">http://twitter.com/wanita_muslimah</a><BR> Situs Web: <a href="http://www.wanita-muslimah.com">http://www.wanita-muslimah.com</a><BR> ARSIP DISKUSI : <a href="http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages">http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages</a><BR> Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com<BR> Berhenti mailto:wanita-muslimah-unsubscribe@yahoogroups.com<BR> Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com<BR> Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com<BR> <BR> Milis ini tidak menerima attachment. <!-- |**|end egp html banner|**| --> </div> <!-- |**|begin egp html banner|**| --> <div id="ygrp-vital" style="background-color: #f2f2f2; font-family: Verdana; font-size: 10px; margin-bottom: 10px; padding: 10px;"> <span id="vithd" style="font-weight: bold; color: #333; text-transform: uppercase; "><a href="https://groups.yahoo.com/neo/groups/wanita-muslimah/info;_ylc=X3oDMTJldnZoaHN0BF9TAzk3MzU5NzE0BGdycElkAzE4Nzc5ODgEZ3Jwc3BJZAMxNzA1MDc2MjUwBHNlYwN2dGwEc2xrA3ZnaHAEc3RpbWUDMTQxMjgxNjIxNw--" style="text-decoration: none;">Visit Your Group</a></span> <ul style="list-style-type: none; margin: 0; padding: 0; display: inline;"> </ul> </div> <div id="ft" style="font-family: Arial; font-size: 11px; margin-top: 5px; padding: 0 2px 0 0; clear: both;"> <a href="https://groups.yahoo.com/neo;_ylc=X3oDMTJkcTZrY2E1BF9TAzk3NDc2NTkwBGdycElkAzE4Nzc5ODgEZ3Jwc3BJZAMxNzA1MDc2MjUwBHNlYwNmdHIEc2xrA2dmcARzdGltZQMxNDEyODE2MjE3" style="float: left;"><img src="http://l.yimg.com/ru/static/images/yg/img/email/new_logo/logo-groups-137x15.png" height="15" width="137" alt="Yahoo! Groups" style="border: 0;"/></a> <div style="color: #747575; float: right;"> • <a href="https://info.yahoo.com/privacy/us/yahoo/groups/details.html" style="text-decoration: none;">Privacy</a> • <a href="mailto:wanita-muslimah-unsubscribe@yahoogroups.com?subject=Unsubscribe" style="text-decoration: none;">Unsubscribe</a> • <a href="https://info.yahoo.com/legal/us/yahoo/utos/terms/" style="text-decoration: none;">Terms of Use</a> </div> </div> <br> <!-- |**|end egp html banner|**| --> </div> <!-- ygrp-msg --> <!-- Sponsor --> <!-- |**|begin egp html banner|**| --> <div id="ygrp-sponsor" style="width:160px; float:right; clear:none; margin:0 0 25px 0; background: #fff;"> <!-- Start Recommendations --> <div id="ygrp-reco"> </div> <!-- End Recommendations --> </div> <!-- |**|end egp html banner|**| --> <div style="clear:both; color: #FFF; font-size:1px;">.</div> </div> <img src="http://geo.yahoo.com/serv?s=97359714/grpId=1877988/grpspId=1705076250/msgId=175566/stime=1412816217" width="1" height="1"> <br> <img src="http://y.analytics.yahoo.com/fpc.pl?ywarid=515FB27823A7407E&a=10001310322279&js=no&resp=img" width="1" height="1"> <div style="color: #fff; height: 0;">__,_._,___</div> <!--~-|**|PrettyHtmlEnd|**|-~--> Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7139368028996168357.post-14624195676025390592014-10-08T17:56:00.000-07:002014-10-08T17:57:00.301-07:00[wanita-muslimah] Refly Harun: Perppu Simalakama<span style="display:none"> </span> <!--~-|**|PrettyHtmlStartT|**|-~--> <div id="ygrp-mlmsg" style="position:relative;"> <div id="ygrp-msg" style="z-index: 1;"> <!--~-|**|PrettyHtmlEndT|**|-~--> <div id="ygrp-text" > <p><div dir="ltr"><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000">Perppu Simalakama </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000">Oleh: Refly Harun</font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000"> </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000">KELOMPOK pro demokrasi yang menyokong opsi pilkada langsung kini dapat sedikit bernapas panjang. Kamis (2/10) malam, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengeluarkan dua peraturan pemerintah pengganti undang-undang (perppu) yang mencabut aturan pilkada oleh DPRD, yang baru disetujui DPR dalam rapat paripurna 26 September. Pertama, Perppu No 1 Tahun 2014 tentang Pemilihan Gubernur, Bupati, dan Wali Kota. Perppu ini mencabut UU No 22/2014 tentang Pemilihan Gubernur, Bupati, dan Wali Kota yang mengatur bahwa kepala daerah dipilih oleh DPRD.</font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000"> </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000">Kedua, Perppu No 2/2014 tentang Perubahan atas UU No 23/2014 tentang Pemerintahan Daerah. Perppu kedua ini menghapus tugas dan wewenang DPRD memilih kepala daerah. Langkah SBY menerbitkan perppu jelas mengundang pro dan kontra. Namun, untuk sementara waktu, kita bisa bernapas lega. Aturan pilkada dipilih oleh DPRD rontok. Tugas kita kini adalah menyokong elemen-elemen DPR yang setuju dengan pemilihan langsung agar perppu dapat disetujui DPR.</font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000"> </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000">Sisa pertanyaan</font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000"> </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000">Kendati perppu sudah terbit, politik zig-zag SBY terhadap isu pilkada langsung dan tidak langsung masih terus menyisakan pertanyaan. Apa sikap SBY sesungguhnya? Apakah mendukung pilkada langsung sepenuhnya atau hanya setengah bahkan seperempat hati? Dalam Rapat Paripurna DPR 26 September, SBY sesungguhnya punya pedang yang sama tajamnya. Pertama, suara Fraksi Demokrat yang berjumlah 148. Opsi mana pun yang didukung Demokrat pasti akan menang. Yang terjadi, Demokrat sengaja "berselingkuh" dengan opsi pilkada oleh DPRD, padahal sudah menyatakan mendukung pilkada langsung kepada publik.</font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000"> </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000">Aksi walk out Fraksi Demokrat tidak dapat dipertemukan dengan rasionalitas publik. Bagaimana mungkin Demokrat tetap walk out, padahal PDI Perjuangan, Hanura, dan PKB menyatakan mendukung opsi Demokrat.</font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000"> </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000">Kalaupun dukungan itu dianggap tidak genuine, sesungguhnya Demokrat dipertemukan dengan ide dasar yang sama dengan fraksi-fraksi tersebut, yaitu pemilihan langsung. Sepuluh perbaikan yang didengungkan Demokrat pun sesungguhnya sudah 95 persen terakomodasi. Jadi, apa lagi persoalannya? Di sinilah peran SBY patut dipertanyakan.</font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000"> </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000">Kedua, Presiden SBY punya 50 persen kekuasaan legislatif yang bisa digunakan setiap saat untuk memblokade setiap RUU yang tidak dikehendaki. Dengan presiden menyatakan menolak atau tidak menyatakan setuju terhadap pilkada oleh DPRD melalui wakil pemerintah di DPR, RUU itu tidak dapat disetujui sampai kapan pun karena Pasal 20 Ayat (2) UUD 1945 menyatakan bahwa RUU dibahas bersama DPR dan Presiden untuk persetujuan bersama. Bila tidak disetujui bersama, RUU ini dengan sendirinya tidak dapat menjadi UU. Pertanyaannya, mengapa SBY tidak menggunakan kewenangan mahadahsyat tersebut bila memang pro terhadap pilkada langsung?</font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000"> </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000">Pertanyaan-pertanyaan itu terus menggayut di benak publik tanpa jawaban yang memadai. Yang hanya dapat terkonfirmasi oleh publik adalah SBY menyatakan "kecewa" dan "marah" terhadap lolosnya RUU Pilkada 26 September lalu, kemudian mengeluarkan perppu. Perppu itu adalah draf RUU DPR versi opsi pilkada langsung ditambah 10 perbaikan versi Demokrat.</font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000"> </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000">Banyak yang menganggap perppu ini hanyalah upaya SBY cuci tangan setelah berpesta dalam jamuan pura-pura demokrasi 26 September dini hari. Yang tidak diperhitungkan SBY, publik begitu marah dengan menangnya opsi pilkada oleh DPRD dan menumpahkan kekesalan kepada Presiden. Dengan dua pedang yang disebutkan, hampir tidak mungkin opsi pilkada oleh DPRD akan menang. Nyatanya menang dan publik marah. Mereka tumpahkan kekecewaan itu dengan kalimat kasar, seperti "Shame on You", "Shamed by You (SBY)", "Kami Malu", dan "Welcome the Liar". Kata-kata yang tak pantas ditujukan bagi seorang yang telah mengabdi kepada republik ini 10 tahun terakhir. Namun, publik tidak dapat disalahkan karena langkah meloloskan pilkada oleh DPRD telah melukai rakyat. Tak heran masih banyak yang ragu akan motif baik SBY dalam mengeluarkan perppu.</font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000"> </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000">Peluang menggagalkan</font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000"> </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000">Bagi saya sendiri, lebih baik kita mendukung perppu, entah apa pun motif mengeluarkannya. Motif tidak menjadi penting lagi dihadapkan dengan ancaman kemunduran demokrasi yang telah kita nikmati selama ini. Terlebih ancaman munculnya rezim Orde Baru jilid II bukan sekadar isapan jempol karena hari-hari ini sudah muncul wacana untuk mengembalikan pemilihan presiden oleh MPR. Pemilihan kepala daerah oleh DPRD menjadi pintu masuk paling rasional untuk mendorong proposal tersebut.</font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000"> </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000">Perppu akan menjadi napas baru bagi perjuangan untuk menggagalkan pilkada oleh DPRD. Perppu juga akan menjadi sarana mengetes kembali pengelompokan politik yang sudah terjadi dalam empat kesempatan: persetujuan RUU MD3, persetujuan tata tertib DPR, persetujuan RUU Pilkada, dan pemilihan pimpinan DPR.</font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000"> </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000">Dengan SBY mengeluarkan perppu, ada kewajiban moral bagi Demokrat untuk memperjuangkannya di DPR. Memang, ditambah Demokrat, kubu pro pilkada langsung belum unggul suara, tetapi selalu ada kemungkinan perppu bisa lolos jika Jokowi berhasil menarik satu-dua partai dalam pemerintahannya.</font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000"> </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000">Andaipun perppu akhirnya tidak lolos dari persetujuan dan UU Pilkada hidup kembali, masih ada jalan untuk mempersoalkannya ke Mahkamah Konstitusi, baik dalam ranah uji formal maupun materiil. Secara formal, persetujuan paripurna 26 September cacat prosedural karena RUU Pilkada disetujui kurang dari 50 persen dari anggota DPR yang hadir. Padahal, Pasal 284 Ayat (1) Tatib DPR menyatakan, persetujuan dalam voting haruslah lebih dari separuh dari jumlah yang hadir. Yang tercatat hadir dalam paripurna sebanyak 496 anggota DPR, tetapi persetujuan hanya menjaring 226 suara. Seharusnya minimal 249 suara (lebih dari 50 persen yang hadir).</font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000"> </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000">Dari sudut uji materiil, ada banyak argumentasi yang dapat dikemukakan. Terpenting adalah menggugurkan paradigma bahwa Pasal 18 Ayat (4) UUD 1945 memberikan pilihan untuk pilkada langsung atau melalui DPRD. Dihadapkan dengan sistem konstitusi dan konstitusionalisme yang berkembang dalam putusan MK, pilkada oleh DPRD sesungguhnya bertentangan dengan sistem konstitusi dan putusan-putusan MK, misalnya putusan tentang calon perseorangan. </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000"> </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000">Perppu SBY memang buah simalakama. Namun, ruang politik hari ini memang sempit. Karena itu, kita dukung saja perppu sambil merapatkan barisan agar kekuatan-kekuatan anti demokrasi dan anti kedaulatan rakyat tidak terus tumbuh. []</font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000"> </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000">KOMPAS, 04 Oktober 2014</font></span></p><font color="#000000"><font size="3" face="Times New Roman"> </font><span style="font-size:10pt;">Refly Harun ; <span style="background:white;">Pengajar Hukum Tata Negara</span></span></font></div> </p> </div> <!--~-|**|PrettyHtmlStart|**|-~--> <div style="color: #fff; height: 0;">__._,_.___</div> <div style="clear:both"> </div> <div id="fromDMARC" style="margin-top: 10px;"> <hr style="height:2px ; border-width:0; color:#E3E3E3; background-color:#E3E3E3;"> Posted by: Kinantaka <kinantaka@gmail.com> <hr style="height:2px ; border-width:0; color:#E3E3E3; background-color:#E3E3E3;"> </div> <div style="clear:both"> </div> <table cellspacing=4px style="margin-top: 10px; margin-bottom: 10px; color: #2D50FD;"> <tbody> <tr> <td style="font-size: 12px; font-family: arial; font-weight: bold; padding: 7px 5px 5px;" > <a style="text-decoration: none; color: #2D50FD" href="https://groups.yahoo.com/neo/groups/wanita-muslimah/conversations/messages/175565;_ylc=X3oDMTJyOGw0bWQ0BF9TAzk3MzU5NzE0BGdycElkAzE4Nzc5ODgEZ3Jwc3BJZAMxNzA1MDc2MjUwBG1zZ0lkAzE3NTU2NQRzZWMDZnRyBHNsawNycGx5BHN0aW1lAzE0MTI4MTYyMTM-?act=reply&messageNum=175565">Reply via web post</a> </td> <td>•</td> <td style="font-size: 12px; font-family: arial; padding: 7px 5px 5px;" > <a href="mailto:kinantaka@gmail.com?subject=Re%3A%20Refly%20Harun%3A%20Perppu%20Simalakama" style="text-decoration: none; color: #2D50FD;"> Reply to sender </a> </td> <td>•</td> <td style="font-size: 12px; font-family: arial; padding: 7px 5px 5px;"> <a href="mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com?subject=Re%3A%20Refly%20Harun%3A%20Perppu%20Simalakama" style="text-decoration: none; color: #2D50FD"> Reply to group </a> </td> <td>•</td> <td style="font-size: 12px; font-family: arial; padding: 7px 5px 5px;" > <a href="https://groups.yahoo.com/neo/groups/wanita-muslimah/conversations/newtopic;_ylc=X3oDMTJlc2dia2IxBF9TAzk3MzU5NzE0BGdycElkAzE4Nzc5ODgEZ3Jwc3BJZAMxNzA1MDc2MjUwBHNlYwNmdHIEc2xrA250cGMEc3RpbWUDMTQxMjgxNjIxMw--" style="text-decoration: none; color: #2D50FD">Start a New Topic</a> </td> <td>•</td> <td style="font-size: 12px; font-family: arial; padding: 7px 5px 5px;color: #2D50FD;" > <a href="https://groups.yahoo.com/neo/groups/wanita-muslimah/conversations/topics/175565;_ylc=X3oDMTM4bDF1NnJ2BF9TAzk3MzU5NzE0BGdycElkAzE4Nzc5ODgEZ3Jwc3BJZAMxNzA1MDc2MjUwBG1zZ0lkAzE3NTU2NQRzZWMDZnRyBHNsawN2dHBjBHN0aW1lAzE0MTI4MTYyMTMEdHBjSWQDMTc1NTY1" style="text-decoration: none; color: #2D50FD;">Messages in this topic</a> (1) </td> </tr> </tbody> </table> <!------- Start Nav Bar ------> <!-- |**|begin egp html banner|**| --> <!-- |**|end egp html banner|**| --> <div id="ygrp-grfd" style="font-family: Verdana; font-size: 12px; padding: 15px 0;"> <!-- |**|begin egp html banner|**| --> =======================<BR> Milis Wanita Muslimah<BR> Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.<BR> Twitter: <a href="http://twitter.com/wanita_muslimah">http://twitter.com/wanita_muslimah</a><BR> Situs Web: <a href="http://www.wanita-muslimah.com">http://www.wanita-muslimah.com</a><BR> ARSIP DISKUSI : <a href="http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages">http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages</a><BR> Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com<BR> Berhenti mailto:wanita-muslimah-unsubscribe@yahoogroups.com<BR> Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com<BR> Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com<BR> <BR> Milis ini tidak menerima attachment. <!-- |**|end egp html banner|**| --> </div> <!-- |**|begin egp html banner|**| --> <div id="ygrp-vital" style="background-color: #f2f2f2; font-family: Verdana; font-size: 10px; margin-bottom: 10px; padding: 10px;"> <span id="vithd" style="font-weight: bold; color: #333; text-transform: uppercase; "><a href="https://groups.yahoo.com/neo/groups/wanita-muslimah/info;_ylc=X3oDMTJlcDQ5cG4yBF9TAzk3MzU5NzE0BGdycElkAzE4Nzc5ODgEZ3Jwc3BJZAMxNzA1MDc2MjUwBHNlYwN2dGwEc2xrA3ZnaHAEc3RpbWUDMTQxMjgxNjIxMw--" style="text-decoration: none;">Visit Your Group</a></span> <ul style="list-style-type: none; margin: 0; padding: 0; display: inline;"> </ul> </div> <div id="ft" style="font-family: Arial; font-size: 11px; margin-top: 5px; padding: 0 2px 0 0; clear: both;"> <a href="https://groups.yahoo.com/neo;_ylc=X3oDMTJkcGFsa3VzBF9TAzk3NDc2NTkwBGdycElkAzE4Nzc5ODgEZ3Jwc3BJZAMxNzA1MDc2MjUwBHNlYwNmdHIEc2xrA2dmcARzdGltZQMxNDEyODE2MjEz" style="float: left;"><img src="http://l.yimg.com/ru/static/images/yg/img/email/new_logo/logo-groups-137x15.png" height="15" width="137" alt="Yahoo! Groups" style="border: 0;"/></a> <div style="color: #747575; float: right;"> • <a href="https://info.yahoo.com/privacy/us/yahoo/groups/details.html" style="text-decoration: none;">Privacy</a> • <a href="mailto:wanita-muslimah-unsubscribe@yahoogroups.com?subject=Unsubscribe" style="text-decoration: none;">Unsubscribe</a> • <a href="https://info.yahoo.com/legal/us/yahoo/utos/terms/" style="text-decoration: none;">Terms of Use</a> </div> </div> <br> <!-- |**|end egp html banner|**| --> </div> <!-- ygrp-msg --> <!-- Sponsor --> <!-- |**|begin egp html banner|**| --> <div id="ygrp-sponsor" style="width:160px; float:right; clear:none; margin:0 0 25px 0; background: #fff;"> <!-- Start Recommendations --> <div id="ygrp-reco"> </div> <!-- End Recommendations --> </div> <!-- |**|end egp html banner|**| --> <div style="clear:both; color: #FFF; font-size:1px;">.</div> </div> <img src="http://geo.yahoo.com/serv?s=97359714/grpId=1877988/grpspId=1705076250/msgId=175565/stime=1412816213" width="1" height="1"> <br> <img src="http://y.analytics.yahoo.com/fpc.pl?ywarid=515FB27823A7407E&a=10001310322279&js=no&resp=img" width="1" height="1"> <div style="color: #fff; height: 0;">__,_._,___</div> <!--~-|**|PrettyHtmlEnd|**|-~--> Unknownnoreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-7139368028996168357.post-838807018518173732014-10-07T17:57:00.001-07:002014-10-07T17:57:09.742-07:00[wanita-muslimah] Azyumardi: Takarub Sosio-religius dan Politik<span style="display:none"> </span> <!--~-|**|PrettyHtmlStartT|**|-~--> <div id="ygrp-mlmsg" style="position:relative;"> <div id="ygrp-msg" style="z-index: 1;"> <!--~-|**|PrettyHtmlEndT|**|-~--> <div id="ygrp-text" > <p><div dir="ltr"><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000">Takarub Sosio-religius dan Politik </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000">Oleh: Azyumardi Azra</font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000"> </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000">SEJARAH dan ajaran normatif terkait hari raya Idul Adha umumnya telah diketahui umat Islam. Begitu pula dengan kaitan antara Idul Adha dengan Idul Kurban dan Idul Haji. Ketiga hari raya ini berjalin berkelindan dalam semangat, makna, dan hikmahnya, baik untuk kehidupan pribadi maupun bermasyarakat dan berbangsa-bernegara.</font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000"> </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000">Secara sosial-keagamaan, hari raya ini ditandai penyembelihan hewan kurban, seperti kambing dan sapi, untuk dibagikan kepada fakir, miskin, dan pihak lain yang berhak menerima.</font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000"> </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000">Pada saat yang sama, hari raya ini merupakan puncak prosesi ibadah haji di Makkah al-Mukarramah. Dengan menjalankan semua ritual yang ditentukan fikih haji, mereka yang menunaikan ibadah haji diharapkan dapat mencapai haji mabrur—haji yang mendatangkan lebih banyak lagi birr (kebaikan) dalam kehidupan.</font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000"> </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000">Tradisi berkurban dengan hewan sembelihan bukan unik milik Islam dan kaum Muslimin-Muslimat. Dalam konteks Islam, ajaran untuk melaksanakan kurban bersumber dari Nabi Ibrahim dengan putranya, Nabi Ismail. Ibrahim yang juga disebut sebagai Abraham merupakan nabi yang mewariskan <i>Abrahamic religions</i>, yaitu Yudaisme, Kristianitas, dan Islam.</font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000"> </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000">Karena itu, dalam kajian agama (<i>religious studies</i>), ketiga agama ini sering disebut <i>siblings</i> (kakak-adik), yang di samping memiliki banyak kesamaan (<i>commonalities</i>), juga mengandung perbedaan tertentu. Karena itu pula para penganut ketiga agama yang sering disebut sebagai <i>revealed religions</i> (agama wahyu) seyogianya dapat hidup berdampingan secara damai dengan lebih banyak menekankan kesamaan-kesamaan daripada perbedaan.</font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000"> </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000">Kosakata kurban yang berasal dari bahasa Arab qurban memiliki banyak kata terkait yang sudah menjadi kosakata Indonesia seperti <i>taqarrub</i> (takarub/saling mendekat) dan <i>aqrab</i> (akrab). Semua kosakata ini tidak hanya memiliki arti keagamaan, tetapi juga makna sosial dan politik.</font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000"> </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000">Dalam konteks itu, baik ibadah kurban maupun ibadah haji adalah ritual untuk mencapai <i>taqarrub ila Allah</i>—mendekatkan diri kepada Allah SWT. Untuk <i>taqarrub ila Allah</i>, kaum Muslimin dan Muslimat memberikan pengorbanan dengan mengeluarkan sebagian kekayaan yang mereka miliki.</font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000"> </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000">Untuk naik haji, mereka mengorbankan dana puluhan juta rupiah, yang bukan tidak sering diperoleh setelah menabung puluhan tahun. Begitu juga ketika menjalankan ibadah kurban yang wajib bagi setiap Muslimin-Muslimat yang mampu, mereka juga mengorbankan dana jutaan rupiah.</font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000"> </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000">Dengan kemampuan melakukan pengorbanan harta benda itu, kaum Muslimin dan Muslimat Indonesia patut bersyukur menjadi anak negeri ini. Kenapa? Berkat Indonesia yang damai dan stabil, ekonomi bisa tumbuh cukup baik.</font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000"> </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000">Kaum Muslimin dan Muslimat negeri ini adalah penerima manfaat terbesar (<i>largest beneficiaries</i>) dari peningkatan ekonomi dan sosial bangsa Indonesia. Karena itu, mengimpor kekacauan seperti dari kawasan NIIS, misalnya, ke Indonesia tidak bisa lain, kecuali adalah satu bentuk tindakan kufur nikmat.</font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000"> </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000">Hasil Indonesia yang damai dan stabil terlihat jelas. Karena kemampuan ekonomi yang terus meningkat, daftar tunggu untuk berangkat haji berkisar 10 sampai 17 tahun—tergantung dari daerahnya. Karena itu, boleh jadi menjadi "wajib" hukumnya bagi mereka yang sudah naik haji untuk tidak lagi mendaftar pergi haji; memberikan kesempatan kepada mereka yang belum pernah naik haji.</font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000"> </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000">Dalam situasi seperti itu, bisa dipahami kian banyak Muslimin Indonesia yang melaksanakan "haji kecil" yang populer sebagai umrah. Sepanjang tahun di luar musim haji, mereka yang punya istitha'ah (kemampuan) itu dapat melaksanakan umrah.</font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000"> </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000">Pada saat yang sama, jumlah hewan kurban sembelihan juga meningkat tajam. Hal ini terkait banyak dengan peningkatan lembaga filantropi Islam, yang mampu mengumpulkan dana dan hewan kurban dalam jumlah yang terus bertambah setiap tahun. Hasilnya, kian meningkat pula pemerataan distribusi hewan kurban ke lingkungan masyarakat fakir miskin yang hampir tidak pernah makan daging.</font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000"> </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000">Dengan demikian, ibadah haji dan ibadah kurban untuk <i>taqarrub ila Allah </i>sekaligus menjadi <i>taqarrub ila al-nas</i>—saling mendekat dan akrab di antara sesama manusia. Ibadah kurban, sesuai dengan kandungan makna kurban, juga bertujuan membuat seseorang lebih qarib dengan Tuhan dan sekaligus dengan manusia lain.</font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000"> </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000">Hewan sembelihan kurban mendekatkan hubungan antarmanusia; antara mereka yang memiliki kelebihan rezeki dan harta dengan mereka yang fakir, miskin, dan nestapa. Inilah takarub sosio-religius yang terlihat terus meningkat dalam kehidupan bangsa.</font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000"> </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000">Takarub sosial-politik</font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000"> </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000">Semangat berkurban serta <i>taqarrub ila al-nas</i> dan akrab di antara sesama Muslim dan anak bangsa lain semestinya juga terwujud dalam kehidupan sosial politik. Jika taqarrub ila al-nas tidak terwujud dalam kehidupan berbangsa-bernegara, bisa dipastikan terwujudnya situasi yang tidak kondusif bagi masa depan Indonesia yang demokratis, berharkat, bermartabat, dan dihormati bangsa-bangsa lain.</font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000"> </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000">Mengamati perkembangan sosial-politik bangsa belakangan ini, orang dengan mudah bisa melihat merosotnya semangat dan aktualisasi taqarrub ila al-nas dalam kehidupan sosial politik. Justru yang terjadi adalah sebaliknya; yaitu kian meningkatnya diskrepansi dalam kesediaan memberikan pengorbanan untuk kemajuan kehidupan bangsa.</font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000"> </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000">Merosotnya semangat berkurban untuk kepentingan warga bangsa terlihat misalnya dalam kasus penetapan UU Pilkada pada 26 September lalu. Penetapan UU Pilkada ini tidak lain adalah pengambilalihan hak dan kedaulatan rakyat (<i>al-hakimiyyah al-ra'iyah</i>) untuk memilih pemimpin daerah mereka secara langsung.</font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000"> </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000">Kedaulatan rakyat justru dikorbankan untuk kepentingan politik oligarki partai. Hasilnya, yang kelihatan kian menguat adalah "kedaulatan partai" (<i>al-hakimiyyah al-hizbiyyah</i>) yang membuat partai teralienasi dari rakyat.</font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000"> </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000">Dengan demikian, merupakan kebutuhan urgen untuk segera membangun kembali takarub sosial-politik. Untuk itu perlu kesediaan mengurangi egoisme dan sektarianisme politik yang bernyala-nyala; dan sebaliknya membangun kesediaan berkorban untuk kepentingan rakyat dan negara-bangsa lebih besar. []</font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000"> </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><font color="#000000"><span style="font-size:10pt;">KOMPAS, 04 Oktober 2014</span><span style="font-size:10pt;"></span></font></p><font color="#000000"><font size="3" face="Times New Roman"> </font><span style="font-size:10pt;">Azyumardi Azra ; <span style="background:white;">Direktur Sekolah Pascasarjana UIN Jakarta; Visiting Professor Chinese University of Hong Kong</span></span></font></div> </p> </div> <!--~-|**|PrettyHtmlStart|**|-~--> <div style="color: #fff; height: 0;">__._,_.___</div> <div style="clear:both"> </div> <div id="fromDMARC" style="margin-top: 10px;"> <hr style="height:2px ; border-width:0; color:#E3E3E3; background-color:#E3E3E3;"> Posted by: Kinantaka <kinantaka@gmail.com> <hr style="height:2px ; border-width:0; color:#E3E3E3; background-color:#E3E3E3;"> </div> <div style="clear:both"> </div> <table cellspacing=4px style="margin-top: 10px; margin-bottom: 10px; color: #2D50FD;"> <tbody> <tr> <td style="font-size: 12px; font-family: arial; font-weight: bold; padding: 7px 5px 5px;" > <a style="text-decoration: none; color: #2D50FD" href="https://groups.yahoo.com/neo/groups/wanita-muslimah/conversations/messages/175564;_ylc=X3oDMTJybzFnMGhuBF9TAzk3MzU5NzE0BGdycElkAzE4Nzc5ODgEZ3Jwc3BJZAMxNzA1MDc2MjUwBG1zZ0lkAzE3NTU2NARzZWMDZnRyBHNsawNycGx5BHN0aW1lAzE0MTI3Mjk4MjQ-?act=reply&messageNum=175564">Reply via web post</a> </td> <td>•</td> <td style="font-size: 12px; font-family: arial; padding: 7px 5px 5px;" > <a href="mailto:kinantaka@gmail.com?subject=Re%3A%20Azyumardi%3A%20Takarub%20Sosio-religius%20dan%20Politik" style="text-decoration: none; color: #2D50FD;"> Reply to sender </a> </td> <td>•</td> <td style="font-size: 12px; font-family: arial; padding: 7px 5px 5px;"> <a href="mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com?subject=Re%3A%20Azyumardi%3A%20Takarub%20Sosio-religius%20dan%20Politik" style="text-decoration: none; color: #2D50FD"> Reply to group </a> </td> <td>•</td> <td style="font-size: 12px; font-family: arial; padding: 7px 5px 5px;" > <a href="https://groups.yahoo.com/neo/groups/wanita-muslimah/conversations/newtopic;_ylc=X3oDMTJlamowM2wwBF9TAzk3MzU5NzE0BGdycElkAzE4Nzc5ODgEZ3Jwc3BJZAMxNzA1MDc2MjUwBHNlYwNmdHIEc2xrA250cGMEc3RpbWUDMTQxMjcyOTgyNA--" style="text-decoration: none; color: #2D50FD">Start a New Topic</a> </td> <td>•</td> <td style="font-size: 12px; font-family: arial; padding: 7px 5px 5px;color: #2D50FD;" > <a href="https://groups.yahoo.com/neo/groups/wanita-muslimah/conversations/topics/175564;_ylc=X3oDMTM4amI1OXBuBF9TAzk3MzU5NzE0BGdycElkAzE4Nzc5ODgEZ3Jwc3BJZAMxNzA1MDc2MjUwBG1zZ0lkAzE3NTU2NARzZWMDZnRyBHNsawN2dHBjBHN0aW1lAzE0MTI3Mjk4MjQEdHBjSWQDMTc1NTY0" style="text-decoration: none; color: #2D50FD;">Messages in this topic</a> (1) </td> </tr> </tbody> </table> <!------- Start Nav Bar ------> <!-- |**|begin egp html banner|**| --> <!-- |**|end egp html banner|**| --> <div id="ygrp-grfd" style="font-family: Verdana; font-size: 12px; padding: 15px 0;"> <!-- |**|begin egp html banner|**| --> =======================<BR> Milis Wanita Muslimah<BR> Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.<BR> Twitter: <a href="http://twitter.com/wanita_muslimah">http://twitter.com/wanita_muslimah</a><BR> Situs Web: <a href="http://www.wanita-muslimah.com">http://www.wanita-muslimah.com</a><BR> ARSIP DISKUSI : <a href="http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages">http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages</a><BR> Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com<BR> Berhenti mailto:wanita-muslimah-unsubscribe@yahoogroups.com<BR> Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com<BR> Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com<BR> <BR> Milis ini tidak menerima attachment. <!-- |**|end egp html banner|**| --> </div> <!-- |**|begin egp html banner|**| --> <div id="ygrp-vital" style="background-color: #f2f2f2; font-family: Verdana; font-size: 10px; margin-bottom: 10px; padding: 10px;"> <span id="vithd" style="font-weight: bold; color: #333; text-transform: uppercase; "><a href="https://groups.yahoo.com/neo/groups/wanita-muslimah/info;_ylc=X3oDMTJlajM3bXNkBF9TAzk3MzU5NzE0BGdycElkAzE4Nzc5ODgEZ3Jwc3BJZAMxNzA1MDc2MjUwBHNlYwN2dGwEc2xrA3ZnaHAEc3RpbWUDMTQxMjcyOTgyNA--" style="text-decoration: none;">Visit Your Group</a></span> <ul style="list-style-type: none; margin: 0; padding: 0; display: inline;"> </ul> </div> <div id="ft" style="font-family: Arial; font-size: 11px; margin-top: 5px; padding: 0 2px 0 0; clear: both;"> <a href="https://groups.yahoo.com/neo;_ylc=X3oDMTJkdDM2MTUwBF9TAzk3NDc2NTkwBGdycElkAzE4Nzc5ODgEZ3Jwc3BJZAMxNzA1MDc2MjUwBHNlYwNmdHIEc2xrA2dmcARzdGltZQMxNDEyNzI5ODI0" style="float: left;"><img src="http://l.yimg.com/ru/static/images/yg/img/email/new_logo/logo-groups-137x15.png" height="15" width="137" alt="Yahoo! Groups" style="border: 0;"/></a> <div style="color: #747575; float: right;"> • <a href="https://info.yahoo.com/privacy/us/yahoo/groups/details.html" style="text-decoration: none;">Privacy</a> • <a href="mailto:wanita-muslimah-unsubscribe@yahoogroups.com?subject=Unsubscribe" style="text-decoration: none;">Unsubscribe</a> • <a href="https://info.yahoo.com/legal/us/yahoo/utos/terms/" style="text-decoration: none;">Terms of Use</a> </div> </div> <br> <!-- |**|end egp html banner|**| --> </div> <!-- ygrp-msg --> <!-- Sponsor --> <!-- |**|begin egp html banner|**| --> <div id="ygrp-sponsor" style="width:160px; float:right; clear:none; margin:0 0 25px 0; background: #fff;"> <!-- Start Recommendations --> <div id="ygrp-reco"> </div> <!-- End Recommendations --> </div> <!-- |**|end egp html banner|**| --> <div style="clear:both; color: #FFF; font-size:1px;">.</div> </div> <img src="http://geo.yahoo.com/serv?s=97359714/grpId=1877988/grpspId=1705076250/msgId=175564/stime=1412729824" width="1" height="1"> <br> <img src="http://y.analytics.yahoo.com/fpc.pl?ywarid=515FB27823A7407E&a=10001310322279&js=no&resp=img" width="1" height="1"> <div style="color: #fff; height: 0;">__,_._,___</div> <!--~-|**|PrettyHtmlEnd|**|-~--> Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7139368028996168357.post-62116180077484890312014-10-07T17:56:00.002-07:002014-10-07T17:57:02.873-07:00[wanita-muslimah] Anas: Sang Demokrat atau Sutradara Tonil?<span style="display:none"> </span> <!--~-|**|PrettyHtmlStartT|**|-~--> <div id="ygrp-mlmsg" style="position:relative;"> <div id="ygrp-msg" style="z-index: 1;"> <!--~-|**|PrettyHtmlEndT|**|-~--> <div id="ygrp-text" > <p><div dir="ltr"><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000">Sang Demokrat atau Sutradara Tonil?</font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000">Oleh: Anas Urbaningrum</font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000"> </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000">Dari balik dinding tahanan, sayup-sayup saya mendengar hiruk-pikuk pengesahan RUU Pilkada. Musababnya, sikap Fraksi Demokrat yang walk out (WO) menjelang voting. </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000"> </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000">Alasan Demokrat karena 10 poin perbaikan yang diusungnya tidak diterima oleh koalisi pendukung pilkada langsung. Kekecewaan publik terhadap sikap Demokrat, khususnya kepada Ketua Umum DPP Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono merebak, bahkan mengalahkan kekecewaan atas "kalahnya" pilkada langsung dalam voting tersebut. </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000"> </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000">Bahkan saya berhipotesis, jika Demokrat ikut voting dan pilkada langsung tetap kalah, masyarakat tidak akan sekecewa ini karena manfaat versus mudarat pilkada langsung atau lewat DPRD adalah diskusi yang bisa terus berkembang seiring berjalannya waktu. Metode pilkada bukanlah perkara halal-haram yang mutlak. </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000"> </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000">Masyarakat lebih marah atas ketidakjelasan sikap. Masyarakat marah kepada Demokrat sebagai pihak yang seharusnya bisa melakukan sesuatu, mengambil sikap yang jelas untuk memperjuangkan suatu pilihan, tetapi membuang kesempatan itu karena kepentingan yang sulit diterima logika publik.</font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000"> </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000">Tak Ada Pilihan </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000"> </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000">Apa yang dimaksud kepentingan yang sulit diterima publik? Kita tahu bahwa sejak lama hubungan Susilo Bambang Yudhoyono dengan Megawati Soekarnoputri membeku. Kebekuan ini menyebabkan SBY, selaku ketua umum Partai Demokrat dan juga presiden yang akan lengser, kesulitan untuk membangun komunikasi dengan Jokowi-JK, baik sejak pilpres hingga pasangan itu menjadi presiden dan wakil presiden terpilih. </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000"> </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000">SBY tahu, dan tidak punya pilihan, kecuali mendekat kepada Jokowi-JK untuk melancarkan proses transisi pemerintahan dan mengamankan diri dan keluarganya di masa datang. Karena itu, sejak pilpres, Demokrat membangun citra netral, walaupun itu pasti mengundang kekecewaan Hatta Rajasa, pasangan Prabowo dalam pilpres yang juga mantan menteri yang paling loyal sekaligus besan SBY. </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000"> </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000">Kita bisa menyaksikan betapa selama pilpres, Demokrat bergerak bak tari poco-poco dari Kawanua: ke kanan lalu ke kiri lalu ke depan, goyang-goyang sebentar, lalu kembali ke titik semula alias tidak ke mana-mana. Ada orang-orang yang diutus ke kedua kubu, tapi setahu saya tidak terlalu digubris, khususnya oleh kubu Jokowi-JK. Kegagalan poco-poco pada pilpres itulah yang membuat SBY tidak punya pilihan. </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000"> </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000">Berbeda dengan bukunya yang berjudul Selalu Ada Pilihan. SBY tahu salah satu momen terakhir yang bisa digunakan untuk mencairkan kebekuan komunikasi dirinya dengan kubu Jokowi-JK tinggal pengesahan RUU Pilkada. Sebagai seorang perancang skenario yang apik, SBY sudah menjalankan permainannya sejak "tampil" di YouTube dan mengatakan mendukung pilkada langsung. Kita membaca di media betapa pernyataan SBY tersebut masih ditanggapi kader Demokrat sebagai gagasan, bukan perintah. </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000"> </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000">Kader Demokrat juga menganggap saat itu SBY berbicara sebagai presiden, bukan ketua umum Partai Demokrat. Sikap Demokrat baru jelas beberapa hari kemudian lewat konferensi pers. Yang menarik, Direktur Jenderal Otonomi Daerah Kemendagri Djohermansyah Djohan menyatakan pemerintah telah memasukkan 10 poin perbaikan pilkada langsung yang diajukan Demokrat ke dalam RUU. </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000"> </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000">Masyarakat Menilai </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000"> </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000">Ternyata "10 poin perbaikan" inilah yang dijadikan sebagai bargaining Demokrat. Ini juga yang menjadi alasan walk out menjelang Rapat Paripurna. Mereka berdalih bahwa 10 poin perbaikan tidak diterima oleh forum lobi fraksi. Yang menarik jika kita membaca media, menjelang rapat, anggota DPR RI dari PDI Perjuangan Arif Wibowo menyatakan pihaknya secara prinsip sepakat dengan Demokrat mengenai perbaikan pilkada langsung, hanya masih ada hal-hal kecil yang perlu dibicarakan dengan Demokrat dan fraksi-fraksi lain. </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000"> </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000">Menurut Arif Wibowo, untuk sekarang (menjelang Rapat Paripurna) pihaknya fokus pada hal-hal pokok. Lalu apakah Demokrat bersikap drastis hanya karena hal-hal kecil? Seperti layaknya film India, jagoannya datang belakangan. Seperti kita tahu, SBY kemudian menyatakan kecewa dengan proses dan hasil rapat paripurna dan akan memperjuangkan pilkada langsung melalui uji materi di Mahkamah Konstitusi. </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000"> </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000">SBY menyatakan akan mencari siapa dalang dibalik WO Fraksi Demokrat menjelang voting. Belakangan setelah kembali dari luar negeri SBY menyatakan akan menerbitkan peraturan pemerintah pengganti undang-undang (perppu), termasuk memasukkan 10 poin perbaikan. Terhadap materi ini, sulit dibedakan apakah SBY sedang berposisi sebagai presiden RI atau ketua umum Partai Demokrat. </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000"> </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000">Sebagai orang yang pernah di Partai Demokrat, pernyataan terakhir ini sangat lucu. Mereka yang memahami struktur dan proses pengambilan keputusan di internal Demokrat paham betul bagaimana tidak ada sehelai daun pun jatuh tanpa persetujuan SBY. Pernyataan "mencari dalang" lebih tepat dibaca "mencari kambing hitam" agar sinetron ini terus berlanjut. Orang awam pun bisa menilai skema permainan ini. </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000"> </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000">Dalam kalkulasi politik pencitraan SBY, jika skenario uji materi dikabulkan MK, maka kredit dan pujian akan berdatangan kepadanya sebagai pahlawan demokrasi. Insiden WO Fraksi Demokrat adalah kesalahan segelintir oknum. Apalagi, SBY punya alibi sedang berada di luar negeri, persis ketika terjadi rapat tentang Bank Century dan beberapa peristiwa penting lainnya ditanah air. Boleh jadi SBY mengharapkan masyarakat lupa, siapa yang sebenarnya memperjuangkan pilkada langsung. </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000"> </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000">Jika nanti pilkada langsung diterapkan, itu akan diklaim sebagai legacy SBY. Ini juga yang akan digunakan sebagai modal merehabilitasi hubungan dengan kubu Jokowi-JK. Demikian halnya dengan skenario menerbitkan perppu yang dianggap sebagai pilihan populer karena sesuai dengan selera opini publik. Jika perppu disetujui DPR, jelas akan menjadi kredit politik penting bagi SBY. </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000"> </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000">Apalagi secara substansi, ide politik itu sejalan dengan yang diperjuangkan oleh koalisi politik pendukung Jokowi-JK. Dengan demikian, secara citra dapat poin, secara politik juga mendapat keuntungan. Tapi akhirnya poco-poco tetaplah sebuah tarian hiburan. Walau SBY sudah balenggang pata-pata dan pe goyang pica-pica, masyarakat punya penilaiannya sendiri. Ternyata penilaian itu bukanlah tepuk tangan, apalagi standing ovation diakhir pertunjukan. </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000"> </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000">Masyarakat sudah cerdas dan mampu mengekspresikan dirinya. Tagar #ShameOnYouSBY yang sampai menjadi trending topic dunia di Twitter hingga menarik perhatian media internasional adalah "hadiah" sekaligus simbol perlawanan masyarakat kepada presiden yang akan segera undur diri itu. Sekali lagi, masyarakat lebih marah kepada ketidakjelasan dan kepalsuan sikap, daripada terhadap sebuah kekalahan dalam suatu pertandingan yang jujur dan fair. Inilah pelajaran penting demokrasi bagi bangsa ini. </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000"> </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000">Demokrasi memang membutuhkan demokrat sejati. Nah, yang perlu dijawab adalah, apakah yang tersedia adalah sosok Sang Demokrat atau sutradara tonil (teater)? Wallahu aWallahu alam. Hanya Tuhan yang tahu. []</font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000"> </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000">KORAN SINDO, 03 Oktober 2014</font></span></p><font color="#000000"><font size="3" face="Times New Roman"> </font><span style="font-size:10pt;">Anas Urbaningrum ; <span style="background:white;">Pernah Menjadi Politikus Partai Demokrat</span></span></font></div> </p> </div> <!--~-|**|PrettyHtmlStart|**|-~--> <div style="color: #fff; height: 0;">__._,_.___</div> <div style="clear:both"> </div> <div id="fromDMARC" style="margin-top: 10px;"> <hr style="height:2px ; border-width:0; color:#E3E3E3; background-color:#E3E3E3;"> Posted by: Kinantaka <kinantaka@gmail.com> <hr style="height:2px ; border-width:0; color:#E3E3E3; background-color:#E3E3E3;"> </div> <div style="clear:both"> </div> <table cellspacing=4px style="margin-top: 10px; margin-bottom: 10px; color: #2D50FD;"> <tbody> <tr> <td style="font-size: 12px; font-family: arial; font-weight: bold; padding: 7px 5px 5px;" > <a style="text-decoration: none; color: #2D50FD" href="https://groups.yahoo.com/neo/groups/wanita-muslimah/conversations/messages/175563;_ylc=X3oDMTJycTAxcnQ1BF9TAzk3MzU5NzE0BGdycElkAzE4Nzc5ODgEZ3Jwc3BJZAMxNzA1MDc2MjUwBG1zZ0lkAzE3NTU2MwRzZWMDZnRyBHNsawNycGx5BHN0aW1lAzE0MTI3Mjk4MTc-?act=reply&messageNum=175563">Reply via web post</a> </td> <td>•</td> <td style="font-size: 12px; font-family: arial; padding: 7px 5px 5px;" > <a href="mailto:kinantaka@gmail.com?subject=Re%3A%20Anas%3A%20Sang%20Demokrat%20atau%20Sutradara%20Tonil%3F" style="text-decoration: none; color: #2D50FD;"> Reply to sender </a> </td> <td>•</td> <td style="font-size: 12px; font-family: arial; padding: 7px 5px 5px;"> <a href="mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com?subject=Re%3A%20Anas%3A%20Sang%20Demokrat%20atau%20Sutradara%20Tonil%3F" style="text-decoration: none; color: #2D50FD"> Reply to group </a> </td> <td>•</td> <td style="font-size: 12px; font-family: arial; padding: 7px 5px 5px;" > <a href="https://groups.yahoo.com/neo/groups/wanita-muslimah/conversations/newtopic;_ylc=X3oDMTJlazdlMW43BF9TAzk3MzU5NzE0BGdycElkAzE4Nzc5ODgEZ3Jwc3BJZAMxNzA1MDc2MjUwBHNlYwNmdHIEc2xrA250cGMEc3RpbWUDMTQxMjcyOTgxNw--" style="text-decoration: none; color: #2D50FD">Start a New Topic</a> </td> <td>•</td> <td style="font-size: 12px; font-family: arial; padding: 7px 5px 5px;color: #2D50FD;" > <a href="https://groups.yahoo.com/neo/groups/wanita-muslimah/conversations/topics/175563;_ylc=X3oDMTM4bWJoY2xoBF9TAzk3MzU5NzE0BGdycElkAzE4Nzc5ODgEZ3Jwc3BJZAMxNzA1MDc2MjUwBG1zZ0lkAzE3NTU2MwRzZWMDZnRyBHNsawN2dHBjBHN0aW1lAzE0MTI3Mjk4MTcEdHBjSWQDMTc1NTYz" style="text-decoration: none; color: #2D50FD;">Messages in this topic</a> (1) </td> </tr> </tbody> </table> <!------- Start Nav Bar ------> <!-- |**|begin egp html banner|**| --> <!-- |**|end egp html banner|**| --> <div id="ygrp-grfd" style="font-family: Verdana; font-size: 12px; padding: 15px 0;"> <!-- |**|begin egp html banner|**| --> =======================<BR> Milis Wanita Muslimah<BR> Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.<BR> Twitter: <a href="http://twitter.com/wanita_muslimah">http://twitter.com/wanita_muslimah</a><BR> Situs Web: <a href="http://www.wanita-muslimah.com">http://www.wanita-muslimah.com</a><BR> ARSIP DISKUSI : <a href="http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages">http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages</a><BR> Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com<BR> Berhenti mailto:wanita-muslimah-unsubscribe@yahoogroups.com<BR> Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com<BR> Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com<BR> <BR> Milis ini tidak menerima attachment. <!-- |**|end egp html banner|**| --> </div> <!-- |**|begin egp html banner|**| --> <div id="ygrp-vital" style="background-color: #f2f2f2; font-family: Verdana; font-size: 10px; margin-bottom: 10px; padding: 10px;"> <span id="vithd" style="font-weight: bold; color: #333; text-transform: uppercase; "><a href="https://groups.yahoo.com/neo/groups/wanita-muslimah/info;_ylc=X3oDMTJldGFqc2ZiBF9TAzk3MzU5NzE0BGdycElkAzE4Nzc5ODgEZ3Jwc3BJZAMxNzA1MDc2MjUwBHNlYwN2dGwEc2xrA3ZnaHAEc3RpbWUDMTQxMjcyOTgxNw--" style="text-decoration: none;">Visit Your Group</a></span> <ul style="list-style-type: none; margin: 0; padding: 0; display: inline;"> </ul> </div> <div id="ft" style="font-family: Arial; font-size: 11px; margin-top: 5px; padding: 0 2px 0 0; clear: both;"> <a href="https://groups.yahoo.com/neo;_ylc=X3oDMTJkdXMzZTR1BF9TAzk3NDc2NTkwBGdycElkAzE4Nzc5ODgEZ3Jwc3BJZAMxNzA1MDc2MjUwBHNlYwNmdHIEc2xrA2dmcARzdGltZQMxNDEyNzI5ODE3" style="float: left;"><img src="http://l.yimg.com/ru/static/images/yg/img/email/new_logo/logo-groups-137x15.png" height="15" width="137" alt="Yahoo! Groups" style="border: 0;"/></a> <div style="color: #747575; float: right;"> • <a href="https://info.yahoo.com/privacy/us/yahoo/groups/details.html" style="text-decoration: none;">Privacy</a> • <a href="mailto:wanita-muslimah-unsubscribe@yahoogroups.com?subject=Unsubscribe" style="text-decoration: none;">Unsubscribe</a> • <a href="https://info.yahoo.com/legal/us/yahoo/utos/terms/" style="text-decoration: none;">Terms of Use</a> </div> </div> <br> <!-- |**|end egp html banner|**| --> </div> <!-- ygrp-msg --> <!-- Sponsor --> <!-- |**|begin egp html banner|**| --> <div id="ygrp-sponsor" style="width:160px; float:right; clear:none; margin:0 0 25px 0; background: #fff;"> <!-- Start Recommendations --> <div id="ygrp-reco"> </div> <!-- End Recommendations --> </div> <!-- |**|end egp html banner|**| --> <div style="clear:both; color: #FFF; font-size:1px;">.</div> </div> <img src="http://geo.yahoo.com/serv?s=97359714/grpId=1877988/grpspId=1705076250/msgId=175563/stime=1412729817" width="1" height="1"> <br> <img src="http://y.analytics.yahoo.com/fpc.pl?ywarid=515FB27823A7407E&a=10001310322279&js=no&resp=img" width="1" height="1"> <div style="color: #fff; height: 0;">__,_._,___</div> <!--~-|**|PrettyHtmlEnd|**|-~--> Unknownnoreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-7139368028996168357.post-79310991608389870662014-10-07T17:56:00.001-07:002014-10-07T17:56:57.562-07:00[wanita-muslimah] Kang Komar: Menimbang Pendidikan Indonesia<span style="display:none"> </span> <!--~-|**|PrettyHtmlStartT|**|-~--> <div id="ygrp-mlmsg" style="position:relative;"> <div id="ygrp-msg" style="z-index: 1;"> <!--~-|**|PrettyHtmlEndT|**|-~--> <div id="ygrp-text" > <p><div dir="ltr"><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000">Menimbang Pendidikan Indonesia</font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000">Oleh: Komaruddin Hidayat</font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000"> </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000">Pekan lalu Anindiya, alumnus SMU Madania Parung, Bogor, yang sudah dua tahun berkuliah di Ritsumeikan APU, Jepang, sengaja datang ke kantor saya di sela-sela liburannya ke Jakarta. </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000"> </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000">Dia datang untuk berbagi kegelisahan mengenai pendidikan Indonesia yang menurutnya tertinggal dibanding negara-negara tetangga. Sebagai aktivis, Anin banyak bergaul dan diskusi dengan sesama mahasiswa Asia. Yang membuatnya gelisah, mahasiswa lain lebih siap menghadapi MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN). Di Thailand misalnya sejak SMU anak-anak sudah mulai belajar bahasa dan peta bumi Indonesia. </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000"> </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000">Mereka mulai dipersiapkan mengenal potensi ekonomi dan lapangan kerja di Indonesia ketika nanti dibuka pasar bebas ASEAN yang memungkinkan tenaga kerja asing bekerja dan bersaing dengan putra-putra di negara kita. Anin sangat khawatir sarjana-sarjana Indonesia sulit bersaing dengan sarjana Jepang, Korea, Filipina, Thailand, Malaysia, dan Singapura dan kualitas pendidikan Indonesia tidak mengalami perbaikan serius dan segera. </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000"> </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000">Di Indonesia terdapat sekitar 3.500 perguruan tinggi negeri dan swasta, lulusannya akan bersaing ketat memperebutkan lapangan kerja dengan lulusan perguruan tinggi di ASEAN. Ini sebuah tantangan dan sekaligus mimpi buruk mengingat sebagian perguruan tinggi kita sekadar memberikan ijazah, namun miskin kompetensi. Sekarang ini diperkirakan setiap tahun terdapat satu juta sarjana baru. </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000"> </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000">Dibanding Malaysia dan Singapura, angkatan kerja mereka terbanyak diisi sarjana dan tamatan sekolah menengah kejuruan. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Februari 2014, jumlah angkatan kerja Indonesia sebanyak 118,17 juta orang. Sungguh fantastis, suatu bonus demografi yang tidak dimiliki bangsa Jepang, Korea, dan negara-negara tetangga. Namun, itu semua akan berbalik menjadi beban jika ternyata miskin kompetensi dan kalah bersaing dalam panggung MEA nanti. </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000"> </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000">Diberitakan, sedikitnya 600.000 lulusan perguruan tinggi menganggur yang sekarang tengah berjuang mendapatkan lapangan kerja. Terdapat lima fungsi utama yang mesti diperhatikan oleh lembaga pendidikan pada setiap jenjang. Pertama , sebagai tempat pembentukan karakter. Lewat pendidikan seseorang diharapkan mendapatkan lingkungan dan keteladanan yang baik agar tumbuh menjadi pribadi yang terpuji. </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000"> </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000">Makanya sekolah disebut almamater, bagaikan sosok ibu kandung yang membesarkan dan mendidik kita semua agar jadi anak yang mandiri dan berkepribadian baik. Kedua, lembaga pendidikan adalah tempat transfer ilmu pengetahuan dari para guru pada anak didiknya. Jika guru atau dosen tidak menguasai dan menambah ilmu, lalu apa yang hendak ditransfer? </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000"> </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000">Tidak sebatas transfer, tetapi para guru dan dosen itu juga mengajari bagaimana berburu ilmu pengetahuan atau riset (re-search), sebuah usaha tanpahenti, mencari dan kembali mencari, untuk selalu memperluas cakrawala pengetahuan sehingga dunianya semakin luas dan kaya. Menguasai metode menggali ilmu tidak kalah pentingnya dari sekadar menerima ilmu. Seseorang yang kaya ilmu pasti akan banyak referensi dan komparasi ketika membuat sebuah keputusan dalam hidupnya.</font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000"> </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000">Ketiga, lembaga pendidikan adalah juga tempat untuk melatih peserta didik mengembangkan keterampilan sosialnya. Keterampilan dan keluwesan berkomunikasi dan bersosialisasi sangat penting bagi kehidupan seseorang. Profesi apa pun, terlebih di zaman yang serbaterbuka dan kompetitif ini, keterampilan berkomunikasi (communication skill) sangat diperlukan. Tidak lagi zamannya berpikir "diam itu emas". </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000"> </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000">Keempat, lembaga pendidikan juga berperan memberikan skill pada seseorang sehingga dengan keahlian yang dimiliki diharapkan akan bisa hidup produktif dan mandiri agar hidupnya tidak menjadi beban orang lain. Syukur-syukur bisa menciptakan lapangan kerja bagi orang lain. Kelima, lembaga pendidikan hendaknya secara sadar membantu mengantarkan agar seseorang tumbuh menjadi seorang pemimpin. </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000"> </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000">Sikap kepemimpinan (leadership) akan diperlukan oleh siapa pun, minimal sekali kepemimpinan dalam rumah tangga. Lebih dari itu, setiap posisi atau karier seseorang sesungguhnya memerlukan kualitas kepemimpinan. Karena itu, menjadi sangat penting pelajaran dan latihan kepemimpinan di sekolah dan perguruan tinggi. </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000"> </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000">Salah satu ciri seorang pemimpin adalah memiliki inisiatif, memiliki kepekaan sosial, peduli pada nasib orang lain, memiliki rasa tanggung jawab, dan berani ambil risiko atas keputusan yang diambilnya. Pelatihan kepemimpinan ini semakin kurang memperoleh perhatian di sekolah. Keenam, tidak kalah pentingnya dari semua itu, peran lembaga pendidikan adalah juga mendidik anak agar tumbuh menjadi pejuang kehidupan. </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000"> </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000">Agar memiliki climber mentality. Pendaki dan penakluk gunung kehidupan yang tak mudah menyerah ketika menghadapi berbagai rintangan. Banyak anak-anak yang bermental quitter, mudah takluk ketika dihadapkan problem. Demikianlah, sebagai orang tua kita pasti memiliki harapan pada anak-anak kita agar tumbuh menjadi pribadi seperti yang saya kemukakan di atas. Kewajiban pendidik itu sebagian diserahkan pada lembaga pendidikan. Orang tua dan guru merupakan mitra coeducator bagi anak didik. </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000"> </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000">Dulu ada ungkapan: al-ummu madrasatul ula. Sosok ibu adalah sekolah pertama bagi anak-anaknya. Sekarang tidak bisa lagi diandalkan karena banyak ibu yang juga aktif bekerja di luar, lalu peran pendidik diambil guru di sekolah, oleh pembantu rumah tangga, dan TV. []</font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000"> </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000">KORAN SINDO, 03 Oktober 2014</font></span></p><font color="#000000"><font size="3" face="Times New Roman"> </font><span style="font-size:10pt;">Komaruddin Hidayat ; <span style="background:white;">Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah</span></span></font></div> </p> </div> <!--~-|**|PrettyHtmlStart|**|-~--> <div style="color: #fff; height: 0;">__._,_.___</div> <div style="clear:both"> </div> <div id="fromDMARC" style="margin-top: 10px;"> <hr style="height:2px ; border-width:0; color:#E3E3E3; background-color:#E3E3E3;"> Posted by: Kinantaka <kinantaka@gmail.com> <hr style="height:2px ; border-width:0; color:#E3E3E3; background-color:#E3E3E3;"> </div> <div style="clear:both"> </div> <table cellspacing=4px style="margin-top: 10px; margin-bottom: 10px; color: #2D50FD;"> <tbody> <tr> <td style="font-size: 12px; font-family: arial; font-weight: bold; padding: 7px 5px 5px;" > <a style="text-decoration: none; color: #2D50FD" href="https://groups.yahoo.com/neo/groups/wanita-muslimah/conversations/messages/175562;_ylc=X3oDMTJyMGhkajdtBF9TAzk3MzU5NzE0BGdycElkAzE4Nzc5ODgEZ3Jwc3BJZAMxNzA1MDc2MjUwBG1zZ0lkAzE3NTU2MgRzZWMDZnRyBHNsawNycGx5BHN0aW1lAzE0MTI3Mjk4MTA-?act=reply&messageNum=175562">Reply via web post</a> </td> <td>•</td> <td style="font-size: 12px; font-family: arial; padding: 7px 5px 5px;" > <a href="mailto:kinantaka@gmail.com?subject=Re%3A%20Kang%20Komar%3A%20Menimbang%20Pendidikan%20Indonesia" style="text-decoration: none; color: #2D50FD;"> Reply to sender </a> </td> <td>•</td> <td style="font-size: 12px; font-family: arial; padding: 7px 5px 5px;"> <a href="mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com?subject=Re%3A%20Kang%20Komar%3A%20Menimbang%20Pendidikan%20Indonesia" style="text-decoration: none; color: #2D50FD"> Reply to group </a> </td> <td>•</td> <td style="font-size: 12px; font-family: arial; padding: 7px 5px 5px;" > <a href="https://groups.yahoo.com/neo/groups/wanita-muslimah/conversations/newtopic;_ylc=X3oDMTJlczBhcjE1BF9TAzk3MzU5NzE0BGdycElkAzE4Nzc5ODgEZ3Jwc3BJZAMxNzA1MDc2MjUwBHNlYwNmdHIEc2xrA250cGMEc3RpbWUDMTQxMjcyOTgxMA--" style="text-decoration: none; color: #2D50FD">Start a New Topic</a> </td> <td>•</td> <td style="font-size: 12px; font-family: arial; padding: 7px 5px 5px;color: #2D50FD;" > <a href="https://groups.yahoo.com/neo/groups/wanita-muslimah/conversations/topics/175562;_ylc=X3oDMTM4MnJzcXQ1BF9TAzk3MzU5NzE0BGdycElkAzE4Nzc5ODgEZ3Jwc3BJZAMxNzA1MDc2MjUwBG1zZ0lkAzE3NTU2MgRzZWMDZnRyBHNsawN2dHBjBHN0aW1lAzE0MTI3Mjk4MTAEdHBjSWQDMTc1NTYy" style="text-decoration: none; color: #2D50FD;">Messages in this topic</a> (1) </td> </tr> </tbody> </table> <!------- Start Nav Bar ------> <!-- |**|begin egp html banner|**| --> <!-- |**|end egp html banner|**| --> <div id="ygrp-grfd" style="font-family: Verdana; font-size: 12px; padding: 15px 0;"> <!-- |**|begin egp html banner|**| --> =======================<BR> Milis Wanita Muslimah<BR> Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.<BR> Twitter: <a href="http://twitter.com/wanita_muslimah">http://twitter.com/wanita_muslimah</a><BR> Situs Web: <a href="http://www.wanita-muslimah.com">http://www.wanita-muslimah.com</a><BR> ARSIP DISKUSI : <a href="http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages">http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages</a><BR> Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com<BR> Berhenti mailto:wanita-muslimah-unsubscribe@yahoogroups.com<BR> Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com<BR> Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com<BR> <BR> Milis ini tidak menerima attachment. <!-- |**|end egp html banner|**| --> </div> <!-- |**|begin egp html banner|**| --> <div id="ygrp-vital" style="background-color: #f2f2f2; font-family: Verdana; font-size: 10px; margin-bottom: 10px; padding: 10px;"> <span id="vithd" style="font-weight: bold; color: #333; text-transform: uppercase; "><a href="https://groups.yahoo.com/neo/groups/wanita-muslimah/info;_ylc=X3oDMTJlZWZmbGt0BF9TAzk3MzU5NzE0BGdycElkAzE4Nzc5ODgEZ3Jwc3BJZAMxNzA1MDc2MjUwBHNlYwN2dGwEc2xrA3ZnaHAEc3RpbWUDMTQxMjcyOTgxMA--" style="text-decoration: none;">Visit Your Group</a></span> <ul style="list-style-type: none; margin: 0; padding: 0; display: inline;"> </ul> </div> <div id="ft" style="font-family: Arial; font-size: 11px; margin-top: 5px; padding: 0 2px 0 0; clear: both;"> <a href="https://groups.yahoo.com/neo;_ylc=X3oDMTJkMDRjdmdkBF9TAzk3NDc2NTkwBGdycElkAzE4Nzc5ODgEZ3Jwc3BJZAMxNzA1MDc2MjUwBHNlYwNmdHIEc2xrA2dmcARzdGltZQMxNDEyNzI5ODEw" style="float: left;"><img src="http://l.yimg.com/ru/static/images/yg/img/email/new_logo/logo-groups-137x15.png" height="15" width="137" alt="Yahoo! Groups" style="border: 0;"/></a> <div style="color: #747575; float: right;"> • <a href="https://info.yahoo.com/privacy/us/yahoo/groups/details.html" style="text-decoration: none;">Privacy</a> • <a href="mailto:wanita-muslimah-unsubscribe@yahoogroups.com?subject=Unsubscribe" style="text-decoration: none;">Unsubscribe</a> • <a href="https://info.yahoo.com/legal/us/yahoo/utos/terms/" style="text-decoration: none;">Terms of Use</a> </div> </div> <br> <!-- |**|end egp html banner|**| --> </div> <!-- ygrp-msg --> <!-- Sponsor --> <!-- |**|begin egp html banner|**| --> <div id="ygrp-sponsor" style="width:160px; float:right; clear:none; margin:0 0 25px 0; background: #fff;"> <!-- Start Recommendations --> <div id="ygrp-reco"> </div> <!-- End Recommendations --> </div> <!-- |**|end egp html banner|**| --> <div style="clear:both; color: #FFF; font-size:1px;">.</div> </div> <img src="http://geo.yahoo.com/serv?s=97359714/grpId=1877988/grpspId=1705076250/msgId=175562/stime=1412729810" width="1" height="1"> <br> <img src="http://y.analytics.yahoo.com/fpc.pl?ywarid=515FB27823A7407E&a=10001310322279&js=no&resp=img" width="1" height="1"> <div style="color: #fff; height: 0;">__,_._,___</div> <!--~-|**|PrettyHtmlEnd|**|-~--> Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7139368028996168357.post-73430327410269589092014-10-07T02:15:00.001-07:002014-10-07T02:15:53.238-07:00[wanita-muslimah] 141007 Pasrah kepada Allah.<span style="display:none"> </span> <!--~-|**|PrettyHtmlStartT|**|-~--> <div id="ygrp-mlmsg" style="position:relative;"> <div id="ygrp-msg" style="z-index: 1;"> <!--~-|**|PrettyHtmlEndT|**|-~--> <div id="ygrp-text" > <p><div dir="ltr"><br clear="all"><font color="#000000" face="Times New Roman" size="3"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;"><span lang="EN-GB" style="font-family:"Courier New";"><font color="#000000" size="3">20141007</font></span></p><font color="#000000" face="Times New Roman" size="3"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;"><span lang="EN-GB" style="font-family:"Courier New";"><font color="#000000" size="3"> </font></span></p><font color="#000000" face="Times New Roman" size="3"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;"><span lang="EN-GB" style="font-family:"Courier New";"><font color="#000000" size="3"> </font></span></p><font color="#000000" face="Times New Roman" size="3"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;"><span lang="EN-GB" style="font-family:"Courier New";"><font color="#000000" size="3">Pasrah kepada Allah.</font></span></p><font color="#000000" face="Times New Roman" size="3"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;"><span lang="EN-GB" style="font-family:"Courier New";"><font color="#000000" size="3"> </font></span></p><font color="#000000" face="Times New Roman" size="3"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;"><span lang="EN-GB" style="font-family:"Courier New";"><font color="#000000" size="3"> </font></span></p><font color="#000000" face="Times New Roman" size="3"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;"><span lang="EN-GB" style="font-family:"Courier New";"><font color="#000000" size="3">Bismi ‘l-lahi ‘r-rahmani ‘r-rahiem.</font></span></p><font color="#000000" face="Times New Roman" size="3"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;"><span lang="EN-GB" style="font-family:"Courier New";"><font color="#000000" size="3"> </font></span></p><font color="#000000" face="Times New Roman" size="3"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;"><span lang="EN-GB" style="font-family:"Courier New";"><font color="#000000" size="3">Keadaan masyarakat mungkin sudah cukup parah buruknya; tidak sedikit dari kita yang sudah berusaha untuk membenahi keadaan masyarakat ini, dari komponen yang kecil sampai pun yang besar, dari tingkat rendah maupun tinggi, namun terasa sepertinya tak ada hasilnya. Katakanlah kita sudah tak dapat berbuat apa-apa lagi untuk ini; bahkan ancaman sudah bertubi-tubi menerpa orang yang seperti kita. Di sinilah kita perlu menyadari ulang bahwa tugas kita sebagai penerus Rasulullah Muhammad saw. adalah “sekedar” sebagai basyira (pemberi kabar gembira) bagi orang baik, dan nadzira (pemberi pengingatan [warning]) bagi orang yang belum baik. Kita memahami bahwa hidayah sebagai tanda keberhasilan seruan dakwah itu berada dalam kekuasaan Allah, yang pada hakikatnya merupakan kasih sayang Allah SwT. sebagai balasanNya atas “kesiapan” manusia atas seruan dakwah. Jika kita sudah merasa “buntu” maka kita harus pasrah, menyerahkan permasalahan kembali kepada Allah, memohon “keputusan” Allah akan dijadikan bagaimana masyarakat ini. Beberapa contoh yang dilakukan oleh para nabi dapat kita lihat di dalam al-Qur’an, salah satunya adalah ketika Nabi Nuh a.s. sudah mendapat ancaman dari kaumnya:</font></span></p><font color="#000000" face="Times New Roman" size="3"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;"><span lang="EN-GB" style="font-family:"Courier New";"><font color="#000000" size="3"> </font></span></p><font color="#000000" face="Times New Roman" size="3"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;"><span lang="EN-GB" style="font-family:"Courier New";"><font color="#000000" size="3">MEREKA<span> </span>BERKATA:<span> </span>"SUNGGUH JIKA KAMU TIDAK (MAU) BERHENTI<span> </span>HAI<span> </span>NUH, NISCAYA BENAR-BENAR KAMU AKAN TERMASUK ORANG-ORANG YANG DIRAJAM.(Surah asy-Syu'ara [26] ayat 116)</font></span></p><font color="#000000" face="Times New Roman" size="3"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;"><span lang="EN-GB" style="font-family:"Courier New";"><font color="#000000" size="3"> </font></span></p><font color="#000000" face="Times New Roman" size="3"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;"><span lang="EN-GB" style="font-family:"Courier New";"><font color="#000000" size="3">Dalam keadaan seperti inilah Nabi Nuh bermohon kepada Allah: </font></span></p><font color="#000000" face="Times New Roman" size="3"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;"><span lang="EN-GB" style="font-family:"Courier New";"><font color="#000000" size="3"> </font></span></p><font color="#000000" face="Times New Roman" size="3"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;"><span lang="EN-GB" style="font-family:"Courier New";"><font color="#000000" size="3">"YA TUHANKU, SESUNGGUHNYA KAUMKU TELAH MENDUSTAKAN AKU (117); KARENA ITU BERIKANLAH KEPUTUSAN ANTARA AKU DENGAN MEREKA; SELAMATKANLAH AKU DAN ORANG-ORANG MUKMIN YANG BESERTAKU.” (118) (Surah asy-Syu'ara [26] ayat 117-118)</font></span></p><font color="#000000" face="Times New Roman" size="3"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;"><span lang="EN-GB" style="font-family:"Courier New";"><font color="#000000" size="3"> </font></span></p><font color="#000000" face="Times New Roman" size="3"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;"><span lang="EN-GB" style="font-family:"Courier New";"><font color="#000000" size="3">Padahal Nabi Nuh sebelumnya sudah menjelaskan siapa dia.</font></span></p><font color="#000000" face="Times New Roman" size="3"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;"><span lang="EN-GB" style="font-family:"Courier New";"><font color="#000000" size="3"> </font></span></p><font color="#000000" face="Times New Roman" size="3"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;"><span lang="EN-GB" style="font-family:"Courier New";"><font color="#000000"><font size="3">“SESUNGGUHNYA AKU ADALAH SEORANG RASUL<span> </span>KEPERCAYAAN<span> </span>(YANG<span> </span>DIUTUS)<span> </span></font></font></span></p><font color="#000000" face="Times New Roman" size="3"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;"><span lang="EN-GB" style="font-family:"Courier New";"><font color="#000000"><font size="3">KEPADAMU,(107)MAKA BERTAKWALAH KEPADA ALLAH DAN<span> </span>TAATLAH KEPADAKU" <span> </span>(108)DAN AKU SEKALI-KALI TIDAK MINTA UPAH KEPADAMU ATAS AJAKAN-AJAKAN<span> </span></font></font></span></p><font color="#000000" face="Times New Roman" size="3"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;"><span lang="EN-GB" style="font-family:"Courier New";"><font color="#000000" size="3">ITU; UPAHKU TIDAK LAIN HANYALAH<span> </span>DARI TUHAN SEMESTA ALAM (109)”(Surah asy-Syu'ara [26] ayat 107-109)</font></span></p><font color="#000000" face="Times New Roman" size="3"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;"><span lang="EN-GB" style="font-family:"Courier New";"><font color="#000000" size="3"> </font></span></p><font color="#000000" face="Times New Roman" size="3"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;"><span lang="EN-GB" style="font-family:"Courier New";"><font color="#000000" size="3">Permintaan Nabi Nuh dalam rangka melaksanakan perintah Allah itu boleh dibilang sederhana: ”...BERTAKWALAH KEPADA ALLAH DAN TAATLAH KEPADAKU".(Surah asy-Syu'ara [26] ayat 110)</font></span></p><font color="#000000" face="Times New Roman" size="3"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;"><span lang="EN-GB" style="font-family:"Courier New";"><font color="#000000" size="3"> </font></span></p><font color="#000000" face="Times New Roman" size="3"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;"><span lang="EN-GB" style="font-family:"Courier New";"><font color="#000000" size="3">Ternyata kaum nabi Nuh yang semula terkesaan hanya memberi tanggapan menghina beliau, kemudian kian kerasah tanggapannya:</font></span></p><font color="#000000" face="Times New Roman" size="3"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;"><span lang="EN-GB" style="font-family:"Courier New";"><font color="#000000" size="3"> </font></span></p><font color="#000000" face="Times New Roman" size="3"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;"><span lang="EN-GB" style="font-family:"Courier New";"><font color="#000000" size="3">"SUNGGUH JIKA KAMU TIDAK (MAU) BERHENTI MENYERU, HAI NUH, NISCAYA BENAR-BENAR KAMU AKAN TERMASUK ORANG-ORANG YANG DIRAJAM.” (Surah asy-Syu'ara [26] ayat 116)</font></span></p><font color="#000000" face="Times New Roman" size="3"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;"><span lang="EN-GB" style="font-family:"Courier New";"><font color="#000000" size="3"> </font></span></p><font color="#000000" face="Times New Roman" size="3"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;"><span lang="EN-GB" style="font-family:"Courier New";"><font color="#000000" size="3"> </font></span></p><font color="#000000" face="Times New Roman" size="3"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;"><span lang="EN-GB" style="font-family:"Courier New";"><font color="#000000" size="3">Dalam keadaan seperti itu maka Nabi Nuh menyerahkan permasalah kembali kepada Allah dengan permohonannya:</font></span></p><font color="#000000" face="Times New Roman" size="3"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;"><span lang="EN-GB" style="font-family:"Courier New";"><font color="#000000" size="3"> </font></span></p><font color="#000000" face="Times New Roman" size="3"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;"><span lang="EN-GB" style="font-family:"Courier New";"><font color="#000000" size="3">"YA TUHANKU, SESUNGGUHNYA KAUMKU TELAH MENDUSTAKAN AKU (117); KARENA ITU BERIKANLAH KEPUTUSAN ANTARA AKU DAN MEREKA; SELAMATKANLAH AKU DAN ORANG-ORANG MUKMIN YANG BESERTAKU(118).” (Surah asy-Syu'ara [26] ayat 117-118)</font></span></p><font color="#000000" face="Times New Roman" size="3"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;"><span lang="EN-GB" style="font-family:"Courier New";"><font color="#000000" size="3"> </font></span></p><font color="#000000" face="Times New Roman" size="3"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;"><span lang="EN-GB" style="font-family:"Courier New";"><font color="#000000" size="3">Terhadap “penyerahan” dengan kepasrahan ini Allah mengabulkan doa nabi Nuh, maka kaum Nabi Nuh yang durhaka itu pun ditenggelamkan, sedangkan yang beriman diselamatkan.</font></span></p><font color="#000000" face="Times New Roman" size="3"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;"><span lang="EN-GB" style="font-family:"Courier New";"><font color="#000000" size="3"> </font></span></p><font color="#000000" face="Times New Roman" size="3"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;"><span lang="EN-GB" style="font-family:"Courier New";"><font color="#000000"><font size="3">“MAKA KAMI SELAMATKAN NUH DAN ORANG-ORANG YANG BESERTANYA DI DALAM<span> </span></font></font></span></p><font color="#000000" face="Times New Roman" size="3"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;"><span lang="EN-GB" style="font-family:"Courier New";"><font color="#000000" size="3">KAPAL YANG PENUH MUATAN (119). KEMUDIAN SESUDAH ITU KAMI TENGGELAMKAN ORANG-ORANG YANG TINGGAL (120)”.(Surah asy-Syu'ara [26] ayat 119-120)</font></span></p><font color="#000000" face="Times New Roman" size="3"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;"><span lang="EN-GB" style="font-family:"Courier New";"><font color="#000000" size="3"> </font></span></p><font color="#000000" face="Times New Roman" size="3"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;"><span lang="EN-GB" style="font-family:"Courier New";"><font color="#000000" size="3">Namun demikian yang perlu kita fahami pula adalah bahwa telah dijanjikan oleh Allah bahwasanya untuk kita, kaum nabi Muhammad sampai akhir zaman nanti, malapetaka yang demikian hebat seperti kaum Nabi Nuh maupun kaum-kaum lainnya itu tidaklah akan ditimpakan. Bencana dahsyat yang tidak jarang kita lihat menimpa bangsa kita selama ini, pada hakikatnya “hanyalah” peringatan ataupun ujian dari Allah. Bencana yang benar-benar berupa siksa neraka barulah akan ditimpakan kepada ummat Muhammad di kehidupan akhirat, yaitu jika kesempatan yang telah diberikan oleh Allah untuk bertaubat tidak dimanfaatkan sebelum keburu mati.</font></span></p><font color="#000000" face="Times New Roman" size="3"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;"><span lang="EN-GB" style="font-family:"Courier New";"><font color="#000000" size="3"> </font></span></p><font color="#000000" face="Times New Roman" size="3"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;"><span lang="EN-GB" style="font-family:"Courier New";"><font color="#000000" size="3">Semoga sajalah mereka yang bertanggung jawab atas masyarakat bangsa kita ini menyadari fungsi dan tanggung jawabnya sehingga dapat secepatnya berbenah secara menyeluruh untuk kebaikan bersama.</font></span></p><font color="#000000" face="Times New Roman" size="3"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;"><span lang="EN-GB" style="font-family:"Courier New";"><font color="#000000" size="3"> </font></span></p><font color="#000000" face="Times New Roman" size="3"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;"><span lang="EN-GB" style="font-family:"Courier New";"><font color="#000000" size="3"> </font></span></p><font color="#000000" face="Times New Roman" size="3"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;"><span lang="EN-GB" style="font-family:"Courier New";"><font color="#000000" size="3">Wa ‘l-Lahu a'lamu bi ‘sh-shawwab. </font></span></p><font color="#000000" face="Times New Roman" size="3"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;"><span lang="EN-GB" style="font-family:"Courier New";"><font color="#000000" size="3"> </font></span></p><font color="#000000" face="Times New Roman" size="3"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;"><span lang="EN-GB" style="font-family:"Courier New";"><font color="#000000" size="3"> </font></span></p><font color="#000000" face="Times New Roman" size="3"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;"><span lang="EN-GB" style="font-family:"Courier New";"><font color="#000000" size="3"> </font></span></p><font color="#000000" face="Times New Roman" size="3"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;"><span lang="EN-GB" style="font-family:"Courier New";"><font color="#000000" size="3">==============================</font></span></p><font color="#000000" face="Times New Roman" size="3"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;"><span lang="EN-GB" style="font-family:"Courier New";"><font color="#000000" size="3"> </font></span></p><font color="#000000" face="Times New Roman" size="3"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;"><span lang="EN-GB" style="font-family:"Courier New";"><font color="#000000" size="3"> </font></span></p><font color="#000000" face="Times New Roman" size="3"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;"><span lang="EN-GB" style="font-family:"Courier New";"><font color="#000000" size="3"> </font></span></p><font color="#000000" face="Times New Roman" size="3"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;"><span lang="EN-GB" style="font-family:"Courier New";"><font color="#000000" size="3">Assalamu 'alaikum wr. wb.</font></span></p><font color="#000000" face="Times New Roman" size="3"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;"><span lang="EN-GB" style="font-family:"Courier New";"><font color="#000000" size="3"> </font></span></p><font color="#000000" face="Times New Roman" size="3"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;"><span lang="EN-GB" style="font-family:"Courier New";"><font color="#000000" size="3"> </font></span></p><font color="#000000" face="Times New Roman" size="3"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;"><span lang="EN-GB" style="font-family:"Courier New";"><font color="#000000" size="3"> </font></span></p><font color="#000000" face="Times New Roman" size="3"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;"><span lang="EN-GB" style="font-family:"Courier New";"><font color="#000000" size="3">Semoga sedikit uraian di atas bermanfaat.</font></span></p><font color="#000000" face="Times New Roman" size="3"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;"><span lang="EN-GB" style="font-family:"Courier New";"><font color="#000000" size="3"> </font></span></p><font color="#000000" face="Times New Roman" size="3"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;"><span lang="EN-GB" style="font-family:"Courier New";"><font color="#000000" size="3">Untuk membaca tulisan yang lain kirim e-mail ke:</font></span></p><font color="#000000" face="Times New Roman" size="3"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;"><span lang="EN-GB"><a href="mailto:pelita-hikmah.subscribe@yahoogroups.com"><font color="#000080"><font size="3"><span style="font-family:"Courier New";">pelita-hikmah</span><font face="Consolas">.</font><span style="font-family:"Courier New";">subscribe@yahoogroups.com</span></font></font></a></span><span lang="EN-GB" style="font-family:"Courier New";"><font color="#000000" size="3">. </font></span></p><font color="#000000" face="Times New Roman" size="3"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;"><span lang="EN-GB" style="font-family:"Courier New";"><font color="#000000" size="3">Permintaan kajian masalah tertentu untuk pegangan hidup silakan hubungi saya. </font></span></p><font color="#000000" face="Times New Roman" size="3"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;"><span lang="EN-GB" style="font-family:"Courier New";"><font color="#000000" size="3"> </font></span></p><font color="#000000" face="Times New Roman" size="3"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;"><span lang="EN-GB" style="font-family:"Courier New";"><font color="#000000" size="3">Wassalam,</font></span></p><font color="#000000" face="Times New Roman" size="3"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;"><span lang="EN-GB" style="font-family:"Courier New";"><font color="#000000" size="3">H.R.M. Tauhid-al-Amien, dr., MSc., DipHPEd., AIF., AIFO.</font></span></p><font color="#000000" face="Times New Roman" size="3"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;"><span lang="EN-GB" style="font-family:"Courier New";"><font size="3"><font color="#000000"><span> </span>e-mail: <a href="mailto:tauhidhw@gmail.com">tauhidhw@gmail.com</a> </font></font></span></p><font color="#000000" face="Times New Roman" size="3"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;"><span lang="EN-GB" style="font-family:"Courier New";"><font color="#000000" size="3"> </font></span></p><font color="#000000" face="Times New Roman" size="3"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;"><span lang="EN-GB" style="font-family:"Courier New";"><font color="#000000" size="3">Jalan Kendangsari Lebar 48 Surabaya<span> </span>INDONESIA<span> </span>60292 </font></span></p><font face="Times New Roman"> </font><br><br> </div> </p> </div> <!--~-|**|PrettyHtmlStart|**|-~--> <div style="color: #fff; height: 0;">__._,_.___</div> <div style="clear:both"> </div> <div id="fromDMARC" style="margin-top: 10px;"> <hr style="height:2px ; border-width:0; color:#E3E3E3; background-color:#E3E3E3;"> Posted by: Rasyid-Mohammad Tauhid-al-Amien <tauhidhw@gmail.com> <hr style="height:2px ; border-width:0; color:#E3E3E3; background-color:#E3E3E3;"> </div> <div style="clear:both"> </div> <table cellspacing=4px style="margin-top: 10px; margin-bottom: 10px; color: #2D50FD;"> <tbody> <tr> <td style="font-size: 12px; font-family: arial; font-weight: bold; padding: 7px 5px 5px;" > <a style="text-decoration: none; color: #2D50FD" href="https://groups.yahoo.com/neo/groups/wanita-muslimah/conversations/messages/175561;_ylc=X3oDMTJyMW92aXNhBF9TAzk3MzU5NzE0BGdycElkAzE4Nzc5ODgEZ3Jwc3BJZAMxNzA1MDc2MjUwBG1zZ0lkAzE3NTU2MQRzZWMDZnRyBHNsawNycGx5BHN0aW1lAzE0MTI2NzMzNDU-?act=reply&messageNum=175561">Reply via web post</a> </td> <td>•</td> <td style="font-size: 12px; font-family: arial; padding: 7px 5px 5px;" > <a href="mailto:tauhidhw@gmail.com?subject=Re%3A%20141007%20Pasrah%20kepada%20Allah%2E" style="text-decoration: none; color: #2D50FD;"> Reply to sender </a> </td> <td>•</td> <td style="font-size: 12px; font-family: arial; padding: 7px 5px 5px;"> <a href="mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com?subject=Re%3A%20141007%20Pasrah%20kepada%20Allah%2E" style="text-decoration: none; color: #2D50FD"> Reply to group </a> </td> <td>•</td> <td style="font-size: 12px; font-family: arial; padding: 7px 5px 5px;" > <a href="https://groups.yahoo.com/neo/groups/wanita-muslimah/conversations/newtopic;_ylc=X3oDMTJlYzY1cHI1BF9TAzk3MzU5NzE0BGdycElkAzE4Nzc5ODgEZ3Jwc3BJZAMxNzA1MDc2MjUwBHNlYwNmdHIEc2xrA250cGMEc3RpbWUDMTQxMjY3MzM0NQ--" style="text-decoration: none; color: #2D50FD">Start a New Topic</a> </td> <td>•</td> <td style="font-size: 12px; font-family: arial; padding: 7px 5px 5px;color: #2D50FD;" > <a href="https://groups.yahoo.com/neo/groups/wanita-muslimah/conversations/topics/175561;_ylc=X3oDMTM4MTJhbDJjBF9TAzk3MzU5NzE0BGdycElkAzE4Nzc5ODgEZ3Jwc3BJZAMxNzA1MDc2MjUwBG1zZ0lkAzE3NTU2MQRzZWMDZnRyBHNsawN2dHBjBHN0aW1lAzE0MTI2NzMzNDUEdHBjSWQDMTc1NTYx" style="text-decoration: none; color: #2D50FD;">Messages in this topic</a> (1) </td> </tr> </tbody> </table> <!------- Start Nav Bar ------> <!-- |**|begin egp html banner|**| --> <!-- |**|end egp html banner|**| --> <div id="ygrp-grfd" style="font-family: Verdana; font-size: 12px; padding: 15px 0;"> <!-- |**|begin egp html banner|**| --> =======================<BR> Milis Wanita Muslimah<BR> Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.<BR> Twitter: <a href="http://twitter.com/wanita_muslimah">http://twitter.com/wanita_muslimah</a><BR> Situs Web: <a href="http://www.wanita-muslimah.com">http://www.wanita-muslimah.com</a><BR> ARSIP DISKUSI : <a href="http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages">http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages</a><BR> Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com<BR> Berhenti mailto:wanita-muslimah-unsubscribe@yahoogroups.com<BR> Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com<BR> Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com<BR> <BR> Milis ini tidak menerima attachment. <!-- |**|end egp html banner|**| --> </div> <!-- |**|begin egp html banner|**| --> <div id="ygrp-vital" style="background-color: #f2f2f2; font-family: Verdana; font-size: 10px; margin-bottom: 10px; padding: 10px;"> <span id="vithd" style="font-weight: bold; color: #333; text-transform: uppercase; "><a href="https://groups.yahoo.com/neo/groups/wanita-muslimah/info;_ylc=X3oDMTJlbHZpZTNlBF9TAzk3MzU5NzE0BGdycElkAzE4Nzc5ODgEZ3Jwc3BJZAMxNzA1MDc2MjUwBHNlYwN2dGwEc2xrA3ZnaHAEc3RpbWUDMTQxMjY3MzM0NQ--" style="text-decoration: none;">Visit Your Group</a></span> <ul style="list-style-type: none; margin: 0; padding: 0; display: inline;"> </ul> </div> <div id="ft" style="font-family: Arial; font-size: 11px; margin-top: 5px; padding: 0 2px 0 0; clear: both;"> <a href="https://groups.yahoo.com/neo;_ylc=X3oDMTJkaWp0OTRvBF9TAzk3NDc2NTkwBGdycElkAzE4Nzc5ODgEZ3Jwc3BJZAMxNzA1MDc2MjUwBHNlYwNmdHIEc2xrA2dmcARzdGltZQMxNDEyNjczMzQ1" style="float: left;"><img src="http://l.yimg.com/ru/static/images/yg/img/email/new_logo/logo-groups-137x15.png" height="15" width="137" alt="Yahoo! Groups" style="border: 0;"/></a> <div style="color: #747575; float: right;"> • <a href="https://info.yahoo.com/privacy/us/yahoo/groups/details.html" style="text-decoration: none;">Privacy</a> • <a href="mailto:wanita-muslimah-unsubscribe@yahoogroups.com?subject=Unsubscribe" style="text-decoration: none;">Unsubscribe</a> • <a href="https://info.yahoo.com/legal/us/yahoo/utos/terms/" style="text-decoration: none;">Terms of Use</a> </div> </div> <br> <!-- |**|end egp html banner|**| --> </div> <!-- ygrp-msg --> <!-- Sponsor --> <!-- |**|begin egp html banner|**| --> <div id="ygrp-sponsor" style="width:160px; float:right; clear:none; margin:0 0 25px 0; background: #fff;"> <!-- Start Recommendations --> <div id="ygrp-reco"> </div> <!-- End Recommendations --> </div> <!-- |**|end egp html banner|**| --> <div style="clear:both; color: #FFF; font-size:1px;">.</div> </div> <img src="http://geo.yahoo.com/serv?s=97359714/grpId=1877988/grpspId=1705076250/msgId=175561/stime=1412673345" width="1" height="1"> <br> <img src="http://y.analytics.yahoo.com/fpc.pl?ywarid=515FB27823A7407E&a=10001310322279&js=no&resp=img" width="1" height="1"> <div style="color: #fff; height: 0;">__,_._,___</div> <!--~-|**|PrettyHtmlEnd|**|-~--> Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7139368028996168357.post-49306238392420742082014-10-06T17:57:00.001-07:002014-10-06T17:57:10.790-07:00[wanita-muslimah] Ikrar: Di Atas DPR Masih Ada Rakyat<span style="display:none"> </span> <!--~-|**|PrettyHtmlStartT|**|-~--> <div id="ygrp-mlmsg" style="position:relative;"> <div id="ygrp-msg" style="z-index: 1;"> <!--~-|**|PrettyHtmlEndT|**|-~--> <div id="ygrp-text" > <p><div dir="ltr"><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000">Di Atas DPR Masih Ada Rakyat</font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000">Oleh: Ikrar Nusa Bhakti</font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000"> </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000">PARA anggota Dewan Perwakilan Rakyat periode 2014-2019 yang baru dilantik pada Rabu, 1 Oktober 2014, mempertontonkan sidang paripurna yang tidak apik untuk ditonton, kalau tidak dapat dikatakan memuakkan. Pada Rabu malam hingga Kamis (2/10) dini hari itu, hujan interupsi dan teriakan begitu membahana, hanya untuk menentukan apakah sidang berlanjut malam itu atau ditunda keesokan harinya. Semua ini terkait dengan jadwal sidang untuk memilih pimpinan DPR dalam satu paket yang harus disetujui oleh paling sedikit lima fraksi yang berbeda.</font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000"> </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000">Sidang Paripurna DPR dini hari itu akhirnya dimenangi koalisi partai pendukung Prabowo-Hatta yang menyebut dirinya Koalisi Merah Putih (KMP) ditambah Fraksi Partai Demokrat yang menyapu bersih semua posisi pimpinan di DPR. Kelima pimpinan DPR periode 2014-2019 tersebut adalah Ketua Setya Novanto (Fraksi Partai Golkar), Agus Hermanto (Demokrat), Taufik Kurniawan (PAN), Fahri Hamzah (PKS), dan Fadli Zon (Gerindra). Ini berarti koalisi partai pendukung Prabowo-Hatta yang kalah pada Pemilu Presiden 2014 memenangi pertarungan politik di Dewan yang dapat dikatakan the loser takes all.</font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000"> </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000">Pertanyaan yang muncul di benak kita adalah, pertama, tidak adakah lagi prinsip kebersamaan (togetherness), kebijaksanaan (wisdom), dan musyawarah mufakat dalam politik Indonesia masa kini dan mendatang? Kedua, apakah politik Indonesia lebih ditentukan oleh personalisasi, adu kekuatan, dan balas dendam politik antar-aktor yang memiliki hegemoni dan dominasi kekuasaan di partai atau koalisi partai? Ketiga, tidakkah kepentingan bangsa, rakyat, dan negara seharusnya lebih didahulukan ketimbang kepentingan individu, kelompok, dan partai seperti sumpah dan janji para anggota DPR yang terhormat?</font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000"> </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000">Keempat, apakah pemerintahan Jokowi-JK akan menjadi pemerintahan yang bagaikan "Bebek Lumpuh" (lame-duck government) dalam lima tahun ke depan? Kelima, masih adakah titik terang dari jalan buntu politik dalam hubungan eksekutif dan legislatif ke depan?</font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000"> </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000">Personalisasi politik</font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000"> </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000">Pada siang harinya, sebenarnya Partai Demokrat (PD) dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP) sama posisinya dengan koalisi empat partai pendukung Jokowi-JK, yakni PDI-P, PKB, Partai Nasdem, dan Partai Hanura, yang menginginkan agar rapat pemilihan paket pimpinan Dewan dilaksanakan pada Kamis, 2 Oktober 2014. PPP akhirnya berubah sikap dan kembali ke koalisi partai pendukung Prabowo-Hatta, sementara PD juga mendesak rapat dilanjutkan malam itu juga.</font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000"> </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000">Posisi PD ini terjadi akibat gagalnya pertemuan antara Ketua Umum PD Susilo Bambang Yudhoyono dan Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri yang sedianya akan dilakukan di Hotel Sultan pada Rabu (1/10) malam.</font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000"> </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000">Di satu sisi, Presiden SBY yang juga Ketua Umum PD membuat pernyataan pers yang menyayangkan gagalnya pertemuan antara dirinya dan Megawati. Padahal, jika pertemuan tersebut terjadi, kedua pemimpin itu dapat duduk bersama untuk membicarakan bagaimana menyelamatkan bangsa ini dari situasi "pemerintahan yang terbelah" ini.</font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000"> </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000">Di sisi lain, politisi senior PDI-P, Pramono Anung, menyatakan kepada pers bahwa Megawati mau bertemu dengan SBY pada Rabu malam itu asalkan didahului kerja sama antara PD dan PDI-P beserta koalisinya dalam mengegolkan paket pimpinan Dewan versi koalisi partai pendukung Jokowi-JK. Prasyarat ini sebagai ujian apakah SBY benar-benar serius untuk menata bangsa ini ke depan ataukah SBY akan kembali menelikung di tengah jalan seperti dialami Megawati pada pilpres langsung pertama 2004.</font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000"> </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000">Politik balas dendam</font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000"> </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000">Kita juga tahu bahwa terlepas adanya bantahan dari partai koalisi partai pendukung Prabowo-Hatta, masih ada dendam politik akibat kekalahannya pada Pilpres 2014 lalu sehingga sulit bagi koalisi itu untuk melakukan musyawarah mufakat dengan koalisi partai pendukung Jokowi-JK dalam segala hal di parlemen.</font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000"> </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000">Koalisi Prabowo-Hatta secara kebetulan merupakan partai mayoritas di parlemen sehingga dapat melakukan politik sapu bersih atas jabatan pimpinan Dewan dan posisi-posisi di alat-alat kelengkapan Dewan. Sebelumnya koalisi ini seminggu sebelumnya juga berjaya dalam mengegolkan RUU Pilkada menjadi UU yang mengubah pilkada langsung menjadi pilkada melalui DPRD. Ini berarti ada kelanjutan arah kebijakan politik yang dilakukan koalisi Prabowo-Hatta pada DPR periode 2009-2014 dan DPR 2014-2019.</font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000"> </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000">Jika ini benar-benar terjadi, tampak jelas kita akan menyaksikan pemerintahan yang terbelah dalam lima tahun mendatang jika tidak ada perubahan peta koalisi dalam setahun mendatang, ketika beberapa partai di koalisi Prabowo-Hatta ada yang harus melakukan musyawarah nasional seperti Golkar atau muktamar seperti PPP. Jika di kedua partai itu tak terjadi perubahan rezim, bukan mustahil pemerintahan yang terbelah ini menjadi kenyataan karena pemerintahan Jokowi-JK hanya didukung koalisi minoritas di parlemen (DPR).</font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000"> </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000">Pimpinan partai di kedua kubu koalisi itu tentu masih memiliki hegemoni politik untuk memengaruhi cara pandang atau langkah politik partainya. Kelompok mayoritas di parlemen juga akan terus berupaya untuk tetap menjadi kekuatan hegemoni dan dominan di parlemen. Ini yang menimbulkan jalan buntu di parlemen dalam setiap persidangan jika tidak ada perubahan peta koalisi atau paling tidak niat baik untuk membangun bangsa dan negara ini secara bersama.</font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000"> </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000">Sinar di ujung terowongan gelap</font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000"> </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000">Kita masih menunggu apakah ego personal antara SBY dan Megawati akan luluh ketika PDI-P dan PD sama-sama mendukung dua perppu yang diajukan SBY untuk mempertahankan pilkada langsung terus bertahan di negeri ini. Sebetulnya, SBY tidak perlu menandatangani UU Pilkada yang baru karena yang menyetujui RUU itu menjadi UU hanya 226 anggota dari 496 anggota yang hadir, yang berarti kurang dari 50 persen dan harus batal demi hukum.</font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000"> </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000">Jika kerja sama itu benar-benar terwujud, bukan mustahil ini adalah awal kerja sama yang baik kedua partai demi masa depan bangsa dan demokrasi di negeri ini. Di tengah berbagai kebuntuan politik, sesungguhnya masih ada sinar di ujung terowongan gelap. Jika ini terjadi, berarti kepentingan rakyat, bangsa, dan negara benar-benar diperjuangkan. Jika tidak, rakyat sebagai pemilik kedaulatan bukan mustahil akan membentuk parlemen jalanan.</font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000"> </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000">Itukah warisan politik yang ditinggalkan SBY? Ini juga taruhan politik bagi pemerintahan SBY yang harus menjawab berbagai pertanyaan peserta asing yang akan menghadiri Bali Democracy Forum, 10 Oktober mendatang, apakah kita mengalami kemunduran demokrasi atau akan mematangkan demokrasi kita. []</font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000"> </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000">KOMPAS, 03 Oktober 2014</font></span></p><font color="#000000"><font size="3" face="Times New Roman"> </font><span style="font-size:10pt;">Ikrar Nusa Bhakti ; <span style="background:white;">Profesor Riset di LIPI</span></span></font></div> </p> </div> <!--~-|**|PrettyHtmlStart|**|-~--> <div style="color: #fff; height: 0;">__._,_.___</div> <div style="clear:both"> </div> <div id="fromDMARC" style="margin-top: 10px;"> <hr style="height:2px ; border-width:0; color:#E3E3E3; background-color:#E3E3E3;"> Posted by: Kinantaka <kinantaka@gmail.com> <hr style="height:2px ; border-width:0; color:#E3E3E3; background-color:#E3E3E3;"> </div> <div style="clear:both"> </div> <table cellspacing=4px style="margin-top: 10px; margin-bottom: 10px; color: #2D50FD;"> <tbody> <tr> <td style="font-size: 12px; font-family: arial; font-weight: bold; padding: 7px 5px 5px;" > <a style="text-decoration: none; color: #2D50FD" href="https://groups.yahoo.com/neo/groups/wanita-muslimah/conversations/messages/175560;_ylc=X3oDMTJyN2wzbHRoBF9TAzk3MzU5NzE0BGdycElkAzE4Nzc5ODgEZ3Jwc3BJZAMxNzA1MDc2MjUwBG1zZ0lkAzE3NTU2MARzZWMDZnRyBHNsawNycGx5BHN0aW1lAzE0MTI2NDM0MjQ-?act=reply&messageNum=175560">Reply via web post</a> </td> <td>•</td> <td style="font-size: 12px; font-family: arial; padding: 7px 5px 5px;" > <a href="mailto:kinantaka@gmail.com?subject=Re%3A%20Ikrar%3A%20Di%20Atas%20DPR%20Masih%20Ada%20Rakyat" style="text-decoration: none; color: #2D50FD;"> Reply to sender </a> </td> <td>•</td> <td style="font-size: 12px; font-family: arial; padding: 7px 5px 5px;"> <a href="mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com?subject=Re%3A%20Ikrar%3A%20Di%20Atas%20DPR%20Masih%20Ada%20Rakyat" style="text-decoration: none; color: #2D50FD"> Reply to group </a> </td> <td>•</td> <td style="font-size: 12px; font-family: arial; padding: 7px 5px 5px;" > <a href="https://groups.yahoo.com/neo/groups/wanita-muslimah/conversations/newtopic;_ylc=X3oDMTJlN3Zsa2oyBF9TAzk3MzU5NzE0BGdycElkAzE4Nzc5ODgEZ3Jwc3BJZAMxNzA1MDc2MjUwBHNlYwNmdHIEc2xrA250cGMEc3RpbWUDMTQxMjY0MzQyNA--" style="text-decoration: none; color: #2D50FD">Start a New Topic</a> </td> <td>•</td> <td style="font-size: 12px; font-family: arial; padding: 7px 5px 5px;color: #2D50FD;" > <a href="https://groups.yahoo.com/neo/groups/wanita-muslimah/conversations/topics/175560;_ylc=X3oDMTM4MmdqdWh1BF9TAzk3MzU5NzE0BGdycElkAzE4Nzc5ODgEZ3Jwc3BJZAMxNzA1MDc2MjUwBG1zZ0lkAzE3NTU2MARzZWMDZnRyBHNsawN2dHBjBHN0aW1lAzE0MTI2NDM0MjQEdHBjSWQDMTc1NTYw" style="text-decoration: none; color: #2D50FD;">Messages in this topic</a> (1) </td> </tr> </tbody> </table> <!------- Start Nav Bar ------> <!-- |**|begin egp html banner|**| --> <!-- |**|end egp html banner|**| --> <div id="ygrp-grfd" style="font-family: Verdana; font-size: 12px; padding: 15px 0;"> <!-- |**|begin egp html banner|**| --> =======================<BR> Milis Wanita Muslimah<BR> Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.<BR> Twitter: <a href="http://twitter.com/wanita_muslimah">http://twitter.com/wanita_muslimah</a><BR> Situs Web: <a href="http://www.wanita-muslimah.com">http://www.wanita-muslimah.com</a><BR> ARSIP DISKUSI : <a href="http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages">http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages</a><BR> Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com<BR> Berhenti mailto:wanita-muslimah-unsubscribe@yahoogroups.com<BR> Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com<BR> Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com<BR> <BR> Milis ini tidak menerima attachment. <!-- |**|end egp html banner|**| --> </div> <!-- |**|begin egp html banner|**| --> <div id="ygrp-vital" style="background-color: #f2f2f2; font-family: Verdana; font-size: 10px; margin-bottom: 10px; padding: 10px;"> <span id="vithd" style="font-weight: bold; color: #333; text-transform: uppercase; "><a href="https://groups.yahoo.com/neo/groups/wanita-muslimah/info;_ylc=X3oDMTJlYzU2ZWxrBF9TAzk3MzU5NzE0BGdycElkAzE4Nzc5ODgEZ3Jwc3BJZAMxNzA1MDc2MjUwBHNlYwN2dGwEc2xrA3ZnaHAEc3RpbWUDMTQxMjY0MzQyNA--" style="text-decoration: none;">Visit Your Group</a></span> <ul style="list-style-type: none; margin: 0; padding: 0; display: inline;"> </ul> </div> <div id="ft" style="font-family: Arial; font-size: 11px; margin-top: 5px; padding: 0 2px 0 0; clear: both;"> <a href="https://groups.yahoo.com/neo;_ylc=X3oDMTJkYmo5c2JjBF9TAzk3NDc2NTkwBGdycElkAzE4Nzc5ODgEZ3Jwc3BJZAMxNzA1MDc2MjUwBHNlYwNmdHIEc2xrA2dmcARzdGltZQMxNDEyNjQzNDI0" style="float: left;"><img src="http://l.yimg.com/ru/static/images/yg/img/email/new_logo/logo-groups-137x15.png" height="15" width="137" alt="Yahoo! Groups" style="border: 0;"/></a> <div style="color: #747575; float: right;"> • <a href="https://info.yahoo.com/privacy/us/yahoo/groups/details.html" style="text-decoration: none;">Privacy</a> • <a href="mailto:wanita-muslimah-unsubscribe@yahoogroups.com?subject=Unsubscribe" style="text-decoration: none;">Unsubscribe</a> • <a href="https://info.yahoo.com/legal/us/yahoo/utos/terms/" style="text-decoration: none;">Terms of Use</a> </div> </div> <br> <!-- |**|end egp html banner|**| --> </div> <!-- ygrp-msg --> <!-- Sponsor --> <!-- |**|begin egp html banner|**| --> <div id="ygrp-sponsor" style="width:160px; float:right; clear:none; margin:0 0 25px 0; background: #fff;"> <!-- Start Recommendations --> <div id="ygrp-reco"> </div> <!-- End Recommendations --> </div> <!-- |**|end egp html banner|**| --> <div style="clear:both; color: #FFF; font-size:1px;">.</div> </div> <img src="http://geo.yahoo.com/serv?s=97359714/grpId=1877988/grpspId=1705076250/msgId=175560/stime=1412643424" width="1" height="1"> <br> <img src="http://y.analytics.yahoo.com/fpc.pl?ywarid=515FB27823A7407E&a=10001310322279&js=no&resp=img" width="1" height="1"> <div style="color: #fff; height: 0;">__,_._,___</div> <!--~-|**|PrettyHtmlEnd|**|-~--> Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7139368028996168357.post-7190898164283723002014-10-06T17:56:00.002-07:002014-10-06T17:57:02.073-07:00[wanita-muslimah] BW: Pilkada via DPRD dan Korupsi<span style="display:none"> </span> <!--~-|**|PrettyHtmlStartT|**|-~--> <div id="ygrp-mlmsg" style="position:relative;"> <div id="ygrp-msg" style="z-index: 1;"> <!--~-|**|PrettyHtmlEndT|**|-~--> <div id="ygrp-text" > <p><div dir="ltr"><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000">Pilkada via DPRD dan Korupsi</font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000">Oleh: Bambang Widjojanto</font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000"> </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000">DRAMA serta pertarungan ide, gagasan, intrik, dan muslihat di DPR seputar pilkada langsung versus tak langsung usai sudah. Anggota Dewan yang terhormat telah menjatuhkan pilihannya untuk mengusung pilkada tak langsung melalui DPRD. Salah satu alasan penting yang selalu dikemukakan untuk mendelegitimasi pilkada langsung adalah maraknya korupsi akibat pilkada langsung.</font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000"> </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000">Korupsi kepala daerah</font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000"> </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000">Kesimpulan itu seolah masuk akal. Faktanya, ada begitu banyak kepala daerah dicokok penegak hukum dalam 10 tahun terakhir. Per Januari 2014, Direktur Jenderal Otonomi Daerah mengeluarkan data yang menyatakan tak kurang dari 331 kepala daerah/wakil kepala daerah dari 524 kabupaten/kota seluruh Indonesia terlibat korupsi selama kurun 2004-2014.</font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000"> </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000">Pertanyaan reflektif yang perlu diajukan, apakah betul korupsi yang dilakukan kepala daerah itu secara langsung disebabkan oleh pemilihan langsung? Bukankah biaya politik yang tinggi itu juga disebabkan partai yang memaksa untuk minta uang "mahar" kepada calon, jorjoran biaya kampanye untuk mendongkrak citra calon yang "dijagokannya", serta pengeluaran dana yang berlebihan dan tidak masuk akal karena ingin "membujuk" pemilih. Adilkan jika kesalahan itu dibebankan kepada pemilih dan "direbutnya" hak konstitusional rakyat untuk memilih pemimpinnya.</font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000"> </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000">Jika diajukan pertanyaan sebaliknya, apakah pilkada melalui DPRD tidak ada korupsinya? Tidak ada satu pihak pun dari kelompok pro pemilihan via DPRD yang bisa menjawab dan memastikan bahwa pemilihan melalui DPRD bisa bebas dari korupsi. Seorang kolega peneliti berujar, semua pilkada pada era Orde Baru dipastikan kolusif dan koruptif karena semua calon sudah diatur sedari awal.</font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000"> </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000">Kepala daerah adalah "hamba sahaya" dari penguasa dan elite partai yang sudah tentu bekerja untuk kepentingan kekuasaan yang sebagian besarnya bersifat nir-kemaslahatan rakyat.</font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000"> </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000">Ada pernyataan yang meloncat dengan menyimpulkan bahwa pemilihan langsung adalah penyebab utama kepala daerah korupsi. Dalam pengalaman Komisi Pemberantasan Korupsi, ada sekitar 52 kasus korupsi kepala daerah yang ditangani KPK sepanjang 2004-2014. Sekitar 81 persen kasus korupsi kepala daerah itu berupa perbuatan melawan hukum dan atau penyalahgunaan kewenangan sebagaimana tersebut dalam Pasal 2 dan Pasal 3 Undang-Undang Tindak Pidana Korupsi (UU Tipikor).</font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000"> </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000">Ada sekitar 13 persen berkaitan dengan tindak penyuapan seperti tersebut dalam Pasal 5, Pasal 6 atau Pasal 12 Huruf a dan b UU Tipikor. Sementara sisanya berkaitan dengan tindak pemerasan yang dilakukan penyelenggara negara.</font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000"> </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000">Kasus Annas Maamun, Gubernur Riau, beberapa hari lalu ditangkap dan dinyatakan sebagai tersangka oleh KPK. Kasusnya diduga berkaitan dengan penerimaan suap atas pengalihan kawasan hutan tanaman industri (HTI) menjadi kebun kelapa sawit. Kasus kepala daerah lainnya, seperti Bupati Gunung Mas Hambit Bintih, Wali Kota Palembang Romi Herton, dan Bupati Tapanuli Tengah Bonaran Situmeang, berkaitan dengan penyuapan pasca pemilihan dalam sengketa pilkada di Mahkamah Konstitusi.</font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000"> </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000">Kementerian Dalam Negeri menyatakan, sejak 2004 hingga Agustus 2014 atau 10 tahun sejak orde Reformasi dilahirkan, ada sekitar 3.169 anggota DPRD provinsi dan kabupaten/kota yang terjerat hukum, yang sebagian besar didominasi kasus-kasus korupsi. Fakta ini hendak menegaskan bahwa korupsi yang dilakukan anggota Dewan tersebut sekitar 10 kali lipat jauh lebih banyak daripada korupsi yang dilakukan oleh kepala daerah.</font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000"> </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000">Apabila menggunakan pendekatan fenomena "puncak gunung es" dan diajukan pertanyaan reflektif atas fakta di atas, apakah kita meyakini bahwa dari 20.257 anggota Dewan terhormat yang mewakili daulat rakyat lebih dari 240 juta orang, jumlah riil pelaku korupsinya hanya 3.169 orang?</font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000"> </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000">Akuntabilitas kewenangan</font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000"> </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000">Yang agak mengerikan, ada fakta tantangan struktural yang harus dihadapi oleh parlemen. Akuntabilitas penggunaan kewenangan anggota Dewan belum dapat ditegakkan secara optimal karena sifat dan karakter kekuasaan yang cenderung kolusif dan koruptif belum bisa dikelola dan dikontrol melalui sistem yang ada di parlemen. Untuk urusan sumir manajerial, seperti "daftar presensi kehadiran" saja, parlemen masih belum sepenuhnya punya kemampuan mengelola.</font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000"> </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000">Belum lagi menghadapi masalah fundamental lain, seperti tak adanya indikator serta mekanisme dan sistem yang mengatur potensi "konflik kepentingan" dalam penggunaan kewenangan utama parlemen. Hal ini untuk memastikan bahwa kewenangan publik yang dimiliki anggota Dewan ditujukan hanya guna kepentingan kemaslahatan rakyat yang diwakilinya. Karena faktanya, selalu ada kesenjangan yang cukup lebar antara kepentingan konstituen atau rakyat yang diwakilinya dan seluruh sikap serta perilaku anggota Dewan.</font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000"> </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000">UU No 17/2014 tentang MPR, DPR, DPD, dan DPRD (MD3) yang juga baru disahkan tidak cukup maksimal mengatur sistem untuk meningkatkan akuntabilitas anggota Dewan guna meminimalkan potensi sikap dan perilaku koruptif dan kolusif anggota Dewan.</font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000"> </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000">Lingkup dan indikator penggunaan kewenangan tidak cukup jelas dan tegas dirumuskan sehingga potensi diskresi yang berlebihan dan tak terkontrol masih dapat dilakukan anggota Dewan untuk mendesakkan kepentingannya sendiri seolah-olah kepentingan institusi. Majelis Kehormatan yang awalnya bernama Badan Kehormatan belum dapat dilihat kemampuannya dan tidak bisa diandalkan menjaga serta menegakkan citra dan kewibawaan DPR.</font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000"> </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000">Bilamana keseluruhan tantangan di atas tidak dapat dikelola dan dikendalikan parlemen secara baik dan bertanggung jawab, dapat dipastikan transaksi dan pasar gelap kekuasaan yang bersifat sistemik, terstruktur, dan masif serta berkelanjutan akan terjadi dengan sempurna.</font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000"> </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000">Hal inilah yang disebut sebagai korupsi politik yang potensial dipakai untuk mengorupsi hak-hak konstitusional rakyat. Salah satunya, hak fundamental rakyat sebagai pemilik daulat rakyat yang sejati untuk memilih sendiri kepala daerahnya. []</font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000"> </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000">KOMPAS, 02 Oktober 2014</font></span></p><font color="#000000"><font size="3" face="Times New Roman"> </font><span style="font-size:10pt;">Bambang Widjojanto ; Komisioner KPK</span></font></div> </p> </div> <!--~-|**|PrettyHtmlStart|**|-~--> <div style="color: #fff; height: 0;">__._,_.___</div> <div style="clear:both"> </div> <div id="fromDMARC" style="margin-top: 10px;"> <hr style="height:2px ; border-width:0; color:#E3E3E3; background-color:#E3E3E3;"> Posted by: Kinantaka <kinantaka@gmail.com> <hr style="height:2px ; border-width:0; color:#E3E3E3; background-color:#E3E3E3;"> </div> <div style="clear:both"> </div> <table cellspacing=4px style="margin-top: 10px; margin-bottom: 10px; color: #2D50FD;"> <tbody> <tr> <td style="font-size: 12px; font-family: arial; font-weight: bold; padding: 7px 5px 5px;" > <a style="text-decoration: none; color: #2D50FD" href="https://groups.yahoo.com/neo/groups/wanita-muslimah/conversations/messages/175559;_ylc=X3oDMTJyOW9sODBxBF9TAzk3MzU5NzE0BGdycElkAzE4Nzc5ODgEZ3Jwc3BJZAMxNzA1MDc2MjUwBG1zZ0lkAzE3NTU1OQRzZWMDZnRyBHNsawNycGx5BHN0aW1lAzE0MTI2NDM0MTU-?act=reply&messageNum=175559">Reply via web post</a> </td> <td>•</td> <td style="font-size: 12px; font-family: arial; padding: 7px 5px 5px;" > <a href="mailto:kinantaka@gmail.com?subject=Re%3A%20BW%3A%20Pilkada%20via%20DPRD%20dan%20Korupsi" style="text-decoration: none; color: #2D50FD;"> Reply to sender </a> </td> <td>•</td> <td style="font-size: 12px; font-family: arial; padding: 7px 5px 5px;"> <a href="mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com?subject=Re%3A%20BW%3A%20Pilkada%20via%20DPRD%20dan%20Korupsi" style="text-decoration: none; color: #2D50FD"> Reply to group </a> </td> <td>•</td> <td style="font-size: 12px; font-family: arial; padding: 7px 5px 5px;" > <a href="https://groups.yahoo.com/neo/groups/wanita-muslimah/conversations/newtopic;_ylc=X3oDMTJlOWQzMnQ4BF9TAzk3MzU5NzE0BGdycElkAzE4Nzc5ODgEZ3Jwc3BJZAMxNzA1MDc2MjUwBHNlYwNmdHIEc2xrA250cGMEc3RpbWUDMTQxMjY0MzQxNQ--" style="text-decoration: none; color: #2D50FD">Start a New Topic</a> </td> <td>•</td> <td style="font-size: 12px; font-family: arial; padding: 7px 5px 5px;color: #2D50FD;" > <a href="https://groups.yahoo.com/neo/groups/wanita-muslimah/conversations/topics/175559;_ylc=X3oDMTM4N3Y5cWkwBF9TAzk3MzU5NzE0BGdycElkAzE4Nzc5ODgEZ3Jwc3BJZAMxNzA1MDc2MjUwBG1zZ0lkAzE3NTU1OQRzZWMDZnRyBHNsawN2dHBjBHN0aW1lAzE0MTI2NDM0MTUEdHBjSWQDMTc1NTU5" style="text-decoration: none; color: #2D50FD;">Messages in this topic</a> (1) </td> </tr> </tbody> </table> <!------- Start Nav Bar ------> <!-- |**|begin egp html banner|**| --> <!-- |**|end egp html banner|**| --> <div id="ygrp-grfd" style="font-family: Verdana; font-size: 12px; padding: 15px 0;"> <!-- |**|begin egp html banner|**| --> =======================<BR> Milis Wanita Muslimah<BR> Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.<BR> Twitter: <a href="http://twitter.com/wanita_muslimah">http://twitter.com/wanita_muslimah</a><BR> Situs Web: <a href="http://www.wanita-muslimah.com">http://www.wanita-muslimah.com</a><BR> ARSIP DISKUSI : <a href="http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages">http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages</a><BR> Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com<BR> Berhenti mailto:wanita-muslimah-unsubscribe@yahoogroups.com<BR> Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com<BR> Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com<BR> <BR> Milis ini tidak menerima attachment. <!-- |**|end egp html banner|**| --> </div> <!-- |**|begin egp html banner|**| --> <div id="ygrp-vital" style="background-color: #f2f2f2; font-family: Verdana; font-size: 10px; margin-bottom: 10px; padding: 10px;"> <span id="vithd" style="font-weight: bold; color: #333; text-transform: uppercase; "><a href="https://groups.yahoo.com/neo/groups/wanita-muslimah/info;_ylc=X3oDMTJlajB0ZWsyBF9TAzk3MzU5NzE0BGdycElkAzE4Nzc5ODgEZ3Jwc3BJZAMxNzA1MDc2MjUwBHNlYwN2dGwEc2xrA3ZnaHAEc3RpbWUDMTQxMjY0MzQxNQ--" style="text-decoration: none;">Visit Your Group</a></span> <ul style="list-style-type: none; margin: 0; padding: 0; display: inline;"> </ul> </div> <div id="ft" style="font-family: Arial; font-size: 11px; margin-top: 5px; padding: 0 2px 0 0; clear: both;"> <a href="https://groups.yahoo.com/neo;_ylc=X3oDMTJka2FnMnIxBF9TAzk3NDc2NTkwBGdycElkAzE4Nzc5ODgEZ3Jwc3BJZAMxNzA1MDc2MjUwBHNlYwNmdHIEc2xrA2dmcARzdGltZQMxNDEyNjQzNDE1" style="float: left;"><img src="http://l.yimg.com/ru/static/images/yg/img/email/new_logo/logo-groups-137x15.png" height="15" width="137" alt="Yahoo! Groups" style="border: 0;"/></a> <div style="color: #747575; float: right;"> • <a href="https://info.yahoo.com/privacy/us/yahoo/groups/details.html" style="text-decoration: none;">Privacy</a> • <a href="mailto:wanita-muslimah-unsubscribe@yahoogroups.com?subject=Unsubscribe" style="text-decoration: none;">Unsubscribe</a> • <a href="https://info.yahoo.com/legal/us/yahoo/utos/terms/" style="text-decoration: none;">Terms of Use</a> </div> </div> <br> <!-- |**|end egp html banner|**| --> </div> <!-- ygrp-msg --> <!-- Sponsor --> <!-- |**|begin egp html banner|**| --> <div id="ygrp-sponsor" style="width:160px; float:right; clear:none; margin:0 0 25px 0; background: #fff;"> <!-- Start Recommendations --> <div id="ygrp-reco"> </div> <!-- End Recommendations --> </div> <!-- |**|end egp html banner|**| --> <div style="clear:both; color: #FFF; font-size:1px;">.</div> </div> <img src="http://geo.yahoo.com/serv?s=97359714/grpId=1877988/grpspId=1705076250/msgId=175559/stime=1412643415" width="1" height="1"> <br> <img src="http://y.analytics.yahoo.com/fpc.pl?ywarid=515FB27823A7407E&a=10001310322279&js=no&resp=img" width="1" height="1"> <div style="color: #fff; height: 0;">__,_._,___</div> <!--~-|**|PrettyHtmlEnd|**|-~--> Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7139368028996168357.post-8099909844788818002014-10-06T17:56:00.001-07:002014-10-06T17:56:56.847-07:00[wanita-muslimah] Hendardi: Konsolidasi Rezim Orde Baru<span style="display:none"> </span> <!--~-|**|PrettyHtmlStartT|**|-~--> <div id="ygrp-mlmsg" style="position:relative;"> <div id="ygrp-msg" style="z-index: 1;"> <!--~-|**|PrettyHtmlEndT|**|-~--> <div id="ygrp-text" > <p><div dir="ltr"><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000">Konsolidasi Rezim Orde Baru</font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000">Oleh: Hendardi</font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000"> </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000">HAKIKAT dari transisi politik adalah transformasi sistemik praktik penyelenggaraan negara dari otoritarianisme ke demokrasi. Di dalamnya tersemai berbagai pranata politik yang memungkinkan penyelenggaraan negara yang bersih, bebas korupsi, transparansi, dan akuntabilitas. Juga penghargaan terhadap hak asasi manusia, check and balances antarlembaga negara dan antarnegara-warga negara, serta partisipasi politik rakyat yang berkualitas. Pemangkasan hak pilih langsung rakyat dalam pemilihan kepala daerah melalui pengesahan RUU Pilkada membuat salah satu pranata demokrasi itu pincang.</font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000"> </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000">O' Donnell dan Schmitter (1993) menerjemahkan transisi politik sebagai selang waktu antara satu rezim dan rezim berikut. Transisi adalah transformasi dari suatu orde otoriter ke orde yang tidak terlalu jelas sosoknya. Ketidakjelasan itu dipahami sebagai "rangkaian berbagai kemungkinan" bentuk orde politik. Di sinilah berbagai kemungkinan yang sebelumnya tidak tampak jadi mengemuka, dari menguatnya politik identitas hingga gejala disintegrasi bangsa.</font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000"> </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000">Dalam kaitan dengan peningkatan kualitas partisipasi demokratik rakyat, konsolidasi hukum pemilu sebenarnya hampir mencapai posisi yang diidealkan dalam praktik demokrasi Indonesia. Artinya, Indonesia telah melewati rangkaian berbagai kemungkinan yang digambarkan O' Donnell dan Schmitter. Kinerja transisi politik telah menciptakan sistem pemilu yang demokratis. Namun, setelah pengesahan RUU Pilkada, jelas sudah bahwa tanda-tanda konsolidasi rezim Orde Baru—sebagai kemungkinan lain dari transisi—memulai pergerakannya secara terbuka.</font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000"> </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000">Rangkaian agenda</font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000"> </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000">Pemangkasan daulat rakyat dalam pilkada bukanlah agenda pertama Koalisi Merah Putih (KMP) melakukan konsolidasi politik melawan arus demokratisasi. Sebelumnya, di tengah konsentrasi warga menyambut pilpres, Juli lalu, KMP telah menyetujui RUU tentang MPR, DPR, DPD, dan DPRD (MD3) menjadi UU No 17/2014. UU ini, selain mengandung cacat konstitusional karena memungut kembali sejumlah materi muatan yang telah dinyatakan inkonstitusional oleh Mahkamah Konstitusi, juga menjadi arena uji konsolidasi KMP sekaligus memasung kepemimpinan PDI-P, partai pemenang pemilu, sebagai pimpinan DPR.</font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000"> </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000">Dalam perayaan kemenangan voting RUU Pilkada (26/9), elite KMP, Aburizal Bakrie, menyatakan bahwa KMP mengemban visi-misi mulia mengembalikan Indonesia dari liberal kembali ke Pancasila. Demikian juga Prabowo Subianto yang mengklaim KMP akan menyelamatkan Indonesia. Argumen-argumen yang mengemuka dari KMP semakin mempertegas fallacy politik KMP setelah kekalahannya pada pilpres Juli lalu. Padahal, partai-partai yang tergabung dalam KMP bukanlah pendatang baru, melainkan terlibat menata demokrasi di Indonesia.</font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000"> </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000">Di antara pembeda perubahan pasca Orde Baru adalah menguatnya daulat rakyat yang bisa menentukan pilihan politiknya dalam setiap kontestasi politik, pemilu, pilpres, dan pilkada pada setiap periode politiknya. Daulat rakyat itu kemudian mengganti daulat elite partai yang selama Orde Baru mengendalikan seluruh proses politik di negeri ini. Oligarki menjadi ciri utama sistem politik Indonesia.</font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000"> </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000">Namun, setelah lebih kurang berjalan selama 10 tahun, daulat rakyat kembali dirampas oleh kekuatan politik Orde Baru berwajah reformis. Kemenangan kubu KMP dalam proses kelahiran UU MD3 dan UU Pilkada mempertegas polarisasi dan konfigurasi politik yang kemungkinan menjadi wajah baru politik Indonesia lima tahun ke depan.</font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000"> </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000">Sebagai rangkaian agenda, hasrat politik KMP sangat mungkin mengubah fondasi dan pranata demokrasi yang telah dibangun sejak 1998, termasuk agenda pengembalian mekanisme pilpres oleh MPR juga mengembalikan UUD 1945 ke naskah sebelum amendemen. Arus balik demokrasi ini harus dibendung karena justru membahayakan Indonesia. Dalil-dalil pembelaan terhadap rakyat, membela Pancasila, dan penyelamatan Indonesia adalah jargon yang dikapitalisasi untuk menutupi politik tuna- moral elite-elite KMP.</font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000"> </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000">Tuna-moral</font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000"> </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000">Politik tuna-moral adalah politik tanpa mempertimbangkan moralitas politik yang bersumber dari aspirasi politik rakyat, digambarkan sebagai politik penuh tipu muslihat. Muslihat itu tergambar dari inkonsistensi antara pernyataan dan perbuatan. Inilah beberapa ciri politik tuna-moral yang jadi ciri politik Orde Baru. Rakyat diletakkan sebagai alas kaki kekuasaan, yang hanya tiap lima tahun dimanfaatkan sebagai legitimasi semu demokrasi.</font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000"> </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000">Kemenangan KMP dalam voting RUU Pilkada adalah peragaan politik tuna-moral yang merampas hak rakyat demi memenuhi ambisi elite partai. Perampasan daulat rakyat itu yang utamanya terjadi karena politik murahan Partai Demokrat yang berpura-pura mendukung pilkada langsung, tetapi sebenarnya sama kehendaknya dengan KMP.</font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000"> </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000">Inilah cara berpolitik terburuk Partai Demokrat selama dua periode kepemimpinan politik SBY. Partai Demokrat sesungguhnya sekutu KMP yang tetap ingin memetik citra politik positif di hadapan rakyat dengan politik berpura-pura. Politik dua kaki Demokrat ini merupakan test casepositioning Partai Demokrat pada kepemimpinan Jokowi-JK.</font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000"> </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000">Konsolidasi dan perlawanan kekuatan masyarakat sipil adalah mutlak demi mengawal demokrasi. Pada saat yang bersamaan, realitas politik ini juga menuntut PDI-P dan partai koalisinya mencari mitra koalisi baru yang bisa menggenapi dukungan politik bagi Jokowi-JK. Tanpa tambahan koalisi, drama politik seperti dalam RUU Pilkada akan terus berulang. Kondisi ini hanya akan mempercepat konsolidasi anasir Orde Baru menguasai kembali panggung kekuasaan Republik Indonesia. []</font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000"> </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000">KOMPAS, 02 Oktober 2014</font></span></p><font color="#000000"><font size="3" face="Times New Roman"> </font><span style="font-size:10pt;">Hendardi ; Ketua Badan Pengurus Setara Institute, Jakarta</span></font></div> </p> </div> <!--~-|**|PrettyHtmlStart|**|-~--> <div style="color: #fff; height: 0;">__._,_.___</div> <div style="clear:both"> </div> <div id="fromDMARC" style="margin-top: 10px;"> <hr style="height:2px ; border-width:0; color:#E3E3E3; background-color:#E3E3E3;"> Posted by: Kinantaka <kinantaka@gmail.com> <hr style="height:2px ; border-width:0; color:#E3E3E3; background-color:#E3E3E3;"> </div> <div style="clear:both"> </div> <table cellspacing=4px style="margin-top: 10px; margin-bottom: 10px; color: #2D50FD;"> <tbody> <tr> <td style="font-size: 12px; font-family: arial; font-weight: bold; padding: 7px 5px 5px;" > <a style="text-decoration: none; color: #2D50FD" href="https://groups.yahoo.com/neo/groups/wanita-muslimah/conversations/messages/175558;_ylc=X3oDMTJydmM1bmFsBF9TAzk3MzU5NzE0BGdycElkAzE4Nzc5ODgEZ3Jwc3BJZAMxNzA1MDc2MjUwBG1zZ0lkAzE3NTU1OARzZWMDZnRyBHNsawNycGx5BHN0aW1lAzE0MTI2NDM0MDg-?act=reply&messageNum=175558">Reply via web post</a> </td> <td>•</td> <td style="font-size: 12px; font-family: arial; padding: 7px 5px 5px;" > <a href="mailto:kinantaka@gmail.com?subject=Re%3A%20Hendardi%3A%20Konsolidasi%20Rezim%20Orde%20Baru" style="text-decoration: none; color: #2D50FD;"> Reply to sender </a> </td> <td>•</td> <td style="font-size: 12px; font-family: arial; padding: 7px 5px 5px;"> <a href="mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com?subject=Re%3A%20Hendardi%3A%20Konsolidasi%20Rezim%20Orde%20Baru" style="text-decoration: none; color: #2D50FD"> Reply to group </a> </td> <td>•</td> <td style="font-size: 12px; font-family: arial; padding: 7px 5px 5px;" > <a href="https://groups.yahoo.com/neo/groups/wanita-muslimah/conversations/newtopic;_ylc=X3oDMTJlMGo2am85BF9TAzk3MzU5NzE0BGdycElkAzE4Nzc5ODgEZ3Jwc3BJZAMxNzA1MDc2MjUwBHNlYwNmdHIEc2xrA250cGMEc3RpbWUDMTQxMjY0MzQwOA--" style="text-decoration: none; color: #2D50FD">Start a New Topic</a> </td> <td>•</td> <td style="font-size: 12px; font-family: arial; padding: 7px 5px 5px;color: #2D50FD;" > <a href="https://groups.yahoo.com/neo/groups/wanita-muslimah/conversations/topics/175558;_ylc=X3oDMTM4ZGdxb3ZpBF9TAzk3MzU5NzE0BGdycElkAzE4Nzc5ODgEZ3Jwc3BJZAMxNzA1MDc2MjUwBG1zZ0lkAzE3NTU1OARzZWMDZnRyBHNsawN2dHBjBHN0aW1lAzE0MTI2NDM0MDgEdHBjSWQDMTc1NTU4" style="text-decoration: none; color: #2D50FD;">Messages in this topic</a> (1) </td> </tr> </tbody> </table> <!------- Start Nav Bar ------> <!-- |**|begin egp html banner|**| --> <!-- |**|end egp html banner|**| --> <div id="ygrp-grfd" style="font-family: Verdana; font-size: 12px; padding: 15px 0;"> <!-- |**|begin egp html banner|**| --> =======================<BR> Milis Wanita Muslimah<BR> Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.<BR> Twitter: <a href="http://twitter.com/wanita_muslimah">http://twitter.com/wanita_muslimah</a><BR> Situs Web: <a href="http://www.wanita-muslimah.com">http://www.wanita-muslimah.com</a><BR> ARSIP DISKUSI : <a href="http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages">http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages</a><BR> Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com<BR> Berhenti mailto:wanita-muslimah-unsubscribe@yahoogroups.com<BR> Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com<BR> Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com<BR> <BR> Milis ini tidak menerima attachment. <!-- |**|end egp html banner|**| --> </div> <!-- |**|begin egp html banner|**| --> <div id="ygrp-vital" style="background-color: #f2f2f2; font-family: Verdana; font-size: 10px; margin-bottom: 10px; padding: 10px;"> <span id="vithd" style="font-weight: bold; color: #333; text-transform: uppercase; "><a href="https://groups.yahoo.com/neo/groups/wanita-muslimah/info;_ylc=X3oDMTJlMzNuYTd1BF9TAzk3MzU5NzE0BGdycElkAzE4Nzc5ODgEZ3Jwc3BJZAMxNzA1MDc2MjUwBHNlYwN2dGwEc2xrA3ZnaHAEc3RpbWUDMTQxMjY0MzQwOA--" style="text-decoration: none;">Visit Your Group</a></span> <ul style="list-style-type: none; margin: 0; padding: 0; display: inline;"> </ul> </div> <div id="ft" style="font-family: Arial; font-size: 11px; margin-top: 5px; padding: 0 2px 0 0; clear: both;"> <a href="https://groups.yahoo.com/neo;_ylc=X3oDMTJkbm5nNnRuBF9TAzk3NDc2NTkwBGdycElkAzE4Nzc5ODgEZ3Jwc3BJZAMxNzA1MDc2MjUwBHNlYwNmdHIEc2xrA2dmcARzdGltZQMxNDEyNjQzNDA4" style="float: left;"><img src="http://l.yimg.com/ru/static/images/yg/img/email/new_logo/logo-groups-137x15.png" height="15" width="137" alt="Yahoo! Groups" style="border: 0;"/></a> <div style="color: #747575; float: right;"> • <a href="https://info.yahoo.com/privacy/us/yahoo/groups/details.html" style="text-decoration: none;">Privacy</a> • <a href="mailto:wanita-muslimah-unsubscribe@yahoogroups.com?subject=Unsubscribe" style="text-decoration: none;">Unsubscribe</a> • <a href="https://info.yahoo.com/legal/us/yahoo/utos/terms/" style="text-decoration: none;">Terms of Use</a> </div> </div> <br> <!-- |**|end egp html banner|**| --> </div> <!-- ygrp-msg --> <!-- Sponsor --> <!-- |**|begin egp html banner|**| --> <div id="ygrp-sponsor" style="width:160px; float:right; clear:none; margin:0 0 25px 0; background: #fff;"> <!-- Start Recommendations --> <div id="ygrp-reco"> </div> <!-- End Recommendations --> </div> <!-- |**|end egp html banner|**| --> <div style="clear:both; color: #FFF; font-size:1px;">.</div> </div> <img src="http://geo.yahoo.com/serv?s=97359714/grpId=1877988/grpspId=1705076250/msgId=175558/stime=1412643408" width="1" height="1"> <br> <img src="http://y.analytics.yahoo.com/fpc.pl?ywarid=515FB27823A7407E&a=10001310322279&js=no&resp=img" width="1" height="1"> <div style="color: #fff; height: 0;">__,_._,___</div> <!--~-|**|PrettyHtmlEnd|**|-~--> Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7139368028996168357.post-20983267085222028762014-10-05T19:59:00.001-07:002014-10-05T19:59:21.915-07:00[wanita-muslimah] Yudi Latif: Demokrasi Tanpa Hikmat-Kebijaksanaan<span style="display:none"> </span> <!--~-|**|PrettyHtmlStartT|**|-~--> <div id="ygrp-mlmsg" style="position:relative;"> <div id="ygrp-msg" style="z-index: 1;"> <!--~-|**|PrettyHtmlEndT|**|-~--> <div id="ygrp-text" > <p><div dir="ltr"><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000">Demokrasi Tanpa Hikmat-Kebijaksanaan</font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000">Oleh: Yudi Latif</font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000"> </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000">KEBAIKAN itu tidak datang dari niat buruk. Politik memang bekerja atas dasar kepentingan. Namun, dalam politik beradab, kepentingan itu harus diletakkan sesuai dengan makna politik itu sendiri; penyelesaian masalah melalui praktik-praktik etis deliberasi dan argumentasi demi kebajikan hidup bersama.</font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000"> </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000">Demokrasi Pancasila bekerja dalam kerangka etis cita kerakyatan, cita permusyawaratan, dan cita hikmat-kebijaksanaan. Cita kerakyatan hendak menghormati suara rakyat; dengan memberikan jalan bagi peranan dan pengaruh besar rakyat dalam pengambilan keputusan oleh pemerintah. Cita permusyawaratan memancarkan kehendak untuk menghadirkan negara persatuan yang dapat mengatasi paham perseorangan dan golongan, dengan mengakui "kesederajatan/persamaan dalam perbedaan".</font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000"> </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000">Cita hikmat-kebijaksanaan merefleksikan orientasi etis bahwa "kerakyatan" yang dianut bangsa Indonesia bukan kerakyatan yang mencari suara terbanyak semata, melainkan kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan. Orientasi etis (hikmat-kebijaksanaan) ini dihidupkan melalui daya rasionalitas, kearifan konsensual, dan komitmen keadilan yang menghadirkan sintesis terbaik.</font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000"> </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000">Rambu-rambu etis demokrasi Pancasila itu tidak diindahkan dalam keputusan dramatis menyangkut Undang-Undang Pemilihan Kepala Daerah. Jebolnya semangat kekeluargaan membuat pembelahan politik yang saling menafikan: apakah bersama kami atau bersama mereka; tanpa menyisakan ruang bagi kemungkinan sintesis terbaik.</font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000"> </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000">Dalam semangat saling menafikan, yang pertama kali dimatikan adalah penalaran. Di negara demokratis di dunia, pilkada bisa dilakukan langsung atau tidak langsung. Keduanya sama-sama demokratisnya meski kecenderungan global kian mengarah ke pilkada langsung. Yang harus dilakukan adalah memahami secara baik prinsip-prinsip penerapan kedua model pemilihan itu serta plus-minus penerapan kedua model pilkada tersebut dalam pengalaman Indonesia.</font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000"> </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000">Di kebanyakan negara Eropa, pilkada dilakukan tidak langsung. Dengan ketentuan, partai pemenang diberikan kesempatan untuk membentuk pemerintahan. Penghormatan kepada partai pemenang ini penting karena mencerminkan arus kehendak di akar rumput. Apabila partai pemenang tidak berhasil membentuk pemerintahan, barulah partai pemenang kedua diberi kesempatan, dan seterusnya berdasarkan urutan.</font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000"> </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000">Di belahan dunia lain, beberapa negara, seperti Amerika Serikat, Kanada, Jepang, dan Filipina, melakukan pilkada langsung. Negara dengan tingkat pluralitas masyarakat yang tinggi, di luar negara komunis (bekas komunis), cenderung ke pilkada langsung.</font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000"> </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000">Yang harus dilakukan Indonesia adalah memilih sistem yang sesuai dan efektif dalam konteks sosiokultural bangsa ini. Harus ditekankan bahwa Pancasila tidak memihak pilkada langsung atau tak langsung. Kepedulian Pancasila hanya ingin memastikan sistem apa pun harus menghasilkan pemerintahan yang menghormati daulat rakyat dengan menjadikan warga sebagai subyek berdaulat, bukan obyek tindasan dan manipulasi tirani oligarki penguasa atau pemodal.</font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000"> </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000">Indonesia punya pengalaman menerapkan pilkada tidak langsung dan langsung. Keduanya tidak berujung pada penghormatan daulat rakyat. Dalam sistem pertama, aspirasi rakyat dibajak oligarki elite partai; kedua, dibajak oligarki pemodal. Kita harus mengevaluasi sumber-sumber distortif dari kedua sistem itu dan menemukan sistem mana yang lebih cocok diterapkan dengan segala perbaikannya.</font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000"> </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000">Menerapkan pilkada tidak langsung mengandaikan bahwa anggota-anggota Dewan adalah orang-orang dengan moralitas dan akuntabilitas publik yang bisa diandalkan sehingga bisa memilih pemimpin harapan publik. Apakah prasyarat itu bisa dipenuhi DPRD kita yang merupakan produk biaya politik yang mahal? Dalam pilkada tak langsung, konvensinya adalah pemberian kesempatan kepada partai pemenang untuk membentuk pemerintahan. Masalahnya, dalam sistem multipartai yang begitu kompleks, pembentukan koalisi selalu rumit dan tidak ada jaminan partai pemenang bisa mudah meraih dukungan mayoritas. Sistem ini juga mempersempit akses masuk kandidat-kandidat alternatif. Dengan demikian, gelombang aspirasi rakyat mudah terdistorsi oleh persekongkolan kepentingan elitis.</font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000"> </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000">Menerapkan pilkada langsung menggelembungkan biaya politik, baik untuk penyelenggaraan maupun kampanye. Situasi inilah yang menjadi pintu masuk bagi korupsi dan penetrasi pemodal dalam penguasaan sumber daya di daerah. Sistem ini juga rawan bagi manipulasi politik identitas di akar rumput. Namun, sistem ini lebih membuka ruang partisipasi dan dapat menghindari pembajakan aspirasi rakyat oleh persekongkolan elite partai. Sistem ini juga menjadi solusi atas kesulitan partai pemenang membentuk pemerintahan dalam sistem multipartai yang kompleks.</font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000"> </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000">Oleh karena itu, sistem pilkada langsung bisa menjadi pilihan saat ini, dengan sejumlah perbaikan yang bisa mengatasi mahalnya biaya politik dan politisasi identitas. Proposal perbaikan ini sesungguhnya telah diajukan Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Sayang proposal ini setengah hati; terkesan sebagai usaha menohok dengan cara menghindar. Sebagai presiden, SBY semestinya sudah harus memasukkan proposal perbaikan ini dalam RUU yang diajukan pemerintah. Partainya juga bisa beraliansi dengan kekuatan pro pilkada langsung sebagai batu lompatan menuju proposal perbaikan. Mengetahui masalah tanpa berusaha memperjuangkannya adalah pertanda kepengecutan.</font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000"> </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000">Pilihan lainnya adalah mengombinasikan pilkada langsung dan tak langsung. Pilkada langsung bisa diterapkan untuk kabupaten/kota. Pilkada tak langsung untuk provinsi. Di luar itu, apabila kita datang dengan visi otonomi asimetris, soal pilkada ini sesungguhnya bisa saja diserahkan kepada daerah masing-masing untuk menentukan pilihan terbaik sesuai konteks lokal. Alhasil, banyak pilihan yang bisa didiskusikan sebelum ketuk palu. Namun, dalam politik tanpa hikmat-kebijaksanaan, penalaran sudah dimatikan oleh kepentingan dan kesumat. []</font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000"> </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000">KOMPAS, 30 September 2014</font></span></p><font color="#000000"><font size="3" face="Times New Roman"> </font><span style="font-size:10pt;">Yudi Latif ; Pemikir Kenegaraan dan Kebangsaan</span></font></div> </p> </div> <!--~-|**|PrettyHtmlStart|**|-~--> <div style="color: #fff; height: 0;">__._,_.___</div> <div style="clear:both"> </div> <div id="fromDMARC" style="margin-top: 10px;"> <hr style="height:2px ; border-width:0; color:#E3E3E3; background-color:#E3E3E3;"> Posted by: Kinantaka <kinantaka@gmail.com> <hr style="height:2px ; border-width:0; color:#E3E3E3; background-color:#E3E3E3;"> </div> <div style="clear:both"> </div> <table cellspacing=4px style="margin-top: 10px; margin-bottom: 10px; color: #2D50FD;"> <tbody> <tr> <td style="font-size: 12px; font-family: arial; font-weight: bold; padding: 7px 5px 5px;" > <a style="text-decoration: none; color: #2D50FD" href="https://groups.yahoo.com/neo/groups/wanita-muslimah/conversations/messages/175557;_ylc=X3oDMTJyc3FpNG5lBF9TAzk3MzU5NzE0BGdycElkAzE4Nzc5ODgEZ3Jwc3BJZAMxNzA1MDc2MjUwBG1zZ0lkAzE3NTU1NwRzZWMDZnRyBHNsawNycGx5BHN0aW1lAzE0MTI1NjQzNTU-?act=reply&messageNum=175557">Reply via web post</a> </td> <td>•</td> <td style="font-size: 12px; font-family: arial; padding: 7px 5px 5px;" > <a href="mailto:kinantaka@gmail.com?subject=Re%3A%20Yudi%20Latif%3A%20Demokrasi%20Tanpa%20Hikmat-Kebijaksanaan" style="text-decoration: none; color: #2D50FD;"> Reply to sender </a> </td> <td>•</td> <td style="font-size: 12px; font-family: arial; padding: 7px 5px 5px;"> <a href="mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com?subject=Re%3A%20Yudi%20Latif%3A%20Demokrasi%20Tanpa%20Hikmat-Kebijaksanaan" style="text-decoration: none; color: #2D50FD"> Reply to group </a> </td> <td>•</td> <td style="font-size: 12px; font-family: arial; padding: 7px 5px 5px;" > <a href="https://groups.yahoo.com/neo/groups/wanita-muslimah/conversations/newtopic;_ylc=X3oDMTJlb2s1YnRsBF9TAzk3MzU5NzE0BGdycElkAzE4Nzc5ODgEZ3Jwc3BJZAMxNzA1MDc2MjUwBHNlYwNmdHIEc2xrA250cGMEc3RpbWUDMTQxMjU2NDM1NQ--" style="text-decoration: none; color: #2D50FD">Start a New Topic</a> </td> <td>•</td> <td style="font-size: 12px; font-family: arial; padding: 7px 5px 5px;color: #2D50FD;" > <a href="https://groups.yahoo.com/neo/groups/wanita-muslimah/conversations/topics/175557;_ylc=X3oDMTM4cHE4MTFwBF9TAzk3MzU5NzE0BGdycElkAzE4Nzc5ODgEZ3Jwc3BJZAMxNzA1MDc2MjUwBG1zZ0lkAzE3NTU1NwRzZWMDZnRyBHNsawN2dHBjBHN0aW1lAzE0MTI1NjQzNTUEdHBjSWQDMTc1NTU3" style="text-decoration: none; color: #2D50FD;">Messages in this topic</a> (1) </td> </tr> </tbody> </table> <!------- Start Nav Bar ------> <!-- |**|begin egp html banner|**| --> <!-- |**|end egp html banner|**| --> <div id="ygrp-grfd" style="font-family: Verdana; font-size: 12px; padding: 15px 0;"> <!-- |**|begin egp html banner|**| --> =======================<BR> Milis Wanita Muslimah<BR> Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.<BR> Twitter: <a href="http://twitter.com/wanita_muslimah">http://twitter.com/wanita_muslimah</a><BR> Situs Web: <a href="http://www.wanita-muslimah.com">http://www.wanita-muslimah.com</a><BR> ARSIP DISKUSI : <a href="http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages">http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages</a><BR> Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com<BR> Berhenti mailto:wanita-muslimah-unsubscribe@yahoogroups.com<BR> Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com<BR> Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com<BR> <BR> Milis ini tidak menerima attachment. <!-- |**|end egp html banner|**| --> </div> <!-- |**|begin egp html banner|**| --> <div id="ygrp-vital" style="background-color: #f2f2f2; font-family: Verdana; font-size: 10px; margin-bottom: 10px; padding: 10px;"> <span id="vithd" style="font-weight: bold; color: #333; text-transform: uppercase; "><a href="https://groups.yahoo.com/neo/groups/wanita-muslimah/info;_ylc=X3oDMTJlNzUyYzFxBF9TAzk3MzU5NzE0BGdycElkAzE4Nzc5ODgEZ3Jwc3BJZAMxNzA1MDc2MjUwBHNlYwN2dGwEc2xrA3ZnaHAEc3RpbWUDMTQxMjU2NDM1NQ--" style="text-decoration: none;">Visit Your Group</a></span> <ul style="list-style-type: none; margin: 0; padding: 0; display: inline;"> </ul> </div> <div id="ft" style="font-family: Arial; font-size: 11px; margin-top: 5px; padding: 0 2px 0 0; clear: both;"> <a href="https://groups.yahoo.com/neo;_ylc=X3oDMTJkYzRiM3FqBF9TAzk3NDc2NTkwBGdycElkAzE4Nzc5ODgEZ3Jwc3BJZAMxNzA1MDc2MjUwBHNlYwNmdHIEc2xrA2dmcARzdGltZQMxNDEyNTY0MzU1" style="float: left;"><img src="http://l.yimg.com/ru/static/images/yg/img/email/new_logo/logo-groups-137x15.png" height="15" width="137" alt="Yahoo! Groups" style="border: 0;"/></a> <div style="color: #747575; float: right;"> • <a href="https://info.yahoo.com/privacy/us/yahoo/groups/details.html" style="text-decoration: none;">Privacy</a> • <a href="mailto:wanita-muslimah-unsubscribe@yahoogroups.com?subject=Unsubscribe" style="text-decoration: none;">Unsubscribe</a> • <a href="https://info.yahoo.com/legal/us/yahoo/utos/terms/" style="text-decoration: none;">Terms of Use</a> </div> </div> <br> <!-- |**|end egp html banner|**| --> </div> <!-- ygrp-msg --> <!-- Sponsor --> <!-- |**|begin egp html banner|**| --> <div id="ygrp-sponsor" style="width:160px; float:right; clear:none; margin:0 0 25px 0; background: #fff;"> <!-- Start Recommendations --> <div id="ygrp-reco"> </div> <!-- End Recommendations --> </div> <!-- |**|end egp html banner|**| --> <div style="clear:both; color: #FFF; font-size:1px;">.</div> </div> <img src="http://geo.yahoo.com/serv?s=97359714/grpId=1877988/grpspId=1705076250/msgId=175557/stime=1412564355" width="1" height="1"> <br> <img src="http://y.analytics.yahoo.com/fpc.pl?ywarid=515FB27823A7407E&a=10001310322279&js=no&resp=img" width="1" height="1"> <div style="color: #fff; height: 0;">__,_._,___</div> <!--~-|**|PrettyHtmlEnd|**|-~--> Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7139368028996168357.post-49966139493918645362014-10-05T19:37:00.003-07:002014-10-05T19:37:47.842-07:00[wanita-muslimah] Kang Sobary: Mulia Kok Korup<span style="display:none"> </span> <!--~-|**|PrettyHtmlStartT|**|-~--> <div id="ygrp-mlmsg" style="position:relative;"> <div id="ygrp-msg" style="z-index: 1;"> <!--~-|**|PrettyHtmlEndT|**|-~--> <div id="ygrp-text" > <p><div dir="ltr"><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000">Mulia Kok Korup</font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000">Oleh: Mohamad Sobary</font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000"> </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000">Memberi makan anak yatim, yaitu golongan lemah di dalam masyarakat, merupakan kewajiban agama. Memberi makan di sini bukan hanya makan, tetapi juga menyediakan segenap penghidupan lain. </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000"> </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000">Menyayangi mereka, memberi mereka rumah atau tempat tinggal yang layak, dan pendidikan agar mereka menjadi manusia secara utuh, yaitu manusia biologis, manusia sosial, manusia berbudaya, dan religius. Tidak keliru bila orang yang bersembahyang disebut celaka sembahyangnya bila dia beragama dan tertib menjalankan salat, tapi mengabaikan kaum miskin dan tak memberi mereka yang lapar itu makanan. </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000"> </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000">Ketika kita dicekam ketegangan menjelang tahun 1965, yang dalam kajian ilmu-ilmu sosial disebut zaman cultural schism, yaitu kehidupan yang penuh perpecahan budaya, ayat ini pernah dikorup untuk menjelekkan kaum beragama dengan memotong sepenggal ayatnya sehingga tak komplet: maka celakalah orang-orang yang bersembahyang. </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000"> </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000">Yang melakukan korupsi ayat ini pun menegaskan: ini bunyi kitab suci, Surat Al-Maun. Padahal, utuhnya, celakalah orang yang bersembahyang, yang tak menaruh peduli, seperti disebut sedikit di atas, kepada kaum miskin. </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000"> </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000">Organisasi sosial keagamaan yang besar, Muhammadiyah, didirikan oleh KH Ahmad Dahlan demi panggilan ayat tersebut. Tidaklah memahami agama bila kita hanya menghafal ayat tersebut, tetapi tidak mampu mengamalkannya. Begitu argumen beliau. Memberi tempat, pendidikan, dan kehidupan bagi anak yatim dan kaum miskin itu perintah agama. Jadi, jelas merupakan sebuah kemuliaan. </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000"> </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000">Kalau mereka diberi pendidikan secukupnya, lalu dilatih bekerja, dan menjadi kaya, itu amal saleh demi perintah agama. Di sini memperkaya orang lain dianggap sebuah kemuliaan. Derajatnya mulia di bumi, mulia di langit. Mulia di dunia ini, mulia pula di hari akhir. Membikin longgar bagi orang lain yang dalam kesempitan, sempit sosial, sempit politik, sempit ekonomi, itu perbuatan mulia. Menolong orang lain untuk memperoleh lapangan kerja, itu amal mulia. </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000"> </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000">Meminjami orang lain modal untuk membuka warung, restoran, atau kafe, pendeknya untuk berbisnis, itu termasuk kategori amal saleh dan amal saleh seperti itu mulia sekali. Jika orang bersangkutan menjadi kaya dan kita, yang memberi pinjaman modal tadi disebut memperkaya orang lain, itu mulia di atas mulia. Jaranglah ada bandingan yang setara dengan kemuliaan itu. Kredit untuk rakyat kecil jarang yang berhasil memperkaya mereka. </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000"> </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000">Kredit usaha menengah pun jarang yang bisa membuat penerima kredit tadi memperoleh sukses besar yang layak menjadi contoh. Kalau ada yang sukses, itu pun harus didaftar sebagai bagian dari kemuliaan duniawi yang dampaknya jauh sekali ke dunia yang akan datang dan balasan bagi kemuliaan itu luar biasa besarnya. Kita perlu memperbanyak kemuliaan di sekitar kita. Banyak orang yang sudah melakukannya. </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000"> </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000">Rumah singgah, yang memberi pendidikan kepada anak-anak jalanan, itu kemuliaan. Kalau beberapa di antara mereka kelak bisa maju, pendidikan mereka tinggi, lalu mereka sukses dalam kehidupan, mulialah usaha itu. Mulia tanpa bandingan pula karena hanya sedikit jumlah amalan seperti itu dan yang sedikit itu hanya kecil, lebih sedikit, yang sukses. </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000"> </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000">Zaman Reformasi ini dipenuhi semangat membikin baru begitu banyak segi kehidupan. Apa yang dulu boleh dan berjalan aman sekarang digugat demi cara pandang yang lebih adil, lebih demokratis, lebih manusiawi. Kaum tua yang sudah mapan lebih dari 30 tahun dalam kekuasaan Orde Baru yang di-anggap setengah suci terkaget-kaget menghadapi semangat reformasi. </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000"> </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000">Memperkaya diri sendiri, dipandang dari sudut Undang-Undang Antikorupsi, tidak boleh. Itu termasuk korupsi. Memperkaya orang lain itu mulia dan terpuji, mungkin setinggi langit, tapi sekarang dianggap bagian dari tindak pidana korupsi. Memperkaya orang lain dianggap korupsi? Tindakan mulia itu dianggap korup? Ya, ya. Jelas korup kalau yang menyebabkan orang lain menjadi kaya itu seorang pejabat yang menggunakan fasilitas negara, kebijakan negara, aturannegara, dan uang negara untuk seseorang. </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000"> </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000">Di sini, seseorang itu boleh siapa saja, tak peduli itu istrinya, anaknya, saudara kandungnya, pamannya, atau mertuanya, bahkan musuh politiknya. Memperkaya musuh politik itu kelihatannya merupakan suatu perbuatan hebat. Tapi kehebatan itu dianggap termasuk dalam tindakan pidana korupsi. Memperbanyak jumlah dana khusus untuk menteri, agar sang menteri bisa berbelanja secara leluasa dengan dana tersebut, tidak salah kalau ada aturan yang menyatakan hal itu benar. </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000"> </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000">Kalau dana dihimpun dari berbagai pihak, termasuk pihak swasta, jadi tak merugikan uang negara? Uang swasta pun harus diwaspadai. Swasta yang bagaimana? Dia menyumbang secara sukarela? Dia memiliki kepentingan bisnis dengan sang menteri? Sumbangan itu mulia. Tapi jika di belakangnya ada unsur kepentingan bisnis, kemuliaan itu diragukan. Bahkan langsung tak bisa diterima.</font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000"> </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000">Itu kemuliaan yang mengandung unsur kongkalikong, yang pada akhirnya bisa merugikan kepentingan negara. Apalagi bila pihak swasta tadi ternyata kemudian mengaku dia diperas sang menteri secara habis-habisan, termasuk dengan berbagai ancaman. Dia tak berdaya. Menyumbang seorang menteri agar yang mulia menteri bisa leluasa berbelanja, itu mulia sekali dilihat dari satu sudut. Tapi dilihat dari sudut KPK itu durjana karena "mulia kok korup". Mulia ya mulia, korup ya korup. </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000"> </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000">Dua-duanya menghuni wilayah moral-politik yang berbeda. Jangan dicampuradukkan begitu saja. Menyumbang panitia pembangunan rumah ibadah dengan jumlah besar dan diumumkan lewat siaran televisi bahwa seorang hamba Allah dengan tulus ikhlas menyumbang sejumlah besar uang, itu mulia di mata panitia pembangunan yang sudah lelah mencari dana. Tapi tunggu dulu. </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000"> </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000">Siapa yang mengaku "hamba Allah" itu? Apa pekerjaannya, apa jabatannya, di mana kantornya. Semua harus jelas. Bahkan semua catatan dan bentuk transaksi keuangannya harus diteliti. Kalau dia ternyata menyubang dengan uang negara yang untuk beberapa lama sudah dianggap miliknya dan sebagian sudah dinikmatinya, tetapi sebenarnya itu uang negara juga, para ahli di bidang antikorupsi niscaya paham bahwa amal saleh itu batil. Kedudukannya bukan lagi merupakan suatu corak kesalehan, tapi termasuk korupsi. Kesalehan ya kesalehan. </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000"> </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000">Itu amal mulia dan umat beragama didorong untuk terus melakukannya. Tapi korupsi ya korupsi. Tindakan itu harus dibatasi. Pelakunya diadili dan dihukum. KPK yang harus melakukannya tanpa henti, tanpa kenal lelah. Mulia ya mulia. Tapi tak boleh ada unsur korupsi di dalamnya. Mulia kok korup. []</font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000"> </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000">KORAN SINDO, 29 September 2014</font></span></p><font color="#000000"><font size="3" face="Times New Roman"> </font><span style="font-size:10pt;">Mohamad Sobary ; Esais, Anggota Pengurus Masyarakat Bangga Produk Indonesia, untuk Advokasi, Mediasi, dan Promosi</span></font></div> </p> </div> <!--~-|**|PrettyHtmlStart|**|-~--> <div style="color: #fff; height: 0;">__._,_.___</div> <div style="clear:both"> </div> <div id="fromDMARC" style="margin-top: 10px;"> <hr style="height:2px ; border-width:0; color:#E3E3E3; background-color:#E3E3E3;"> Posted by: Kinantaka <kinantaka@gmail.com> <hr style="height:2px ; border-width:0; color:#E3E3E3; background-color:#E3E3E3;"> </div> <div style="clear:both"> </div> <table cellspacing=4px style="margin-top: 10px; margin-bottom: 10px; color: #2D50FD;"> <tbody> <tr> <td style="font-size: 12px; font-family: arial; font-weight: bold; padding: 7px 5px 5px;" > <a style="text-decoration: none; color: #2D50FD" href="https://groups.yahoo.com/neo/groups/wanita-muslimah/conversations/messages/175556;_ylc=X3oDMTJyazVxaHZiBF9TAzk3MzU5NzE0BGdycElkAzE4Nzc5ODgEZ3Jwc3BJZAMxNzA1MDc2MjUwBG1zZ0lkAzE3NTU1NgRzZWMDZnRyBHNsawNycGx5BHN0aW1lAzE0MTI1NjMwNjI-?act=reply&messageNum=175556">Reply via web post</a> </td> <td>•</td> <td style="font-size: 12px; font-family: arial; padding: 7px 5px 5px;" > <a href="mailto:kinantaka@gmail.com?subject=Re%3A%20Kang%20Sobary%3A%20Mulia%20Kok%20Korup" style="text-decoration: none; color: #2D50FD;"> Reply to sender </a> </td> <td>•</td> <td style="font-size: 12px; font-family: arial; padding: 7px 5px 5px;"> <a href="mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com?subject=Re%3A%20Kang%20Sobary%3A%20Mulia%20Kok%20Korup" style="text-decoration: none; color: #2D50FD"> Reply to group </a> </td> <td>•</td> <td style="font-size: 12px; font-family: arial; padding: 7px 5px 5px;" > <a href="https://groups.yahoo.com/neo/groups/wanita-muslimah/conversations/newtopic;_ylc=X3oDMTJlZ25mNTN1BF9TAzk3MzU5NzE0BGdycElkAzE4Nzc5ODgEZ3Jwc3BJZAMxNzA1MDc2MjUwBHNlYwNmdHIEc2xrA250cGMEc3RpbWUDMTQxMjU2MzA2Mg--" style="text-decoration: none; color: #2D50FD">Start a New Topic</a> </td> <td>•</td> <td style="font-size: 12px; font-family: arial; padding: 7px 5px 5px;color: #2D50FD;" > <a href="https://groups.yahoo.com/neo/groups/wanita-muslimah/conversations/topics/175556;_ylc=X3oDMTM4bGhjY2FqBF9TAzk3MzU5NzE0BGdycElkAzE4Nzc5ODgEZ3Jwc3BJZAMxNzA1MDc2MjUwBG1zZ0lkAzE3NTU1NgRzZWMDZnRyBHNsawN2dHBjBHN0aW1lAzE0MTI1NjMwNjIEdHBjSWQDMTc1NTU2" style="text-decoration: none; color: #2D50FD;">Messages in this topic</a> (1) </td> </tr> </tbody> </table> <!------- Start Nav Bar ------> <!-- |**|begin egp html banner|**| --> <!-- |**|end egp html banner|**| --> <div id="ygrp-grfd" style="font-family: Verdana; font-size: 12px; padding: 15px 0;"> <!-- |**|begin egp html banner|**| --> =======================<BR> Milis Wanita Muslimah<BR> Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.<BR> Twitter: <a href="http://twitter.com/wanita_muslimah">http://twitter.com/wanita_muslimah</a><BR> Situs Web: <a href="http://www.wanita-muslimah.com">http://www.wanita-muslimah.com</a><BR> ARSIP DISKUSI : <a href="http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages">http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages</a><BR> Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com<BR> Berhenti mailto:wanita-muslimah-unsubscribe@yahoogroups.com<BR> Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com<BR> Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com<BR> <BR> Milis ini tidak menerima attachment. <!-- |**|end egp html banner|**| --> </div> <!-- |**|begin egp html banner|**| --> <div id="ygrp-vital" style="background-color: #f2f2f2; font-family: Verdana; font-size: 10px; margin-bottom: 10px; padding: 10px;"> <span id="vithd" style="font-weight: bold; color: #333; text-transform: uppercase; "><a href="https://groups.yahoo.com/neo/groups/wanita-muslimah/info;_ylc=X3oDMTJlbzJtbzd1BF9TAzk3MzU5NzE0BGdycElkAzE4Nzc5ODgEZ3Jwc3BJZAMxNzA1MDc2MjUwBHNlYwN2dGwEc2xrA3ZnaHAEc3RpbWUDMTQxMjU2MzA2Mg--" style="text-decoration: none;">Visit Your Group</a></span> <ul style="list-style-type: none; margin: 0; padding: 0; display: inline;"> </ul> </div> <div id="ft" style="font-family: Arial; font-size: 11px; margin-top: 5px; padding: 0 2px 0 0; clear: both;"> <a href="https://groups.yahoo.com/neo;_ylc=X3oDMTJkZzdkOGdmBF9TAzk3NDc2NTkwBGdycElkAzE4Nzc5ODgEZ3Jwc3BJZAMxNzA1MDc2MjUwBHNlYwNmdHIEc2xrA2dmcARzdGltZQMxNDEyNTYzMDYy" style="float: left;"><img src="http://l.yimg.com/ru/static/images/yg/img/email/new_logo/logo-groups-137x15.png" height="15" width="137" alt="Yahoo! Groups" style="border: 0;"/></a> <div style="color: #747575; float: right;"> • <a href="https://info.yahoo.com/privacy/us/yahoo/groups/details.html" style="text-decoration: none;">Privacy</a> • <a href="mailto:wanita-muslimah-unsubscribe@yahoogroups.com?subject=Unsubscribe" style="text-decoration: none;">Unsubscribe</a> • <a href="https://info.yahoo.com/legal/us/yahoo/utos/terms/" style="text-decoration: none;">Terms of Use</a> </div> </div> <br> <!-- |**|end egp html banner|**| --> </div> <!-- ygrp-msg --> <!-- Sponsor --> <!-- |**|begin egp html banner|**| --> <div id="ygrp-sponsor" style="width:160px; float:right; clear:none; margin:0 0 25px 0; background: #fff;"> <!-- Start Recommendations --> <div id="ygrp-reco"> </div> <!-- End Recommendations --> </div> <!-- |**|end egp html banner|**| --> <div style="clear:both; color: #FFF; font-size:1px;">.</div> </div> <img src="http://geo.yahoo.com/serv?s=97359714/grpId=1877988/grpspId=1705076250/msgId=175556/stime=1412563062" width="1" height="1"> <br> <img src="http://y.analytics.yahoo.com/fpc.pl?ywarid=515FB27823A7407E&a=10001310322279&js=no&resp=img" width="1" height="1"> <div style="color: #fff; height: 0;">__,_._,___</div> <!--~-|**|PrettyHtmlEnd|**|-~--> Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7139368028996168357.post-53782545248967046982014-10-05T19:37:00.001-07:002014-10-05T19:37:41.953-07:00[wanita-muslimah] Mahfud MD: Kelirumologi Keadilan Substantif<span style="display:none"> </span> <!--~-|**|PrettyHtmlStartT|**|-~--> <div id="ygrp-mlmsg" style="position:relative;"> <div id="ygrp-msg" style="z-index: 1;"> <!--~-|**|PrettyHtmlEndT|**|-~--> <div id="ygrp-text" > <p><div dir="ltr"><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000">Kelirumologi Keadilan Substantif</font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000">Oleh: Moh Mahfud MD</font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000"> </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000">Ini masih lanjutan soal kelirumologi yang saya tulis pekan lalu dari seminar bersama Jaya Suprana. Saya bisa menyebut satu contoh lagi, betapa keliru memahami satu istilah seringkali menimbulkan kegaduhan. </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000"> </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000">Pada 2009, MK membatalkan satu hasil penetapan KPU tentang keanggotaan DPR/ DPRD karena peraturan KPU yang mendasarinya batal. Kemudian, seorang komisioner KPU menyatakan bahwa penetapannya tentang anggota DPR/ DPRD terpilih tetap sah karena vonis MK berlaku ke depan (prospektif), tidak berlaku surut (retroaktif). Terjadilah saling klaim antara parpol dan para caleg. Rupanya komisioner KPU itu tak paham perbedaan arti "batal" dan "dibatalkan" sebagai istilah hukum. </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000"> </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000">Menurut hukum, keputusan yang batal itu sifatnya extunc, artinya konsekuensi dari peraturan/keputusan yang dinyatakan batal itu dianggap tidak pernah ada. Ada pun jika pengadilan mengatakan "membatalkan" maka sifatnya ex-nunc. Artinya, keberlakuan keputusan/peraturan yang dibatalkan itu berhenti sejak pengadilan membatalkannya, sehingga akibat-akibat dan/atau manfaat peraturan/keputusan sebelum dibatalkan dinyatakan sah. Ya, banyak kegaduhan karena kelirumologi atau kekeliruan dalam memahami istilah-istilah hukum, termasuk kelirumologi wartawan dalam membuat berita. </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000"> </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000">Di luar istilah-istilah yang lebih teknis, kekeliruan acap terjadi juga pada masalah yang cukup serius bahkan filosofis. Dalam sengketa pemilihan umum (pileg, pilpres, dan pemilukada) di Mahkamah Konstitusi (MK) kerap muncul perebutan kebenaran tafsir tentang "keadilan substantif". Misalnya pihak pemohon mengatakan telah terjadi kecurangan yang dilakukan oleh termohon Komisi Pemilihan Umum (KPU), karena membuat daftar pemilih khusus tambahan (DPKTb) di luar daftar pemilih tetap (DPT). </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000"> </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000">DPKTb yang dibuat di luar perintah UU itu oleh pemohon dianggap sebagai pelanggaran terhadap konstitusi karena ternyata banyak disalahgunakan, bahkan ditengarai ada mobilisasi pemilih tambahan dengan memanfaatkan DPKTb. Maka itu, pemohon meminta agar, demi keadilan dan tegaknya konstitusi, keputusan KPU tentang hasil pemilu dibatalkan oleh MK. Sebaliknya, pihak termohon KPU menyatakan bahwa justru pembuatan DPKTb diperlukan demi keadilan.</font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000"> </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000">Alasannya, banyak warga negara yang tidak bisa memilih karena tidak terdaftar di dalam DPT, atau, karena sedang berada jauh dari tempat pemungutan suara di mana dirinya terdaftar sebagai pemilih. Oleh sebab itu, demi keadilan, menjadi tepat jika KPU membuat pengaturan tentang daftar pemilih tambahan atau DPKTb itu sehingga hak konstitusional untuk memilih tidak terhalangi oleh persoalan teknis-administratif. Di mana letak kelirumologi dalam kontroversi ini? Ternyata kedua kubu yang punya argumen yang saling bertentangan itu justru sama-sama berdalih "demi keadilan". </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000"> </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000">Yang satu mengatakan bahwa keadilan itu harus dibangun dengan cara tidak membuat peraturan DPKTb di luar DPT karena bisa mengacaukan dan bisa disalahgunakan, seperti mobilisasi pemilih fiktif dan pemilih ganda. Sementara yang satunya mengatakan bahwa justru "demi keadilan" itulah KPU harus membuat peraturan DPKTb yang membuka peluang bagi warga negara yang tidak terdaftar di DPT atau sedang berada di tempat lain untuk tetap bisa menggunakan haknya untuk memilih. </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000"> </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000">Persoalannya kemudian merambah ke debat soal keadilan substantif. Yang satu mengatakan bahwa demi keadilan substantif maka ketentuan yang ada di dalam dan menjadi bunyi UU tak perlu disiasati dengan membuat peraturan ekstra, agar tak membuka peluang bagi terjadinya kecurangan-kecurangan; sedangkan yang satunya mengatakan bahwa demi keadilan substantif diperlukan peraturan ekstra guna menampung mereka yang terhalang hak pilihnya karena tak tercantum di dalam DPT. </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000"> </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000">Soalnya, apakah dalam keadilan substantif itu penegakan hukum harus sama dengan bunyi UU (apa pun isinya), ataukah boleh keluar dari bunyi UU yang isinya dirasa tidak mampu memberi rasa keadilan? MK sendiri sudah lama mengampanyekan dirinya sebagai lembaga yang bekerja untuk menegakkan keadilan substantif (substantive justice) , bukan sekadar penegak keadilan prosedural (procedural justice) . </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000"> </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000">Di dalam istilah, keadilan substantif ini terkandung makna filosofis bahwa hakim tidak harus dibelenggu oleh aturan-aturan formal-prosedural atau bunyi UU. Hakim boleh membuat hukum sendiri di luar UU jika UU yang ada tidak memadai atau tidak memberi rasa keadilan. Makna filosofis yang seperti ini bisa dipahami, misalnya, dari pernyataan Bung Karno ketika pada 10 Juli 1945 menyatakan di depan sidang BPUPKI bahwa prosedur formalitet harus dibuang ke tong sampah jika tidak memberi manfaat. </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000"> </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000">Sikap MK seperti dinyatakan dalam vonis sengketa Pilpres 2009, menegakkan keadilan substantif "boleh" keluar dari bunyi UU yang tidak adil, tetapi "tidak harus" selalu keluar dari ketentuan atau isi UU. Selama rasa keadilan masih bisa ditemukan di dalam UU, pengadilan harus memberlakukan isi UU. Hakim, baru boleh keluar dari isi UU jika setelah digali sedemikian rupa, rasa keadilan itu tetap tidak dapat ditemukan di dalamnya.</font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000"> </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000">Jadi, penegakan keadilan substantif itu membuka peluang bagi hakim untuk membuat vonis hukum sendiri di luar UU sesuai dengan rasa keadilan, sekaligus membuka peluang untuk memberlakukan isi UU sepanjang bisa ditemukan darinya rasa keadilan. Idealnya, keadilan substantif mempertemukan public common sense dengan pasal-pasal UU dan/atau dengan keyakinan hakim dalam memutus. []</font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000"> </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000">KORAN SINDO, 27 September 2014</font></span></p><font color="#000000"><font size="3" face="Times New Roman"> </font><span style="font-size:10pt;">Moh Mahfud MD ; <span style="background:white;">Guru Besar Hukum Konstitusi</span></span></font></div> </p> </div> <!--~-|**|PrettyHtmlStart|**|-~--> <div style="color: #fff; height: 0;">__._,_.___</div> <div style="clear:both"> </div> <div id="fromDMARC" style="margin-top: 10px;"> <hr style="height:2px ; border-width:0; color:#E3E3E3; background-color:#E3E3E3;"> Posted by: Kinantaka <kinantaka@gmail.com> <hr style="height:2px ; border-width:0; color:#E3E3E3; background-color:#E3E3E3;"> </div> <div style="clear:both"> </div> <table cellspacing=4px style="margin-top: 10px; margin-bottom: 10px; color: #2D50FD;"> <tbody> <tr> <td style="font-size: 12px; font-family: arial; font-weight: bold; padding: 7px 5px 5px;" > <a style="text-decoration: none; color: #2D50FD" href="https://groups.yahoo.com/neo/groups/wanita-muslimah/conversations/messages/175555;_ylc=X3oDMTJycWs3Ym9rBF9TAzk3MzU5NzE0BGdycElkAzE4Nzc5ODgEZ3Jwc3BJZAMxNzA1MDc2MjUwBG1zZ0lkAzE3NTU1NQRzZWMDZnRyBHNsawNycGx5BHN0aW1lAzE0MTI1NjMwNTQ-?act=reply&messageNum=175555">Reply via web post</a> </td> <td>•</td> <td style="font-size: 12px; font-family: arial; padding: 7px 5px 5px;" > <a href="mailto:kinantaka@gmail.com?subject=Re%3A%20Mahfud%20MD%3A%20Kelirumologi%20Keadilan%20Substantif" style="text-decoration: none; color: #2D50FD;"> Reply to sender </a> </td> <td>•</td> <td style="font-size: 12px; font-family: arial; padding: 7px 5px 5px;"> <a href="mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com?subject=Re%3A%20Mahfud%20MD%3A%20Kelirumologi%20Keadilan%20Substantif" style="text-decoration: none; color: #2D50FD"> Reply to group </a> </td> <td>•</td> <td style="font-size: 12px; font-family: arial; padding: 7px 5px 5px;" > <a href="https://groups.yahoo.com/neo/groups/wanita-muslimah/conversations/newtopic;_ylc=X3oDMTJlN2IwbzkzBF9TAzk3MzU5NzE0BGdycElkAzE4Nzc5ODgEZ3Jwc3BJZAMxNzA1MDc2MjUwBHNlYwNmdHIEc2xrA250cGMEc3RpbWUDMTQxMjU2MzA1NA--" style="text-decoration: none; color: #2D50FD">Start a New Topic</a> </td> <td>•</td> <td style="font-size: 12px; font-family: arial; padding: 7px 5px 5px;color: #2D50FD;" > <a href="https://groups.yahoo.com/neo/groups/wanita-muslimah/conversations/topics/175555;_ylc=X3oDMTM4bG9pbGpxBF9TAzk3MzU5NzE0BGdycElkAzE4Nzc5ODgEZ3Jwc3BJZAMxNzA1MDc2MjUwBG1zZ0lkAzE3NTU1NQRzZWMDZnRyBHNsawN2dHBjBHN0aW1lAzE0MTI1NjMwNTQEdHBjSWQDMTc1NTU1" style="text-decoration: none; color: #2D50FD;">Messages in this topic</a> (1) </td> </tr> </tbody> </table> <!------- Start Nav Bar ------> <!-- |**|begin egp html banner|**| --> <!-- |**|end egp html banner|**| --> <div id="ygrp-grfd" style="font-family: Verdana; font-size: 12px; padding: 15px 0;"> <!-- |**|begin egp html banner|**| --> =======================<BR> Milis Wanita Muslimah<BR> Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.<BR> Twitter: <a href="http://twitter.com/wanita_muslimah">http://twitter.com/wanita_muslimah</a><BR> Situs Web: <a href="http://www.wanita-muslimah.com">http://www.wanita-muslimah.com</a><BR> ARSIP DISKUSI : <a href="http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages">http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages</a><BR> Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com<BR> Berhenti mailto:wanita-muslimah-unsubscribe@yahoogroups.com<BR> Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com<BR> Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com<BR> <BR> Milis ini tidak menerima attachment. <!-- |**|end egp html banner|**| --> </div> <!-- |**|begin egp html banner|**| --> <div id="ygrp-vital" style="background-color: #f2f2f2; font-family: Verdana; font-size: 10px; margin-bottom: 10px; padding: 10px;"> <span id="vithd" style="font-weight: bold; color: #333; text-transform: uppercase; "><a href="https://groups.yahoo.com/neo/groups/wanita-muslimah/info;_ylc=X3oDMTJlaGhoZmYwBF9TAzk3MzU5NzE0BGdycElkAzE4Nzc5ODgEZ3Jwc3BJZAMxNzA1MDc2MjUwBHNlYwN2dGwEc2xrA3ZnaHAEc3RpbWUDMTQxMjU2MzA1NA--" style="text-decoration: none;">Visit Your Group</a></span> <ul style="list-style-type: none; margin: 0; padding: 0; display: inline;"> </ul> </div> <div id="ft" style="font-family: Arial; font-size: 11px; margin-top: 5px; padding: 0 2px 0 0; clear: both;"> <a href="https://groups.yahoo.com/neo;_ylc=X3oDMTJkbG10Y3U4BF9TAzk3NDc2NTkwBGdycElkAzE4Nzc5ODgEZ3Jwc3BJZAMxNzA1MDc2MjUwBHNlYwNmdHIEc2xrA2dmcARzdGltZQMxNDEyNTYzMDU0" style="float: left;"><img src="http://l.yimg.com/ru/static/images/yg/img/email/new_logo/logo-groups-137x15.png" height="15" width="137" alt="Yahoo! Groups" style="border: 0;"/></a> <div style="color: #747575; float: right;"> • <a href="https://info.yahoo.com/privacy/us/yahoo/groups/details.html" style="text-decoration: none;">Privacy</a> • <a href="mailto:wanita-muslimah-unsubscribe@yahoogroups.com?subject=Unsubscribe" style="text-decoration: none;">Unsubscribe</a> • <a href="https://info.yahoo.com/legal/us/yahoo/utos/terms/" style="text-decoration: none;">Terms of Use</a> </div> </div> <br> <!-- |**|end egp html banner|**| --> </div> <!-- ygrp-msg --> <!-- Sponsor --> <!-- |**|begin egp html banner|**| --> <div id="ygrp-sponsor" style="width:160px; float:right; clear:none; margin:0 0 25px 0; background: #fff;"> <!-- Start Recommendations --> <div id="ygrp-reco"> </div> <!-- End Recommendations --> </div> <!-- |**|end egp html banner|**| --> <div style="clear:both; color: #FFF; font-size:1px;">.</div> </div> <img src="http://geo.yahoo.com/serv?s=97359714/grpId=1877988/grpspId=1705076250/msgId=175555/stime=1412563054" width="1" height="1"> <br> <img src="http://y.analytics.yahoo.com/fpc.pl?ywarid=515FB27823A7407E&a=10001310322279&js=no&resp=img" width="1" height="1"> <div style="color: #fff; height: 0;">__,_._,___</div> <!--~-|**|PrettyHtmlEnd|**|-~--> Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7139368028996168357.post-74048262527800793292014-10-04T13:40:00.000-07:002014-10-04T13:43:52.673-07:00[wanita-muslimah] Di Atas DPR Masih Ada Rakyat<span style="display:none"> </span> <!--~-|**|PrettyHtmlStartT|**|-~--> <div id="ygrp-mlmsg" style="position:relative;"> <div id="ygrp-msg" style="z-index: 1;"> <!--~-|**|PrettyHtmlEndT|**|-~--> <div id="ygrp-text" > <p><div style="color:#000;background-color:#fff;font-family:HelveticaNeue, Helvetica Neue, Helvetica, Arial, Lucida Grande, sans-serif;font-size:12px;"><div class><span class><a class href="http://nasional.kompas.com/read/2014/10/03/15292451/Di.Atas.DPR.Masih.Ada.Rakyat">http://nasional.kompas.com/read/2014/10/03/15292451/Di.Atas.DPR.Masih.Ada.Rakyat</a></span></div><div class><span class><br class></span></div><h2 class>Di Atas DPR Masih Ada Rakyat</h2><div style="color: rgb(0, 0, 0);font-size: 12px;font-family: HelveticaNeue,Helvetica Neue,Helvetica,Arial,Lucida Grande,sans-serif;background-color: transparent;font-style: normal;" class>PARA anggota Dewan Perwakilan Rakyat periode 2014-2019 yang baru dilantik pada Rabu, 1 Oktober 2014, mempertontonkan sidang paripurna yang tidak apik untuk ditonton, kalau tidak dapat dikatakan memuakkan.<br class><br class>Pada Rabu malam hingga Kamis (2/10) dini hari itu, hujan interupsi dan teriakan begitu membahana, hanya untuk menentukan apakah sidang berlanjut malam itu atau ditunda keesokan harinya. Semua ini terkait dengan jadwal sidang untuk memilih pimpinan DPR dalam satu paket yang harus disetujui oleh paling sedikit lima fraksi yang berbeda.<br class><br class>Sidang Paripurna DPR dini hari itu akhirnya dimenangi koalisi partai pendukung Prabowo-Hatta yang menyebut dirinya Koalisi Merah Putih (KMP) ditambah Fraksi Partai Demokrat yang menyapu bersih semua posisi pimpinan di DPR. <br class><br class> </div><div class>Kelima pimpinan DPR periode 2014-2019 tersebut adalah Ketua Setya Novanto (Fraksi Partai Golkar), Agus Hermanto (Demokrat), Taufik Kurniawan (PAN), Fahri Hamzah (PKS), dan Fadli Zon (Gerindra). Ini berarti koalisi partai pendukung Prabowo-Hatta yang kalah pada Pemilu Presiden 2014 memenangi pertarungan politik di Dewan yang dapat dikatakan the loser takes all.<br class><br class>Pertanyaan yang muncul di benak kita adalah, pertama, tidak adakah lagi prinsip kebersamaan (togetherness), kebijaksanaan (wisdom), dan musyawarah mufakat dalam politik Indonesia masa kini dan mendatang? <br class><br class>Kedua, apakah politik Indonesia lebih ditentukan oleh personalisasi, adu kekuatan, dan balas dendam politik antar-aktor yang memiliki hegemoni dan dominasi kekuasaan di partai atau koalisi partai? <br class><br class>Ketiga, tidakkah kepentingan bangsa, rakyat, dan negara seharusnya lebih didahulukan ketimbang kepentingan individu, kelompok, dan partai seperti sumpah dan janji para anggota DPR yang terhormat?<br class><br class>Keempat, apakah pemerintahan Jokowi-JK akan menjadi pemerintahan yang bagaikan "Bebek Lumpuh" (lame-duck government) dalam lima tahun ke depan? <br class><br class>Kelima, masih adakah titik terang dari jalan buntu politik dalam hubungan eksekutif dan legislatif ke depan?<br class><br class><strong class>Personalisasi politik</strong><br class><br class>Pada siang harinya, sebenarnya Partai Demokrat (PD) dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP) sama posisinya dengan koalisi empat partai pendukung Jokowi-JK, yakni PDI-P, PKB, Partai Nasdem, dan Partai Hanura, yang menginginkan agar rapat pemilihan paket pimpinan Dewan dilaksanakan pada Kamis, 2 Oktober 2014. PPP akhirnya berubah sikap dan kembali ke koalisi partai pendukung Prabowo-Hatta, sementara PD juga mendesak rapat dilanjutkan malam itu juga.<br class><br class>Posisi PD ini terjadi akibat gagalnya pertemuan antara Ketua Umum PD Susilo Bambang Yudhoyono dan Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri yang sedianya akan dilakukan di Hotel Sultan pada Rabu (1/10) malam.<br class><br class>Di satu sisi, Presiden SBY yang juga Ketua Umum PD membuat pernyataan pers yang menyayangkan gagalnya pertemuan antara dirinya dan Megawati. Padahal, jika pertemuan tersebut terjadi, kedua pemimpin itu dapat duduk bersama untuk membicarakan bagaimana menyelamatkan bangsa ini dari situasi "pemerintahan yang terbelah" ini.<br class><br class>Di sisi lain, politisi senior PDI-P, Pramono Anung, menyatakan kepada pers bahwa Megawati mau bertemu dengan SBY pada Rabu malam itu asalkan didahului kerja sama antara PD dan PDI-P beserta koalisinya dalam mengegolkan paket pimpinan Dewan versi koalisi partai pendukung Jokowi-JK. <br class><br class>Prasyarat ini sebagai ujian apakah SBY benar-benar serius untuk menata bangsa ini ke depan ataukah SBY akan kembali menelikung di tengah jalan seperti dialami Megawati pada pilpres langsung pertama 2004.<br class><br class><strong class>Politik balas dendam</strong><br class><br class>Kita juga tahu bahwa terlepas adanya bantahan dari partai koalisi partai pendukung Prabowo-Hatta, masih ada dendam politik akibat kekalahannya pada Pilpres 2014 lalu sehingga sulit bagi koalisi itu untuk melakukan musyawarah mufakat dengan koalisi partai pendukung Jokowi-JK dalam segala hal di parlemen.<br class><br class>Koalisi Prabowo-Hatta secara kebetulan merupakan partai mayoritas di parlemen sehingga dapat melakukan politik sapu bersih atas jabatan pimpinan Dewan dan posisi-posisi di alat-alat kelengkapan Dewan. <br class><br class>Sebelumnya koalisi ini seminggu sebelumnya juga berjaya dalam mengegolkan RUU Pilkada menjadi UU yang mengubah pilkada langsung menjadi pilkada melalui DPRD. Ini berarti ada kelanjutan arah kebijakan politik yang dilakukan koalisi Prabowo-Hatta pada DPR periode 2009-2014 dan DPR 2014-2019.<br class><br class>Jika ini benar-benar terjadi, tampak jelas kita akan menyaksikan pemerintahan yang terbelah dalam lima tahun mendatang jika tidak ada perubahan peta koalisi dalam setahun mendatang, ketika beberapa partai di koalisi Prabowo-Hatta ada yang harus melakukan musyawarah nasional seperti Golkar atau muktamar seperti PPP. <br class><br class>Jika di kedua partai itu tak terjadi perubahan rezim, bukan mustahil pemerintahan yang terbelah ini menjadi kenyataan karena pemerintahan Jokowi-JK hanya didukung koalisi minoritas di parlemen (DPR).<br class><br class>Pimpinan partai di kedua kubu koalisi itu tentu masih memiliki hegemoni politik untuk memengaruhi cara pandang atau langkah politik partainya. Kelompok mayoritas di parlemen juga akan terus berupaya untuk tetap menjadi kekuatan hegemoni dan dominan di parlemen. <br class><br class>Ini yang menimbulkan jalan buntu di parlemen dalam setiap persidangan jika tidak ada perubahan peta koalisi atau paling tidak niat baik untuk membangun bangsa dan negara ini secara bersama.<br class><br class><strong class>Sinar di ujung terowongan gelap</strong><br class><br class>Kita masih menunggu apakah ego personal antara SBY dan Megawati akan luluh ketika PDI-P dan PD sama-sama mendukung dua perppu yang diajukan SBY untuk mempertahankan pilkada langsung terus bertahan di negeri ini. <br class><br class>Sebetulnya, SBY tidak perlu menandatangani UU Pilkada yang baru karena yang menyetujui RUU itu menjadi UU hanya 226 anggota dari 496 anggota yang hadir, yang berarti kurang dari 50 persen dan harus batal demi hukum.<br class><br class>Jika kerja sama itu benar-benar terwujud, bukan mustahil ini adalah awal kerja sama yang baik kedua partai demi masa depan bangsa dan demokrasi di negeri ini. Di tengah berbagai kebuntuan politik, sesungguhnya masih ada sinar di ujung terowongan gelap. <br class><br class>Jika ini terjadi, berarti kepentingan rakyat, bangsa, dan negara benar-benar diperjuangkan. Jika tidak, rakyat sebagai pemilik kedaulatan bukan mustahil akan membentuk parlemen jalanan.<br class><br class>Itukah warisan politik yang ditinggalkan SBY? Ini juga taruhan politik bagi pemerintahan SBY yang harus menjawab berbagai pertanyaan peserta asing yang akan menghadiri Bali Democracy Forum, 10 Oktober mendatang, apakah kita mengalami kemunduran demokrasi atau akan mematangkan demokrasi kita.<br class><br class><strong class>Ikrar Nusa Bhakti</strong><br class><em class>Profesor Riset di LIPI</em></div><div class> </div><div class id="RTEContent"><div class><div class><div class><a class rel="nofollow" style="color:rgb(0, 0, 0);" target="_blank" href="http://herilatief.wordpress.com/">http://herilatief.wordpress.com/</a><br class><span class style="color:rgb(255, 0, 0);">http://akarrumputliar.wordpress.com/</span><br class><span class style="color:rgb(0, 191, 96);">http://sastrapembebasan.wordpress.com/</span><br class><br class><br class></div></div></div></div></div></p> </div> <!--~-|**|PrettyHtmlStart|**|-~--> <div style="color: #fff; height: 0;">__._,_.___</div> <div style="clear:both"> </div> <div id="fromDMARC" style="margin-top: 10px;"> <hr style="height:2px ; border-width:0; color:#E3E3E3; background-color:#E3E3E3;"> Posted by: heri latief <herilatief@yahoo.com> <hr style="height:2px ; border-width:0; color:#E3E3E3; background-color:#E3E3E3;"> </div> <div style="clear:both"> </div> <table cellspacing=4px style="margin-top: 10px; margin-bottom: 10px; color: #2D50FD;"> <tbody> <tr> <td style="font-size: 12px; font-family: arial; font-weight: bold; padding: 7px 5px 5px;" > <a style="text-decoration: none; color: #2D50FD" href="https://groups.yahoo.com/neo/groups/wanita-muslimah/conversations/messages/175554;_ylc=X3oDMTJyY2g0amlnBF9TAzk3MzU5NzE0BGdycElkAzE4Nzc5ODgEZ3Jwc3BJZAMxNzA1MDc2MjUwBG1zZ0lkAzE3NTU1NARzZWMDZnRyBHNsawNycGx5BHN0aW1lAzE0MTI0NTU0MjQ-?act=reply&messageNum=175554">Reply via web post</a> </td> <td>•</td> <td style="font-size: 12px; font-family: arial; padding: 7px 5px 5px;" > <a href="mailto:herilatief@yahoo.com?subject=Re%3A%20Di%20Atas%20DPR%20Masih%20Ada%20Rakyat" style="text-decoration: none; color: #2D50FD;"> Reply to sender </a> </td> <td>•</td> <td style="font-size: 12px; font-family: arial; padding: 7px 5px 5px;"> <a href="mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com?subject=Re%3A%20Di%20Atas%20DPR%20Masih%20Ada%20Rakyat" style="text-decoration: none; color: #2D50FD"> Reply to group </a> </td> <td>•</td> <td style="font-size: 12px; font-family: arial; padding: 7px 5px 5px;" > <a href="https://groups.yahoo.com/neo/groups/wanita-muslimah/conversations/newtopic;_ylc=X3oDMTJlMG00cHVwBF9TAzk3MzU5NzE0BGdycElkAzE4Nzc5ODgEZ3Jwc3BJZAMxNzA1MDc2MjUwBHNlYwNmdHIEc2xrA250cGMEc3RpbWUDMTQxMjQ1NTQyNA--" style="text-decoration: none; color: #2D50FD">Start a New Topic</a> </td> <td>•</td> <td style="font-size: 12px; font-family: arial; padding: 7px 5px 5px;color: #2D50FD;" > <a href="https://groups.yahoo.com/neo/groups/wanita-muslimah/conversations/topics/175554;_ylc=X3oDMTM4czgwN28zBF9TAzk3MzU5NzE0BGdycElkAzE4Nzc5ODgEZ3Jwc3BJZAMxNzA1MDc2MjUwBG1zZ0lkAzE3NTU1NARzZWMDZnRyBHNsawN2dHBjBHN0aW1lAzE0MTI0NTU0MjQEdHBjSWQDMTc1NTU0" style="text-decoration: none; color: #2D50FD;">Messages in this topic</a> (1) </td> </tr> </tbody> </table> <!------- Start Nav Bar ------> <!-- |**|begin egp html banner|**| --> <!-- |**|end egp html banner|**| --> <div id="ygrp-grfd" style="font-family: Verdana; font-size: 12px; padding: 15px 0;"> <!-- |**|begin egp html banner|**| --> =======================<BR> Milis Wanita Muslimah<BR> Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.<BR> Twitter: <a href="http://twitter.com/wanita_muslimah">http://twitter.com/wanita_muslimah</a><BR> Situs Web: <a href="http://www.wanita-muslimah.com">http://www.wanita-muslimah.com</a><BR> ARSIP DISKUSI : <a href="http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages">http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages</a><BR> Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com<BR> Berhenti mailto:wanita-muslimah-unsubscribe@yahoogroups.com<BR> Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com<BR> Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com<BR> <BR> Milis ini tidak menerima attachment. <!-- |**|end egp html banner|**| --> </div> <!-- |**|begin egp html banner|**| --> <div id="ygrp-vital" style="background-color: #f2f2f2; font-family: Verdana; font-size: 10px; margin-bottom: 10px; padding: 10px;"> <span id="vithd" style="font-weight: bold; color: #333; text-transform: uppercase; "><a href="https://groups.yahoo.com/neo/groups/wanita-muslimah/info;_ylc=X3oDMTJlYm90cDhyBF9TAzk3MzU5NzE0BGdycElkAzE4Nzc5ODgEZ3Jwc3BJZAMxNzA1MDc2MjUwBHNlYwN2dGwEc2xrA3ZnaHAEc3RpbWUDMTQxMjQ1NTQyNA--" style="text-decoration: none;">Visit Your Group</a></span> <ul style="list-style-type: none; margin: 0; padding: 0; display: inline;"> </ul> </div> <div id="ft" style="font-family: Arial; font-size: 11px; margin-top: 5px; padding: 0 2px 0 0; clear: both;"> <a href="https://groups.yahoo.com/neo;_ylc=X3oDMTJkMzBrYmhtBF9TAzk3NDc2NTkwBGdycElkAzE4Nzc5ODgEZ3Jwc3BJZAMxNzA1MDc2MjUwBHNlYwNmdHIEc2xrA2dmcARzdGltZQMxNDEyNDU1NDI0" style="float: left;"><img src="http://l.yimg.com/ru/static/images/yg/img/email/new_logo/logo-groups-137x15.png" height="15" width="137" alt="Yahoo! Groups" style="border: 0;"/></a> <div style="color: #747575; float: right;"> • <a href="https://info.yahoo.com/privacy/us/yahoo/groups/details.html" style="text-decoration: none;">Privacy</a> • <a href="mailto:wanita-muslimah-unsubscribe@yahoogroups.com?subject=Unsubscribe" style="text-decoration: none;">Unsubscribe</a> • <a href="https://info.yahoo.com/legal/us/yahoo/utos/terms/" style="text-decoration: none;">Terms of Use</a> </div> </div> <br> <!-- |**|end egp html banner|**| --> </div> <!-- ygrp-msg --> <!-- Sponsor --> <!-- |**|begin egp html banner|**| --> <div id="ygrp-sponsor" style="width:160px; float:right; clear:none; margin:0 0 25px 0; background: #fff;"> <!-- Start Recommendations --> <div id="ygrp-reco"> </div> <!-- End Recommendations --> </div> <!-- |**|end egp html banner|**| --> <div style="clear:both; color: #FFF; font-size:1px;">.</div> </div> <img src="http://geo.yahoo.com/serv?s=97359714/grpId=1877988/grpspId=1705076250/msgId=175554/stime=1412455424" width="1" height="1"> <br> <img src="http://y.analytics.yahoo.com/fpc.pl?ywarid=515FB27823A7407E&a=10001310322279&js=no&resp=img" width="1" height="1"> <div style="color: #fff; height: 0;">__,_._,___</div> <!--~-|**|PrettyHtmlEnd|**|-~--> Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7139368028996168357.post-20827415414965388302014-10-02T18:53:00.001-07:002014-10-02T18:53:17.904-07:00[wanita-muslimah] Refly Harun: Menganalisis Kontroversi SBY<span style="display:none"> </span> <!--~-|**|PrettyHtmlStartT|**|-~--> <div id="ygrp-mlmsg" style="position:relative;"> <div id="ygrp-msg" style="z-index: 1;"> <!--~-|**|PrettyHtmlEndT|**|-~--> <div id="ygrp-text" > <p><div dir="ltr"><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000">Menganalisis Kontroversi SBY</font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000">Oleh: Refly Harun</font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000"> </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000">"walahhh....bung refly opini anda malah jd aneh.....awalnya sy sk anda loh dgn coment2 di tv ttg sosok anda sbg ahli tata negara pakarnya loh.... mana ada presiden bs batalkan uu pilkada yg sdh di stujui oleh dewan scr voting itu syah loh bung refly.... mslh tidak or ttd tangan gak mslh tetap syah ! nah miss informasi kok bisa di jadikan alat utk gugat dn batalkan uu pilkada..... makin ngawur km bung refly..."</font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000"> </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000">Itulah salah satu komentar dari pembaca bernama Ferry Hartanto menanggapi berita yang dimuat <a href="http://detik.com" target="_blank">detik.com</a>, Minggu (28/9/14), berjudul, "Refly: Jika Terbukti ada Misinformasi, Presiden Bisa Batalkan UU Pilkada". Saya tersenyum kecut membaca komentar seperti itu. Bagaimana tidak, dibilang makin ngawur. Lebih kecut lagi ketika membaca penggalan komentar akun Kedaulatanbangsa, "kayaknya anda yg udah trima duit banyak biar bs bikin fatwa seenaknya...."</font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000"> </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000">Itulah risiko sebuah pemberitaan yang harusnya dijelaskan secara konseptual, tetapi karena dibuat secara straight news sehingga banyak informasi yang tidak termuat dan saya sendiri juga mungkin tidak menyampaikan secara lengkap. Ada baiknya juga menjelaskan kepada pembaca agar kita sama-sama belajar untuk bersama-sama memperbaiki praktik ketatanegaraan kita. </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000"> </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000">Persetujuan RUU</font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000"> </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000">Tentu tidak susah memahami makna Pasal 20 Ayat (2) dan Ayat (3) UUD 1945 yang menyatakan bahwa setiap RUU dibahas bersama DPR dan Presiden untuk mendapatkan persetujuan bersama. Jika tidak mendapatkan persetujuan bersama, RUU tersebut tidak bisa diajukan lagi dalam persidangan DPR masa itu. </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000"> </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000">Undang-undang tidak menjelaskan kapan persetujuan Presiden itu diangap diberikan. Namun, dalam rapat paripurna DPR, wakil pemerintah diberikan kesempatan untuk menyampaikan pandangannya terhadap RUU yang akan disetujui sebelum pimpinan sidang mengetukkan palu. Kesempatan pemerintah menyampaikan pandangan umum biasanya sekadar formalitas karena persetujuan secara substantif sudah terjadi dalam pembicaraan tingkat pertama yang juga sudah melibatkan pemerintah.</font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000"> </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000">Soalnya, dalam pembahasan RUU Pilkada, fraksi-fraksi belum sampai pada kata bulat mengenai pilkada langsung atau pilkada melalui DPRD dalam pembicaraan tingkat pertama sehingga masalah tersebut harus diputuskan di rapat paripurna. Tentu saja persetujuan Presiden secara substantif belum bisa diketahui. Presiden SBY sendiri melalui media sosial menyatakan setuju pada pemilihan langsung. Fraksi Demokrat juga mendukung proposal mempertahankan pemilihan langsung. </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000"> </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000">Ketika voting DPR memenangkan kubu yang pro pemilihan DPRD – dengan drama walk out-nya Fraksi Demokrat—kunci sesungguhnya di tangan Menteri Dalam Negeri Gamawan Fauzi untuk menyatakan tidak setuju terhadap RUU Pilkada yang baru divoting tersebut. Dengan demikian, bila pernyataan tidak setuju tersebut disampaikan wakil pemerintah, RUU tersebut tidak dapat disetujui dan tidak dapat menjadi undang-undang. Masalahnya, Mendagri Gamawan Fauzi tidak menyatakan tidak setuju. Artinya, bisa dikatakan RUU Pilkada telah mencapai persetujuan bersama antara DPR dan Presiden.</font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000">Hingga titik ini tidak ada persoalan. Andaipun nantinya Presiden enggan untuk mengesahkan RUU Pilkada dengan cara tidak membubuhkan tanda tangan, berdasarkan ketentuan Pasal 20 Ayat (5) UUD 1945, dalam waktu 30 hari setelah persetujuan, RUU tersebut sah menjadi undang-undang dan wajib diundangkan. Hal ini sangat jelas. </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000"> </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000">Reaksi SBY</font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000"> </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000">Masalah muncul ketika dalam jumpa pers di Hotel Willard Intercontinental, Washington, DC, Sabtu (27/9/2014) pukul 09.00 waktu setempat, SBY menegaskan dirinya sangat berat untuk menandatangani UU Pilkada. "Saya serius berat untuk menandatangani UU ini, karena dari awal opsi saya pilkada langsung dengan perbaikan," kata SBY sebagaimana dikutip <a href="http://detik.com" target="_blank">detik.com</a>. SBY juga marah dengan sikap walk out Fraksi Demokrat dan memerintahkan mengusut dalangnya. Terlebih walk out itu dilakukan setelah PDIP menerima opsi Demokrat. </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000"> </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000">Berdasarkan pernyataan kecewa dan marahnya SBY, muncul pertanyaan spekulatif, apakah Presiden tidak di-update perkembangan terakhir? Apakah ada penelikungan terhadap SBY, baik oleh Fraksi Demokrat maupun Mendagri? Analisis ini sah-sah saja diungkapkan, selain pendapat yang saat ini sangat deras berkembang bahwa dalang dari semua ini adalah Presiden SBY sendiri. Tidak heran kalimat di media-media sosial seperti shame on you dan shamed by you (SBY) menjadi trending topic. </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000"> </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000">Sangat jelas, seandainya SBY memang tetap ingin pilkada langsung, ia tinggal perintahkan Mendagri Gamawan Fauzi bertahan dengan opsi itu dan tidak menyetujui bila opsi dipilih oleh DPRD yang menang. Kepada Fraksi Demokrat, ia juga bisa memerintahkan untuk bahu-membahu dengan fraksi lain yang juga memilih opsi pilkada langsung. Perintah kepada Mendagri menjadi kartu truf SBY bila opsi dipilih langsung kalah dalam voting. </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000"> </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000">Kapuspen Kemendagri Dody Riatmadji menyatakan tidak ada arahan tertentu kepada Mendagri. Kehadiran Mendagri yang mewakili Presiden SBY saat itu bersikap menyesuaikan dengan fraksi-fraksi di DPR. Artinya, apa pun yang diputuskan DPR, Presiden akan ikut saja. Hingga titik ini jelas ada paradoks besar karena pasca-paripurna DPR, SBY menyatakan berat menandatangani RUU Pilkada karena dia tetap ingin pilkada langsung. </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000"> </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000">Hingga titik ini saya ingin menyudahi analisis dengan menyalahkan SBY sepenuhnya akan hilangnya hak rakyat untuk memilih pemimpinnya sendiri. SBY tidak hanya tidak tegas, tapi juga tidak jelas, sehingga Mendagri dan Fraksi Demokrat terkesan dibiarkan mengambil keputusan sendiri. SBY tidak mau bertarung untuk mempertahankan warisan demokrasi pilkada langsung dalam sembilan tahun terakhir. </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000"> </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000">Penelikungan</font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000"> </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000">Namun, analisis 'penelikungan' tetap menarik untuk dikemukakan sebagai alternatif. Dari sisi Mendagri, 'godaan' untuk berpilkada melalui DPRD justru datang dari pemerintah sendiri. Awalnya, pemerintah mendorong gubernur dipilih oleh DPRD dan bupati/walikota dipilih langsung, tetapi kemudian menjadi sebaliknya, yaitu hanya gubernur yang dipilih langsung, sedangkan bupati/walikota dipilih oleh DPRD. Jajaran Kemendagri termasuk yang paling getol mendorong pilkada oleh DPRD. Bahkan, disebutkan Gamawan Fauzi membuat disertasi yang mengaitkan banyaknya kepala derah yang tersangkut korupsi dengan pilkada langsung.</font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000"> </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000">Dari sisi Fraksi Demokrat, sudah jamak diketahui, sebagian mereka pendukung Prabowo-Hatta dalam pilpres, yang artinya bisa sangat pro terhadap kubu Koalisi Merah Putih, seperti Ketua Fraksi Nurhayati Ali Assegaf. Beberapa anggota Fraksi Demokrat seperti Khatibul Umam Wiranu juga getol menyuarakan pilkada oleh DPRD dan beberapa kali berdebat dengan saya di televisi untuk membela posisinya itu. Lalu, hanya 37 dari 148 anggota Fraksi Demokrat yang terpilih kembali sebagai anggota DPR Periode 2014-2019. Artinya, Fraksi Demokrat rentan untuk diinfiltrasi. </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000"> </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000">Selama proses memantau persetujuan RUU Pilkada, ada isu berembus mengenai dugaan politik uang kepada kubu yang setuju pro pemilihan langsung. Yang paling rentan untuk disuap bila isu itu benar dalam hal ini adalah anggota fraksi yang tidak solid mendukung pilkada langsung.</font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000"> </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000">Bila memang ada agenda tertentu dari Kemendagri untuk mendorong pilkada oleh DPRD yang tidak sejalan dengan keinginan Presiden, lalu ada beberapa anggota Fraksi Demokrat yang dipengaruhi politik uang, bisa jadi SBY sengaja tidak diberikan informasi akurat di tengah kesibukan kunjungan ke luar negeri. Bila memang demikian dan SBY tetap menyatakan tidak setuju terhadap RUU Pilkada, saya beranggapan bahwa sesungguhnya tidak pernah ada persetujuan Presiden SBY terhadap RUU Pilkada. </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000"> </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000">Persetujuan oleh Mendagri Gamawan Fauzi dengan sendirinya tidak mewakili suara Presiden SBY. Bila SBY menyatakan hal ini dengan tegas ke publik maka persetujuan RUU Pilkada tidak sah, tidak memenuhi ketentuan Pasal 20 Ayat (2) UUD 1945. Jadi, bahasa yang benar bukan RUU Pilkada dibatalkan, tetapi memang tidak pernah disetujui Presiden. </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000"> </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000">Langkah SBY</font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000"> </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000">Ketimbang kita semua berdebat dan Bung Ferry Hartanto bilang saya makin ngawur (dengan senyum kecut), ada baiknya kita tunggu tindakan Presiden SBY selanjutnya, apa yang ingin ia lakukan dengan semua 'kekecewaan' dan 'kemarahan' atas hasil parpurna DPR. Apakah SBY akan dengan terbuka menyatakan dia tidak pernah setuju dengan opsi pilkada oleh DPRD. Persetujuan dari Mendagri Gamawan Fauzi hanyalah aspirasi pribadi, tidak mewakili sikap Presiden SBY, dan hal tersebut pelanggaran serius terhadap etika berpemerintahan karena menteri harusnya menyampaikan apa yang menjadi keinginan Presiden. Walk out-nya Fraksi Demokrat juga bukan atas perintah darinya sebagai Ketua Umum, tetapi bentuk penelikungan dan disinformasi yang sengaja diciptakan elemen-elemen pro pilkada oleh DPRD dalam tubuh fraksi terbesar tersebut. </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000"> </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000">Bila SBY menyatakan itu semua secara terbuka ke publik, 'dosa' SBY akan sedikit termaafkan. Posisinya bukan sebagai 'dalang', tetapi orang yang dikhianati. Panasea dari semua itu, SBY tinggal menyatakan bahwa RUU Pilkada tidak pernah disetujui bersama. Persetujuan yang ada cacat formil. Presiden tidak terikat dengan persetujuan tersebut sehingga tidak merasa perlu mengundangkan RUU Pilkada. Untuk mengatasi kekosongan hukum, SBY bisa saja mengeluarkan perppu yang menghidupkan kembali pemilihan langsung. Bahan perppu bisa diperoleh dari draf opsi pemilihan langsung plus 10 perbaikan yang selalu didengungkan dan seolah sudah menjadi harga mati. </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000"> </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000">Dengan sikap SBY tersebut, tentu akan ada suara pro dan kontra. Tentu ada yang mendukung, dan ada yang marah. Kontroversi sangat mungkin bakal mencuat. Debat tatanegara akan terjadi di mana-mana. Namun, sebagai bangsa yang berkonstitusi, soal ini tinggal dibawa ke forum Mahkamah Konstitusi (MK), yaitu sengketa kewenangan antara Presiden dan DPR atas persetujuan RUU Pilkada. Biarlah MK yang memutuskan apakah persetujuan RUU Pilkada sah atau tidak.</font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000"> </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000">Tapi, bila semua yang terjadi atas sepengetahuan dan kesadaran Presiden SBY. Bahkan SBY sendiri sesungguhnya sutradara di balik drama paripurna DPR dengan lakon utama Fraksi Demokrat tersebut, maka jangan salahkan bila hari-hari terakhir ini rakyat marah dan merasa tertipu, lalu berkata, "shamed by you". []</font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000"> </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><font color="#000000"><span style="font-size:10pt;">DETIKNEWS, 29 September 2014</span><span style="font-size:10pt;"></span></font></p><font color="#000000"><font size="3" face="Times New Roman"> </font><span style="font-size:10pt;">Refly Harun ; Pakar dan Praktisi Hukum Tatanegara</span></font></div> </p> </div> <!--~-|**|PrettyHtmlStart|**|-~--> <div style="color: #fff; height: 0;">__._,_.___</div> <div style="clear:both"> </div> <div id="fromDMARC" style="margin-top: 10px;"> <hr style="height:2px ; border-width:0; color:#E3E3E3; background-color:#E3E3E3;"> Posted by: Kinantaka <kinantaka@gmail.com> <hr style="height:2px ; border-width:0; color:#E3E3E3; background-color:#E3E3E3;"> </div> <div style="clear:both"> </div> <table cellspacing=4px style="margin-top: 10px; margin-bottom: 10px; color: #2D50FD;"> <tbody> <tr> <td style="font-size: 12px; font-family: arial; font-weight: bold; padding: 7px 5px 5px;" > <a style="text-decoration: none; color: #2D50FD" href="https://groups.yahoo.com/neo/groups/wanita-muslimah/conversations/messages/175553;_ylc=X3oDMTJyZWp0MzBhBF9TAzk3MzU5NzE0BGdycElkAzE4Nzc5ODgEZ3Jwc3BJZAMxNzA1MDc2MjUwBG1zZ0lkAzE3NTU1MwRzZWMDZnRyBHNsawNycGx5BHN0aW1lAzE0MTIzMDExOTE-?act=reply&messageNum=175553">Reply via web post</a> </td> <td>•</td> <td style="font-size: 12px; font-family: arial; padding: 7px 5px 5px;" > <a href="mailto:kinantaka@gmail.com?subject=Re%3A%20Refly%20Harun%3A%20Menganalisis%20Kontroversi%20SBY" style="text-decoration: none; color: #2D50FD;"> Reply to sender </a> </td> <td>•</td> <td style="font-size: 12px; font-family: arial; padding: 7px 5px 5px;"> <a href="mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com?subject=Re%3A%20Refly%20Harun%3A%20Menganalisis%20Kontroversi%20SBY" style="text-decoration: none; color: #2D50FD"> Reply to group </a> </td> <td>•</td> <td style="font-size: 12px; font-family: arial; padding: 7px 5px 5px;" > <a href="https://groups.yahoo.com/neo/groups/wanita-muslimah/conversations/newtopic;_ylc=X3oDMTJlbWFkampwBF9TAzk3MzU5NzE0BGdycElkAzE4Nzc5ODgEZ3Jwc3BJZAMxNzA1MDc2MjUwBHNlYwNmdHIEc2xrA250cGMEc3RpbWUDMTQxMjMwMTE5MQ--" style="text-decoration: none; color: #2D50FD">Start a New Topic</a> </td> <td>•</td> <td style="font-size: 12px; font-family: arial; padding: 7px 5px 5px;color: #2D50FD;" > <a href="https://groups.yahoo.com/neo/groups/wanita-muslimah/conversations/topics/175553;_ylc=X3oDMTM4ZjNuOWVzBF9TAzk3MzU5NzE0BGdycElkAzE4Nzc5ODgEZ3Jwc3BJZAMxNzA1MDc2MjUwBG1zZ0lkAzE3NTU1MwRzZWMDZnRyBHNsawN2dHBjBHN0aW1lAzE0MTIzMDExOTEEdHBjSWQDMTc1NTUz" style="text-decoration: none; color: #2D50FD;">Messages in this topic</a> (1) </td> </tr> </tbody> </table> <!------- Start Nav Bar ------> <!-- |**|begin egp html banner|**| --> <!-- |**|end egp html banner|**| --> <div id="ygrp-grfd" style="font-family: Verdana; font-size: 12px; padding: 15px 0;"> <!-- |**|begin egp html banner|**| --> =======================<BR> Milis Wanita Muslimah<BR> Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.<BR> Twitter: <a href="http://twitter.com/wanita_muslimah">http://twitter.com/wanita_muslimah</a><BR> Situs Web: <a href="http://www.wanita-muslimah.com">http://www.wanita-muslimah.com</a><BR> ARSIP DISKUSI : <a href="http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages">http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages</a><BR> Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com<BR> Berhenti mailto:wanita-muslimah-unsubscribe@yahoogroups.com<BR> Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com<BR> Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com<BR> <BR> Milis ini tidak menerima attachment. <!-- |**|end egp html banner|**| --> </div> <!-- |**|begin egp html banner|**| --> <div id="ygrp-vital" style="background-color: #f2f2f2; font-family: Verdana; font-size: 10px; margin-bottom: 10px; padding: 10px;"> <span id="vithd" style="font-weight: bold; color: #333; text-transform: uppercase; "><a href="https://groups.yahoo.com/neo/groups/wanita-muslimah/info;_ylc=X3oDMTJlYWJtazY2BF9TAzk3MzU5NzE0BGdycElkAzE4Nzc5ODgEZ3Jwc3BJZAMxNzA1MDc2MjUwBHNlYwN2dGwEc2xrA3ZnaHAEc3RpbWUDMTQxMjMwMTE5MQ--" style="text-decoration: none;">Visit Your Group</a></span> <ul style="list-style-type: none; margin: 0; padding: 0; display: inline;"> </ul> </div> <div id="ft" style="font-family: Arial; font-size: 11px; margin-top: 5px; padding: 0 2px 0 0; clear: both;"> <a href="https://groups.yahoo.com/neo;_ylc=X3oDMTJkN20zNGdpBF9TAzk3NDc2NTkwBGdycElkAzE4Nzc5ODgEZ3Jwc3BJZAMxNzA1MDc2MjUwBHNlYwNmdHIEc2xrA2dmcARzdGltZQMxNDEyMzAxMTkx" style="float: left;"><img src="http://l.yimg.com/ru/static/images/yg/img/email/new_logo/logo-groups-137x15.png" height="15" width="137" alt="Yahoo! Groups" style="border: 0;"/></a> <div style="color: #747575; float: right;"> • <a href="https://info.yahoo.com/privacy/us/yahoo/groups/details.html" style="text-decoration: none;">Privacy</a> • <a href="mailto:wanita-muslimah-unsubscribe@yahoogroups.com?subject=Unsubscribe" style="text-decoration: none;">Unsubscribe</a> • <a href="https://info.yahoo.com/legal/us/yahoo/utos/terms/" style="text-decoration: none;">Terms of Use</a> </div> </div> <br> <!-- |**|end egp html banner|**| --> </div> <!-- ygrp-msg --> <!-- Sponsor --> <!-- |**|begin egp html banner|**| --> <div id="ygrp-sponsor" style="width:160px; float:right; clear:none; margin:0 0 25px 0; background: #fff;"> <!-- Start Recommendations --> <div id="ygrp-reco"> </div> <!-- End Recommendations --> </div> <!-- |**|end egp html banner|**| --> <div style="clear:both; color: #FFF; font-size:1px;">.</div> </div> <img src="http://geo.yahoo.com/serv?s=97359714/grpId=1877988/grpspId=1705076250/msgId=175553/stime=1412301191" width="1" height="1"> <br> <img src="http://y.analytics.yahoo.com/fpc.pl?ywarid=515FB27823A7407E&a=10001310322279&js=no&resp=img" width="1" height="1"> <div style="color: #fff; height: 0;">__,_._,___</div> <!--~-|**|PrettyHtmlEnd|**|-~--> Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7139368028996168357.post-47274013680935586732014-10-02T18:52:00.000-07:002014-10-02T18:53:08.821-07:00[wanita-muslimah] BamSoet: Mempersoalkan Konsistensi Jokowi<span style="display:none"> </span> <!--~-|**|PrettyHtmlStartT|**|-~--> <div id="ygrp-mlmsg" style="position:relative;"> <div id="ygrp-msg" style="z-index: 1;"> <!--~-|**|PrettyHtmlEndT|**|-~--> <div id="ygrp-text" > <p><div dir="ltr"><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000">Mempersoalkan Konsistensi Jokowi</font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000">Oleh: Bambang Soesatyo</font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000"> </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000">PRESIDEN terpilih Joko Widodo (Jokowi) sudah mempertontonkan inkonsistensi. Dari rencana membangun koalisi ramping, kini berpotensi menjadi gemuk. Dari koalisi partai politik (parpol) tanpa syarat, dialokasikan belasan jabatan menteri untuk para profesional dari parpol. Dan, dari janji membentuk kabinet ramping yang efektif, Jokowi justru copy paste postur Kabinet Indonesia Bersatu II yang gendut. </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000"> </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000">Catatan publik tentang perjalanan Jokowi menuju panggung kontestasi pemilihan presiden 2014 hingga proses keterpilihannya sangat lengkap. Perjalanan itu sarat janji sehingga ekspektasi publik pun terbilang tinggi.</font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000"> </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000">Saat ini, ketika Jokowi dan Tim Transisi yang diketuai Rini Soemarno merancang kabinet, publik pun ingin melihat realisasi janji-janji itu. Nyaris, tak satu pun yang bisa diwujudkan Jokowi, sebab di permukaan yang tampak justru inkonsistensi. </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000"> </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000">Pertanyaannya, apakah inkonsistensi Jokowi itu akan terhenti saat dia mulai dilantik sebagai presiden, atau akan berlanjut sepanjang era kepresidenannya? Pertanyaan ini bukan mengada-ada, sebab mengacu pada fakta berupa janji atau pernyataan yang dikedepankan Jokowi sendiri.</font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000"> </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000">Pertanyaan tadi memang belum perlu dijawab sekarang, karena semua pihak harus menunggu, serta memberi kesempatan kepada Jokowi dan kabinetnya bekerja merealisasikan janji-janji mewujudkan kesejahteraan bersama. Akan tetapi, Jokowi perlu diingatkan bahwa inkonsistensinya telah dicatat.</font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000"> </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000">Pertama, tentang koalisi parpol pendukung. Beberapa saat setelah Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri mencalonkannya sebagai presiden, Jokowi melakukan sejumlah pertemuan dengan pimpinan parpol untuk menjajaki koalisi dalam pilpres. </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000"> </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000">Di sela-sela penjajakan yang tidak mudah itu, Jokowi menegaskan bahwa dia tidak butuh banyak parpol untuk berkoalisi. Dia bahkan sudah sangat percaya diri ketika berhasil menjalin kerja sama dengan Partai Nasional Demokrat.</font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000"> </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000">Dalam prosesnya kemudian, Jokowi harus melupakan koalisi ramping yang diinginkannya. Penggemukan koalisi terus berproses dengan bergabungnya Partai Kebangkitan Bangsa(PKB), Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura), dan PKPI. </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000"> </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000">Ternyata, ini pun belum cukup. Jokowi masih membutuhkan setidaknya dua parpol lagi. "Kita terbuka karena masalahnya membangun negara. Bangsa sebesar ini tak bisa sendirian; tak bisa dibangun oleh satu atau empat partai saja," kata Jokowi, Sabtu (20/9).</font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000"> </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000">Kedua, tentang janji koalisi tanpa syarat alias tidak ada bagi-bagi jabatan menteri. Jokowi dengan lantang menegaskan bahwa parpol yang bergabung dalam koalisi pemerintahannya harus ikhlas, dan karenanya tidak boleh mengajukan syarat atau meminta jatah jabatan menteri. Syarat yang diajukan Jokowi ini mustahil diterima parpol lain.</font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000"> </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000">Belakangan, diketahui bahwa syarat itu justru mempersulit Jokowi sendiri dalam upayanya memperbesar koalisi parpol pendukungnya di parlemen. Tidak mampu memenuhi janji itu, Jokowi akhirnya seperti menjilat ludahnya sendiri. Tidak kurang dari 16 jabatan menteri dialokasikan untuk para profesional dari parpol.</font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000"> </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000">Dengan alokasi untuk parpol sebanyak itu, Jokowi berharap dapat memecah soliditas Koalisi Merah Putih (KMP) yang berseberangan dengannya. Menyusul pengalokasian itu, berkembang spekulasi bahwa dua parpol anggota KMP akan merapat ke Jokowi. Presiden terpilih itu bahkan sangat yakin akan mendapatkan tambahan parpol anggota koalisinya.</font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000"> </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000">Ketiga, tentang menggagas kabinet ramping. Jokowi mungkin lupa bahwa mengurangi jumlah kementerian dalam pemerintahannya nanti justru menghadirkan pekerjaan baru yang sesungguhnya tidak perlu. Mengurangi jumlah kementerian dengan cara menggabungkan beberapa portofolio punya implikasi yang luas.</font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000"> </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000">Dalam praktiknya nanti, pemerintah justru lebih sibuk mengurus dirinya sendiri, karena penggabungan itu tentu butuh tahapan untuk beradaptasi. Gagasan merampingkan kabinet itu nyata-nyata tidak ideal sehingga harus digugurkan. </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000"> </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000">Akhirnya, postur kabinet yang diumumkan Jokowi praktis sama dan sebangun dengan Kabinet Indonesia Bersatu II yang dirancang Presiden Soesilo Bambang Yudhoyono.</font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000"> </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000">Faktor APBN</font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000"> </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000">Untuk menjaga konsistensi, Jokowi harus realistis. Apalagi, warisan masalah yang menghadangnya cukup banyak dan sangat beragam. Dia bahkan akan mengawali pemerintahannya dalam suasana yang serba tidak nyaman, terutama karena minimnya ruang fiskal akibat gelembung alokasi anggaran untuk subsidi.</font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000"> </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000">Pil pahit pertama adalah upaya meluruskan atau koreksi kebijakan subsidi negara. Karena mengurangi kenikmatan banyak orang, mengoreksi subsidi pasti tidak mudah karena akan menimbul-kan pro-kontra di tengah masyarakat. </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000"> </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000">Sebaliknya, jika bersikukuh merealisasikan program-program pembangunan yang dijanjikan selama periode kampanye kepresidenannya, Jokowi memang harus menyehatkan dan menguatkan peran anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN).</font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000"> </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000">Kecenderungan APBN yang konsumtif harus diubah menjadi produktif. APBN yang sehat dan produktif akan memberi ruang bagi Jokowi merealisasikan program Indonesia Sehat, Indonesia Pintar, hingga mewujudkan Indonesia sebagai Poros Maritim. Menjadikan APBN kuat dan produktif adalah pekerjaan yang amat sulit, bahkan ada risiko politiknya. Karena itu dibutuhkan peran serta maupun pengertian rakyat.</font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000"> </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000">Pasalnya, APBN yang kuat dan produktif bisa diwujudkan jika negara cq pemerintah tidak lagi sembrono memberikan subsidi. Kalau sekarang subsidi boleh dinikmati semua orang, termasuk kelas menengah dan warga kaya raya, nantinya penerima subsidi harus dibatasi dengan kriteria yang relevan dan masuk akal. </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000"> </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000">Risiko politik atas keberanian mengoreksi kebijakan subsidi akan mengecil jika Jokowi dan kabinetnya mampu memberi pemahaman kepada seluruh lapisan masyarakat tentang perlunya mengurangi alokasi anggaran untuk subsidi.</font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000"> </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000">Paling utama tentu saja menekan gelembung anggaran untuk subsidi energi, khususnya bahan bakar minyak (BBM). Keberanian Jokowi memperbarui politik subsidi hampir pasti akan ditentang banyak orang. Namun, pelurusan politik subsidi itu akan merefleksikan konsistensi Jokowi. Sebab dari pembenahan subsidi itu, APBN tahun-tahun mendatang akan lebih sehat dan kuat untuk membiayai program-program unggulan Jokowi.</font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000"> </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000">Sebaliknya, citra inkonsistensi Jokowi akan semakin nyata kalau dia tidak berani meluruskan politik subsidi. Pasalnya, APBN akan tetap terlihat konsumtif serta tidak mampu membiayai kebutuhan pembangunan. </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000"> </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000">Konsekuensinya, Jokowi akan sulit merealisasikan semua yang pernah dijanjikannya. Konsistensi Jokowi harus terus-menerus dipersoalkan sebagai cara untuk mengingatkan presiden terpilih bahwa dia telah mengikat janji dengan semua elemen rakyat.</font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000"> </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000">Sekarang semuanya dalam posisi menunggu. Agar Jokowi tampak sebagai sosok presiden yang konsisten, dia harus berupaya merealisasikan semua program unggulannya itu. Beberapa program unggulan memang akan melibatkan modal swasta.</font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000"> </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000">Namun, Jokowi tetap saja harus menjadikan APBN tahun-tahun mendatang semakin produktif agar dia bisa merealisasikan program-program populis seperti Indonesia Sehat atau Indonesia Pintar itu. []</font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000"> </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000">KORAN SINDO, 26 September 2014</font></span></p><font color="#000000"><font size="3" face="Times New Roman"> </font><span style="font-size:10pt;">Bambang Soesatyo ; <span style="background:white;">Anggota Komisi III DPR RI/Presidium Nasional KAHMI; Wakil Ketua Umum Kadin Indonesia</span></span></font></div> </p> </div> <!--~-|**|PrettyHtmlStart|**|-~--> <div style="color: #fff; height: 0;">__._,_.___</div> <div style="clear:both"> </div> <div id="fromDMARC" style="margin-top: 10px;"> <hr style="height:2px ; border-width:0; color:#E3E3E3; background-color:#E3E3E3;"> Posted by: Kinantaka <kinantaka@gmail.com> <hr style="height:2px ; border-width:0; color:#E3E3E3; background-color:#E3E3E3;"> </div> <div style="clear:both"> </div> <table cellspacing=4px style="margin-top: 10px; margin-bottom: 10px; color: #2D50FD;"> <tbody> <tr> <td style="font-size: 12px; font-family: arial; font-weight: bold; padding: 7px 5px 5px;" > <a style="text-decoration: none; color: #2D50FD" href="https://groups.yahoo.com/neo/groups/wanita-muslimah/conversations/messages/175552;_ylc=X3oDMTJyZ2hxdHY3BF9TAzk3MzU5NzE0BGdycElkAzE4Nzc5ODgEZ3Jwc3BJZAMxNzA1MDc2MjUwBG1zZ0lkAzE3NTU1MgRzZWMDZnRyBHNsawNycGx5BHN0aW1lAzE0MTIzMDExODE-?act=reply&messageNum=175552">Reply via web post</a> </td> <td>•</td> <td style="font-size: 12px; font-family: arial; padding: 7px 5px 5px;" > <a href="mailto:kinantaka@gmail.com?subject=Re%3A%20BamSoet%3A%20Mempersoalkan%20Konsistensi%20Jokowi" style="text-decoration: none; color: #2D50FD;"> Reply to sender </a> </td> <td>•</td> <td style="font-size: 12px; font-family: arial; padding: 7px 5px 5px;"> <a href="mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com?subject=Re%3A%20BamSoet%3A%20Mempersoalkan%20Konsistensi%20Jokowi" style="text-decoration: none; color: #2D50FD"> Reply to group </a> </td> <td>•</td> <td style="font-size: 12px; font-family: arial; padding: 7px 5px 5px;" > <a href="https://groups.yahoo.com/neo/groups/wanita-muslimah/conversations/newtopic;_ylc=X3oDMTJlbWkxODIyBF9TAzk3MzU5NzE0BGdycElkAzE4Nzc5ODgEZ3Jwc3BJZAMxNzA1MDc2MjUwBHNlYwNmdHIEc2xrA250cGMEc3RpbWUDMTQxMjMwMTE4MQ--" style="text-decoration: none; color: #2D50FD">Start a New Topic</a> </td> <td>•</td> <td style="font-size: 12px; font-family: arial; padding: 7px 5px 5px;color: #2D50FD;" > <a href="https://groups.yahoo.com/neo/groups/wanita-muslimah/conversations/topics/175552;_ylc=X3oDMTM4bHM3MmV0BF9TAzk3MzU5NzE0BGdycElkAzE4Nzc5ODgEZ3Jwc3BJZAMxNzA1MDc2MjUwBG1zZ0lkAzE3NTU1MgRzZWMDZnRyBHNsawN2dHBjBHN0aW1lAzE0MTIzMDExODEEdHBjSWQDMTc1NTUy" style="text-decoration: none; color: #2D50FD;">Messages in this topic</a> (1) </td> </tr> </tbody> </table> <!------- Start Nav Bar ------> <!-- |**|begin egp html banner|**| --> <!-- |**|end egp html banner|**| --> <div id="ygrp-grfd" style="font-family: Verdana; font-size: 12px; padding: 15px 0;"> <!-- |**|begin egp html banner|**| --> =======================<BR> Milis Wanita Muslimah<BR> Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.<BR> Twitter: <a href="http://twitter.com/wanita_muslimah">http://twitter.com/wanita_muslimah</a><BR> Situs Web: <a href="http://www.wanita-muslimah.com">http://www.wanita-muslimah.com</a><BR> ARSIP DISKUSI : <a href="http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages">http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages</a><BR> Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com<BR> Berhenti mailto:wanita-muslimah-unsubscribe@yahoogroups.com<BR> Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com<BR> Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com<BR> <BR> Milis ini tidak menerima attachment. <!-- |**|end egp html banner|**| --> </div> <!-- |**|begin egp html banner|**| --> <div id="ygrp-vital" style="background-color: #f2f2f2; font-family: Verdana; font-size: 10px; margin-bottom: 10px; padding: 10px;"> <span id="vithd" style="font-weight: bold; color: #333; text-transform: uppercase; "><a href="https://groups.yahoo.com/neo/groups/wanita-muslimah/info;_ylc=X3oDMTJlMjVpOGM1BF9TAzk3MzU5NzE0BGdycElkAzE4Nzc5ODgEZ3Jwc3BJZAMxNzA1MDc2MjUwBHNlYwN2dGwEc2xrA3ZnaHAEc3RpbWUDMTQxMjMwMTE4MQ--" style="text-decoration: none;">Visit Your Group</a></span> <ul style="list-style-type: none; margin: 0; padding: 0; display: inline;"> </ul> </div> <div id="ft" style="font-family: Arial; font-size: 11px; margin-top: 5px; padding: 0 2px 0 0; clear: both;"> <a href="https://groups.yahoo.com/neo;_ylc=X3oDMTJkZHJqYTE3BF9TAzk3NDc2NTkwBGdycElkAzE4Nzc5ODgEZ3Jwc3BJZAMxNzA1MDc2MjUwBHNlYwNmdHIEc2xrA2dmcARzdGltZQMxNDEyMzAxMTgx" style="float: left;"><img src="http://l.yimg.com/ru/static/images/yg/img/email/new_logo/logo-groups-137x15.png" height="15" width="137" alt="Yahoo! Groups" style="border: 0;"/></a> <div style="color: #747575; float: right;"> • <a href="https://info.yahoo.com/privacy/us/yahoo/groups/details.html" style="text-decoration: none;">Privacy</a> • <a href="mailto:wanita-muslimah-unsubscribe@yahoogroups.com?subject=Unsubscribe" style="text-decoration: none;">Unsubscribe</a> • <a href="https://info.yahoo.com/legal/us/yahoo/utos/terms/" style="text-decoration: none;">Terms of Use</a> </div> </div> <br> <!-- |**|end egp html banner|**| --> </div> <!-- ygrp-msg --> <!-- Sponsor --> <!-- |**|begin egp html banner|**| --> <div id="ygrp-sponsor" style="width:160px; float:right; clear:none; margin:0 0 25px 0; background: #fff;"> <!-- Start Recommendations --> <div id="ygrp-reco"> </div> <!-- End Recommendations --> </div> <!-- |**|end egp html banner|**| --> <div style="clear:both; color: #FFF; font-size:1px;">.</div> </div> <img src="http://geo.yahoo.com/serv?s=97359714/grpId=1877988/grpspId=1705076250/msgId=175552/stime=1412301181" width="1" height="1"> <br> <img src="http://y.analytics.yahoo.com/fpc.pl?ywarid=515FB27823A7407E&a=10001310322279&js=no&resp=img" width="1" height="1"> <div style="color: #fff; height: 0;">__,_._,___</div> <!--~-|**|PrettyHtmlEnd|**|-~--> Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7139368028996168357.post-64459095274361171592014-10-01T18:33:00.001-07:002014-10-01T18:33:10.094-07:00[wanita-muslimah] Rumadi: Keterbukaan Informasi Pemerintahan Baru<span style="display:none"> </span> <!--~-|**|PrettyHtmlStartT|**|-~--> <div id="ygrp-mlmsg" style="position:relative;"> <div id="ygrp-msg" style="z-index: 1;"> <!--~-|**|PrettyHtmlEndT|**|-~--> <div id="ygrp-text" > <p><div dir="ltr"><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000">Keterbukaan Informasi Pemerintahan Baru</font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000">Oleh: Rumadi</font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000"> </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000">HARUS diakui, agenda keterbukaan informasi pemerintahan baru kurang mendapat perhatian publik. Padahal, keterbukaan informasi adalah salah satu prasyarat penting kualitas kehidupan berdemokrasi sekaligus sarana untuk mencegah korupsi. Hipotesanya, negara yang semakin terbuka informasinya semakin rendah tingkat korupsinya.</font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000"> </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000">Sebenarnya, dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) tahap ke-3 (2015-2019), agenda keterbukaan informasi terlihat meskipun samar. Dalam isu strategis bidang politik dan komunikasi, salah satu sasaran adalah peningkatan akses masyarakat terhadap informasi publik. Hal ini menunjukkan keterbukaan informasi yang diamanatkan Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 menjadi salah satu agenda penting dalam pembangunan lima tahun ke depan.</font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000"> </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000">RPJPN tahap ke-3 itu juga sudah merumuskan sejumlah strategi untuk mencapai sasaran, antara lain: 1) intervensi kebijakan/ regulasi untuk meningkatkan akses masyarakat terhadap informasi publik dan menjamin kebebasan berpendapat; 2) kebijakan mainstreaming open government dalam pelaksanaan pembangunan; 3) peningkatan kualitas konten informasi publik; 4) peningkatan sistem informasi dan sarana/prasarana akses informasi publik; 5) penguatan lembaga quasi pemerintah bidang komunikasi dan informasi.</font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000"> </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000">Bagaimana mempertemukan RPJPN tahap ke-3 dengan visi dan misi presiden terpilih?</font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000"> </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000">Visi keterbukaan</font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000"> </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000">Dalam visi-misi presiden terpilih Joko Widodo-Jusuf Kalla, persoalan yang terkait dengan keterbukaan informasi bisa dilacak dalam sembilan agenda prioritas.</font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000">Poin kedua menyebutkan, pemerintah akan membangun tata kelola pemerintahan yang transparan, bersih, efektif, demokratis, dan tepercaya.</font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000"> </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000">Caranya, dengan meningkatkan pengelolaan dan pelayanan informasi di lingkungan pemerintahan pusat dan daerah; mewajibkan setiap unit pemerintah untuk membuat laporan kinerja, serta membuka akses informasi publik.</font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000"> </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000">Agenda ini dijabarkan dalam tujuh prioritas: 1) menjalankan UU Keterbukaan Informasi Publik (KIP); 2) meningkatkan pengelolaan dan pelayanan informasi di lingkungan instansi pemerintah; 3) mewajibkan instansi pemerintah membuat laporan kinerja dan membuka akses informasi publik; 4) mendorong partisipasi masyarakat dalam proses pengambilan kebijakan publik; 5) menjamin hak warga negara untuk mengetahui rencana kebijakan publik; 6) menata kembali frekuensi penyiaran; dan 7) mendorong inovasi teknologi informasi dan komunikasi.</font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000"> </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000">Untuk mewujudkan, perlu konsistensi dan kepemimpinan yang kuat. Sepuluh tahun pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sebenarnya sudah mengupayakan itu semua meskipun konsistensi dan kepemimpinannya bisa dipersoalkan.</font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000"> </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000">Sejak UU Nomor 14 Tahun 2008 tentang KIP diimplementasikan pada tahun 2010, secara kelembagaan lembaga-lembaga pemerintah berupaya memenuhi tuntutan UU dengan membentuk Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi (PPID). Salah satu tugasnya adalah mengelola dan memberikan layanan permohonan informasi meskipun pada praktiknya masih sekadar formalitas.</font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000"> </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000">Pemerintah provinsi juga sudah membentuk Komisi Informasi yang salah satu tugasnya adalah menyelesaikan sengketa informasi publik. Sayangnya, hingga sekarang, masih ada sepuluh provinsi yang belum membentuk Komisi Informasi. Komisi Informasi yang ada pun belum semua berfungsi maksimal.</font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000"> </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000">Beberapa bulan Maret lalu, Presiden SBY juga mengeluarkan Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 2 Tahun 2014 tentang Aksi Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi. Inpres ini merupakan implementasi dari Peraturan Presiden Nomor 55 Tahun 2012 tentang Strategi Nasional Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi Jangka Panjang Tahun 2012-2025. Inpres ini ditujukan kepada seluruh menteri, pimpinan lembaga negara, gubernur, hingga wali kota/bupati.</font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000"> </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000">Ada juga Rencana Aksi yang terkait pelaksanaan UU Nomor 14 Tahun 2008 tentang KIP di mana seluruh kementerian dan lembaga menjadi penanggung jawab. Salah satu yang menjadi fokus adalah pembentukan dan penguatan PPID, adanya standard operating procedure (SOP) layanan informasi publik dan terimplementasi dengan baik, serta semua badan publik memiliki daftar informasi publik yang dipublikasikan melalui situs web.</font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000"> </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000">Tampaklah bahwa ada titik temu antara visi-misi presiden terpilih dan agenda keterbukaan informasi publik yang terintegrasi dalam Rencana Aksi Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi.</font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000"> </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000">Hilangkan paradoks</font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000"> </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000">Sebagaimana disinggung di awal tulisan, antara keterbukaan dan pemberantasan korupsi seharusnya berkorelasi positif. Pemerintahan yang semakin terbuka, menurunkan tingkat korupsinya. Namun, tampaknya di Indonesia masih paradoks.</font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000">Jika melihat data dari Open Budget Indeks (OBI) tahun 2012, tingkat keterbukaan informasi Indonesia, terutama dalam hal anggaran, terbilang baik dengan skor 62, lebih baik daripada skor tahun 2010 yang hanya 51. Indonesia menjadi negara terbaik di Asia Tenggara tingkat keterbukaannya dan nomor dua di Asia setelah Korea Selatan.</font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000"> </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000">Namun, hal ini tidak berbanding lurus dengan Indeks Persepsi Korupsi (IPK). Data yang dikeluarkan Transparansi Internasional menunjukkan IPK Indonesia masih memprihatinkan. Skor IPK Indonesia tahun 2013 masih di peringkat ke-114. Ini jauh di bawah Singapura (86), Hongkong (75), Taiwan (61), Korea Selatan (55), dan Tiongkok (40). Di ASEAN, skor Indonesia jauh di bawah Brunei (60) dan Malaysia (50). Indonesia sedikit di bawah Filipina (36) dan Thailand (35).</font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000"> </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000">Berdasarkan data tersebut, salah satu agenda penting yang harus diwujudkan pemerintahan baru ke depan adalah bagaimana agar keterbukaan informasi berpengaruh pada IPK. Harus dikatakan, keterbukaan informasi Indonesia masih sebatas aksesori demokrasi, belum menyentuh substansi demokrasi. []</font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000"> </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000">KOMPAS, 29 September 2014</font></span></p><font color="#000000"><font size="3" face="Times New Roman"> </font><span style="font-size:10pt;">Rumadi ; Komisioner Komisi Informasi Pusat, Dosen FSH UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta</span></font></div> </p> </div> <!--~-|**|PrettyHtmlStart|**|-~--> <div style="color: #fff; height: 0;">__._,_.___</div> <div style="clear:both"> </div> <div id="fromDMARC" style="margin-top: 10px;"> <hr style="height:2px ; border-width:0; color:#E3E3E3; background-color:#E3E3E3;"> Posted by: Kinantaka <kinantaka@gmail.com> <hr style="height:2px ; border-width:0; color:#E3E3E3; background-color:#E3E3E3;"> </div> <div style="clear:both"> </div> <table cellspacing=4px style="margin-top: 10px; margin-bottom: 10px; color: #2D50FD;"> <tbody> <tr> <td style="font-size: 12px; font-family: arial; font-weight: bold; padding: 7px 5px 5px;" > <a style="text-decoration: none; color: #2D50FD" href="https://groups.yahoo.com/neo/groups/wanita-muslimah/conversations/messages/175551;_ylc=X3oDMTJyMnIzNzg5BF9TAzk3MzU5NzE0BGdycElkAzE4Nzc5ODgEZ3Jwc3BJZAMxNzA1MDc2MjUwBG1zZ0lkAzE3NTU1MQRzZWMDZnRyBHNsawNycGx5BHN0aW1lAzE0MTIyMTM1ODM-?act=reply&messageNum=175551">Reply via web post</a> </td> <td>•</td> <td style="font-size: 12px; font-family: arial; padding: 7px 5px 5px;" > <a href="mailto:kinantaka@gmail.com?subject=Re%3A%20Rumadi%3A%20Keterbukaan%20Informasi%20Pemerintahan%20Baru" style="text-decoration: none; color: #2D50FD;"> Reply to sender </a> </td> <td>•</td> <td style="font-size: 12px; font-family: arial; padding: 7px 5px 5px;"> <a href="mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com?subject=Re%3A%20Rumadi%3A%20Keterbukaan%20Informasi%20Pemerintahan%20Baru" style="text-decoration: none; color: #2D50FD"> Reply to group </a> </td> <td>•</td> <td style="font-size: 12px; font-family: arial; padding: 7px 5px 5px;" > <a href="https://groups.yahoo.com/neo/groups/wanita-muslimah/conversations/newtopic;_ylc=X3oDMTJlN25qNmEwBF9TAzk3MzU5NzE0BGdycElkAzE4Nzc5ODgEZ3Jwc3BJZAMxNzA1MDc2MjUwBHNlYwNmdHIEc2xrA250cGMEc3RpbWUDMTQxMjIxMzU4Mw--" style="text-decoration: none; color: #2D50FD">Start a New Topic</a> </td> <td>•</td> <td style="font-size: 12px; font-family: arial; padding: 7px 5px 5px;color: #2D50FD;" > <a href="https://groups.yahoo.com/neo/groups/wanita-muslimah/conversations/topics/175551;_ylc=X3oDMTM4NmpraHNlBF9TAzk3MzU5NzE0BGdycElkAzE4Nzc5ODgEZ3Jwc3BJZAMxNzA1MDc2MjUwBG1zZ0lkAzE3NTU1MQRzZWMDZnRyBHNsawN2dHBjBHN0aW1lAzE0MTIyMTM1ODMEdHBjSWQDMTc1NTUx" style="text-decoration: none; color: #2D50FD;">Messages in this topic</a> (1) </td> </tr> </tbody> </table> <!------- Start Nav Bar ------> <!-- |**|begin egp html banner|**| --> <!-- |**|end egp html banner|**| --> <div id="ygrp-grfd" style="font-family: Verdana; font-size: 12px; padding: 15px 0;"> <!-- |**|begin egp html banner|**| --> =======================<BR> Milis Wanita Muslimah<BR> Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.<BR> Twitter: <a href="http://twitter.com/wanita_muslimah">http://twitter.com/wanita_muslimah</a><BR> Situs Web: <a href="http://www.wanita-muslimah.com">http://www.wanita-muslimah.com</a><BR> ARSIP DISKUSI : <a href="http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages">http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages</a><BR> Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com<BR> Berhenti mailto:wanita-muslimah-unsubscribe@yahoogroups.com<BR> Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com<BR> Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com<BR> <BR> Milis ini tidak menerima attachment. <!-- |**|end egp html banner|**| --> </div> <!-- |**|begin egp html banner|**| --> <div id="ygrp-vital" style="background-color: #f2f2f2; font-family: Verdana; font-size: 10px; margin-bottom: 10px; padding: 10px;"> <span id="vithd" style="font-weight: bold; color: #333; text-transform: uppercase; "><a href="https://groups.yahoo.com/neo/groups/wanita-muslimah/info;_ylc=X3oDMTJldWxyZnJyBF9TAzk3MzU5NzE0BGdycElkAzE4Nzc5ODgEZ3Jwc3BJZAMxNzA1MDc2MjUwBHNlYwN2dGwEc2xrA3ZnaHAEc3RpbWUDMTQxMjIxMzU4Mw--" style="text-decoration: none;">Visit Your Group</a></span> <ul style="list-style-type: none; margin: 0; padding: 0; display: inline;"> </ul> </div> <div id="ft" style="font-family: Arial; font-size: 11px; margin-top: 5px; padding: 0 2px 0 0; clear: both;"> <a href="https://groups.yahoo.com/neo;_ylc=X3oDMTJkdmh1ZjNuBF9TAzk3NDc2NTkwBGdycElkAzE4Nzc5ODgEZ3Jwc3BJZAMxNzA1MDc2MjUwBHNlYwNmdHIEc2xrA2dmcARzdGltZQMxNDEyMjEzNTgz" style="float: left;"><img src="http://l.yimg.com/ru/static/images/yg/img/email/new_logo/logo-groups-137x15.png" height="15" width="137" alt="Yahoo! Groups" style="border: 0;"/></a> <div style="color: #747575; float: right;"> • <a href="https://info.yahoo.com/privacy/us/yahoo/groups/details.html" style="text-decoration: none;">Privacy</a> • <a href="mailto:wanita-muslimah-unsubscribe@yahoogroups.com?subject=Unsubscribe" style="text-decoration: none;">Unsubscribe</a> • <a href="https://info.yahoo.com/legal/us/yahoo/utos/terms/" style="text-decoration: none;">Terms of Use</a> </div> </div> <br> <!-- |**|end egp html banner|**| --> </div> <!-- ygrp-msg --> <!-- Sponsor --> <!-- |**|begin egp html banner|**| --> <div id="ygrp-sponsor" style="width:160px; float:right; clear:none; margin:0 0 25px 0; background: #fff;"> <!-- Start Recommendations --> <div id="ygrp-reco"> </div> <!-- End Recommendations --> </div> <!-- |**|end egp html banner|**| --> <div style="clear:both; color: #FFF; font-size:1px;">.</div> </div> <img src="http://geo.yahoo.com/serv?s=97359714/grpId=1877988/grpspId=1705076250/msgId=175551/stime=1412213583" width="1" height="1"> <br> <img src="http://y.analytics.yahoo.com/fpc.pl?ywarid=515FB27823A7407E&a=10001310322279&js=no&resp=img" width="1" height="1"> <div style="color: #fff; height: 0;">__,_._,___</div> <!--~-|**|PrettyHtmlEnd|**|-~--> Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7139368028996168357.post-48364088368079514352014-10-01T18:27:00.003-07:002014-10-01T18:27:33.695-07:00[wanita-muslimah] Asvi: Sejarah dan Restrukturisasi Kementerian Agama<span style="display:none"> </span> <!--~-|**|PrettyHtmlStartT|**|-~--> <div id="ygrp-mlmsg" style="position:relative;"> <div id="ygrp-msg" style="z-index: 1;"> <!--~-|**|PrettyHtmlEndT|**|-~--> <div id="ygrp-text" > <p><div dir="ltr"><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000">Sejarah dan Restrukturisasi Kementerian Agama</font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000">Oleh: Asvi Warman Adam</font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000"> </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000">Penghapusan Kementerian Agama hampir mustahil bila didasarkan pada Undang-Undang Kementerian Nomor 39 tahun 2008 tentang Kementerian Negara. Sebab, pembubarannya harus dilakukan dengan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat. Belakangan ada rumor bahwa akan ada penggantian namanya menjadi Kementerian Urusan Haji, Zakat, dan Wakaf, yang itu pun sudah dibantah oleh presiden terpilih Joko Widodo. </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000"> </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000">Walaupun demikian, pembicaraan tentang fungsi dan cakupan tugas tetap perlu, karena struktur kementerian yang sekarang memberi kesan adanya "pembagian kaveling agama-agama besar" saja di Indonesia. Sebelumnya akan diuraikan sejarah Kementerian Agama sebagai latar belakang artikel ini. </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000"> </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000">Dalam sidang Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) 19 Agustus 1945 tentang pembentukan kabinet, usul tentang Kementerian Agama ditolak oleh Johannes Latuharhary. Namun dalam perkembangannya, seperti ditulis Wahid Hasjim, "Setelah berjalan dari Agustus hingga November tahun itu juga, terasa sekali bahwa soal-soal agama yang di dalam prakteknya bercampur dengan soal-soal lain di dalam beberapa tangan (departemen) tidak dapat dibiarkan begitu saja. Dan terasa perlu sekali berpusatnya soal-soal keagamaan itu di dalam satu tangan (departemen) agar soal-soal demikian itu dapat dipisahkan (dibedakan) dari soal-soal lainnya. Oleh karena itu, maka pada pembentukan Kabinet Parlementer yang pertama, diadakan Kementerian Agama. Model Kementerian Agama ini pada hakikatnya adalah jalan tengah antara teori memisahkan agama dari negara dan teori persatuan agama dan negara."</font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000"> </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000">Dalam sidang pleno Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP) pada 25-27 November 1945, pembentukan Kementerian Agama disampaikan oleh utusan Komite Nasional Indonesia Daerah Keresidenan Banyumas, "Supaya dalam negeri Indonesia yang sudah merdeka ini janganlah hendaknya urusan agama hanya disambilkan kepada Kementerian Pendidikan, Pengajaran, dan Kebudayaan saja, tetapi hendaklah Kementerian Agama yang khusus dan tersendiri." </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000"> </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000">Usul itu didukung oleh tokoh Masyumi di antara Mohammad Natsir dan diterima secara aklamasi. Presiden Sukarno memberi isyarat kepada Wakil Presiden Mohammad Hatta. Bung Hatta langsung berdiri dan mengatakan, "Adanya Kementerian Agama tersendiri mendapat perhatian pemerintah." Pada mulanya terjadi diskusi apakah kementerian itu dinamakan Kementerian Agama Islam ataukah Kementerian Agama. Tapi akhirnya diputuskan nama Kementerian Agama.</font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000"> </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000">Pengumuman berdirinya Kementerian Agama disiarkan oleh pemerintah melalui siaran Radio Republik Indonesia. Haji Mohammad Rasjidi diangkat oleh Presiden Sukarno sebagai Menteri Agama RI pertama. Rasjidi adalah seorang ulama berlatar belakang pendidikan Islam modern (ia memperoleh gelar doktor di Prancis) dan pada kemudian hari dikenal sebagai pemimpin Islam terkemuka dan tokoh Muhammadiyah. </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000"> </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000">Kementerian Agama mengambil alih tugas-tugas keagamaan yang semula berada pada beberapa kementerian, yaitu Kementerian Dalam Negeri (masalah perkawinan, peradilan agama, kemasjidan, dan urusan haji), Kementerian Kehakiman (Mahkamah Islam Tinggi), dan Kementerian Pengajaran, Pendidikan dan Kebudayaan (masalah pengajaran agama di sekolah-sekolah). </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000"> </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000">Sehari setelah pembentukan Kementerian Agama, Menteri Agama H.M. Rasjidi dalam pidato yang disiarkan oleh RRI Yogyakarta menegaskan bahwa berdirinya Kementerian Agama bertujuan memelihara dan menjamin kepentingan agama serta pemeluk-pemeluknya. </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000"> </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000">Dewasa ini, Kementerian Agama memiliki tujuh Direktorat Jenderal (Dirjen), yakni 1) Pendidikan Agama Islam; 2) Penyelenggaraan Haji dan Umroh; 3) Bimbingan Masyarakat Islam; 4) Bimbingan Masyarakat Katholik; 5) Bimbingan Masyarakat Kristen; 6) Bimbingan Masyarakat Hindu; 7) Bimbingan Masyarakat Buddha. Belum ada Dirjen Bimbingan Masyarakat Konghucu. Dewasa ini, Pembinaan Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan Tradisi merupakan direktorat tersendiri pada Dirjen Kebudayaan Kementerian Pendidikan. </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000"> </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000">Sebaiknya kementerian ini tidak dibuat berkotak-kotak berdasarkan agama besar di Tanah Air, tapi berdasarkan fungsinya, seperti Dirjen Pendidikan Agama, Dirjen Kerukunan Beragama, Dirjen Prasarana dan Fasilitas Agama, dan Dirjen Penyelenggaraan Haji/Umroh. Bisa ditambah dengan Dirjen Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa (Kaharingan, Parmalim, Sunda Wiwitan, dan seterusnya).</font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000"> </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000">Pada Direktorat Jenderal Kerukunan Beragama terdapat pejabat berbagai agama yang bertugas melestarikan perdamaian dan menyelesaikan konflik di antara umat beragama. Terserah apakah urusan haji tetap merupakan wewenang Dirjen Kementerian Agama atau badan tersendiri yang berada langsung di bawah presiden. []</font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000"> </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000">KORAN TEMPO, 26 September 2014</font></span></p><font color="#000000"><font size="3" face="Times New Roman"> </font><span style="font-size:10pt;">Asvi Warman Adam ; <span style="background:white;">Sejarawan LIPI</span></span></font></div> </p> </div> <!--~-|**|PrettyHtmlStart|**|-~--> <div style="color: #fff; height: 0;">__._,_.___</div> <div style="clear:both"> </div> <div id="fromDMARC" style="margin-top: 10px;"> <hr style="height:2px ; border-width:0; color:#E3E3E3; background-color:#E3E3E3;"> Posted by: Kinantaka <kinantaka@gmail.com> <hr style="height:2px ; border-width:0; color:#E3E3E3; background-color:#E3E3E3;"> </div> <div style="clear:both"> </div> <table cellspacing=4px style="margin-top: 10px; margin-bottom: 10px; color: #2D50FD;"> <tbody> <tr> <td style="font-size: 12px; font-family: arial; font-weight: bold; padding: 7px 5px 5px;" > <a style="text-decoration: none; color: #2D50FD" href="https://groups.yahoo.com/neo/groups/wanita-muslimah/conversations/messages/175550;_ylc=X3oDMTJydDg4YzlpBF9TAzk3MzU5NzE0BGdycElkAzE4Nzc5ODgEZ3Jwc3BJZAMxNzA1MDc2MjUwBG1zZ0lkAzE3NTU1MARzZWMDZnRyBHNsawNycGx5BHN0aW1lAzE0MTIyMTMyNDg-?act=reply&messageNum=175550">Reply via web post</a> </td> <td>•</td> <td style="font-size: 12px; font-family: arial; padding: 7px 5px 5px;" > <a href="mailto:kinantaka@gmail.com?subject=Re%3A%20Asvi%3A%20Sejarah%20dan%20Restrukturisasi%20Kementerian%20Agama" style="text-decoration: none; color: #2D50FD;"> Reply to sender </a> </td> <td>•</td> <td style="font-size: 12px; font-family: arial; padding: 7px 5px 5px;"> <a href="mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com?subject=Re%3A%20Asvi%3A%20Sejarah%20dan%20Restrukturisasi%20Kementerian%20Agama" style="text-decoration: none; color: #2D50FD"> Reply to group </a> </td> <td>•</td> <td style="font-size: 12px; font-family: arial; padding: 7px 5px 5px;" > <a href="https://groups.yahoo.com/neo/groups/wanita-muslimah/conversations/newtopic;_ylc=X3oDMTJlcGFwODVlBF9TAzk3MzU5NzE0BGdycElkAzE4Nzc5ODgEZ3Jwc3BJZAMxNzA1MDc2MjUwBHNlYwNmdHIEc2xrA250cGMEc3RpbWUDMTQxMjIxMzI0OA--" style="text-decoration: none; color: #2D50FD">Start a New Topic</a> </td> <td>•</td> <td style="font-size: 12px; font-family: arial; padding: 7px 5px 5px;color: #2D50FD;" > <a href="https://groups.yahoo.com/neo/groups/wanita-muslimah/conversations/topics/175550;_ylc=X3oDMTM4MW5wc2ZtBF9TAzk3MzU5NzE0BGdycElkAzE4Nzc5ODgEZ3Jwc3BJZAMxNzA1MDc2MjUwBG1zZ0lkAzE3NTU1MARzZWMDZnRyBHNsawN2dHBjBHN0aW1lAzE0MTIyMTMyNDgEdHBjSWQDMTc1NTUw" style="text-decoration: none; color: #2D50FD;">Messages in this topic</a> (1) </td> </tr> </tbody> </table> <!------- Start Nav Bar ------> <!-- |**|begin egp html banner|**| --> <!-- |**|end egp html banner|**| --> <div id="ygrp-grfd" style="font-family: Verdana; font-size: 12px; padding: 15px 0;"> <!-- |**|begin egp html banner|**| --> =======================<BR> Milis Wanita Muslimah<BR> Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.<BR> Twitter: <a href="http://twitter.com/wanita_muslimah">http://twitter.com/wanita_muslimah</a><BR> Situs Web: <a href="http://www.wanita-muslimah.com">http://www.wanita-muslimah.com</a><BR> ARSIP DISKUSI : <a href="http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages">http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages</a><BR> Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com<BR> Berhenti mailto:wanita-muslimah-unsubscribe@yahoogroups.com<BR> Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com<BR> Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com<BR> <BR> Milis ini tidak menerima attachment. <!-- |**|end egp html banner|**| --> </div> <!-- |**|begin egp html banner|**| --> <div id="ygrp-vital" style="background-color: #f2f2f2; font-family: Verdana; font-size: 10px; margin-bottom: 10px; padding: 10px;"> <span id="vithd" style="font-weight: bold; color: #333; text-transform: uppercase; "><a href="https://groups.yahoo.com/neo/groups/wanita-muslimah/info;_ylc=X3oDMTJlMjlnczhtBF9TAzk3MzU5NzE0BGdycElkAzE4Nzc5ODgEZ3Jwc3BJZAMxNzA1MDc2MjUwBHNlYwN2dGwEc2xrA3ZnaHAEc3RpbWUDMTQxMjIxMzI0OA--" style="text-decoration: none;">Visit Your Group</a></span> <ul style="list-style-type: none; margin: 0; padding: 0; display: inline;"> </ul> </div> <div id="ft" style="font-family: Arial; font-size: 11px; margin-top: 5px; padding: 0 2px 0 0; clear: both;"> <a href="https://groups.yahoo.com/neo;_ylc=X3oDMTJkbzhoZWI2BF9TAzk3NDc2NTkwBGdycElkAzE4Nzc5ODgEZ3Jwc3BJZAMxNzA1MDc2MjUwBHNlYwNmdHIEc2xrA2dmcARzdGltZQMxNDEyMjEzMjQ4" style="float: left;"><img src="http://l.yimg.com/ru/static/images/yg/img/email/new_logo/logo-groups-137x15.png" height="15" width="137" alt="Yahoo! Groups" style="border: 0;"/></a> <div style="color: #747575; float: right;"> • <a href="https://info.yahoo.com/privacy/us/yahoo/groups/details.html" style="text-decoration: none;">Privacy</a> • <a href="mailto:wanita-muslimah-unsubscribe@yahoogroups.com?subject=Unsubscribe" style="text-decoration: none;">Unsubscribe</a> • <a href="https://info.yahoo.com/legal/us/yahoo/utos/terms/" style="text-decoration: none;">Terms of Use</a> </div> </div> <br> <!-- |**|end egp html banner|**| --> </div> <!-- ygrp-msg --> <!-- Sponsor --> <!-- |**|begin egp html banner|**| --> <div id="ygrp-sponsor" style="width:160px; float:right; clear:none; margin:0 0 25px 0; background: #fff;"> <!-- Start Recommendations --> <div id="ygrp-reco"> </div> <!-- End Recommendations --> </div> <!-- |**|end egp html banner|**| --> <div style="clear:both; color: #FFF; font-size:1px;">.</div> </div> <img src="http://geo.yahoo.com/serv?s=97359714/grpId=1877988/grpspId=1705076250/msgId=175550/stime=1412213248" width="1" height="1"> <br> <img src="http://y.analytics.yahoo.com/fpc.pl?ywarid=515FB27823A7407E&a=10001310322279&js=no&resp=img" width="1" height="1"> <div style="color: #fff; height: 0;">__,_._,___</div> <!--~-|**|PrettyHtmlEnd|**|-~--> Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7139368028996168357.post-79722261915307673462014-10-01T18:27:00.001-07:002014-10-01T18:27:29.177-07:00[wanita-muslimah] Kang Komar: Jualan Surga<span style="display:none"> </span> <!--~-|**|PrettyHtmlStartT|**|-~--> <div id="ygrp-mlmsg" style="position:relative;"> <div id="ygrp-msg" style="z-index: 1;"> <!--~-|**|PrettyHtmlEndT|**|-~--> <div id="ygrp-text" > <p><div dir="ltr"><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000">Jualan Surga</font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000">Oleh: Komaruddin Hidayat</font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000"> </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000">Setiap bermain golf bersama Pak JK (Jusuf Kalla), selalu saja saya mendapatkan cerita dan lontaran pemikiran yang spontan, cerdas, dan jenaka. Misalnya saja Jumat lalu saya bermain golf di Senayan, sambil berjalan menapaki hamparan lapangan hijau kami berbincang ringan tentang fenomena gerakan ISIS di Irak-Suriah yang imbasnya sampai Indonesia. Spontan, Pak JK berkomentar, gerakan radikalisme agama itu di mana-mana selalu menawarkan jualan surga. Dianggapnya surga itu bisa diraih dengan pintas hanya dengan melakukan bom bunuh diri dengan niat jihad di jalan Allah.</font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000"> </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000">Padahal dalam setiap ceramah selalu ditutup dengan doa sapu jagat: Robbana atina fid-dunya hasana wa fil akhiroti hasanah waqina Robbana atina fid-dunya hasana wa fil akhiroti hasanah waqina adzabannar (Ya Tuhan kami, berikanlah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat. Selamatkanlah kami dari api neraka). Jadi, kita diperintah oleh Allah, yang pertama untuk membangun kehidupan yang baik, damai, dan sejahtera. Sedangkan akhirat itu buah atau imbalan amal kita di dunia. </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000"> </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000">Anehnya, kita sangat hafal dengan doa itu, tetapi doa itu tidak menimbulkan gerakan membangun kebajikan di dunia. Orang sanggup berjam-jam mengikuti pengajian dan doa bersama. Itu satu hal yang sangat bagus. Tetapi, akan jauh lebih bagus lagi kalau umat dan masyarakat itu digerakkan untuk juga kerja produktif membangun kehidupan yang baik. Ukuran kebaikan itu secara umum ditandai dengan tingkat pendidikan yang bagus, sejahtera, aman, dan produktif. </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000"> </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000">Coba saja perhatikan, kata Pak JK. Dalam berbagai gerakan radikalisme agama itu yang diberitakan mati duluan adalah mereka yang pendidikannya rendah, ekonominya kurang baik. Tetapi, para pimpinannya yang menganjurkan jihad dengan kekerasan itu tinggal atau sembunyi di tempat yang aman. Mereka menganjurkan orang lain jihad dengan nyawa, tetapi dirinya sesungguhnya memiliki agenda dan cita-cita untuk menikmati kehidupan dunia. </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000"> </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000">Mengapa begitu? Karena pada dasarnya naluri manusia memang menginginkan kehidupan yang baik di dunia sebelum ajal tiba. Maka itu, agama pun menganjurkan agar manusia membangun kehidupan yang baik, hidup dalam suasana damai dan sejahtera. Pak JK memang sangat fasih dan tak pernah habis bahan cerita kalau bicara soal kekerasan dan perdamaian karena kita semua tahu reputasinya ketika mendamaikan konflik di Aceh, Ambon, dan Poso. </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000"> </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000">Baik provokator yang datang dari kubu Islam maupun Kristen, katanya, selalu menawarkan jalan ke surga secara pintas dengan modal nekat setelah didoktrin untuk menyerang lawan semata karena beda keyakinan agama. Bayangkan, jika hanya karena beda keyakinan agama lalu seseorang membunuh yang lain dengan harapan akan langsung masuk surga, agama justru akan menjadi sumber kekacauan dan permusuhan, bukan sumber pencerahan, perdamaian, dan kebaikan hidup bersama. </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000"> </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000">Padahal bukankah semua agama memiliki motto sebagai sumber dan kekuatan perdamaian dan keadaban? Timur Tengah yang dalam sejarahnya merupakan wilayah kelahiran para nabi pembawa agama besar dunia sekarang ini citranya justru menjadi sumber api peperangan dan saling bunuh dengan melibatkan slogan dan motto keagamaan. Sebuah ironi sejarah. </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000"> </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000">Anehnya lagi, masyarakat Indonesia yang memiliki sejarah toleransi dan saling menghargai perbedaan - Bhinneka Tunggal Ika - sekarang malah ada yang ikut-ikutan. Di rumah besar Indonesia ini melebur sekian banyak kesultanan untuk bersama menjaga dan memajukan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000"> </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000">Kesultanan Hamengku Buwono Yogyakarta yang bergelar Khalifatullah Sayyidin Panata Gama bahkan rela melebur masuk dalam NKRI, juga beberapa sultan lain di Nusantara ini. Jadi, jauh sebelum ISIS mendeklarasikan khalifah yang diberitakan mengajarkan kekerasan dan pembunuhan, di Yogyakarta sudah ada khalifah dan sultan yang justru ikut memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000"> </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000">Mereka keras melawan penjajah, tetapi penyebar kedamaian sesama warga Indonesia meski berbeda etnis dan agama. Tulisan ini jangan diartikan saya antigerakan jihad atau berjuang di jalan Tuhan. Tetapi, hanya ingin mengingatkan bahwa jihad yang lebih utama adalah berjihad membangun kehidupan yang baik, sejahtera, dan damai sebagai rasa syukur dan tanggung jawab atas anugerah kehidupan yang diberikan Tuhan kepada kita semua. </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000"> </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000">Sesekali dalam sejarah peperangan dan pertempuran memang tidak bisa dielakkan. Tetapi, itu mesti memiliki alasan yang sangat kuat yang dibenarkan nalar sehat, etika sosial, dan pemahaman agama yang senantiasa menekankan prinsip keadilan, kebenaran, dan prokehidupan. </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000"> </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000">Mengikuti berita seputar kekerasan oleh gerakan ISIS yang mendeklarasikan muncul khalifah baru bagi umat Islam sedunia, juga gerakan radikalisme keagamaan yang ingin mendirikan negara Islam sebagai pengganti NKRI, jika itu sebatas wacana keilmuan atau gerakan ideologis yang ditawarkan secara damai dan legal, itu sah-sah saja. </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000"> </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000">Kita hidup di zaman terbuka yang memungkinkan siapa pun mengemukakan gagasan asalkan tidak melalui jalan kekerasan dan pemaksaan. Ide apa pun dipersilakan masuk ke bursa pasar secara terbuka. </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000"> </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000">Nanti masyarakat yang akan menguji dan menilai itu. Hanya, di sana ada rambu-rambu hukum, undang-undang, etika kepantasan sosial, dan mesti menjaga hak-hak warga negara untuk hidup tenang, bebas dari ancaman dan paksaan. Semua itu mesti ditaati. []</font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000"> </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000">KORAN SINDO, 26 September 2014</font></span></p><font color="#000000"><font size="3" face="Times New Roman"> </font><span style="font-size:10pt;">Komaruddin Hidayat ; <span style="background:white;">Rektor UIN Jakarta</span></span></font></div> </p> </div> <!--~-|**|PrettyHtmlStart|**|-~--> <div style="color: #fff; height: 0;">__._,_.___</div> <div style="clear:both"> </div> <div id="fromDMARC" style="margin-top: 10px;"> <hr style="height:2px ; border-width:0; color:#E3E3E3; background-color:#E3E3E3;"> Posted by: Kinantaka <kinantaka@gmail.com> <hr style="height:2px ; border-width:0; color:#E3E3E3; background-color:#E3E3E3;"> </div> <div style="clear:both"> </div> <table cellspacing=4px style="margin-top: 10px; margin-bottom: 10px; color: #2D50FD;"> <tbody> <tr> <td style="font-size: 12px; font-family: arial; font-weight: bold; padding: 7px 5px 5px;" > <a style="text-decoration: none; color: #2D50FD" href="https://groups.yahoo.com/neo/groups/wanita-muslimah/conversations/messages/175549;_ylc=X3oDMTJyNWljZ3ZkBF9TAzk3MzU5NzE0BGdycElkAzE4Nzc5ODgEZ3Jwc3BJZAMxNzA1MDc2MjUwBG1zZ0lkAzE3NTU0OQRzZWMDZnRyBHNsawNycGx5BHN0aW1lAzE0MTIyMTMyNDA-?act=reply&messageNum=175549">Reply via web post</a> </td> <td>•</td> <td style="font-size: 12px; font-family: arial; padding: 7px 5px 5px;" > <a href="mailto:kinantaka@gmail.com?subject=Re%3A%20Kang%20Komar%3A%20Jualan%20Surga" style="text-decoration: none; color: #2D50FD;"> Reply to sender </a> </td> <td>•</td> <td style="font-size: 12px; font-family: arial; padding: 7px 5px 5px;"> <a href="mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com?subject=Re%3A%20Kang%20Komar%3A%20Jualan%20Surga" style="text-decoration: none; color: #2D50FD"> Reply to group </a> </td> <td>•</td> <td style="font-size: 12px; font-family: arial; padding: 7px 5px 5px;" > <a href="https://groups.yahoo.com/neo/groups/wanita-muslimah/conversations/newtopic;_ylc=X3oDMTJlaDBkc3FvBF9TAzk3MzU5NzE0BGdycElkAzE4Nzc5ODgEZ3Jwc3BJZAMxNzA1MDc2MjUwBHNlYwNmdHIEc2xrA250cGMEc3RpbWUDMTQxMjIxMzI0MA--" style="text-decoration: none; color: #2D50FD">Start a New Topic</a> </td> <td>•</td> <td style="font-size: 12px; font-family: arial; padding: 7px 5px 5px;color: #2D50FD;" > <a href="https://groups.yahoo.com/neo/groups/wanita-muslimah/conversations/topics/175549;_ylc=X3oDMTM4bGE3ZjlhBF9TAzk3MzU5NzE0BGdycElkAzE4Nzc5ODgEZ3Jwc3BJZAMxNzA1MDc2MjUwBG1zZ0lkAzE3NTU0OQRzZWMDZnRyBHNsawN2dHBjBHN0aW1lAzE0MTIyMTMyNDAEdHBjSWQDMTc1NTQ5" style="text-decoration: none; color: #2D50FD;">Messages in this topic</a> (1) </td> </tr> </tbody> </table> <!------- Start Nav Bar ------> <!-- |**|begin egp html banner|**| --> <!-- |**|end egp html banner|**| --> <div id="ygrp-grfd" style="font-family: Verdana; font-size: 12px; padding: 15px 0;"> <!-- |**|begin egp html banner|**| --> =======================<BR> Milis Wanita Muslimah<BR> Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.<BR> Twitter: <a href="http://twitter.com/wanita_muslimah">http://twitter.com/wanita_muslimah</a><BR> Situs Web: <a href="http://www.wanita-muslimah.com">http://www.wanita-muslimah.com</a><BR> ARSIP DISKUSI : <a href="http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages">http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages</a><BR> Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com<BR> Berhenti mailto:wanita-muslimah-unsubscribe@yahoogroups.com<BR> Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com<BR> Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com<BR> <BR> Milis ini tidak menerima attachment. <!-- |**|end egp html banner|**| --> </div> <!-- |**|begin egp html banner|**| --> <div id="ygrp-vital" style="background-color: #f2f2f2; font-family: Verdana; font-size: 10px; margin-bottom: 10px; padding: 10px;"> <span id="vithd" style="font-weight: bold; color: #333; text-transform: uppercase; "><a href="https://groups.yahoo.com/neo/groups/wanita-muslimah/info;_ylc=X3oDMTJlbms2OW9pBF9TAzk3MzU5NzE0BGdycElkAzE4Nzc5ODgEZ3Jwc3BJZAMxNzA1MDc2MjUwBHNlYwN2dGwEc2xrA3ZnaHAEc3RpbWUDMTQxMjIxMzI0MA--" style="text-decoration: none;">Visit Your Group</a></span> <ul style="list-style-type: none; margin: 0; padding: 0; display: inline;"> </ul> </div> <div id="ft" style="font-family: Arial; font-size: 11px; margin-top: 5px; padding: 0 2px 0 0; clear: both;"> <a href="https://groups.yahoo.com/neo;_ylc=X3oDMTJkdHA3ajcwBF9TAzk3NDc2NTkwBGdycElkAzE4Nzc5ODgEZ3Jwc3BJZAMxNzA1MDc2MjUwBHNlYwNmdHIEc2xrA2dmcARzdGltZQMxNDEyMjEzMjQw" style="float: left;"><img src="http://l.yimg.com/ru/static/images/yg/img/email/new_logo/logo-groups-137x15.png" height="15" width="137" alt="Yahoo! Groups" style="border: 0;"/></a> <div style="color: #747575; float: right;"> • <a href="https://info.yahoo.com/privacy/us/yahoo/groups/details.html" style="text-decoration: none;">Privacy</a> • <a href="mailto:wanita-muslimah-unsubscribe@yahoogroups.com?subject=Unsubscribe" style="text-decoration: none;">Unsubscribe</a> • <a href="https://info.yahoo.com/legal/us/yahoo/utos/terms/" style="text-decoration: none;">Terms of Use</a> </div> </div> <br> <!-- |**|end egp html banner|**| --> </div> <!-- ygrp-msg --> <!-- Sponsor --> <!-- |**|begin egp html banner|**| --> <div id="ygrp-sponsor" style="width:160px; float:right; clear:none; margin:0 0 25px 0; background: #fff;"> <!-- Start Recommendations --> <div id="ygrp-reco"> </div> <!-- End Recommendations --> </div> <!-- |**|end egp html banner|**| --> <div style="clear:both; color: #FFF; font-size:1px;">.</div> </div> <img src="http://geo.yahoo.com/serv?s=97359714/grpId=1877988/grpspId=1705076250/msgId=175549/stime=1412213240" width="1" height="1"> <br> <img src="http://y.analytics.yahoo.com/fpc.pl?ywarid=515FB27823A7407E&a=10001310322279&js=no&resp=img" width="1" height="1"> <div style="color: #fff; height: 0;">__,_._,___</div> <!--~-|**|PrettyHtmlEnd|**|-~--> Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7139368028996168357.post-18346429965550102592014-09-29T17:51:00.003-07:002014-09-29T17:51:25.168-07:00[wanita-muslimah] Mahfud MD: Kelirumologi dalam Hukum<span style="display:none"> </span> <!--~-|**|PrettyHtmlStartT|**|-~--> <div id="ygrp-mlmsg" style="position:relative;"> <div id="ygrp-msg" style="z-index: 1;"> <!--~-|**|PrettyHtmlEndT|**|-~--> <div id="ygrp-text" > <p><div dir="ltr"><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000">Kelirumologi dalam Hukum</font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000">Oleh: Moh Mahfud MD</font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000"> </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000">Jumat (19 September 2014) kemarin sahabat saya Jaya Suprana memotori seminar kelirumologi di Gedung Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Mungkin merupakan kekeliruan ketika Jaya meminta saya untuk berbicara di dalam seminar kelirumologi itu. Maunya sih saya menolak karena takut keliru, tapi kalau menolak saya khawatir menjadi lebih keliru lagi. </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000"> </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000">Namun keliru-keliru pun sebenarnya tak apa-apa karena seminarnya memang seminar kelirumologi. Semakin keliru, semakin relevan. Alasan yang agak akademis, mengapa semula saya ingin menolak menjadi pembicara, karena saya tak tahu apa definisi kelirumologi ini. Di kamus-kamus dan ensiklopedi belum ada kata atau istilah kelirumologi ini. Tapi saya nekat mendefinisikan kelirumologi adalah penggunaan atau pemahaman yang keliru atas istilah-istilah yang dipakai masyarakat baik permanen maupun insidental sehingga menimbulkan kegaduhan atau salah paham terbatas maupun meluas. Berdasar definisi nekat itu saya akan berbicara kelirumologi dalam hukum dengan cerita-cerita pop di bawah ini. </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000"> </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000">Pada suatu hari di awal tahun 2011 saya mendapat SMS dari seorang kawan bahwa di koran lokal di Ternate ada berita "Gugatan Gafur Ditolak MK". Berita tersebut berisi uraian yang sangat insinuatif-provokatif bahwa gugatan Gafur untuk membatalkan kemenangan Thaib Harmain dalam sengketa Pemilihan Gubernur Maluku Utara ditolak oleh MK karena MK diintervensi oleh Presiden. Disebarkan juga isu bahwa sehari sebelum pengucapan vonis Ketua MK dipanggil oleh Presiden SBY. Berita itu bukan hanya keliru, tetapi juga salah. Bukan hanya terjadi kelirumologi, tetapi juga salahologi. Selama saya jadi ketua MK tak pak pernah dan tak mungkin Presiden memanggil saya untuk urusan perkara apa pun atau siapa pun. </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000"> </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000">Itu salahologinya. Kelirumologinya, kasus Gafur saat itu adalah kasus sengketa kewenangan antara KPU Maluku Utara dan Presiden. KPU Maluku Utara mempersoalkan Presiden karena mengangkat Thaib Harmain sebagai gubernur terpilih berdasar fatwa Mahkamah Agung. Jadi perkara itu bukanlah gugatan Gafur, melainkan permohonan KPU Maluku Utara. Kelirunya lagi berita itu menyebutkan bahwa gugatan ditolak, padahal yang benar permohonan tidak dapat diterima. Di dalam hukum peradilan ada perbedaan antara "tidak dapat diterima" dan "ditolak". </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000"> </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000">Tidak dapat diterima berarti pokok perkara tidak diperiksa karena beberapa alasan, misalnya, karena lewat waktu, pemohon tidak mempunyai legal standing atau bukan pihak yang berhak mengajukan pemohonan, permohonan tidak jelas (kabur), pokok perkaranya merupakan kompetensi lembaga peradilan lain, perkara yang sama sudah pernah diputus (ne bis in idem). Jika perkara dinyatakan "tidak dapat diterima", pokok perkara belum atau tidak diperiksa. Untuk permohonan yang tidak dapat diterima masih terbuka kemungkinan diajukan lagi asal sudah dibetulkan, misalnya legal standing subjeknya atau kekaburan objeknya. </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000"> </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000">Dalam kasus sengketa Pilgub Maluku Utara yang melibatkan Gafur dan Thaib Harmain, misalnya, perkara itu bukan ditolak, melainkan tidak dapat diterima oleh MK. Alasannya, yang punya legal standing untuk mengajukan permohonan sengketa kewenangan dalam kasus itu adalah KPU (pusat), bukan KPU Maluku Utara. Saat itu pokok perkara tentang siapa yang bisa menetapkan pemenang pilgub itu dipersoalkan oleh KPU Maluku Utara, tetapi MK menyatakan yang punya legal standing adalah KPU (pusat) sebagai lembaga yang kewenangannya disebutkan di dalam konstitusi. </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000"> </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000">Jadi perkaranya tidak dapat diterima, tetapi dapat diajukan kembali oleh yang punya legal standing. Salah paham yang sama terjadi saat MK memutus sengketa Pilpres 2009. Waktu itu MK memutus "menolak eksepsi termohon (KPU)" dan "menolak pokok permohonan para pemohon (Megawati-Prabowo dan Jusuf Kalla-Wiranto)". Belum setengah jam vonis selesai diucapkan tiba-tiba ada statemen dari salah seorang DPP Golkar bahwa MK salah memutus. Katanya, pilpres tidak ada yang menang karena dua-duanya ditolak MK. Rupanya yang bersangkutan keliru memahami arti eksepsi dan pokok permohonan. </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000"> </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000">Duduk perkaranya, pasangan Megawati-Prabowo dan pasangan Jusuf Kalla-Wiranto mengajukan permohonan (sebagai pemohon) yang dalam pokok perkaranya meminta agar hasil pilpres dibatalkan karena SBY-Boediono menang secara curang. Atas permohonan tersebut pihak KPU (termohon) mengajukan eksepsi agar permohonan tidak dapat diterima karena masalah kecurangan pemilu menjadi ranah peradilan pidana, bukan wewenang MK. Oleh sebab itu sebelum memutus pokok perkara, MK memutus dulu eksepsi termohon dengan menyatakan "menolak" eksepsi tersebut, sebab MK secara absolut berwenang mengadili kasus tersebut. </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000"> </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000">Karena eksepsi ditolak, kemudian MK memeriksa dan memutus pokok perkaranya. Hasilnya, MK menolak permohonan dalam pokok perkara karena para pemohon tak bisa membuktikan dalil-dalilnya. Adalah tidak mungkin MK langsung memutus menolak pokok perkara kalau eksepsinya tidak ditolak lebih dulu. Orang yang tidak paham pembedaan istilah yang secara eksklusif dipergunakan di dalam hukum bisa terjebak dalam kelirumologi yang bisa membingungkan dan menghebohkan masyarakat. Celakanya justru sekarang ini banyak wartawan bidang hukum yang menulis berita dengan kelirumologi sehingga membingungkan, bahkan memancing kekisruhan. []</font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000"> </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000">KORAN SINDO, 20 September 2014</font></span></p><font color="#000000"><font size="3" face="Times New Roman"> </font><span style="font-size:10pt;">Moh Mahfud MD ; Guru Besar Hukum Konstitusi</span></font></div> </p> </div> <!--~-|**|PrettyHtmlStart|**|-~--> <div style="color: #fff; height: 0;">__._,_.___</div> <div style="clear:both"> </div> <div id="fromDMARC" style="margin-top: 10px;"> <hr style="height:2px ; border-width:0; color:#E3E3E3; background-color:#E3E3E3;"> Posted by: Kinantaka <kinantaka@gmail.com> <hr style="height:2px ; border-width:0; color:#E3E3E3; background-color:#E3E3E3;"> </div> <div style="clear:both"> </div> <table cellspacing=4px style="margin-top: 10px; margin-bottom: 10px; color: #2D50FD;"> <tbody> <tr> <td style="font-size: 12px; font-family: arial; font-weight: bold; padding: 7px 5px 5px;" > <a style="text-decoration: none; color: #2D50FD" href="https://groups.yahoo.com/neo/groups/wanita-muslimah/conversations/messages/175548;_ylc=X3oDMTJyaWd0NTMwBF9TAzk3MzU5NzE0BGdycElkAzE4Nzc5ODgEZ3Jwc3BJZAMxNzA1MDc2MjUwBG1zZ0lkAzE3NTU0OARzZWMDZnRyBHNsawNycGx5BHN0aW1lAzE0MTIwMzgyNzk-?act=reply&messageNum=175548">Reply via web post</a> </td> <td>•</td> <td style="font-size: 12px; font-family: arial; padding: 7px 5px 5px;" > <a href="mailto:kinantaka@gmail.com?subject=Re%3A%20Mahfud%20MD%3A%20Kelirumologi%20dalam%20Hukum" style="text-decoration: none; color: #2D50FD;"> Reply to sender </a> </td> <td>•</td> <td style="font-size: 12px; font-family: arial; padding: 7px 5px 5px;"> <a href="mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com?subject=Re%3A%20Mahfud%20MD%3A%20Kelirumologi%20dalam%20Hukum" style="text-decoration: none; color: #2D50FD"> Reply to group </a> </td> <td>•</td> <td style="font-size: 12px; font-family: arial; padding: 7px 5px 5px;" > <a href="https://groups.yahoo.com/neo/groups/wanita-muslimah/conversations/newtopic;_ylc=X3oDMTJlM29nOWg2BF9TAzk3MzU5NzE0BGdycElkAzE4Nzc5ODgEZ3Jwc3BJZAMxNzA1MDc2MjUwBHNlYwNmdHIEc2xrA250cGMEc3RpbWUDMTQxMjAzODI3OQ--" style="text-decoration: none; color: #2D50FD">Start a New Topic</a> </td> <td>•</td> <td style="font-size: 12px; font-family: arial; padding: 7px 5px 5px;color: #2D50FD;" > <a href="https://groups.yahoo.com/neo/groups/wanita-muslimah/conversations/topics/175548;_ylc=X3oDMTM4dXQwcjZuBF9TAzk3MzU5NzE0BGdycElkAzE4Nzc5ODgEZ3Jwc3BJZAMxNzA1MDc2MjUwBG1zZ0lkAzE3NTU0OARzZWMDZnRyBHNsawN2dHBjBHN0aW1lAzE0MTIwMzgyNzkEdHBjSWQDMTc1NTQ4" style="text-decoration: none; color: #2D50FD;">Messages in this topic</a> (1) </td> </tr> </tbody> </table> <!------- Start Nav Bar ------> <!-- |**|begin egp html banner|**| --> <!-- |**|end egp html banner|**| --> <div id="ygrp-grfd" style="font-family: Verdana; font-size: 12px; padding: 15px 0;"> <!-- |**|begin egp html banner|**| --> =======================<BR> Milis Wanita Muslimah<BR> Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.<BR> Twitter: <a href="http://twitter.com/wanita_muslimah">http://twitter.com/wanita_muslimah</a><BR> Situs Web: <a href="http://www.wanita-muslimah.com">http://www.wanita-muslimah.com</a><BR> ARSIP DISKUSI : <a href="http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages">http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages</a><BR> Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com<BR> Berhenti mailto:wanita-muslimah-unsubscribe@yahoogroups.com<BR> Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com<BR> Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com<BR> <BR> Milis ini tidak menerima attachment. <!-- |**|end egp html banner|**| --> </div> <!-- |**|begin egp html banner|**| --> <div id="ygrp-vital" style="background-color: #f2f2f2; font-family: Verdana; font-size: 10px; margin-bottom: 10px; padding: 10px;"> <span id="vithd" style="font-weight: bold; color: #333; text-transform: uppercase; "><a href="https://groups.yahoo.com/neo/groups/wanita-muslimah/info;_ylc=X3oDMTJlNzNoZDRqBF9TAzk3MzU5NzE0BGdycElkAzE4Nzc5ODgEZ3Jwc3BJZAMxNzA1MDc2MjUwBHNlYwN2dGwEc2xrA3ZnaHAEc3RpbWUDMTQxMjAzODI3OQ--" style="text-decoration: none;">Visit Your Group</a></span> <ul style="list-style-type: none; margin: 0; padding: 0; display: inline;"> </ul> </div> <div id="ft" style="font-family: Arial; font-size: 11px; margin-top: 5px; padding: 0 2px 0 0; clear: both;"> <a href="https://groups.yahoo.com/neo;_ylc=X3oDMTJkaGdpdTgyBF9TAzk3NDc2NTkwBGdycElkAzE4Nzc5ODgEZ3Jwc3BJZAMxNzA1MDc2MjUwBHNlYwNmdHIEc2xrA2dmcARzdGltZQMxNDEyMDM4Mjc5" style="float: left;"><img src="http://l.yimg.com/ru/static/images/yg/img/email/new_logo/logo-groups-137x15.png" height="15" width="137" alt="Yahoo! Groups" style="border: 0;"/></a> <div style="color: #747575; float: right;"> • <a href="https://info.yahoo.com/privacy/us/yahoo/groups/details.html" style="text-decoration: none;">Privacy</a> • <a href="mailto:wanita-muslimah-unsubscribe@yahoogroups.com?subject=Unsubscribe" style="text-decoration: none;">Unsubscribe</a> • <a href="https://info.yahoo.com/legal/us/yahoo/utos/terms/" style="text-decoration: none;">Terms of Use</a> </div> </div> <br> <!-- |**|end egp html banner|**| --> </div> <!-- ygrp-msg --> <!-- Sponsor --> <!-- |**|begin egp html banner|**| --> <div id="ygrp-sponsor" style="width:160px; float:right; clear:none; margin:0 0 25px 0; background: #fff;"> <!-- Start Recommendations --> <div id="ygrp-reco"> </div> <!-- End Recommendations --> </div> <!-- |**|end egp html banner|**| --> <div style="clear:both; color: #FFF; font-size:1px;">.</div> </div> <img src="http://geo.yahoo.com/serv?s=97359714/grpId=1877988/grpspId=1705076250/msgId=175548/stime=1412038279" width="1" height="1"> <br> <img src="http://y.analytics.yahoo.com/fpc.pl?ywarid=515FB27823A7407E&a=10001310322279&js=no&resp=img" width="1" height="1"> <div style="color: #fff; height: 0;">__,_._,___</div> <!--~-|**|PrettyHtmlEnd|**|-~--> Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7139368028996168357.post-85956586030401279632014-09-29T17:51:00.001-07:002014-09-29T17:51:19.147-07:00[wanita-muslimah] Refly Harun: Khianat Demokrat<span style="display:none"> </span> <!--~-|**|PrettyHtmlStartT|**|-~--> <div id="ygrp-mlmsg" style="position:relative;"> <div id="ygrp-msg" style="z-index: 1;"> <!--~-|**|PrettyHtmlEndT|**|-~--> <div id="ygrp-text" > <p><div dir="ltr"><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000">Khianat Demokrat</font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000">Oleh: Refly Harun</font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000"> </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000">Ramai-ramai Menolak 'Pilkada DPRD'</font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000"> </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000">Sidang Paripurna DPR, Jumat (26/9/14) dini hari telah mengonfirmasi bahwa pemimpin-pemimpin lokal kelak tidak akan lagi dipilih rakyat. Paripurna memberitakan bahwa pemilihan demokratis akan bergeser pada pemilihan oligarkis, bahkan elitis. Mayoritas anggota DPR Periode 2009-2014 setuju pemilihan kepala daerah digeser ke DPRD. Inilah kado pahit para anggota DPRD yang akhir masa jabatannya tinggal berbilang hari.</font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000"> </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000">Kekalahan kubu pro pemilihan langsung bisa dikatakan akibat ulah Fraksi Demokrat yang walk out, padahal suara fraksi terbesar tersebut akan menjadi penentu. Andai Demokrat tetap berada di sisi pemilihan langsung, maka kubu pro pemilihan langsung rakyat akan menang. Kita tetap akan punya kepala-kepala daerah yang kita pilih. Kita masih bisa berharap munculnya Jokowi-Jokowi lain dalam regenerasi politik yang sehat dan demokratis.</font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000"> </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000">Kini, harapan tinggal tertuju pada Mahkamah Konstitusi (MK). Banyak pihak sudah menggemakan akan menggugat dihilangkannya pemilihan langsung tersebut, tidak terkecuali para kepala-kepala daerah yang diproduksi pemilihan rakyat tersebut, sebagaimana dicuitkan Walikota Bandung Ridwan Kamil melalui akun twitternya. </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000"> </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000">Pertanyaan Besar</font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000"> </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000">Mencermati zigzag politik Demokrat dalam Rapat Paripurna DPR dini hari tadi, tercuat sebuah pertanyaan, apakah sebenarnya fraksi terbesar tersebut memang menginginkan tetap pemilihan langsung kepala daerah atau tidak? Lebih jauh lagi pertanyaan, apakah Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) memang benar-benar mendukung pemilihan langsung oleh rakyat? Pertanyaan sekaligus kecurigaan ini menjadi sah-sah saja dilontarkan mengingat Demokrat dan SBY sesungguhnya menjadi kunci. </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000"> </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000">Sebagai Presiden, SBY memegang 50 persen kekuasaan legislatif. Pasal 20 Ayat (2) UUD 1945 menentukan bahwa setiap RUU dibahas Presiden dan DPR untuk mendapatkan persetujuan bersama. Bila tidak mendapatkan persetujuan bersama, Pasal 20 Ayat (3) UUD 1945 menentukan bahwa RUU tersebut tidak dapat diajukan dalam persidangan masa itu. </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000"> </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000">Seandainya SBY dalam waktu yang penting dan genting menjelang persetujuan RUU Pilkada menyatakan tidak setuju melalui Menteri Dalam Negeri Gamawan Fauzi, maka RUU Pilkada tidak dapat disetujui. Kendati voting dimenangkan kubu yang pro pemilihan oleh DPRD, RUU tersebut tetap tidak bisa menjadi undang-undang. Artinya, ketentuan pilkada akan kembali pada ketentuan lama di UU Nomor 32 Tahun 2004 sepanjang belum dicabut.</font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000"> </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000">Kita memahami SBY mungkin menghadapi dilema untuk menggunakan 50 persen kewenangan konstitutisonalnya karena RUU Pilkada berasal dari pemerintah. RUU tersebut sudah dibahas hampir selama tiga tahun. Celakanya, pemerintah pula yang pada awalnya 'menggoda' parpol-parpol di DPR dengan pemilihan oleh DPRD meskipun terbatas untuk gubernur saja – yang belakangan dibalik menjadi untuk bupati dan walikota saja.</font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000"> </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000">Meski sah dan konstitusional, pernyataan tidak setuju terhadap hasil pembahasan RUU Pilkada yang sudah berlangsung hampir selama tiga tahun tersebut akan menuai banyak protes dari parpol-parpol. SBY akan dianggap otoriter dan sewenang-wenang serta tidak menghargai fatsun politik. Selama ini memang kewenangan konstitusional itu tidak pernah digunakan dalam masa 10 tahun pemerintahan SBY.</font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000"> </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000">Hanya Presiden Megawati yang pernah menggunakan 'veto' tersebut pada tahun 2004, juga di akhir masa pemerintahan. Melalui Menteri Hukum Yusril Ihza Mahendra, pemerintah menyatakan tidak setuju dengan RUU Zona Perdagangan Bebas Batam. Meskipun DPR tetap memaksakan persetujuan, nyatanya secara sosilogis UU Zona Perdagangan Bebas itu tidak pernah digunakan. Kalaupun digunakan, akan dengan mudah dibatalkan di Mahkamah Konstitusi (MK) karena pembentukannya cacat prosedural (cacat formil). </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000"> </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000">Bila dilematis soalnya, SBY sebenarnya dapat memaksimalkan suara Fraksi Demokrat yang merupakan fraksi terbesar di DPR Periode 2009-2014. Baik di atas kertas maupun di tengah lapangan Rapat Paripurna DPR dini hari tadi, suara Demokrat menentukan. Ke mana angin Demokrat berembus, ke situlah kemenangan akan diraih. Dengan mengembuskan pro pemilihan langsung pada Kamis (18/9/14), Demokrat telah membuat 'sumringah' kubu pro pemilihan langsung. Tidak hanya mereka yang pro di parlemen, melainkan juga kelompok-kelompok sipil masyarakat yang bekerja di lapangan demokrasi. </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000"> </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000">Apa mau dikata, sikap Demokrat dini hari tadi membuat semua terperangah. Alih-alih berdampingan dengan fraksi-fraksi yang pro pemilihan langsung, Fraksi Demokrat 'ngambek' lalu walk out karena merasa opsinya, yaitu pilkada langsung dengan 10 instrumen perbaikan, tidak diakomodasi. Padahal, Demokrat paham betul bahwa dengan tinggal gelanggang paripurna, mereka sesungguhnya memberi 'karpet merah' kepada kubu pro pemilihan oleh DPRD.</font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000"> </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000">'Kengambekan' tersebut jelas menjadi tanya besar, bahkan kecurigaan besar. Tanya dan curiga yang juga pantas dialamatkan kepada Presiden SBY. Apa yang sesungguhnya diinginkan SBY dalam masa akhir pemerintahannya? Apa pun jawabannya, satu yang jelas, SBY telah meninggalkan warisan (legacy) yang buruk di akhir masa pemerintahannya. Sepuluh tahun bekerja di banyak lapangan, termasuk di lapangan demokrasi, SBY mengakhirinya dengan akhir yang tak berkebaikan. </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000"> </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000">Bapak Demokrasi </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000"> </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000">Beberapa bulan terakhir, saya dan mungkin juga banyak rakyat Indonesia ingin sekali memberi gelar kepada SBY sebagai Bapak Demokrasi, tidak sekadar 'Bapak Demokrat'. Presiden-presiden terdahulu tidak sepantas SBY untuk disebut Bapak atau Ibu Demokrasi. </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000"> </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000">Sukarno pernah terjerambab pada rezim otoriter ketika memerintah. Soeharto harus dipaksa mundur setelah membagun pemerintahan yang juga otoriter. Habibie, Gus Dur, dan Megawati, yang masing-masing memerintah di era munculnya Reformasi, belumlah sepantas SBY untuk menyandang sebutan Bapak/Ibu Demokrasi karena cuma memerintah dalam jangka yang pendek. Habibie satu tahun, Gus Dur dua tahun, dan Mega tiga tahun.</font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000"> </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000">SBY telah memerintah selama sepuluh tahun (dua periode). Terlepas dari segala kelebihan dan kekurangannya, demokrasi tetap terjaga dan tumbuh di negeri ini di kaki kekuasaan SBY, termasuk demokrasi di tingkat lokal. Tapi kejadian dini hari tadi membuat semua keinginan itu hilang. Hari-hari ke depan SBY mungkin tetap menjadi Bapak Demokrat, tapi bukan (lagi) Bapak Demokrasi. Bapak Demokrat tidak lagi menjaga demokrasi. Bapak Demokrat telah khianat terhadap demokrasi. []</font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000"> </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000">DETIKNEWS, 26 September 2014</font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000">Refly Harun ; Pakar dan Praktisi Hukum Tatanegara</font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000"> </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000">Sumber:</font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><a href="http://budisansblog.blogspot.com/2014/09/khianat-demokrat_28.html" target="_blank"><font color="#0000ff">http://budisansblog.blogspot.com/2014/09/khianat-demokrat_28.html</font></a></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font></div> </p> </div> <!--~-|**|PrettyHtmlStart|**|-~--> <div style="color: #fff; height: 0;">__._,_.___</div> <div style="clear:both"> </div> <div id="fromDMARC" style="margin-top: 10px;"> <hr style="height:2px ; border-width:0; color:#E3E3E3; background-color:#E3E3E3;"> Posted by: Kinantaka <kinantaka@gmail.com> <hr style="height:2px ; border-width:0; color:#E3E3E3; background-color:#E3E3E3;"> </div> <div style="clear:both"> </div> <table cellspacing=4px style="margin-top: 10px; margin-bottom: 10px; color: #2D50FD;"> <tbody> <tr> <td style="font-size: 12px; font-family: arial; font-weight: bold; padding: 7px 5px 5px;" > <a style="text-decoration: none; color: #2D50FD" href="https://groups.yahoo.com/neo/groups/wanita-muslimah/conversations/messages/175547;_ylc=X3oDMTJyMGVlOWJkBF9TAzk3MzU5NzE0BGdycElkAzE4Nzc5ODgEZ3Jwc3BJZAMxNzA1MDc2MjUwBG1zZ0lkAzE3NTU0NwRzZWMDZnRyBHNsawNycGx5BHN0aW1lAzE0MTIwMzgyNzE-?act=reply&messageNum=175547">Reply via web post</a> </td> <td>•</td> <td style="font-size: 12px; font-family: arial; padding: 7px 5px 5px;" > <a href="mailto:kinantaka@gmail.com?subject=Re%3A%20Refly%20Harun%3A%20Khianat%20Demokrat" style="text-decoration: none; color: #2D50FD;"> Reply to sender </a> </td> <td>•</td> <td style="font-size: 12px; font-family: arial; padding: 7px 5px 5px;"> <a href="mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com?subject=Re%3A%20Refly%20Harun%3A%20Khianat%20Demokrat" style="text-decoration: none; color: #2D50FD"> Reply to group </a> </td> <td>•</td> <td style="font-size: 12px; font-family: arial; padding: 7px 5px 5px;" > <a href="https://groups.yahoo.com/neo/groups/wanita-muslimah/conversations/newtopic;_ylc=X3oDMTJlZDJvbjczBF9TAzk3MzU5NzE0BGdycElkAzE4Nzc5ODgEZ3Jwc3BJZAMxNzA1MDc2MjUwBHNlYwNmdHIEc2xrA250cGMEc3RpbWUDMTQxMjAzODI3MQ--" style="text-decoration: none; color: #2D50FD">Start a New Topic</a> </td> <td>•</td> <td style="font-size: 12px; font-family: arial; padding: 7px 5px 5px;color: #2D50FD;" > <a href="https://groups.yahoo.com/neo/groups/wanita-muslimah/conversations/topics/175547;_ylc=X3oDMTM4ZjFhaDJkBF9TAzk3MzU5NzE0BGdycElkAzE4Nzc5ODgEZ3Jwc3BJZAMxNzA1MDc2MjUwBG1zZ0lkAzE3NTU0NwRzZWMDZnRyBHNsawN2dHBjBHN0aW1lAzE0MTIwMzgyNzEEdHBjSWQDMTc1NTQ3" style="text-decoration: none; color: #2D50FD;">Messages in this topic</a> (1) </td> </tr> </tbody> </table> <!------- Start Nav Bar ------> <!-- |**|begin egp html banner|**| --> <!-- |**|end egp html banner|**| --> <div id="ygrp-grfd" style="font-family: Verdana; font-size: 12px; padding: 15px 0;"> <!-- |**|begin egp html banner|**| --> =======================<BR> Milis Wanita Muslimah<BR> Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.<BR> Twitter: <a href="http://twitter.com/wanita_muslimah">http://twitter.com/wanita_muslimah</a><BR> Situs Web: <a href="http://www.wanita-muslimah.com">http://www.wanita-muslimah.com</a><BR> ARSIP DISKUSI : <a href="http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages">http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages</a><BR> Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com<BR> Berhenti mailto:wanita-muslimah-unsubscribe@yahoogroups.com<BR> Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com<BR> Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com<BR> <BR> Milis ini tidak menerima attachment. <!-- |**|end egp html banner|**| --> </div> <!-- |**|begin egp html banner|**| --> <div id="ygrp-vital" style="background-color: #f2f2f2; font-family: Verdana; font-size: 10px; margin-bottom: 10px; padding: 10px;"> <span id="vithd" style="font-weight: bold; color: #333; text-transform: uppercase; "><a href="https://groups.yahoo.com/neo/groups/wanita-muslimah/info;_ylc=X3oDMTJlajd1dGZxBF9TAzk3MzU5NzE0BGdycElkAzE4Nzc5ODgEZ3Jwc3BJZAMxNzA1MDc2MjUwBHNlYwN2dGwEc2xrA3ZnaHAEc3RpbWUDMTQxMjAzODI3MQ--" style="text-decoration: none;">Visit Your Group</a></span> <ul style="list-style-type: none; margin: 0; padding: 0; display: inline;"> </ul> </div> <div id="ft" style="font-family: Arial; font-size: 11px; margin-top: 5px; padding: 0 2px 0 0; clear: both;"> <a href="https://groups.yahoo.com/neo;_ylc=X3oDMTJkdTJ2NjNxBF9TAzk3NDc2NTkwBGdycElkAzE4Nzc5ODgEZ3Jwc3BJZAMxNzA1MDc2MjUwBHNlYwNmdHIEc2xrA2dmcARzdGltZQMxNDEyMDM4Mjcx" style="float: left;"><img src="http://l.yimg.com/ru/static/images/yg/img/email/new_logo/logo-groups-137x15.png" height="15" width="137" alt="Yahoo! Groups" style="border: 0;"/></a> <div style="color: #747575; float: right;"> • <a href="https://info.yahoo.com/privacy/us/yahoo/groups/details.html" style="text-decoration: none;">Privacy</a> • <a href="mailto:wanita-muslimah-unsubscribe@yahoogroups.com?subject=Unsubscribe" style="text-decoration: none;">Unsubscribe</a> • <a href="https://info.yahoo.com/legal/us/yahoo/utos/terms/" style="text-decoration: none;">Terms of Use</a> </div> </div> <br> <!-- |**|end egp html banner|**| --> </div> <!-- ygrp-msg --> <!-- Sponsor --> <!-- |**|begin egp html banner|**| --> <div id="ygrp-sponsor" style="width:160px; float:right; clear:none; margin:0 0 25px 0; background: #fff;"> <!-- Start Recommendations --> <div id="ygrp-reco"> </div> <!-- End Recommendations --> </div> <!-- |**|end egp html banner|**| --> <div style="clear:both; color: #FFF; font-size:1px;">.</div> </div> <img src="http://geo.yahoo.com/serv?s=97359714/grpId=1877988/grpspId=1705076250/msgId=175547/stime=1412038271" width="1" height="1"> <br> <img src="http://y.analytics.yahoo.com/fpc.pl?ywarid=515FB27823A7407E&a=10001310322279&js=no&resp=img" width="1" height="1"> <div style="color: #fff; height: 0;">__,_._,___</div> <!--~-|**|PrettyHtmlEnd|**|-~--> Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7139368028996168357.post-88410609935112867712014-09-28T19:06:00.005-07:002014-09-28T19:06:36.112-07:00[wanita-muslimah] Mahfud MD: Khidzmah KAHMI, Bersatu Demi Indonesia (Bag 2 dari 2)<span style="display:none"> </span> <!--~-|**|PrettyHtmlStartT|**|-~--> <div id="ygrp-mlmsg" style="position:relative;"> <div id="ygrp-msg" style="z-index: 1;"> <!--~-|**|PrettyHtmlEndT|**|-~--> <div id="ygrp-text" > <p><div dir="ltr"><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000">Khidzmah KAHMI, Bersatu Demi Indonesia (Bag 2 dari 2)</font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000">Oleh: Moh Mahfud MD</font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000"> </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000">Persatuan, meminjam istilah Bung Hatta, bukanlah persatean yang mengharuskan orang selalu membebek dan tidak bisa kreatif untuk keluar dari satu pengendalian yang hegemonis. </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000"> </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000">Persatuan harus kita bangun dalam visi dan platform yang tetap memungkinkan perbedaan posisi politik dan langkah-langkah yang ditempuh, tidak harus disusun seperti setusuk sate. Dalam konteks inilah, KAHMI mengajak untuk memandang dan mengarahkan keberlanjutan perkubuan politik pasca-pilpres antara kubu Koalisi Merah Putih dan Kubu Indonesia Hebat agar keduanya bersatu demi Indonesia meski berbeda dalam pilihan dan langkah-langkah politik. </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000"> </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000">Bagi KAHMI, demokrasi dan adanya lembaga-lembaga negara, hukum, Pemilu dan sebagainya hanyalah alat untuk menyejahterakan rakyat. Ibaratnya, kedua koalisi ini harus menuju tujuan yang sama tapi menempuh jalan yang berbeda. Sungguh akan baik seandainya kebersatuan semua parpol bisa disepakati melalui kerja sama atau gotong royong di legislatif dan eksekutif sekaligus, secara paralel dan tanpa perkubuan. Tetapi manakala kebersatuan dan kerja sama atau gotong royong seperti itu tidak bisa dilakukan, memilih posisi yang berbeda tetap bisa baik asal semuanya berkomitmen untuk tujuan yang sama yakni membangun kesejahteraan rakyat dengan berkompetisi. </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000"> </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000">Memang polarisasi perkubuan koalisi, dari satu sisi bisa dilihat sebagai negatif karena berpotensi melahirkan pemerintahan yang tidak stabil atau penuh hambatan. Tetapi dari sisi lain bisa juga dipandang dan dijadikan hal yang positif dalam menguatkan pembagian tugas penyelenggaraan negara. Kita bisa menjadikan situasi perkubuan koalisi yang ada sekarang ini sebagai hal yang positif dengan menjadikannya sebagai momentum untuk memulai membangun mekanisme saling kontrol dan mengimbangi (checks and balances) secara sehat dalam sistem ketatanegaraan. </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000"> </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000">Yang satu bisa mengelola eksekutif, sedangkan yang lain-nya bisa berkonsentrasi untuk mengawasi dan mengimbangi secara sehat dari lembaga legislatif. Warga KAHMI yang secara nyata banyak bergabung di kedua kubu itu dapat berperan aktif untuk menyatukan tujuan dalam pilihan dan jalan politik yang berbeda itu melalui pemberian dukungan secara kuat terhadap pihak yang didukungnya. </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000"> </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000">Kalau ini bisa dilakukan dengan baik maka sistem ketatanegaraan kita ke depan bisa semakin sehat dengan hadirnya checks and balances yang bukan untuk saling menghambat, melainkan saling bersinergi untuk kesejahteraan rakyat. Kita tak perlu mengikuti pendapat bahwa di dalam sistem presidensial tak dikenal koalisi, karena koalisi hanya ada dalam sistem parlementer. Saya selalu mengatakan bahwa hukum tata negara di suatu negara itu tidak tunduk pada teori dan tidak harus mengikuti yang berlaku di negara lain. </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000"> </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000">Tidak ada teori hukum tata negara yang universal asli, karena setiap negara membuat hukum tata negara di dalam konstitusinya sesuai dengan kebutuhan domestiknya masing-masing. Yang harus kita lakukan adalah apa yang tertulis secara resmi di dalam konstitusi; sedangkan yang tak dilarang secara resmi di dalam konstitusi dan hukum, seperti koalisi dan pembentukan komisi-komisi di DPR, boleh saja dilakukan sepanjang dibutuhkan dalam realitas politik dan masih dalam rangka untuk mencapai tujuan negara yakni kesejahteraan rakyat. Berbagai negara di dunia, termasuk Indonesia, mempraktikkan konvensi- konvensi ketatanegaraan yang seperti itu. </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000"> </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000">Dalam HUT ke-48 ini, Presidium Majelis Nasional KAHMI juga telah menyelenggarakan simposium tentang "Cetak Biru Indonesia Masa Depan" dan seminar tentang "Kedaulatan Pangan dan Ketahanan Energi". Kita bersyukur ternyata warga KAHMI mempunyai ahli-ahli hampir dalam semua bidang iptek dan profesi. Kemerdekaan yang diperoleh atas berkat rahmat Allah telah memungkinkan bangsa ini melahirkan banyak pemimpin dan banyak ahli, termasuk pemimpin dan ahli yang pernah ditempa di kawah candradimuka HMI dan KAHMI. </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000"> </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000">Melalui simposium dan seminar tersebut, kita menjadi tahu bahwa para ahli yang kita miliki dapat mengidentifikasi dengan baik persoalan yang kita hadapi dalam setiap bidang dan tahu pula bagaimana cara mengatasinya. Ibarat dokter, para ahli yang kita miliki sudah bisa mendiagnosis penyakit dan menentukan panasea atau terapinya. Hanya, masalah berikutnya, cara melaksanakan terapi itu berjalan semrawut, tidak terpimpin dan tidak terkoordinasi dengan baik serta cenderung berjalan sendirisendiri karena ego sektoral. </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000"> </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000">Keruwetan dan ego sektoral itulah yang menjadi salah satu sebab (dan cara melakukan) korupsi, baik korupsi uang maupun korupsi kebijakan. Itulah sebabnya, ketika kita mengupayakan mencari cetak biru maka yang ditemukan, meminjam istilah tokoh KAHMI Prof Anwar Arifin, adalah cetak buram. Salah satu kesimpulan penting dari simposium dan seminar itu, kita memerlukan kepemimpinan yang kuat, yakni kepemimpinan yang visioner serta dapat secara tegas melakukan pilihan-pilihan kebijakan untuk melaksanakan pemerintahan dan pembangunan secara terkoordinasi dan terarah sesuai dengan target kebijakan yang telah dipilih. </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000"> </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000">Saat ini kita berada pada momentum yang tepat untuk menyerasikan langkah di bawah satu visi yang kuat dengan pilihan kebijakan tentang arah dan terapi yang terpadu karena kita akan segera mempunyai pemerintahan yang baru. Seluruh warga KAHMI harus berperan melalui posisinya masing-masing untuk membangun masa depan Indonesia yang lebih baik dengan membantu pemerintahan yang baru, baik di eksekutif maupun di legislatif serta di cabangcabang dan ranting pemerintahan lainnya. Dirgahayulah Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI). []</font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000"> </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000">KORAN SINDO, 23 September 2014</font></span></p><font color="#000000"><font size="3" face="Times New Roman"> </font><span style="font-size:10pt;">Moh Mahfud MD ; Koordinator Presidium Majelis Nasional KAHMI</span></font></div> </p> </div> <!--~-|**|PrettyHtmlStart|**|-~--> <div style="color: #fff; height: 0;">__._,_.___</div> <div style="clear:both"> </div> <div id="fromDMARC" style="margin-top: 10px;"> <hr style="height:2px ; border-width:0; color:#E3E3E3; background-color:#E3E3E3;"> Posted by: Kinantaka <kinantaka@gmail.com> <hr style="height:2px ; border-width:0; color:#E3E3E3; background-color:#E3E3E3;"> </div> <div style="clear:both"> </div> <table cellspacing=4px style="margin-top: 10px; margin-bottom: 10px; color: #2D50FD;"> <tbody> <tr> <td style="font-size: 12px; font-family: arial; font-weight: bold; padding: 7px 5px 5px;" > <a style="text-decoration: none; color: #2D50FD" href="https://groups.yahoo.com/neo/groups/wanita-muslimah/conversations/messages/175546;_ylc=X3oDMTJycTljbGtvBF9TAzk3MzU5NzE0BGdycElkAzE4Nzc5ODgEZ3Jwc3BJZAMxNzA1MDc2MjUwBG1zZ0lkAzE3NTU0NgRzZWMDZnRyBHNsawNycGx5BHN0aW1lAzE0MTE5NTYzOTA-?act=reply&messageNum=175546">Reply via web post</a> </td> <td>•</td> <td style="font-size: 12px; font-family: arial; padding: 7px 5px 5px;" > <a href="mailto:kinantaka@gmail.com?subject=Re%3A%20Mahfud%20MD%3A%20Khidzmah%20KAHMI%2C%20Bersatu%20Demi%20Indonesia%20%28Bag%202%20dari%202%29" style="text-decoration: none; color: #2D50FD;"> Reply to sender </a> </td> <td>•</td> <td style="font-size: 12px; font-family: arial; padding: 7px 5px 5px;"> <a href="mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com?subject=Re%3A%20Mahfud%20MD%3A%20Khidzmah%20KAHMI%2C%20Bersatu%20Demi%20Indonesia%20%28Bag%202%20dari%202%29" style="text-decoration: none; color: #2D50FD"> Reply to group </a> </td> <td>•</td> <td style="font-size: 12px; font-family: arial; padding: 7px 5px 5px;" > <a href="https://groups.yahoo.com/neo/groups/wanita-muslimah/conversations/newtopic;_ylc=X3oDMTJlMWhwOGtmBF9TAzk3MzU5NzE0BGdycElkAzE4Nzc5ODgEZ3Jwc3BJZAMxNzA1MDc2MjUwBHNlYwNmdHIEc2xrA250cGMEc3RpbWUDMTQxMTk1NjM5MA--" style="text-decoration: none; color: #2D50FD">Start a New Topic</a> </td> <td>•</td> <td style="font-size: 12px; font-family: arial; padding: 7px 5px 5px;color: #2D50FD;" > <a href="https://groups.yahoo.com/neo/groups/wanita-muslimah/conversations/topics/175546;_ylc=X3oDMTM4aHZva3V0BF9TAzk3MzU5NzE0BGdycElkAzE4Nzc5ODgEZ3Jwc3BJZAMxNzA1MDc2MjUwBG1zZ0lkAzE3NTU0NgRzZWMDZnRyBHNsawN2dHBjBHN0aW1lAzE0MTE5NTYzOTAEdHBjSWQDMTc1NTQ2" style="text-decoration: none; color: #2D50FD;">Messages in this topic</a> (1) </td> </tr> </tbody> </table> <!------- Start Nav Bar ------> <!-- |**|begin egp html banner|**| --> <!-- |**|end egp html banner|**| --> <div id="ygrp-grfd" style="font-family: Verdana; font-size: 12px; padding: 15px 0;"> <!-- |**|begin egp html banner|**| --> =======================<BR> Milis Wanita Muslimah<BR> Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.<BR> Twitter: <a href="http://twitter.com/wanita_muslimah">http://twitter.com/wanita_muslimah</a><BR> Situs Web: <a href="http://www.wanita-muslimah.com">http://www.wanita-muslimah.com</a><BR> ARSIP DISKUSI : <a href="http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages">http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages</a><BR> Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com<BR> Berhenti mailto:wanita-muslimah-unsubscribe@yahoogroups.com<BR> Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com<BR> Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com<BR> <BR> Milis ini tidak menerima attachment. <!-- |**|end egp html banner|**| --> </div> <!-- |**|begin egp html banner|**| --> <div id="ygrp-vital" style="background-color: #f2f2f2; font-family: Verdana; font-size: 10px; margin-bottom: 10px; padding: 10px;"> <span id="vithd" style="font-weight: bold; color: #333; text-transform: uppercase; "><a href="https://groups.yahoo.com/neo/groups/wanita-muslimah/info;_ylc=X3oDMTJlaXYyNGZnBF9TAzk3MzU5NzE0BGdycElkAzE4Nzc5ODgEZ3Jwc3BJZAMxNzA1MDc2MjUwBHNlYwN2dGwEc2xrA3ZnaHAEc3RpbWUDMTQxMTk1NjM5MA--" style="text-decoration: none;">Visit Your Group</a></span> <ul style="list-style-type: none; margin: 0; padding: 0; display: inline;"> </ul> </div> <div id="ft" style="font-family: Arial; font-size: 11px; margin-top: 5px; padding: 0 2px 0 0; clear: both;"> <a href="https://groups.yahoo.com/neo;_ylc=X3oDMTJkaTAwajM2BF9TAzk3NDc2NTkwBGdycElkAzE4Nzc5ODgEZ3Jwc3BJZAMxNzA1MDc2MjUwBHNlYwNmdHIEc2xrA2dmcARzdGltZQMxNDExOTU2Mzkw" style="float: left;"><img src="http://l.yimg.com/ru/static/images/yg/img/email/new_logo/logo-groups-137x15.png" height="15" width="137" alt="Yahoo! Groups" style="border: 0;"/></a> <div style="color: #747575; float: right;"> • <a href="https://info.yahoo.com/privacy/us/yahoo/groups/details.html" style="text-decoration: none;">Privacy</a> • <a href="mailto:wanita-muslimah-unsubscribe@yahoogroups.com?subject=Unsubscribe" style="text-decoration: none;">Unsubscribe</a> • <a href="https://info.yahoo.com/legal/us/yahoo/utos/terms/" style="text-decoration: none;">Terms of Use</a> </div> </div> <br> <!-- |**|end egp html banner|**| --> </div> <!-- ygrp-msg --> <!-- Sponsor --> <!-- |**|begin egp html banner|**| --> <div id="ygrp-sponsor" style="width:160px; float:right; clear:none; margin:0 0 25px 0; background: #fff;"> <!-- Start Recommendations --> <div id="ygrp-reco"> </div> <!-- End Recommendations --> </div> <!-- |**|end egp html banner|**| --> <div style="clear:both; color: #FFF; font-size:1px;">.</div> </div> <img src="http://geo.yahoo.com/serv?s=97359714/grpId=1877988/grpspId=1705076250/msgId=175546/stime=1411956390" width="1" height="1"> <br> <img src="http://y.analytics.yahoo.com/fpc.pl?ywarid=515FB27823A7407E&a=10001310322279&js=no&resp=img" width="1" height="1"> <div style="color: #fff; height: 0;">__,_._,___</div> <!--~-|**|PrettyHtmlEnd|**|-~--> Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7139368028996168357.post-14440339121556843792014-09-28T19:06:00.003-07:002014-09-28T19:06:24.098-07:00[wanita-muslimah] Mahfud MD: Khidzmah KAHMI, Bersatu demi Indonesia<span style="display:none"> </span> <!--~-|**|PrettyHtmlStartT|**|-~--> <div id="ygrp-mlmsg" style="position:relative;"> <div id="ygrp-msg" style="z-index: 1;"> <!--~-|**|PrettyHtmlEndT|**|-~--> <div id="ygrp-text" > <p><div dir="ltr"><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000">Khidzmah KAHMI, Bersatu demi Indonesia</font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><font color="#000000"><span style="background:white;font-size:10pt;">(Petikan pidato ulang tahun KAHMI ke-48)</span><span style="font-size:10pt;"></span></font></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000">Oleh: Moh Mahfud MD</font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000"> </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000">Rasa syukur terasa menghunjam dalam di lubuk hati kita karena dari waktu ke waktu Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI) dapat menunjukkan ketulusan khidzmah-nya kepada nusa dan bangsa, Negara Kesatuan Republik Indonesia. </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000"> </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000">Dalam waktu yang panjang KAHMI telah ikut membangun NKRI dengan segala suka dan dukanya. Dalam sepanjang perjalanannya, sesuai dengan jati dirinya, sebagai himpunan insan akademis yang pencipta dan pengabdi KAHMI sudah menyatu dengan perjalanan bangsa dan negara kita, bukan hanya dalam menyumbang penguatan konsep ideologi dan konstitusi yang mempersatukan bangsa tetapi juga menyumbangkan orang-orangnya untuk turut mengelola negara dan mengabdi kepada bangsa di berbagai lapangan. </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000"> </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000">Saat-saat ini kita sedang mencatat dengan syukur dan sukacita karena salah seorang tokoh KAHMI yang juga Ketua Majelis Etik Presidium MNKAHMI, Bapak Jusuf Kalla, pada tahun 2014 ini telah terpilih sebagai Wakil Presiden RI untuk kedua kalinya. Kita mencatat pula bahwa di luar jabatan Wakil Presiden, peran KAHMI di lembaga-lembaga negara juga sangat signifikan. Jabatan-jabatan pimpinan di lembaga negara seperti MPR, DPR, DPD, MA, MK, KY, BPK, Kementerian, KPK, KPU sudah pernah atau sedang dipimpin oleh warga KAHMI. Begitu juga KAHMI banyak berkiprah dalam berbagai profesi dan civil society organization (CSO) . </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000"> </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000">Kita berdoa agar para pengemban amanah dari KAHMI sukses dalam tugas dan per-khidzmat-an serta bisa mengakhirinya dengan selamat. Doa agar para pemegang amanah dari KAHMI itu sukses dan selamat dalam tugas sangatlah penting karena sejauh terkait dengan peran alumni HMI dalam penyelenggaraan negara dan pemerintahan ada saja noda hitam, betapapun kecilnya. Artinya, pepatah "tak ada gading yang tak retak" berlaku jua; sehebat apa pun KAHMI, ada nodanya jua. Dalam catatan pemberantasan korupsi misalnya, harus diakui ada beberapa alumnus HMI yang diburu, ditangkap, dan dipenjarakan, seperti yang juga terjadi pada kelompok-kelompok alumni organisasi mahasiswa yang lain. </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000"> </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000">Kita sering kaget, merasa malu, dan diejek ketika ada alumni HMI yang digelandang ke Pengadilan Tipikor oleh KPK karena korupsi; sementara banyak sanjungan melangit dari masyarakat kepada KPK karena keperkasaannya memerangi korupsi. Tapi banyak yang lupa, hampir semua komisioner yang ada di KPK adalah alumni HMI juga. Oleh sebab itu sanjungan terhadap KPK harus dimaknai juga sebagai sanjungan terhadap KAHMI. </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000"> </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000">Kita boleh prihatin dan malu jika ada alumni HMI yang ditangkap KPK karena korupsi, tetapi pada saat yang sama kita juga harus bangga karena KPK yang disanjung-sanjung masyarakat itu dipimpin oleh orang-orang KAHMI juga. Itulah sebabnya, secara organisatoris MN-KAHMI memberikan dukungan sepenuhnya kepada KPK untuk lebih keras lagi memerangi korupsi. </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000"> </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000">Bersama dengan dukungan itu KAHMI tetap menitipkan ide dan pesan moral agar pimpinan KPK yang dari KAHMI tetap membawa idealisme KAHMI untuk menyelamatkan dan membangun Indonesia ini sebagai baldatun thayyibatun warabbun ghafuur (negara yang bersih di bawah rida dan ampunan Tuhan) dan bukan baldatun sayyiatun wa rabbun rujuum (negara yang kotor di bawah kutukan Tuhan). KAHMI mendorong KPK untuk terus tegar memerangi korupsi tanpa pandang bulu karena hal itu adalah bagian dari misi KAHMI untuk menyelamatkan dan membangun Indonesia. </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000"> </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000">Seperti dikatakan oleh Artidjo Alkostar, warga KAHMI yang kini adalah hakim agung yang sangat disegani, korupsi harus diperangi secara keras dan pelakunya harus dihukum berat karena "korupsi adalah kanker ganas yang bisa mematikan negara". Meskipun begitu MNKAHMI juga mempersilakan jika ada warga KAHMI yang ingin mengkritik KPK jika memang ada tengara lembaga tersebut telah melakukan unprofessional dalam melaksanakan tugas-tugasnya. Itu pun adalah bentuk per-khidzmat-an yang perlu dilakukan. </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000"> </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000">Peringatan hari ulang tahun KAHMI yang ke-48, tahun 2014, ini mengambil tema "Bersatu Membangun Masa Depan Indonesia" karena dua alasan. Pertama, sejak awal KAHMI menjadikan kebersatuan bangsa Indonesia sebagai salah satu hal yang utama dalam platform perjuangannya, sebab yang akan kita bangun adalah Indonesia yang persatuannya kokoh agar menjadi negara yang berdaulat, adil, dan makmur. Jadi, dalam situasi dan dengan cara apa pun KAHMI harus menguatkan kebersatuan Indonesia sebagai dasar dan tujuan perjuangannya. </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000"> </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000">Kedua, pada saat ini kita baru saja keluar dari kontes politik nasional yang meriah, tetapi juga menegangkan dan panas, yakni pemilihan presiden dan wakil presiden. Kita menyaksikan terjadinya polarisasi yang cukup tajam di tengahtengah masyarakat karena perbedaan pemberian dukungan. Warga KAHMI pun mempunyai pilihan politik yang berbedabeda sehingga sejak awal Presidium MN-KAHMI memutuskan untuk tidak menggunakan institusi KAHMI dalam mendukung atau tidak mendukung salah satu pasangan. </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000"> </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000">Alhamdulillah, pilpres sudah selesai dengan hasil yang sah baik secara demokrasi (kedaulatan rakyat) maupun secara nomokrasi (kedaulatan hukum). Namun haruslah diakui, pembelahan politik dalam pilpres itu sampai sekarang belum pulih, di sana sini masih berlanjut pergulatan politik dan gap psikologis. Ada kekhawatiran, jangan-jangan terjadi instabilitas dan kelancaran tugas-tugas pemerintahan ke depannya terganggu. </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000"> </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000">Di sinilah letak pentingnya untuk menekankan agar seluruh warga KAHMI bekerja keras supaya bangsa Indonesia tetap bersatu, pada kubu manapun warga KAHMI memberi dukungan pada pilpres kemarin. []</font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000"> </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000">KORAN SINDO, 22 September 2014</font></span></p><font color="#000000"><font size="3" face="Times New Roman"> </font><span style="font-size:10pt;">Moh Mahfud MD ; Koordinator Presidium Majelis Nasional KAHMI</span></font></div> </p> </div> <!--~-|**|PrettyHtmlStart|**|-~--> <div style="color: #fff; height: 0;">__._,_.___</div> <div style="clear:both"> </div> <div id="fromDMARC" style="margin-top: 10px;"> <hr style="height:2px ; border-width:0; color:#E3E3E3; background-color:#E3E3E3;"> Posted by: Kinantaka <kinantaka@gmail.com> <hr style="height:2px ; border-width:0; color:#E3E3E3; background-color:#E3E3E3;"> </div> <div style="clear:both"> </div> <table cellspacing=4px style="margin-top: 10px; margin-bottom: 10px; color: #2D50FD;"> <tbody> <tr> <td style="font-size: 12px; font-family: arial; font-weight: bold; padding: 7px 5px 5px;" > <a style="text-decoration: none; color: #2D50FD" href="https://groups.yahoo.com/neo/groups/wanita-muslimah/conversations/messages/175545;_ylc=X3oDMTJyM3UyN2FkBF9TAzk3MzU5NzE0BGdycElkAzE4Nzc5ODgEZ3Jwc3BJZAMxNzA1MDc2MjUwBG1zZ0lkAzE3NTU0NQRzZWMDZnRyBHNsawNycGx5BHN0aW1lAzE0MTE5NTYzNzg-?act=reply&messageNum=175545">Reply via web post</a> </td> <td>•</td> <td style="font-size: 12px; font-family: arial; padding: 7px 5px 5px;" > <a href="mailto:kinantaka@gmail.com?subject=Re%3A%20Mahfud%20MD%3A%20Khidzmah%20KAHMI%2C%20Bersatu%20demi%20Indonesia" style="text-decoration: none; color: #2D50FD;"> Reply to sender </a> </td> <td>•</td> <td style="font-size: 12px; font-family: arial; padding: 7px 5px 5px;"> <a href="mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com?subject=Re%3A%20Mahfud%20MD%3A%20Khidzmah%20KAHMI%2C%20Bersatu%20demi%20Indonesia" style="text-decoration: none; color: #2D50FD"> Reply to group </a> </td> <td>•</td> <td style="font-size: 12px; font-family: arial; padding: 7px 5px 5px;" > <a href="https://groups.yahoo.com/neo/groups/wanita-muslimah/conversations/newtopic;_ylc=X3oDMTJlY2FucnJjBF9TAzk3MzU5NzE0BGdycElkAzE4Nzc5ODgEZ3Jwc3BJZAMxNzA1MDc2MjUwBHNlYwNmdHIEc2xrA250cGMEc3RpbWUDMTQxMTk1NjM3OA--" style="text-decoration: none; color: #2D50FD">Start a New Topic</a> </td> <td>•</td> <td style="font-size: 12px; font-family: arial; padding: 7px 5px 5px;color: #2D50FD;" > <a href="https://groups.yahoo.com/neo/groups/wanita-muslimah/conversations/topics/175545;_ylc=X3oDMTM4bmlpMGlmBF9TAzk3MzU5NzE0BGdycElkAzE4Nzc5ODgEZ3Jwc3BJZAMxNzA1MDc2MjUwBG1zZ0lkAzE3NTU0NQRzZWMDZnRyBHNsawN2dHBjBHN0aW1lAzE0MTE5NTYzNzgEdHBjSWQDMTc1NTQ1" style="text-decoration: none; color: #2D50FD;">Messages in this topic</a> (1) </td> </tr> </tbody> </table> <!------- Start Nav Bar ------> <!-- |**|begin egp html banner|**| --> <!-- |**|end egp html banner|**| --> <div id="ygrp-grfd" style="font-family: Verdana; font-size: 12px; padding: 15px 0;"> <!-- |**|begin egp html banner|**| --> =======================<BR> Milis Wanita Muslimah<BR> Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.<BR> Twitter: <a href="http://twitter.com/wanita_muslimah">http://twitter.com/wanita_muslimah</a><BR> Situs Web: <a href="http://www.wanita-muslimah.com">http://www.wanita-muslimah.com</a><BR> ARSIP DISKUSI : <a href="http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages">http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages</a><BR> Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com<BR> Berhenti mailto:wanita-muslimah-unsubscribe@yahoogroups.com<BR> Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com<BR> Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com<BR> <BR> Milis ini tidak menerima attachment. <!-- |**|end egp html banner|**| --> </div> <!-- |**|begin egp html banner|**| --> <div id="ygrp-vital" style="background-color: #f2f2f2; font-family: Verdana; font-size: 10px; margin-bottom: 10px; padding: 10px;"> <span id="vithd" style="font-weight: bold; color: #333; text-transform: uppercase; "><a href="https://groups.yahoo.com/neo/groups/wanita-muslimah/info;_ylc=X3oDMTJlbzBtajZvBF9TAzk3MzU5NzE0BGdycElkAzE4Nzc5ODgEZ3Jwc3BJZAMxNzA1MDc2MjUwBHNlYwN2dGwEc2xrA3ZnaHAEc3RpbWUDMTQxMTk1NjM3OA--" style="text-decoration: none;">Visit Your Group</a></span> <ul style="list-style-type: none; margin: 0; padding: 0; display: inline;"> </ul> </div> <div id="ft" style="font-family: Arial; font-size: 11px; margin-top: 5px; padding: 0 2px 0 0; clear: both;"> <a href="https://groups.yahoo.com/neo;_ylc=X3oDMTJkNTl0b3FsBF9TAzk3NDc2NTkwBGdycElkAzE4Nzc5ODgEZ3Jwc3BJZAMxNzA1MDc2MjUwBHNlYwNmdHIEc2xrA2dmcARzdGltZQMxNDExOTU2Mzc4" style="float: left;"><img src="http://l.yimg.com/ru/static/images/yg/img/email/new_logo/logo-groups-137x15.png" height="15" width="137" alt="Yahoo! Groups" style="border: 0;"/></a> <div style="color: #747575; float: right;"> • <a href="https://info.yahoo.com/privacy/us/yahoo/groups/details.html" style="text-decoration: none;">Privacy</a> • <a href="mailto:wanita-muslimah-unsubscribe@yahoogroups.com?subject=Unsubscribe" style="text-decoration: none;">Unsubscribe</a> • <a href="https://info.yahoo.com/legal/us/yahoo/utos/terms/" style="text-decoration: none;">Terms of Use</a> </div> </div> <br> <!-- |**|end egp html banner|**| --> </div> <!-- ygrp-msg --> <!-- Sponsor --> <!-- |**|begin egp html banner|**| --> <div id="ygrp-sponsor" style="width:160px; float:right; clear:none; margin:0 0 25px 0; background: #fff;"> <!-- Start Recommendations --> <div id="ygrp-reco"> </div> <!-- End Recommendations --> </div> <!-- |**|end egp html banner|**| --> <div style="clear:both; color: #FFF; font-size:1px;">.</div> </div> <img src="http://geo.yahoo.com/serv?s=97359714/grpId=1877988/grpspId=1705076250/msgId=175545/stime=1411956378" width="1" height="1"> <br> <img src="http://y.analytics.yahoo.com/fpc.pl?ywarid=515FB27823A7407E&a=10001310322279&js=no&resp=img" width="1" height="1"> <div style="color: #fff; height: 0;">__,_._,___</div> <!--~-|**|PrettyHtmlEnd|**|-~--> Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7139368028996168357.post-32971443398277582202014-09-28T19:06:00.001-07:002014-09-28T19:06:19.629-07:00[wanita-muslimah] Ignas Kleden: Menerapkan Revolusi Mental<span style="display:none"> </span> <!--~-|**|PrettyHtmlStartT|**|-~--> <div id="ygrp-mlmsg" style="position:relative;"> <div id="ygrp-msg" style="z-index: 1;"> <!--~-|**|PrettyHtmlEndT|**|-~--> <div id="ygrp-text" > <p><div dir="ltr"><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000">Menerapkan Revolusi Mental</font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000">Oleh: Ignas Kleden</font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000"> </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000">TATKALA Joko Widodo sebagai calon presiden melansir pemikirannya tentang revolusi mental, mungkin banyak orang belum menyadari bahwa gagasan itu akan dikembangkan menjadi suatu teori pembangunan kalau dia terpilih sebagai Presiden Indonesia.</font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000"> </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000">Revolusi mental segera menarik perhatian karena pemikiran itu merupakan suatu kejutan di tengah maraknya pragmatisme politik selama masa reformasi. Lagi pula, masalah mental banyak diremehkan tatkala konsep perubahan struktural merebut perhatian utama sebagai mode dalam wacana pembangunan di Indonesia. Karena itu, kita dikejutkan oleh beberapa pertanyaan. Mengapa masalah mental menjadi sentral dalam pemikiran seorang pemimpin politik? Apakah dimungkinkan suatu revolusi dalam bidang mental, yang sanggup mendorong perubahan institusional?</font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000"> </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000">Pemikiran ini bertolak dari pengamatan. Pertama, pembangunan yang hanya mengandalkan sumber daya alam (SDA) bakal sulit dipertahankan keberlanjutannya karena SDA, khususnya SDA yang tak terbarukan, cepat atau lambat akan habis. Minyak bumi, gas, batubara, logam, dan berbagai kekayaan mineral tak mungkin ditambang terus-menerus karena akan terkuras habis pada suatu saat. Tanpa ada pengembangan kemampuan pengolahan di dalam negeri yang memberi nilai tambah, segala SDA hanya diekspor dalam bentuk bahan mentah dan diimpor kembali ke Indonesia dalam bentuk berbagai komoditas dengan harga tinggi.</font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000"> </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000">Hal ini tak perlu terjadi kalau kita sendiri sanggup memprosesnya dengan teknologi untuk memberi nilai tambah dan menghemat penambangannya karena memperhitungkan suplai untuk masa depan. Orang tak perlu menjadi Marxis untuk mengerti bahwa harga barang ditentukan oleh kerja, keahlian, dan teknologi yang diinvestasikan dalam pengadaannya. Maka, berbicara tentang keahlian adalah merujuk kepada manusia sebagai sumber daya.</font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000"> </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000">Kedua, berbagai program pembangunan telah menghasilkan banyak barang dan jasa, tetapi sebagian besar hasil pembangunan itu tak membawa akumulasi modal secara nasional karena disedot kembali oleh perilaku menyimpang dalam ekonomi. Kita berhadapan dengan ketidakmampuan menahan diri dari godaan memakai dana publik untuk kenikmatan pribadi atau kelompok melalui cara-cara ilegal yang tak pernah transparan, kecuali kalau KPK mengungkapkannya secara publik dan memprosesnya secara pidana.</font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000"> </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000">Asketisme yang jadi watak para captain of industry pada kapitalisme awal di Eropa Barat dan Amerika Utara tak dihargai di Indonesia karena orang terhanyut merayakan masa sekarang dalam ekstravaganza gaya hidup, yang mempersetankan kewajaran, proporsionalitas, dan akuntabilitas. Ironis sekali, daya tahan secara budaya (cultural resilience) bangsa kita dalam menghadapi penindasan, kemiskinan, dan bahkan penghinaan dalam berbagai wujud terbukti teguh dalam melewati abad-abad penjajahan dan tahun-tahun awal kemerdekaan. Namun, daya tahan secara moral (moral resilience) menghadapi kemakmuran dan kekayaan terbukti sangat rendah dan labil. Pada titik ekstremnya, kita ternyata tahan miskin dan kuat menderita, tetapi tidak tahan kaya dan sulit mengelola kemerdekaan.</font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000"> </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000">Dua pengamatan itu menempatkan manusia kembali sebagai faktor yang sentral. Pengetahuan, kerja, dan keahlian amat dibutuhkan untuk menciptakan nilai tambah dalam ekonomi, sementara karakter, etos, dan kesanggupan menahan diri akan menentukan, apakah nilai tambah dapat menciptakan akumulasi modal atau akan tenggelam dalam shadow economy yang gelap gulita dan serba konsumtif.</font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000"> </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000">Dapat dipahami mengapa bagi Jokowi manusia Indonesia harus dijadikan sumber daya terpenting asal saja dalam diri manusia itu tergabung dua keunggulan yang saling menguatkan, yaitu pengetahuan dan keahlian di satu pihak serta karakter dan moralitas di pihak lain. Pengetahuan dan keahlian memungkinkan orang Indonesia dapat mengamankan SDA dan mencegah eksploitasi yang sewenang-wenang, sambil meningkatkan nilai tambah melalui penguasaan tahap-tahap processing. Selanjutnya, moral dan karakter diharapkan meningkatkan kemampuan menahan diri dari godaan pemborosan dan penyelewengan dana publik serta mencegah perilaku yang memperlemah penegakan hukum dalam menciptakan tata tertib dan keadilan. Kepandaian dan keahlian tanpa karakter akan membawa orang kepada egoisme individual atau kolektif, sementara karakter tanpa keahlian hanya menghasilkan moralisme tanpa kemampuan produktif.</font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000"> </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000">Karakter dan kepribadian</font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000"> </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000">Istilah karakter tidak begitu populer dalam bahasa Indonesia dibandingkan dengan istilah kepribadian atau personality. Kita mengenal istilah kepribadian bangsa (misalnya, dalam konsep Trisakti Bung Karno), tetapi kita tidak mempunyai istilah karakter nasional. Psikolog Amerika, Gordon W Allport, dalam studinya yang klasik, Pattern and Growth in Personality, menyatakan bahwa istilah karakter lebih banyak digunakan oleh para psikolog Eropa, sedangkan istilah personality atau kepribadian lebih populer di kalangan psikolog Amerika. Istilah karakter berasal dari kata Yunani charassein yang berarti menggurat, mengukir, atau memahat. Sementara istilah personality berasal dari kata Latin persona yang berarti topeng. Dalam pemakaian sekarang, istilah personality lebih menunjukkan tampilan atau tingkah laku yang kelihatan, sedangkan istilah karakter merujuk pada struktur nilai dalam diri seseorang.</font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000"> </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000">Kalau kita mengatakan "dia seorang yang berkarakter", yang ditonjolkan ialah adanya nilai etis yang ditegakkan dalam diri seseorang. Sebaliknya, kalau kita berkata "dia mempunyai kepribadian yang baik", maknanya ialah orang bersangkutan tak banyak menimbulkan kesulitan dalam komunikasi dan interaksi sosial. Namun, Allport juga menyadari kepribadian atau personality tak hanya mencakup aspek-aspek eksternal, tetapi juga mengandung hal-hal yang intrinsik. Karena itu, menurut dia, kepribadian adalah organisasi dinamis dalam diri seorang individu (yang mengatur) sistem-sistem psikofisis serta menentukan perilaku dan pikiran yang karakteristik.</font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000"> </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000">Di pihak lain, psikolog Jerman seperti Philipp Lersch menekankan dalam bukunya, Aufbau der Person, bahwa karakter bukan sekadar suatu satuan psikologis, melainkan juga satuan etis. Makna nilai etis itu dapat ditemui pada orang-orang yang kehendak dan kesadarannya terorganisasi dengan tertib sehingga memperlihatkan dua sifat mendasar, yaitu tanggung jawab penuh untuk tindakan yang dilakukan serta konsistensi dalam perilaku, yang memungkinkan tingkah laku seseorang dapat diramalkan dan mudah diantisipasi. Ini berarti, dalam berbagai situasi yang berubah-ubah, senantiasa ada sesuatu yang sama dalam reaksi seseorang. Disposisi kejiwaan ini yang akan menyebabkan bahwa dalam menghadapi kegagalan, ada orang yang menjadi lebih tertantang untuk mengerahkan tenaga dan berusaha semakin keras, sementara orang lain menjadi murung, sedih, dan bahkan melemah kepercayaan dirinya.</font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000"> </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000">Apa pun soalnya, baik kepribadian maupun karakter, selalu merupakan hasil interaksi individu dengan lingkungannya. Kepribadian menunjukkan pengaruh-pengaruh dari lingkungan yang dicerna secara selektif dalam diri seseorang, sedangkan seleksi itu terjadi berdasarkan karakter yang ada dalam diri orang bersangkutan. Jadi, kepribadian menunjukkan gerak dari luar ke dalam, sementara karakter menunjukkan gerak dari dalam ke luar, yaitu bagaimana seorang individu mengelola berbagai pengaruh yang secara khas membentuk kepribadian orang itu.</font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000"> </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000">Dalam keadaan yang tidak ideal, seseorang dapat memperlihatkan kepribadian yang matang dan seimbang dalam melakukan adaptasi sosial, tetapi tidak mempunyai basis karakter yang kuat. Ini dapat terjadi kalau muncul dilema di antara perlunya komunikasi dan penyesuaian diri di satu pihak dan keharusan untuk mempertahankan seperangkat nilai yang penting di pihak lain. Seorang dengan kepribadian yang luwes bisa mengorbankan beberapa nilai etis yang diyakininya untuk tetap menjaga hubungan baik dengan orang lain dalam lingkungannya. Di sini, karakter dikorbankan demi kepribadian. Sebaliknya, seorang dengan karakter yang teguh akan tetap mempertahankan nilai-nilainya yang prinsipiil meskipun sikapnya itu akan menimbulkan kesulitan dalam hubungan sosialnya.</font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000"> </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000">Di sini timbul pertanyaan: mengapa orang bisa lebih mengutamakan kepribadian dan melupakan karakter? Mengapa nilai-nilai moral kurang populer dibandingkan dengan keterampilan psikologis dan adaptabilitas sosial? Kita tahu, dalam setiap masyarakat dengan orientasi yang kapitalistis, selalu dibutuhkan berbagai kemampuan yang dijanjikan oleh psikologi kepribadian, seperti kemahiran berkomunikasi, kesanggupan menarik perhatian, gaya bicara yang persuasif, teknik-teknik menyelesaikan konflik dan menciptakan kepercayaan, serta cara-cara untuk menimbulkan kesan yang baik dalam pertemuan. Semua keterampilan ini selalu dibutuhkan dalam ekonomi kapitalis, baik untuk mendukung proses produksi agar tidak mengalami hambatan maupun untuk memperluas pemasaran bagi produk-produk yang dihasilkan.</font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000"> </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000">Diharapkan bahwa keterampilan-keterampilan psikologis dan sosial dalam ekonomi pasar dapat diimbangi oleh adanya karakter dengan struktur nilai yang kokoh dalam politik yang demokratis. Dalam demokrasi liberal dibuka kemungkinan untuk dua hal tersebut, yaitu ekonomi pasar yang relatif bebas nilai dan demokrasi yang berdiri di atas nilai-nilai yang fundamental, seperti kebebasan, persamaan, keadilan, dan hak asasi manusia.</font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000"> </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000">Pendidikan karakter pada era pasar bebas</font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000"> </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000">Para penggagas demokrasi liberal bertolak dari keyakinan bahwa sifat ekonomi pasar yang bebas nilai dan dikendalikan oleh mekanisme permintaan dan penawaran akan mendapat kontrol yang sepadan dalam nilai-nilai demokrasi. Kebebasan dalam persaingan pasar yang menyebabkan munculnya jurang perbedaan antara pihak yang berhasil dan yang gagal serta antara yang kaya dan yang miskin akan dikontrol oleh nilai-nilai persamaan dan keadilan dalam demokrasi.</font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000"> </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000">Kenyataan ekonomi-politik tidak selalu sesuai dengan harapan. Setelah Perang Dunia Kedua, ada usaha untuk menciptakan suatu rezim ekonomi internasional yang menjaga keseimbangan antara kebijakan ekonomi nasional dan aturan main dalam perdagangan global yang sudah diliberalisasikan. Ini diusahakan melalui kesepakatan Bretton Woods yang menetapkan sistem nilai tukar yang fixed. Kesepakatan ini ditinggalkan pada awal 1970-an bersamaan dengan munculnya sistem liberalisme transnasional dengan sifat yang lain sama sekali.</font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000"> </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000">Pasar global dengan cepat mendesak otonomi setiap negara, sementara perusahaan-perusahaan multinasional tampil sebagai saingan negara-bangsa. Perimbangan internasional semakin sedikit ditentukan oleh intervensi kekuasaan politik dan semakin banyak dikendalikan oleh kekuatan modal. Masalahnya adalah, mengikuti sinyalemen filsuf Juergen Habermas, kekuasaan bisa didemokratisasikan, tetapi uang tidak.</font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000"> </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000">Soal praktis adalah: apakah nilai-nilai dalam demokrasi yang dikelola melalui keputusan politik dalam suatu negara masih dapat mengawasi kebebasan pasar dalam ekonomi yang semakin global? Ataukah kita harus menerima kenyataan bahwa mekanisme pasar global yang "tidak bisa didemokratisasikan" menjadi demikian kuat sehingga membuat nilai-nilai demokrasi menjadi tak berdaya? Apakah tuntutan akan sifat-sifat kepribadian dalam pengembangan pasar dapat diimbangi oleh karakter pemimpin-pemimpin politik yang dapat menegakkan prinsip-prinsip demokrasi dan mempertahankan nilai-nilai yang menentukan martabat manusia?</font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000"> </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000">Pada titik ini, pendidikan karakter yang diimpikan Jokowi akan menemui ujian berat. Memang sejak lama ada masalah dalam kurikulum sekolah yang mengabaikan pendidikan karakter dan memberikan perhatian utama kepada pengajaran ilmu dan teknologi. Jokowi ingin membalikkan kecenderungan ini dengan memberikan porsi terbesar kepada pendidikan karakter di tingkat pendidikan dasar dan menengah serta memberikan porsi besar kepada pengajaran ilmu dan teknologi di tingkat pendidikan tinggi.</font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000"> </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000">Meski demikian, tidaklah mustahil bahwa pragmatisme dalam dunia pendidikan adalah akibat pengaruh pragmatisme dalam pembangunan. Sampai tingkat tertentu pendidikan mereproduksi suasana umum dalam ekonomi dan politik, sekalipun pendidikan selalu diharapkan melakukan koreksi terhadap suasana umum yang tak dikehendaki. Pengutamaan karakter dalam pendidikan barulah akan mencapai hasil yang diharapkan apabila ekonomi-politik juga mengalami reorientasi yang semakin memberi tempat yang terhormat kepada karakter yang kuat pada manusia. Hal ini tidak dapat dilakukan hanya melalui berbagai instruksi dalam kelas, tetapi juga melalui revisi dan terobosan baru dalam pengadaan bentuk-bentuk insentif yang lebih kaya dari sekadar insentif materiil dalam ekonomi. Perlu diciptakan insentif sosial, politik, dan kebudayaan, sambil mengintegrasikan insentif-insentif baru ini dengan insentif ekonomi. Di tingkat makro ini artinya mencari perimbangan optimal antara ekonomi pasar dan nilai-nilai demokrasi, dengan membuat pertumbuhan ekonomi menjadi komponen dalam pertumbuhan manusia menuju martabatnya. []</font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><span style="font-size:10pt;"><font color="#000000"> </font></span></p><font color="#000000" size="3" face="Times New Roman"> </font><p style="margin:0in 0in 0pt;text-align:justify;"><font color="#000000"><span style="font-size:10pt;">KOMPAS, 25 September 2014</span><span style="font-size:10pt;"></span></font></p><font color="#000000"><font size="3" face="Times New Roman"> </font><span style="font-size:10pt;">Ignas Kleden ; Sosiolog, Ketua Badan Pengurus Komunitas Indonesia untuk Demokrasi</span></font></div> </p> </div> <!--~-|**|PrettyHtmlStart|**|-~--> <div style="color: #fff; height: 0;">__._,_.___</div> <div style="clear:both"> </div> <div id="fromDMARC" style="margin-top: 10px;"> <hr style="height:2px ; border-width:0; color:#E3E3E3; background-color:#E3E3E3;"> Posted by: Kinantaka <kinantaka@gmail.com> <hr style="height:2px ; border-width:0; color:#E3E3E3; background-color:#E3E3E3;"> </div> <div style="clear:both"> </div> <table cellspacing=4px style="margin-top: 10px; margin-bottom: 10px; color: #2D50FD;"> <tbody> <tr> <td style="font-size: 12px; font-family: arial; font-weight: bold; padding: 7px 5px 5px;" > <a style="text-decoration: none; color: #2D50FD" href="https://groups.yahoo.com/neo/groups/wanita-muslimah/conversations/messages/175544;_ylc=X3oDMTJyNDB1ZjloBF9TAzk3MzU5NzE0BGdycElkAzE4Nzc5ODgEZ3Jwc3BJZAMxNzA1MDc2MjUwBG1zZ0lkAzE3NTU0NARzZWMDZnRyBHNsawNycGx5BHN0aW1lAzE0MTE5NTYzNzI-?act=reply&messageNum=175544">Reply via web post</a> </td> <td>•</td> <td style="font-size: 12px; font-family: arial; padding: 7px 5px 5px;" > <a href="mailto:kinantaka@gmail.com?subject=Re%3A%20Ignas%20Kleden%3A%20Menerapkan%20Revolusi%20Mental" style="text-decoration: none; color: #2D50FD;"> Reply to sender </a> </td> <td>•</td> <td style="font-size: 12px; font-family: arial; padding: 7px 5px 5px;"> <a href="mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com?subject=Re%3A%20Ignas%20Kleden%3A%20Menerapkan%20Revolusi%20Mental" style="text-decoration: none; color: #2D50FD"> Reply to group </a> </td> <td>•</td> <td style="font-size: 12px; font-family: arial; padding: 7px 5px 5px;" > <a href="https://groups.yahoo.com/neo/groups/wanita-muslimah/conversations/newtopic;_ylc=X3oDMTJlNHIzNmw4BF9TAzk3MzU5NzE0BGdycElkAzE4Nzc5ODgEZ3Jwc3BJZAMxNzA1MDc2MjUwBHNlYwNmdHIEc2xrA250cGMEc3RpbWUDMTQxMTk1NjM3Mg--" style="text-decoration: none; color: #2D50FD">Start a New Topic</a> </td> <td>•</td> <td style="font-size: 12px; font-family: arial; padding: 7px 5px 5px;color: #2D50FD;" > <a href="https://groups.yahoo.com/neo/groups/wanita-muslimah/conversations/topics/175544;_ylc=X3oDMTM4YmNmbHRkBF9TAzk3MzU5NzE0BGdycElkAzE4Nzc5ODgEZ3Jwc3BJZAMxNzA1MDc2MjUwBG1zZ0lkAzE3NTU0NARzZWMDZnRyBHNsawN2dHBjBHN0aW1lAzE0MTE5NTYzNzIEdHBjSWQDMTc1NTQ0" style="text-decoration: none; color: #2D50FD;">Messages in this topic</a> (1) </td> </tr> </tbody> </table> <!------- Start Nav Bar ------> <!-- |**|begin egp html banner|**| --> <!-- |**|end egp html banner|**| --> <div id="ygrp-grfd" style="font-family: Verdana; font-size: 12px; padding: 15px 0;"> <!-- |**|begin egp html banner|**| --> =======================<BR> Milis Wanita Muslimah<BR> Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.<BR> Twitter: <a href="http://twitter.com/wanita_muslimah">http://twitter.com/wanita_muslimah</a><BR> Situs Web: <a href="http://www.wanita-muslimah.com">http://www.wanita-muslimah.com</a><BR> ARSIP DISKUSI : <a href="http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages">http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages</a><BR> Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com<BR> Berhenti mailto:wanita-muslimah-unsubscribe@yahoogroups.com<BR> Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com<BR> Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com<BR> <BR> Milis ini tidak menerima attachment. <!-- |**|end egp html banner|**| --> </div> <!-- |**|begin egp html banner|**| --> <div id="ygrp-vital" style="background-color: #f2f2f2; font-family: Verdana; font-size: 10px; margin-bottom: 10px; padding: 10px;"> <span id="vithd" style="font-weight: bold; color: #333; text-transform: uppercase; "><a href="https://groups.yahoo.com/neo/groups/wanita-muslimah/info;_ylc=X3oDMTJlbGRidmJyBF9TAzk3MzU5NzE0BGdycElkAzE4Nzc5ODgEZ3Jwc3BJZAMxNzA1MDc2MjUwBHNlYwN2dGwEc2xrA3ZnaHAEc3RpbWUDMTQxMTk1NjM3Mg--" style="text-decoration: none;">Visit Your Group</a></span> <ul style="list-style-type: none; margin: 0; padding: 0; display: inline;"> </ul> </div> <div id="ft" style="font-family: Arial; font-size: 11px; margin-top: 5px; padding: 0 2px 0 0; clear: both;"> <a href="https://groups.yahoo.com/neo;_ylc=X3oDMTJkbG5yMjlmBF9TAzk3NDc2NTkwBGdycElkAzE4Nzc5ODgEZ3Jwc3BJZAMxNzA1MDc2MjUwBHNlYwNmdHIEc2xrA2dmcARzdGltZQMxNDExOTU2Mzcy" style="float: left;"><img src="http://l.yimg.com/ru/static/images/yg/img/email/new_logo/logo-groups-137x15.png" height="15" width="137" alt="Yahoo! Groups" style="border: 0;"/></a> <div style="color: #747575; float: right;"> • <a href="https://info.yahoo.com/privacy/us/yahoo/groups/details.html" style="text-decoration: none;">Privacy</a> • <a href="mailto:wanita-muslimah-unsubscribe@yahoogroups.com?subject=Unsubscribe" style="text-decoration: none;">Unsubscribe</a> • <a href="https://info.yahoo.com/legal/us/yahoo/utos/terms/" style="text-decoration: none;">Terms of Use</a> </div> </div> <br> <!-- |**|end egp html banner|**| --> </div> <!-- ygrp-msg --> <!-- Sponsor --> <!-- |**|begin egp html banner|**| --> <div id="ygrp-sponsor" style="width:160px; float:right; clear:none; margin:0 0 25px 0; background: #fff;"> <!-- Start Recommendations --> <div id="ygrp-reco"> </div> <!-- End Recommendations --> </div> <!-- |**|end egp html banner|**| --> <div style="clear:both; color: #FFF; font-size:1px;">.</div> </div> <img src="http://geo.yahoo.com/serv?s=97359714/grpId=1877988/grpspId=1705076250/msgId=175544/stime=1411956372" width="1" height="1"> <br> <img src="http://y.analytics.yahoo.com/fpc.pl?ywarid=515FB27823A7407E&a=10001310322279&js=no&resp=img" width="1" height="1"> <div style="color: #fff; height: 0;">__,_._,___</div> <!--~-|**|PrettyHtmlEnd|**|-~--> Unknownnoreply@blogger.com0