Abah HMNA,
Kalau kata selamat diisolasi sedemikian rupa hanya untuk monopoli aqidah, maka
makin rancu dan kacau, maka kalau ada orang yahudi, kristen, hindu dll yang
terancam mati tenggelam banjir di sungai atau laut, maka umat islam yang punya
kesempatan menolong tidak akan memberikan bantuan alias membiarkan menonton
orang meregang nyawa dalam kecelakaan padahal dapat ditolong. Alangkah ngerinya.
Lho menolong orang kecelakaan bencana alam kan bukan masalah aqidah ? lha
menyampaikan greeting selamat pada non muslim gak boleh karena persoalan aqidah
?, wadoh berarti ada selamat fisik boleh dan selamat spiritual gak boleh ?
Yang diharamkan itu mendoakan orang kafir meninggal supaya diampuni dosanya dan
dimasukkan syurga bersama kaum mauslimin, contohnya Nabi Nuh tidak boleh
mendoakan anaknya yang mati tenggelam supaya diampuni, Nabi Muhammad tidak boleh
mendoakan pamanda abu thalib yang meninggal supaya diampuni dosanya. Tetapi
kalau mengucapkan selamat natal itu tidak selalu bermakna do'a, hanya sekedar
berempati semoga berbahagia dengan perayaan natal yang dijalani ybs, soal aqidah
mereka keliru itu bukan urusan orang yang menyampaikan selamat, itu urusan
pemeluk agama ybt. Kesimpulan sementara dari saya : ucapan selamat natal tidak
sama dengan kontek larangan Nabi Muhammad mendoakan pamanda abu thalib yang
meninggal supaya diampuni dosanya.
Sekali lagi menyampaikan greeting seperti merry atau happy adalah termasuk
akhlaqul karimah, sesuai dengan pernyataan Allah yang mengklaim diri-Nya indah
dan suka dengan hal-hal yang indah (jamal). Akhlaq adalah inti ajaran islam
juga.
wassalam
Adul Mu'iz
________________________________
Dari: H. M. Nur Abdurahman <mnur.abdurrahman@yahoo.co.id>
Kepada: wanita-muslimah@yahoogroups.com
Terkirim: Jum, 24 Desember, 2010 06:17:55
Judul: Re: Bls: [wanita-muslimah] HUKUM TURUT SERTA DALAM PERAYAAN NATAL DAN
TAHUN BARU
"Abdul Muiz"
ada kekacauan dalam logika semantik, jelas-jelas ungkapan "good morning"
atau "shobahul khoyr" diterjemahkan dalam Bahasa Indonesia menjadi "selamat
pagi",
kok di bilang "selamat" terkait dengan aqidah, sementara "good" dan "khoyr"
tidak terkait dengan aqidah, Padahal Allah sendiri menyebutkan bahwa
diri-Nya
suka dengan keindahan (Jamal), maka kalau mengikuti logika abah HMNA maka
Allah tidak terkait dengan "good" dan "khoyr", memangnya good atau khoyr itu
tidak termasuk hal yang berkaitan dengan keindahan alias jamal ?.
####################################
HMNA:
Alyauma akmaltu lakum diinukum wa atmamtu 'alaikum waradhiitul islaama
diinan. Selamat dan Islam dari SLM, islaama diinan itu menyangku aqidah,
sedangkan good dan khair tidak terkait dengan asmaaul husnaa, jadi tidak
menyangkut aqidah.
Wassalam
----- Original Message -----
From: "Abdul Muiz" <muizof@yahoo.com>
To: <wanita-muslimah@yahoogroups.com>
Sent: Thursday, December 23, 2010 04:30
Subject: Bls: Bls: [wanita-muslimah] HUKUM TURUT SERTA DALAM PERAYAAN NATAL
DAN TAHUN BARU
> Saya juga minta maaf pada Abah HMNA,
>
> Sepertinya Abah tidak hanya tidak mengerti Bahasa Indonesia, tetapi ada
> kekacauan dalam logika semantik, jelas-jelas ungkapan "good morning" atau
> "shobahul khoyr" diterjemahkan dalam Bahasa Indonesia menjadi "selamat
> pagi",
> kok di bilang "selamat" terkait dengan aqidah, sementara "good" dan
> "khoyr"
> tidak terkait dengan aqidah, Padahal Allah sendiri menyebutkan bahwa
> diri-Nya
> suka dengan keindahan (Jamal), maka kalau mengikuti logika abah HMNA maka
> Allah
> tidak terkait dengan "good" dan "khoyr", memangnya good atau khoyr itu
> tidak
> termasuk hal yang berkaitan dengan keindahan alias jamal ?.
>
>
> Kalau begitu "good morning" dan "shobahul khoyr", serta "happy merry
> x'mas" itu
> diterjemahkan bagaimana dalam Bahasa Indonesia ? pagi yang baik, semoga
> bahagia
> yang merayakan natal, itu ucapan greeting biasa, mengapa terlalu heboh
> dikaitkan
> aqidah ? memang susah memaksakan sudut pandang pribadi kepada orang lain.
>
> Wassalam
> Abdul Mu'iz
>
>
>
> ________________________________
> Dari: chodjim <chodjim@gmail.com>
> Kepada: wanita-muslimah@yahoogroups.com
> Terkirim: Kam, 23 Desember, 2010 05:19:49
> Judul: Re: Bls: [wanita-muslimah] HUKUM TURUT SERTA DALAM PERAYAAN NATAL
> DAN
> TAHUN BARU
>
>
> Mohon maaf Abah, ternyata Abah HMNA adalah orang Indonesia yang tidak
> mengerti
> bahasa Indonesia. Jadi, Abah mengaitkan kosa kata "selamat" dalam bahasa
> Indonesia dengan akidah dan bukan dengan akhlak atau budipekerti.
>
> Kosa kata "selamat" di dalam kamus bahasa Indonesia diuraikan sebagai
> berikut:
> 1. Tidak kurang suatu apa, sejahtera, aman, dan sentosa. Contoh, keluarga
> itu
> dalam keadaan selamat saja.
> 2. Untuk menyatakan harapan yang baik. Contoh, selamat jalan; selamat
> beristirahat.
> 3. Luput dari bahaya. Contoh, keluarga itu selamat dari serangan musuh.
> 4. Sapaan bila bertemu atau berpisah. Contoh, selamat pagi; selamat malam.
> 5. Bermakna bahagia. Contoh, pencuri atau penipu tak akan hidup selamat.
> 6. Diucapkan kepada orang yang beruntung. Contoh, selamat, ya!
> 7. Diucapkan kepada orang pada hari-hari penting. Contoh, Selamat Idul
> Fitri;
> Selamat Tahun Baru; Selamat Natal; dan sejenisnya.
>
> Jadi, kosa kata "selamat" hendaknya tidak dikaitkan dengan akidah karena
> kosa
> kata itu bagian dari realitas bangsa Indonesia dalam kehidupan sosialnya.
>
> Wassalam,
>
> chodjim
>
> ----- Original Message -----
> From: H. M. Nur Abdurahman
> To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
> Sent: Tuesday, December 21, 2010 7:24 PM
> Subject: Re: Bls: [wanita-muslimah] HUKUM TURUT SERTA DALAM PERAYAAN NATAL
> DAN
> TAHUN BARU
>
> 1. church festival tidak menyinggung masalah aqidah, sedang christmas
> (tanpa
> huruf akhir t) masih terkait dengan hari lahirnya dewa Matahari, 25
> Desember
> 2. selamat pagi juga tidak sama dengan good morning, gude morgen, gute
> morgen, sabahul khair, sebab selamat terkait dengan aqidah sedangkan good
> dan khair sama sekali bebas dari keberatan aqidah.
>
> Wassalam
> HMNA
>
> ----- Original Message -----
> From: "Abdul Muiz" <muizof@yahoo.com>
> To: <wanita-muslimah@yahoogroups.com>
> Sent: Wednesday, December 22, 2010 11:05
> Subject: Bls: Bls: [wanita-muslimah] HUKUM TURUT SERTA DALAM PERAYAAN
> NATAL
> DAN TAHUN BARU
>
> Kalau menurut saya greeting "merry church festival" tidak ada bedanya
> dengan
> "merry x'mast", sama-sama greeting, tujuannya sama-sama berempaty kepada
> umat
> nasrani yang merayakan natal. Sama dengan mengucapkan selamat pagi, siang,
> malam
> diganti dengan salam sejahtera.
>
> ________________________________
> Dari: H. M. Nur Abdurahman <mnur.abdurrahman@yahoo.co.id>
> Kepada: wanita-muslimah@yahoogroups.com
> Cc: Muhammadiyah- Indonesia <Muhammadiyah-Indonesia@yahoogroups.com>;
> mayapadaprana@yahoogroups.com
> Terkirim: Rab, 22 Desember, 2010 09:47:25
> Judul: Re: Bls: [wanita-muslimah] HUKUM TURUT SERTA DALAM PERAYAAN NATAL
> DAN
> TAHUN BARU
>
> Ucapan Selamat Natal ada dua keberatannya:
> Pertama, dalam kata selamat mengandung unsur aqidah.
> Kedua, dalam kata natal terkait dengan hari lahirnya dewa Matahari, 25
> Desember.
>
> Jadi alangkah eloknya ummat Islam mempergunakan ungkapan bahasa Belanda:
> "zalig
> kerkfesst". Orang Belanda groeten (tegur-sapa) terkait dengan perayaan
> Natal
> dengan ucapan "zalig kerkfesst". Kalau diterjemahkan dalam bhs Inggris:
> "merry
> church festival", kalau dalam bhs Indonesia kurang lebih elok jika
> diucapkan:
> festifal gereja yang gembira.
>
> Maka dengan ucapan demikian itu, tidaklah terkait dengan masalah yang yang
> menyinggung aqidah Islamiyah.
>
> Wassalam
> HMNA
>
> ----- Original Message -----
> From: "Abdul Muiz" <muizof@yahoo.com>
> To: <wanita-muslimah@yahoogroups.com>
> Sent: Wednesday, December 22, 2010 09:32
> Subject: Bls: [wanita-muslimah] HUKUM TURUT SERTA DALAM PERAYAAN NATAL DAN
> TAHUN
> BARU
>
> Mas Yudi cobalah bersikap kritis, sehingga ketika merujuk suatu pendapat
> tidak
> hanya taklid buta (tanpa reasoning). Syekh Abdul Aziz bin Baz adalah orang
> alim
> dan kredible di bidang agama, tetapi jangan sampai kehilangan daya kritis,
> fatwa
>
> atau pendapat seseorang amat dipengaruhi oleh pengalaman hidup dan kondisi
> lingkungan yang dialami ybs. Coba simak biografi Syekh Abdul Aziz bin Baz
> di
> link ini http://id.wikipedia.org/wiki/Abdul_Aziz_bin_Abdullah_bin_Baz
> mungkin pendapat atau fatwa Syekh Abdul Aziz bin Baz cocok untuk umat
> islam
> di
> arab saudi tempat lahir, dibesarkan dan wafat di sono. Kondisi Indonesia
> jauh
> berbeda dengan kultur masyarakat arab saudi yang relatif homogen. Coba
> simak
> sejarah Imam Madhzhab Syafi'i ketika mengamati kehidupan masyarakat Irak
> beliau
> mengeluarkan fatwa keagamaan yang sesuai dengan kultur Iraq, tetapi begitu
> beliau mengamati kehidupan masyarakat Mesir, beliau mengeluarkan fatwa
> yang
> berbeda untuk masalah yang sama.
>
> Partisipasi dalam perayaan natal bagi umat islam memang tidak perlu,
> tetapi
> kalau hanya sekedar mengucapkan greeting ya tidak apa-apa. Sama seperti
> halnya
> ketika Rasulullah berdiri memberikan hormat pada iring-iringan jenazah
> orang
> kafir (yahudi) yang melintas di hadapan beliau, meskipun tanpa mengucapkan
> sesuatu turut belasungkawa tetapi sikap beliau sesuai dengan prinsip
> akhlaqul
> karimah di bidang hablun minannaas.
>
> Wassalam
> Abdul Mu'iz
[Non-text portions of this message have been removed]
Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Twitter: http://twitter.com/wanita_muslimah
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:wanita-muslimah-unsubscribe@yahoogroups.com
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com
Milis ini tidak menerima attachment.
0 comments:
Post a Comment