1. Penelitian seperti ini tidak pernah ada yang memenuhi standar
ilmiah. Tapi ketika hasilnya diangkat oleh media massa hasilnya bikin
kaget.
2. Judul yang bias gender. 80% gadis tak perawan?
lalu berapa pemuda tak perjaka? so what?
kalau toh ngotot menggunakan istilah itu, cobalah dengan "virginitas,"
yang bisa digunakan untuk cowo dan cewe, kalau memang istilah "pernah
melakukan hubungan seks" terlalu panjang menulisnya.
Media gombal!
On 12/23/10, Dharma Hutauruk <dharma.hutauruk@gmail.com> wrote:
> dari milis sebelah:
> Kita tidak perlu saling salah menyalahkan. Menyalahkan beredarnya video
> porno, pemutaran film yang berani, you tube dan lain sebagainya.
> Yang perlu dipertanyakan adalah terlalu pasifnya Guru "Bimbingan dan
> Penyuluhan" di Sekolah yang malah di perbantukan menggantikan Guru yang
> tifdak masuk atau jadi Panitia anu dan itu.
> Bagus kalau guru-guru BP ini diberikan kesempatan untuk lebih aktif
> mengundang penceramah (Psikolog, Pakar pendidikan Budi Pekerti, Dokter dll)
> sehingga pemahaman siswa kita semakin baik.
>
> Beberapa hari lalu saya membaca buku tipis (Diperuntukkan untuk orang tua
> muda) berjudul "Dari manakah ADIK BAYI Lahir ????
> Konsepnya adalah si Ibu membacakan buku tersebut kepada anaknya jadi bukan
> dibaca sendiri.
> Sangat sederhana.
>
>
> ---------- Forwarded message ----------
> From: Niro Kusumawijaya <niro.kusumawijaya@gmail.com>
> Date: 2010/12/22
> Subject: [u-manager] 80% Gadis Tak Lagi Perawan
> To: Undercover_manager@yahoogroups.com
>
>
>
>
> 80% remaja putri di Ponorogo pernah melakukan hubungan seks pranikah.
> Sedangkan pada remaja pria, data angka persentasenya sedikit lebih besar
> lagi.
>
> Demikian data dari hasil survei secara acak selama kurun waktu enam bulan
> terakhir, yang disampaikan oleh Ketua KPPA (Kantor Pemberdayaan Perempuan
> dan Perlindungan Anak) kabupaten Ponorogo, pada hari Jumat tanggal 17
> Desember 2010.
>
> Data angka yang sangat mengejutkan. Angka persentasenya sangatlah tinggi.
>
> Angka persentase itu berarti dapat dibaca sebagai 4 orang gadis dari 5 orang
> gadis yang ada di Ponorogo itu sudah pernah melakukan seks pra nikah
> sehingga sudah tidak perawan lagi.
>
> Data angka persentase itu sangat jauh diatasnya data angka persentase serupa
> di kalangan para remaja Jabotabek yang sekitar 51%, sebagaimana data yang
> pernah dirilis oleh BKKBN (Badan Kependudukan dan Keluarga Bencana Nasional)
> pada awal bulan Nopember lalu.
>
> Namun data angka persentase di Ponorogo itu masih dibawahnya data angka
> persentase di kalangan para mahasiswi kota Yogyakarta yang mencapai 97,05%,
> sebagaimana yang pernah dirilis oleh LSCK PUSBIH (Lembaga Studi Cinta dan
> Kemanusiaan serta Pusat Pelatihan Bisnis dan Humaniora) pada tahun 2002 yang
> lalu.
>
> LSCK PUSBIH menemukan fakta dari 1.660 orang responden yang tersebar di 16
> perguruan tinggi di kota Yogyakarta, 97,05% dari responden itu mengaku
> kehilangan keperawanannya dalam periodisasi waktu kuliahnya.
>
> Lalu, dari 1.660 responden itu 73% dari mereka itu mengaku melakukan
> aktivitas seks pra nikahnya tersebut dengan menggunakan metode coitus
> interupt. Sedangkan selebihnya yang 27% mengaku melakukannya dengan
> menggunakan alat kontrasepsi.
>
> Perihal tempat melakukan aktivitas seksnya tersebut, 63% mengaku
> melakukannya di tempat kos teman pria partner seksnya. 14% di tempat kosnya
> sendiri, 21% mengaku di losmen atau hotel kelas melati. 2% di tempat-tempat
> wisata.
>
> Biasanya, respon pertama yang timbul atas dirilisnya data angka persentase
> semacam itu adalah soal tingkat validitasnya. Ujungnya bermuara ke soal
> penolakan atas representasi data sampling tersebut sebagai mewakili
> komunitas secara keseluruhan.
>
> Singkat kata, data itu dianggap terlalu tinggi angka prosentasenya sehingga
> diragukan validitasnya dan dianggap tidak menggambarkan keadaan yang
> sesungguhnya. Atau dalam arti kata lain, data itu tidak boleh dipakai untuk
> meng-gebyah uyah-kan.
>
> Terlepas dari perdebatan soal itu, sesungguhnya memang sudah menjadi
> pengetahuan umum bahwasanya di zaman sekarang ini yang disebut sebagai seks
> pra nikah itu sudah jamak dilakukan oleh siswa/i Sekolah Menengah Pertama
> sampai mereka para mahasiswa/i Perguruan Tinggi.
>
> Dimana beberapa waktu yang lalu pun Komisi Nasional Perlindungan Anak juga
> pernah merilis data hasil survei di 12 kota besar di Indonesia pada tahun
> 2007, dimana 62,7% remaja yang duduk di bangku SMP (Sekolah Menengah
> Pertama) pernah berhubungan intim dan 21,2% siswi SMA (Sekolah Menengah
> Atas) pernah menggugurkan kandungannya.
>
> Selaras dengan asumsi dan data tersebut diatas, konon pada tahun 2007 lalu
> pernah dirilis hasil dari surveinya Durex dan Harris Interactive yang
> menunjukkan bahwa usia rata-rata kehilangan keperawanan di Indonesia itu
> sekitar 19,1 tahun.
>
> Angka usia di Indonesia itu berada di urutan ke 9 dari 10 negara Asia yang
> disurvei, yaituMalaysia (23 tahun), India (22,9 tahun), Singapore (22,8
> tahun), China (22,1 tahun), Thailand (20,5 tahun), Hong Kong (20,2 tahun),
> Vietnam (19,7 tahun), Japan (19,4 tahun), Taiwan (18,9 tahun).
>
> Namun, angka usia di Indonesia itu masih diatasnya usia rata-rata di 27
> negara Eropa yang sekitar 16 tahun, dengan usia tertinggi di Spanyol yang
> sekitar 19,2 tahun dan usia terendah diIceland yang sekitar 15,6 tahun.
> Maupun juga di Amerika Serikat yang sekitar 18 tahun.
>
> Dari data-data diatas dapat disimpulkan bahwa sekarang ini sudah semakin
> sulit menemukan gadis yang masih perawan, Sama sebangun, juga berarti
> semakin sulit menemukan pejaka yang masih perjaka.
>
> Dan, beberapa kalangan menengarai bahwa ke masa depan, hal yang sudah sulit
> ditemukan itu akan menjadi bertambah semakin sulit lagi.
>
> Beberapa kalangan lain mengajukan solusi atas permasalahan itu, yaitu dengan
> pendekatan pemberian pengajaran sex education terhadap para remaja itu.
>
> Tapi, dalam soal sex education yang akan diajarkan kepada para remaja itu,
> juga masih mengandung polemik.
>
> Yaitu, tujuan utamanya memberikan pengetahuan soal organ reproduksi dan
> hubungan seks yang sehat dan aman, disertai dengan pengetahuan cara mencegah
> kehamilan dan penularan penyakit akibat hubungan seks ?. Atau, tujuan
> utamanya untuk memberikan pengertian agar mereka tidak melakukan seks pra
> nikah ?.
>
> Jangan-jangan, sebenarnya mayoritas masyarakat Indonesia itu pada zaman
> sekarang ini memang sudah bisa menerima atau bahkan merestui anak-anaknya
> untuk melakukan hubungan seks pra nikah asalkan tidak sampai hamil dan tidak
> tertular penyakit.
>
> Jika demikian, maka makin sahihlah bahwa memang di masa depan itu akan
> semakin sulit mencari gadis yang masih perawan dan pejaka yang masih
> perjaka, dalam arti kata yang belum pernah melakukan hubungan seks pra
> nikah.
>
> Hal lainnya yang berhubungan dengan itu, bisa jadi itu merupakan indikasi di
> masa mendatang akan semakin banyak terjadi kasus-kasus perselingkuhan.
>
> Zaman dulu, di sebagian kecil kalangan dari masyarakat Jawa ada yang
> mempunyai pendapat bahwasanya menikahi mereka yang sudah tidak perawan
> (terkecuali memang berstatus janda) mengundang potensi resiko di masa depan
> dimana istrinya itu kemungkinan besar akan mudah tergoda untuk tergelincir
> ke dalam kasus
> perselingkuhan.
>
> Le, gedang Kepok kuwi arep sansoyo keroso sepet-e yen deweke kuwi wis tau
> ngrasak-ake gedang Ambon. Begitu yang diwejangkan oleh segelintir ibu-ibu
> Jawa pada masa lalu kepada anak lelakinya.
>
> Benarkah begitu ?.
>
> Wallahualambishshawab.
>
> 80% Gadis Tak Lagi Perawan
> http://kesehatan.kompasiana.com/seksologi/2010/12/22/80-gadis-tak-lagi-perawan/
> http://politikana.com/baca/2010/12/22/80-gadis-tak-lagi-perawan.html
> ***
>
>
>
> [Non-text portions of this message have been removed]
>
>
>
> ------------------------------------
>
> =======================
> Milis Wanita Muslimah
> Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
> Twitter: http://twitter.com/wanita_muslimah
> Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
> ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
> Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
> Berhenti mailto:wanita-muslimah-unsubscribe@yahoogroups.com
> Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
> Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com
>
> Milis ini tidak menerima attachment.Yahoo! Groups Links
>
>
>
>
--
Sent from my mobile device
Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Twitter: http://twitter.com/wanita_muslimah
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:wanita-muslimah-unsubscribe@yahoogroups.com
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com
Milis ini tidak menerima attachment.
0 comments:
Post a Comment