Advertising

Thursday, 27 January 2011

Bls: Bls: [wanita-muslimah] Re: KEBOHONGAN KISAH ISRA' MI'RAJ?

 

Hadits-hadits di bawah ini, tentang Isra' Mi'raj dimana Rasulullah SAW bertemu (scr kasyaf) dengan Nabi Isa a.s. dan juga nabi-nabi lainnya - adalah informasi yg jelas bahwa NABI ISA a.s. dan nabi-nabi lainnya sudah mati/wafat/meninggal.

Salam,
MAS

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Abdul Muiz <muizof@...> wrote:
>
> Ini bagian sambungannya, lumayan panjang :
>
> Kritik Hadis Israk dan Mikraj Bag. 2
> oleh : ARMANSYAH
>
> Pembaca diharapkan ikut membacanya secara perlahan dan dengan seksama sehingga
> pada akhir pembahasan bisa menentukan sejauh mana akurasi bahasan yang saya buat
> ini sehingga tidak menimbulkan fitnah kepada saya pribadi.
> Tulisan kali ini memang panjang, namun bila hanya karena panjangnya
> hadits-hadits ini membuat anda tidak mau membacanya maka anda tidak akan bisa
> mengikuti bahasan selanjutnya. Bayangkan saja semua hadis di bawah ini saya
> ketik sendiri semalaman maka anda yang tinggal membacanya saja malas apalagi
> untuk meneruskan bahasannya
>
>  
> Let us see
> Hadis Abu Hurairah dari Al-Musayyab
> Dari Said bin Al-Musayyab, dari Abu Hurairah, ia berkata : Nabi SAW bersabda :
> “Pada malam dimana aku mengadakan penjalanan Israk, aku bertemu dengan Nabi Musa
> as -sambil menyifati (menyebutkan ciri-ciri Nabi Musa)- bahwa beliau adalah
> orang yang kurus dan berambut lurus, (tinggi) seperti orang yang berasal dari
> kaum Syanu’ah”. Rasulullah bersabda : “Kemudian aku bertemu dengan Nabi ‘Isa as
> â€"sambil menyifati (menyebutkan ciri-ciri Nabi ‘Isa)- bahwa beliau adalah orang
> yang berbadan tinggi, bertubuh sedang dan berkulit merah. Sepertinya beliau baru
> saja keluar dari kamar mandi.” Rasulullah bersabda : “Setelah itu aku berjumpa
> dengan Nabi Ibrahim as, sedangkan menurutku, aku adalah orang yang paling serupa
> dengan beliau diantara anak-anak keturunannya. Kemudian Nabi Ibrahim membawakan
> dua buah tempat menuman (wadah) kepadaku. Satu diantaranya berisi akir susu, dan
> yang satunya lagi berisi arak (Khamr). Jibril berkata kepadaku, “Ambil dan
> minumlah salah satu dari kedua minuman ini yang engkau sukai!”, lalu aku
> mengambil air susu dan meminumnya. Kemudian dia berkata, “Engkau telah mengambil
> apa yang menjadi fitrah. Ingat, sungguh seandainya engkau mengambil arak
> (Khamr), niscaya umatmu akan tersesat semua.” (HR. Bukhari dalam Shahih 3394,
> 3437, 4709, 5576 dan 5603, Imam Muslim dalam Shahih 272, Imam Ahmad dalam kitab
> Sunan Jilid 2/282 dan 512 dan Al-Baghawi dalam Syarh as-Sunnah 3761).
> Hadis Abu Hurairah dari Abu Salamah
> Dari Abu salamah bin Abdurrahman dari Abu Hurairah ia berkata, Rasulullah SAW
> bersabda, “Sungguh aku telah diperlihatkan suatu ruangan, sedangkan orang-orang
> Quraisy malah menanyakan tentang hal-hal yang tidak aku ketahui tentang Baitul
> Maqdis. Betapa aku tidak pernah merasakan kegelisahan hati semacam itu
> sebelumnya. Kemudian Allah SWT mengangkat miniaturnya kepermukaanku, sehingga
> aku bisa melihat kembali peristiwa tadi malam dan menjawab atas
> pertanyaan-pertanyaan kaum Quraisy tersebut secara detail. Disana aku juga
> diperlihatkan jemaah para Nabi, diantaranya adalah Nabi Musa yang sedang
> menunaikan Shalat. Beliau adalah seorang laki-laki yang kurus dan berambut
> lurus, berpostur tinggi seperti ketinggian orang-orang lelaki dari kaum
> Syanu’ah. Aku juga melihat Nabi ‘Isa â€"putera Maryam- yang sedang menjalankan
> Shalat pula. Menurutku, orang yang paling menyerupai beliau adalah Urwah bin
> Mas’ud Ats-Tsaqafi. Pada waktu itu, aku juga bertemu dengan Nabi Ibrahim yang
> sedang menunaikan Shalat. Adapun orang yang paling serupa dengan beliau
> menurutku adalah teman kalian ini (maksudnya adalah diri Rasulullah sendiri).
> Maka ketika waktu Shalat tiba, aku menjadi imam bagi mereka. Seusai Shalat ada
> seseorang yang berkata kepadaku, “Wahai Muhammad, ini adalah malaikat penjaga
> pintu neraka, berilah salam kepadanya”. Lalu aku menoleh kepadanya dan ia
> mendahuluiku dalam memberi salam” (HR. Muslim, Shahih 278)
> Hadis Anas Bin Malik dari Abu Dzar
> Dari Az-Zuhri, dari Anas ia berkata bahwa Abu Dzar pernah bahwa Rasulullah SAW
> bersabda, “Atap rumahku yang ada di Mekkah telah dibuka, lalu Malaikat Jibril
> turun dan membedah dadajy. Kemudian Jibril membasuhnya dengan air zam-zam sambil
> membawa wadah yang terbuat dari emas dan penuh berisi dengan nilai hikmah dan
> keimanan. Setelah itu, Jibril mengosongkan dadaku dan mengisinya dengan hikmah
> dan keimanan. Lantas Jibril menutup dadaku kembali.” Jibril lalu menggandeng
> tanganku dan mengajakku bermikraj â€"melakukan perjalanan- menuju lapisan langit
> pertama. Ketika kami sampai disana, Jibril berkata kepada penjaga langit itu,
> “Bukalah!” lalu penjaga langit tersebut bertanya, “siapa ini?” Jibril menjawab,
> “aku Jibril”, ia bertanya kembali, “apakah kamu bersama seseorang ?” Jibril
> menjawab “Ya aku bersama Muhammad”, ia bertanya kembali “Apakah kalian diutus
> untuk menghadap-Nya ?” Jibril menjawab “Ya”, maka petugas itupun langsung
> membukakan pintu langit shaf pertama.
> Imam Muslim bercerita bahwa ketika lapisan pertama terbuka, tiba-tiba Rasulullah
> SAW bersama Jibril melihat seorang laki-laki yang sedang duduk. Adapun disebelah
> kanan lelaki itu terdapat sekelompok massa dan disebelah kirinya terdapat
> sekelompok massa pula. Ketika laki-laki itu melihat kearah kanan, maka ia
> tertawa dan ketika melihat kearah kiri, maka iapun menangis. Selanjutnya
> laki-laki itu berkata, “Selamat datang wahai Nabi yang shaleh dan putera yang
> shaleh.” Rasulullah SAW bertanya kepada Jibril, “Siapakah orang ini ?” Jibril
> menjawab, “Ini adalah Nabi Adam as, sedangkan sekelompok massa yang ada
> disamping kiri dan kanan adalah hembusan nafas anak keturunannya. Adapun mereka
> yang golongan kanan adalah ahli surga, dan golongan kiri adalah ahli neraka.
> Maka ketika beliau melihat kearah kanan beliau langsung tertawa dan jika melihat
> kearah kiri beliau langsung menangis.
> Selanjutnya, kami naik ke langit lapis kedua. Jibril lalu berkata kepada penjaga
> langit tersebut, “Bukalah !” lantas penjaga itu bertanya seperti halnya
> pertanyaan penjaga langit pertama, hingga akhirnya ia mau membukakan pintu
> langit itu. Anas menceritakan bahwasanya Rasulullah SAW didalam Mikrajnya
> bertemu dengan Nabi Adam, Idris, Musa, Isa dan Nabiyullah Ibrahim as. Anas tidak
> menyebutkan satu-persatu tempat bertemunya mereka, kecuali Adam pada langit
> pertama dan Nabi Ibrahim pada langit ketujuh. Anas menceritakan bahwa ketika
> Jibril melakukan perjalanan bersama Nabi SAW, mereka bertemu dengan Nabi Idris.
> Beliau menyambut, “Selamat datang wahai Nabi yang saleh dan saudaraku yang
> saleh.” Nabi bertanya, “Siapakah ini ?” Jibril menjawab, “Ini adalah Nabi Idris”
> setelah itu aku bertemu dengan Nabi Musa as dan beliau menyambut “Selamat datang
> Nabi yang saleh dan saudaraku yang saleh.” Rasulullah bertanya, “Siapa ini ?”
> Jibril menjawab “Ini adalah Nabi Musa as.” Kemudian aku bertemu dengan Nabi Isa
> dan beliau menyambut dengan berkata “Selamat datang Nabi yang saleh dan
> saudaraku yang saleh”. Rasulullah SAW bertanya, “Siapa ini ? ” Jibril menjawab
> “Ini adalah Nabi Isa as.” Kemudian aku bertemu nabi Ibrahim as, beliau
> menyambutku, “Selamat datang Nabi yang saleh dan saudaraku yang saleh”.
> Ibnu Syihab berkata, “Ibnu Hazm bercerita kepadaku bahwa sesungguhnya Ibnu Abbas
> dan Abu Habbah Al-Anshari berkata bahwasanya Rasulullah SAW bersabda,
> “Selanjutnya, kami bermikraj lagi sampai pada suatu tempat dimana aku bisa
> mendengar dengan jelas goresan pena.” Ibnu Hazm dan Anas bin Malik berkata
> bahwasanya Rasulullah SAW bersabda, “Maka Allah SWT mewajibkan kepada umatku 50
> kali shalat”
> Imam Muslim meriwayatkan, “Kemudian aku kembali”, sedangkan menurut Imam
> Bukhari, “Kemudian aku menghadap (konsultasi) kepada Tuhanku, selanjutnya Allah
> berkenan mengabulkan dispensasi (keringanan) maka dibebaskanlah separuhnya.”
> Imam Muslim berkata, ” Aku (Nabi SAW) lalu kembali menghadap Nabi Musa dan aku
> katakan padanya bahwa Allah SWT berkenan membebaskan separuh. Kemudian beliau
> berkata kepadaku, “Kembalilah engkau menghadap Tuhanmu, karena sesungguhnya
> umatmu tidak akan mampu melaksanakannya.” Lantas aku kembali menghadap dan minta
> dispensasi, maka Allah membebaskan separuh lagi. Setelah itu aku kembali
> menghadap Nabi Musa dan beliau berkata “Kembalilah engkau kepada Tuhanmu, karena
> sesungguhnya umatmu masih tidak mampu melaksanakannya.” Imam Muslim
> meriwayatkan, “Kemudian aku kembali kepada Nabi Musa as dan aku katakan bahwa
> “Hanya tinggal 5 waktu dari 50 waktu yang diwajibkan semula. Allah tidak akan
> merubah lagi firman-Nya untukku.” Imam Muslim juga meriwayatkan, “Kemudian aku
> kembali kepada Nabi Musa dan beliau masih meminta agar aku kembali dan minta
> dispensasi lagi kepada Allah. Maku aku menjawab, “Sungguh aku benar-benar merasa
> malu kepada Tuhanku.” Imam Muslim meriwayatkan, “Selanjutnya aku bersama Jibril
> beranjak meninggalkan Nabi Musa dan berhenti di Sidratul Muntaha. Ditempat itu
> terdapat sesuatu yang beraneka ragam dan aku tidak mengetahui nama-namanya.”
> Imam Muslim berkata, “Kemudian aku memasuki surga, ternyata disana ada pohon
> anggur Haba’il.” (HR. Bukhari dalam Shahih 349, 1636 dan 3342, Muslim dalam
> Shahih 263, An-Nasa’i meriwayatkan sebagian hadis tersebut akan tetapi tidak
> disebutkan nama Abu Dzar sebagai perawi, Ahmad dalam kitab Sunan jilid 5/143-144
> tetapi dia menyebutkan riwayat ini dari Ubay bin Ka’ab).
> Hadis Anas Bin Malik dari Qatadah
> Dari Qatadah, Anas bin Malik bin Sha’sha’ah bercerita kepadaku bahwasanya
> Rasulullah SAW telah bersabda, “Pada waktu dibedah dadaku itu, sepertinya aku
> berada di samping rumah.” Menurut riwayat Imam Ahmad bin Hanbal, “Disamping
> Ka’bah”, adapun menurut satu riwayat â€"juga oleh Ahmad bin Hanbal- yang lain
> adalah di dalam reruntuhan bangunan. Barangkali Qatadah juga menyebutkan “Di
> atas bongkahan batu sambil terlentang”, sebagaimana yang diriwayatkan oleh Imam
> Ahmad bin Hambal dan Imam Bukhari, “Yaitu antara sadar dan tidak. Lalu datang
> salah satu dari ketiga orang. Jibril mendatangiku dengan membawa wadah yang
> terbuat dari emas dan penuh berisi dengan hikmah dan keimanan. Kemudian Jibril
> membedah dan menumpahkan semua â€"kotoran- yang ada didalam perutku. Lantas dia
> membasuh hatiku dengan air zam-zam dan memenuhinya dengan hikmah dan keimanan.
> Setelah itu Jibril menjahit dan mengembalikan keadaan perutku seperti semula.
> Kemudian aku diajak menaiki hwan yang bukan seperti kuda dan lebih besar dari
> himar (keledai).” Rasulullah SAW melanjutkan ceritanya, “Setelah itu ada orang
> yang bertanya, “Apakah itu yang dinamakan Buraq wahai Abu Hamzah (panggilan
> Rasulullah) ?, ” Beliau menjawab “Betul.” Imam Ahmad bin Hambal dan Imam Bukhari
> menceritakan bahwasanya Rasulullah SAW bersabda, “Kecepatan kendaraah â€"Buraq-
> itu adalah sekejap mata dan dengan Buraq itulah aku dibawah.”
> Ibu Jarir meriwayatkan, “Setelah itu, kami bergegas menuju Baitul Maqdis. Disana
> kami menunaikan shalat bersama para Nabi dan Rasul, dan aku yang menjadi imam.
> Kemudian aku bersama Jibril bergegas menuju lapisan langit pertama. Penjaga
> langit itu bertanya, “Siapa ini ?” Jibril menjawab, “Saya, Jibril” Ia bertanya
> lagi, “Kamu bersama siapa?” Jibril menjawab “Aku bersama Muhammad” Ia bertanya
> lagi, “Apakah kalian diutus untuk menghadap-Nya ?” Jibril menjawab “Ya” Penjaga
> itu berkata, “Selamat datang, kalian adalah sebaik-baik orang dan kalian telah
> tiba.” Imam Ahmad bin Hambal menambahkan dalam riwayatnya, “Setelah itu penjaga
> langit pertama membukakan pintu, lalu aku mendatangi Nabi Adam,” Imam Ahmad bin
> Hambal dan Imam Bukhari meriwayatkan bahwa Jibril berkata, “Ini adalah bapakmu,
> oleh karena itu ucapkanlah salam” Lalu aku mengucapkan salah kepadanya dan
> beliau menjawab salamku sambil berkata, “Selamat datang anakku dan nabiku.”
> Dalam riwayat lain, Imam Ahmad bin Hambal dan Imam Bukhari menambahkan, “Selamat
> datang puteraku yang saleh dan Nabi yang saleh.”
> Dalam riwayatnya, Imam Bukhari mengatakan, “Kemudian kamipun naik.” Sedangkan
> riwayat Imam Ahmad bin Hambal. “Kemudian kami naik menuju langit kedua dan minta
> dibukakan pintu kepada penjaga langit itu. Penjaga langit itu bertanya, “Siapa
> ini ? ” Jibril menjawab, “Saya Jibril.” Lalu dia bertanya, “Siapa orang yang
> bersamamu ?” Jibril menjawab “Muhammad” kemudian kami mendatangi Nabi Yahya dan
> Nabi Isa. Imam Ahmad bin Hambal dan Imam Bukhari menambahkan, “Mereka berdua
> adalah puteranya bibi.” Lantas Jibril berkata “Inilah Nabi Yahya dan Nabi Isa,
> oleh karena itu berilah ucapan salam kepada mereka.” Maka akupun menyalami dan
> mereka langsung menjawab. Setelah itu, mereka menyambut, “Selamat datang
> saudaraku dan Nabiku.” Menurut riwayat Imam Ahmad bin Hambal dan Imam Bukhari
> yang lain, “Selamat datang saudaraku yang saleh dan Nabi yang saleh”.
> Imam Bukhari meriwayatkan, “Kemudian kamipun naik” Sedangkan riwayat Imam Ahmad
> bin Hambal, “Kemudian kami naik menuju langit ketiga. Begitu seterusnya seperti
> pada langit pertama dan kedua. Kemudian kami mendatangi Nabi Yusuf, lalu Jibril
> bertaka, “Ini adalah Nabi Yusuf, oleh karena itu ucapkanlah salam” Maka akupun
> menyalami dan beliau langsung membalas seraya berkata, “Selamat datang saudaraku
> dan nabiku”, Sedangkan menurut riwayat lain dari Imam Ahmad bin Hambal dan Imam
> Bukhari, “Selamat datang saudaraku yang saleh dan nabi yang shaleh”.
> Imam Bukhari meriwayatkan, “Kemudian kamipun naik.” Sedangkan Imam Ahmad bin
> Hambal meriwayatkan, “Kemudian kami naik menuju langit keempat begitulah
> seterusnya seperti pada langit pertama, kedua dan ketiga”. Kemudian kami
> mendatangi Nabi Idris lalu Jibril berkata, “Ini adalah Nabi Idris, oleh karena
> itu ucapkanlah salam” Maka akupun menyalami dan beliau langsung membalas seraya
> berkata, “Selamat datang saudaraku dan nabiku” sedangkan dalam riwayat Imam
> Ahmad bin Hanbal dan Imam Bukhari yang lain, “Selamat datang saudaraku yang
> shaleh dan nabi yang shaleh”.
> Imam Bukhari meriwayatkan, “Kemudian, kamipun naik.” Sedangkan Imam Ahmad bin
> Hambal meriwayatkan, “Kemudian kami naik menuju langit kelima, begitu seterusnya
> seperti pada langit pertama, kedua, ketiga dan keempat.” Kemudian kami
> mendatangi Nabi Harun, lalu Jibril berkata, “Inilah Nabi Harun, oleh karena itu
> ucapkanlah salam.” Maka akupun menyalami dan beliau langsung membalas serya
> mengatakan, “Selamat datang saudaraku dan nabiku”, sedangkan didalam riwayatnya
> Imam Ahmad bin Hambal dan Imam Bukhari yang lain, “Selamat datang saudaraku yang
> saleh dan Nabi yang saleh”
> Imam Bukhari meriwayatkan, “Kemudian kamipun naik”, sedangkan Imam Ahmad bin
> Hambal meriwayatkan, “Kemudian kami naik menuju langit keenam, begitu seterusnya
> seperti pada langit pertama sampai langit kelima” Kemudian kami mendatangi Nabi
> Musa lalu Jibril berkata, “Inilah Nabi Musa, oleh karena itu ucapkanlah salam”
> Maka akupun menyalami dan beliau langsung membalas serya mengatakan, “Selamat
> datang saudaraku dan nabiku”, sedangkan didalam riwayatnya Imam Ahmad bin Hambal
> dan Imam Bukhari yang lain, “Selamat datang saudaraku yang saleh dan Nabi yang
> saleh”, akan tetapi ketika beliau mempersilahkan kami, tiba-tiba beliau langsung
> menangis. Lalu Jibril menegur, “Apakah gerangan yang membuat engkau menangis ? ”
> Nabi Musa langsung mengadu kepada Allah, “Wahai Tuhanku, anak laki-laki inikah
> yang Engkau utus setelahku yang mana umatnya paling mulia dan paling banyak
> masuk surga daripada umatku ?”, Imam Bukhari meriwayatkan, “Kemudian, kamipun
> naik”, sedangkan Imam Ahmad bin Hambal meriwayatkan, “Kemudian kami naik menuju
> langit ketujuh, begitu seterusnya seperti pada langit pertama sampai langit
> keenam”. Kemudian kami mendatangi Nabi Ibrahim. Imam Bukhari meriwayatkan, lalu
> Jibril berkata, “Inilah bapakmu, Nabi Ibrahim.” Sedangkan dalam riwayatnya, Imam
> Ahmad bin Hambal, “Inilah nabi Ibrahim”, kemudian aku menyalami beliau dan
> beliaupun langsung menjawab salamku, seraya berkata, “Selamat datang puteraku
> dan Nabiku.” Adapun didalam riwayat yang lain, Imam Ahmad bin Hambal dan Imam
> Bukhari mengatakan, “Selamat datang puteraku yang saleh dan Nabi yang saleh”.
> Imam Ahmad bin Hambal dan Imam Bukhari juga meriwayatkan, bahwa Qatadah pernah
> berkata, “Hasan pernah bercerita kepadanya dari Abu Hurairah, bahwasanya
> Rasulullah SAW bersabda, “Kemudian aku diangkat menuju Al-Bait Al-Makmur. Ketika
> sampai disana, aku bertanya kepada Malaikat Jibril, “Tempat apa ini namanya ? “.
> Jibril menjawab “Ini adalah Baitul Makmur, ditempat inilah sebanyak 70.000
> malaikat setiap hari menunaikan shalat. Jika mereka sudah keluar maka tidak
> satupun diantara mereka yang kembali ketempat itu lagi.” Kemudian aku disodori
> beberapa wadah, satu diantaranya berisi arak (Khamr) sedangkan yang lainnya
> berisi madu dan susu. Lantas aku mengambil dan meminum dari wadah yang berisikan
> susu.” Lalu Nabi Ibrahim berkata, “Ini adalah fitrah yang diberikan kepada
> engkau dan umatmu”. Masih dalam riwayat Imam Ahmad bin Hambal, bahwa Rasulullah
> SAW bersabda, “Setelah itu aku diangkat menuju Sidratul Muntaha. Tempat itu
> tampak seperti batang pohon anggur yang menjulang dari muka bumi dan mempunyai
> daun yang menyerupai telinga gajah. Selanjutnya Imam Ahmad bin Hambal dan Imam
> Bukhari menambahkan bahwa, “Inilah Sidratul Muntaha. Adapun didasar tempat
> tersebut terdapat empat sungai. Dua diantaranya ada didalam, sedangkan dua yang
> lain ada diluar.” Lantas aku bertanya kepada Jibril, “Apa maskud dari semua ini,
> wahai Jibril ?”, Jibril menjawab, “Adapun dua yang di dalam itu tempatnya adalah
> di syurga, sedangkan dua yang di luar itu adalah sungai Eufrat dan sungai Nil.”
> Imam Ahmad bin Hambal dan Imam Bukhari meriwayatkan, “Rasulullah SAW bersabda,
> “Kemudian aku diwajibkan menunaikan 50 kali shalat setiap hari, setelah itu aku
> kembali. Pada saat itu aku bertemu dengan Nabi Musa dan beliau bertanya, “Apa
> yang engkau peroleh ?” Aku menjawab, “Telah diwajibkan kepadaku 50 kali shalat
> setiap hari.” Nabi Musa berkata, “(dalam riwayat Imam Bukhari beliau bersumpah
> â€"Demi Allah-) aku lebih banyak tahu daripada kamu.” Didalam riwayat Imam Bukhari
> yang lain, “Sungguh aku telah menelusuri â€"kemampuan- manusia-manusia sebelum
> engkau, dan sungguh aku telah mendoktrin Bani Israel dengan sangat ketat.
> Sesungguhnya umatmu tidak akan mampu menunaikan hal itu. Oleh karenanya maka
> kembalilah engkau menghadap Tuhanmu dan mintalah dispensasi!” Rasulullah SAW
> bersabda, “Selanjutnya aku kembali menghadap Tuhanku yang Maha Agung, lalu aku
> meminta dispensasi. Maka Allah memperingankan kewajiban tersebut menjadi 40.
> Setelah itu aku kembali dan menemui Nabi Musa. Beliau bertanya lagi, “Apa yang
> engkau peroleh ?” Aku menjawab, “Allah memperingan menjadi 40.” Lantas Nabi Musa
> berkata kepadaku seperti semula. Aku kembali menghadap Tuhanku Yang Maha Agung,
> maka Allah mengurangi lagi menjadi 30. Kemudian aku kembali dan bertemu dengan
> Nabi Musa seraya memberitahukan dispensasi yang aku terima, dan beliau masih
> mengatakan kepadaku hal yang sama dengan semula. Lalu aku kembali menghadap
> Allah dan Dia menguranginya lagi menjadi 20, kemudian 10 dan terakhir kalinya
> hanya tinggal 5. Selanjutnya aku menemui Nabi Musa, lalu memberitahukan tentang
> â€"begitu banyaknya- dispensasi yang sudah aku terima. Akan tetapi beliau masih
> mengatakan kepadaku hal yang sama seperti semula. Pada kesempatan itu, aku
> mengatakan, “Sungguh aku benar-benar malu kepada Tuhanku Yang Maha Agung, sudah
> berapa kali aku bolak-balik ?” Imam Ahmad bin Hambal dan Imam Bukhari
> menambahkan, “Akan tetapi Allah selalu merestui dan mengabulkan permohonanku.”
> Didalam hadis yang lain, Imam Ahmad bin Hambal dan dan Imam Bukhari menerangkan,
> “Ketika percakapan antara Rasulullah SAW dengan Nabi Musa berlangsung, tiba-tiba
> ada seseorang memanggil Rasulullah SAW agar beliau mencukupkan sampai disitu,
> karena Rasulullah SAW telah meminta dispensasi yang begitu banyak untuk umatnya.
> Segala bentuk kebaikan akan dibalas 10 kali lipat. (HR. Ahmad dalam sunan Jilid
> 4/207-210 melalui jalur Hisyam ad-Dustiwa’, Imam Bukhari dalam Shahih 3207, 3393
> dan 3887, Imam Muslim dalam shahih 264 dan 265 dan Ibnu Jarir dalam 15/3)
> Hadis Anas Bin Malik dari Tsabit Al-Banani
> Riwayat Tsabit, ia menceritakan dari Anas bin Malik bahwasanya Rasulullah SAW
> bersabda, “Aku telah dibawakan kendaraan Buraq. Kendaraan ini adalah sejenis
> hewan berwarna putih, yang mana tingginya antara himar dan kuda. Sedangkan
> kecepatannya adalah sama dengan kejapan mata. Ketika itu, aku dibawa menuju
> Baitul Maqdis dan disana aku bergabung dengan majelisnya para Nabi. Sesampainya
> disana aku masuk masjid dan menunaikan shalat dua reka’at. Setelah itu aku
> keluar dan Jibril langsung menghampiriku dengan membawa satu wadah yang berisi
> arak (Khamr) dan satu wadah lagi yang berisi susu. Kemudian aku memilih wadah
> susu, lalu Jibril berkata, “Engkau telah memilih”. Selanjutnya kami bermikraj
> menuju langit pertama. Lalu Jibril meminta agar penjaga langit itu mau
> membukakan pintu. Sebelumnya penjaga langit itu bertanya, “Siapa kalian ?”,
> Jibril menjawab, “Saya Jibril”. Dia bertanya lagi, “Lalu siapa orang yang
> bersamamu itu ?” Jibril menjawab, “Muhammad”. Lantas dia bertanya lagi, “Apakah
> kalian telah diutus untuk menghadap-Nya ?” Jibril menjawab, “Benar!” Maka
> penjaga itupun langsung membukakan pintu langit pertama. Dilangit itu, kami
> bertemu dengan Nabi Adam, lalu beliau menerima dan menyambut kami dengan sangat
> baik. Kemudian kami bermikraj menuju langit kedua, lalu Jibril meminta agar
> penjaga langit itu mau membukakan pintu. Penjaga langit itu bertanya, “Siapa
> kalian ?”, Jibril menjawab, “Saya Jibril”. Dia bertanya lagi, “Lalu siapa orang
> yang bersamamu itu ?” Jibril menjawab, “Muhammad”. Lantas dia bertanya lagi,
> “Apakah kalian telah diutus untuk menghadap-Nya ?” Jibril menjawab, “Benar!”
> Maka penjaga itupun langsung membukakan pintu langit itu. Ketika sampai disana,
> kami bertemu dengan dua anak laki-lakinya bibi, yaitu Nabi Yahya dan Nabi Isa.
> Mereka langsung menerima dan menyambut kami dengan sangat baik. Selanjutnya kami
> bermikraj menuju langit ketiga. Sesampainya disana, Jibril minta agar penjaga
> langit itu mau membukakan pintu. Penjaga itu bertanya, “Siapa kamu ?”, Jibril
> menjawab, “Saya Jibril”. Dia bertanya lagi, “Siapakah orang yang bersamamu ?”
> Jibril menjawab, “Muhammad”. Lantas dia bertanya lagi, “Apakah kalian telah
> diutus untuk menghadap kepada-Nya ?”, Jibril menjawab, “Ya!” Maka penjaga pintu
> itupun membukakan untuk kami. Ketika sampai disana, kami bertemu Nabi Yusuf.
> Beliau adalah Nabi yang diberikan Allah separuh dari ketampananku. Lantas beliau
> menerima dan menyambut kami dengan baik sekali. Kemudian kami bermikraj menuju
> langit keempat. Sesampainya disana, Jibril meminta agar penjaga langit itu mau
> membukakan pintu. Penjaga langit itu bertanya, “Siapa kalian ?”, Jibril
> menjawab, “Saya Jibril”. Dia bertanya lagi, “Lalu siapa orang yang bersamamu itu
> ?” Jibril menjawab, “Muhammad”. Lantas dia bertanya lagi, “Apakah kalian telah
> diutus untuk menghadap-Nya ?” Jibril menjawab, “Benar!” Maka penjaga itupun
> langsung membukakan pintu langit itu. Disana kami bertemu dengan Nabi Idris.
> Beliau langsung menerima dan menyambut kami dengan baik sekali seraya membacakan
> firman-Nya, “Dan Kami telah mengangkatnya kemartabat yang tinggi (QS. . Maryam
> (19): 57).
> Setelah itu, kami bermikraj menuju langit kelima. Sesampainya disana Jibril
> meminta agar penjaga langit itu mau membukakan pintu. Penjaga langit itu
> bertanya, “Siapa kalian ?”, Jibril menjawab, “Saya Jibril”. Dia bertanya lagi,
> “Lalu siapa orang yang bersamamu itu ?” Jibril menjawab, “Muhammad”. Lantas dia
> bertanya lagi, “Apakah kalian telah diutus untuk menghadap-Nya ?” Jibril
> menjawab, “Benar!” Maka penjaga itupun langsung membukakan pintu. Disana kami
> bertemu dengan Nabi Harun. Beliau juga menerima dan menyambut kami dengan baik
> sekali. Kemudian, kami bermikraj menuju langit keenam. Sesampainya disana Jibril
> meminta agar penjaga langit itu mau membukakan pintu. Penjaga langit itu
> bertanya, “Siapa kalian ?”, Jibril menjawab, “Saya Jibril”. Dia bertanya lagi,
> “Lalu siapa orang yang bersamamu itu ?” Jibril menjawab, “Muhammad”. Lantas dia
> bertanya lagi, “Apakah kalian telah diutus untuk menghadap-Nya ?” Jibril
> menjawab, “Ya, kami telah diutus-Nya” setelah itu penjaga langit tersebut mau
> membukakan pintu. Disana aku bertemu dengan Nabi Musa. Beliau telah menerima dan
> menyambut kami dengan amat baik. Selanjutnya kami bermikraj menuju langit
> ketujuh. Sesampainya disana, Jibril meminta agar penjaga langit itu mau
> membukakan pintu. Penjaga langit itu bertanya, “Siapa kalian ?”, Jibril
> menjawab, “Saya Jibril”. Dia bertanya lagi, “Lalu siapa orang yang bersamamu itu
> ?” Jibril menjawab, “Muhammad”. Lantas dia bertanya lagi, “Apakah kalian telah
> diutus untuk menghadap-Nya ?” Jibril menjawab, “Ya, kami telah diutus-Nya”, Maka
> penjaga langit itupun langsung membukakan pintu kepada kami. Disana kami bertemu
> dengan Nabi Ibrahim as. Ketika itu beliau sedang menyandarkan punggungnya ke
> Baitul Makmur. Beliau juga masuk ketempat itu setiap hari bersama 70.000 para
> malaikat yang datang silih berganti. Setelah itu kami pergi menuju Sidratul
> Muntaha. Tempat itu memiliki daun yang menyerupai telinga gajah dan tampak
> seperti batang pohon anggur yang menjulang dari muka bumi. Jika perintah Allah
> menghendaki perubahan tempat itu, maka tak satupun diantara makhluk Allah yang
> mampu untuk mengubahnya dan mengungkapkan keindahannya. Rasulullah SAW bersabda,
> “Maka Allah menurukan wahyu kepadaku dan mewajibkanku 50 kali shalat dalam
> sehari-semalam.” Setelah itu aku turun dan bertemu dengan Nabi Musa. Beliau
> bertanya, “Apa yang diwajibkan Tuhan kepada umatmu ?”, Aku menjawab, “50 kali
> shalat dalam sehari-semalam.” Lalu Nabi Musa berkata, “Kembalilah engkau kepada
> Tuhanmu dan mintalah dispensasi, karena sesungguhnya umatmu tidak akan mampu
> menunaikannya. Sungguh aku telah mencoba untuk mempraktekkan hal ini kepada Bani
> Israel.” Rasulullah bersabda, “Kemudian aku kembali â€"menemui- Tuhanku yang Maha
> Agung. Aku memohon, “Wahai Tuhanku, berilah dispensasi kepada umatky.” Maka
> Allah menurunkan 5. Kemudian aku kembali menemui Nabi Musa, beliau bertanya,
> “Apa yang kamu peroleh ?” Aku menjawab, “Aku telah diberi dispensasi lima”.
> Beliau berkata, “Sesungguhnya umatmu tidak akan mampu melakukan hal itu. Oleh
> karena itu kembalilah kepada Tuhanmu dan mintalah dispensasi untuk umatmu.”
> Rasulullah SAW bersabda, “Ketika itu aku selalu bolak-balik antara Tuhanku dan
> Nabi Musa as dan Allah selalu memberikan dispensasi lima-lima”. Pada akhirnya
> Tuhanku berfirman, “Wahai Muhammad, cukuplah 5 kali shalat dalam sehari-semalam,
> dengan tiap-tiap shalatnya bernilai 10. Dengan demikian, esensinya sama dengan
> 50 kali shalat. Barangsiapa yang mengerjakannya, maka baginya adalah satu
> pahala. Karena jika kebajikan itu dikerjakan, ia akan mendapatkan 10 pahala.
> Barangsiapa yang berniat untuk satu kejahatan, akan tetapi ia belum sempat
> mengerjakannya, maka baginya tidak mendapat apa-apa. Karena jika kejahatan itu
> dikerjakan, ia hanya mendapat dosa satu.” Rasulullah SAW bersabda, “Setelah itu
> aku turun dan menemui Nabi Musa, lalu aku memberitahukan apa yang aku peroleh.”
> Beliau berkata, “Kembalilah engkau pada Tuhanmu dan mintalah dispensasi lagi,
> karena pada dasarnya umatmu masih belum mampu mengerjakan hal itu.” Rasulullah
> SAW bersabda, “Aku mengatakan kepada Nabi Musa, “Sungguh aku sudah berkali-kali
> menghadap Tuhanku sampai aku merasa malu sendiri terhadap-Nya.” (HR. Ahmad dalam
> sunan jilid 3/148 dengan teks dari beliau, Imam Muslim dalam shahih 259 melalui
> jalur Hammad bin Salamah).
> Hadis Anas Bin Malik dari Syarik bin Abi Namr
> Ia menceritakan bahwasanya ia mendengar Anas bin Malik berkata â€"dalam riwayat
> lain, “Bercerita kepadaku …” â€"tentang kepergian malam Israknya Rasulullah SAW
> dari masjidil Ka’bah dan bahwasanya Rasulullah SAW didatangi tiga orang yang
> tidak dikenal sebelum beliau mendapat wahyu â€"panggilan- untuk menghadap-Nya.
> Ketika itu beliau sedang didalam Masjidil Haram. Salah seorang dari ketiga orang
> tersebut berkata, “Siapa diantara mereka yang merupakan orang yang dimaksud ?”,
> Lalu orang kedua berkata, “Dialah orang yang paling baik diantara yang lainnya.”
> Orang terakhir berkata, “Pilih saja orang yang terbaik.” Pada malam itu hanya
> berlalu begitu saja, dimana Rasulullah SAW belum pernah memimpikan hal serupa
> melalui bisikan hati, karena pada hakekatnya Rasulullah SAW itu hanya matanya
> saja yang terpejam namun hati beliau tidak pernah tidur. Begitu juga para Nabi
> yang lain, mereka juga hanya memejamkan mata sedangkan hatinya tidak pernah
> tidur. Dalam mimpi Rasulullah SAW yang berikutnya, ketiga orang tersebut tidak
> ada yang berkata sepatah katapun dan mereka langsung membawa Rasulullah dan
> meletakkannya didekat sumur zam-zam. Lantas malaikat Jibrillah yang bertanggung
> jawab atas beliau.
> Kemudian, malaikat Jibril membedah dada Rasulullah SAW menembus jantung sampai
> kebagian perut yang paling dalam. Setelah itu, Jibril membasuh dan
> membersihkannya dengan air zam-zam. Selanjutnya malaikat Jibril membawa wadah
> yang terbuat dari emas, didalamnya terdapat “Taur” yang terbuat dari emas pula
> dan penuh berisi dengan keimanan dan hikmah lalu dimasukkan kedalam dada hingga
> Al-Ghadid â€"yaitu urat leher- Rasulullah SAW dan menutupnya kembali. Setelah itu,
> Rasulullah SAW naik Buraq dan ber-Israk menuju Baitul Maqdis. Disana Rasulullah
> SAW kemudian menunaikan shalat bersama para Nabi dan Rasul, sementara beliau
> bertindak sebagai Imam.
> Kemudian Rasulullah SAW bermikraj dengan malaikat Jibril menuju langit-langit
> dunia. Jibril mengetuk pintu, lalu para penghuni langit tersebut menghampirinya
> sambil bertanya, “Siapa ini ?” Jibril menjawab, “Saya Jibril”, Mereka bertanya
> lagi, “Siapa orang yang menyertaimu ? ” Jibril menjawab, “Aku bersama Muhammad”,
> Mereka bertanya lagi, “Apakah kalian telah diutus untuk menghadap-Nya ?”, Jibril
> menjawab, “Ya”, Mereka lalu menyambut “Selamat datang ditempat kami.” Maka
> seluruh penghuni langit merasa begitu gembira dengan kedatangan Muhammad.
> Ternyata para penghuni langit itu tidak mengetahui apa kehendak Allah dengan
> mengutus Muhammad kemuka bumi ini sebelum mereka semua diberitahu. Pada saat
> Rasulullah SAW dan malaikat Jibril berada dilangit-langit dunia, mereka bertemu
> dengan Nabi Adam. Jibril berkata kepada Rasulullah, “Ini adalah bapakmu, maka
> ucapkanlah salam untuknya.” Kemudian Rasulullah SAW menyalami Nabi Adam dan
> beliaupun langsung menjawab sambil berkata, “Selamat datang wahai anakku,
> sebaik-baik anakku adalah engkau”. Dilangit-langit dunia yersebut mereka
> menjumpai sungai yang mengalir jernih. Lalu Rasulullah SAW bertanya, “Sungai apa
> ini namanya wahai Jibril ?” Jibril menjawab, “Ini adalah sungat Nil dan sungai
> Eufrat.” Selanjutnya langit tadi dilewati begitu saja oleh Rasulullah SAW.
> Tiba-tiba beliau menyaksikan sungai yang lain. Didalam sungai itu terdapat
> endapan-endapan mutiara dan jamrud. Ketika Rasulullah SAW menyentuh sungai itu,
> aromanya seperti minyak misik yang amat wangi. Lantas Rasulullah SAW bertanya,
> “Sungai apa ini, wahai Jibril ?” Jibril menjawab, “Ini adalah sungai (telaga)
> Kautsar yang telah disiapkan untukmu.”
> Setelah itu Rasulullah SAW bermikraj menuju langit kedua. Maka para malaikat
> penjaga langit itupun bertanya seperti pertanyaan malaikat yang menjaga dilangit
> pertama, yaitu “Siapa ini ?” Jibril menjawab, “Saya Jibril”, Mereka bertanya
> lagi, “Siapa orang yang menyertaimu ? ” Jibril menjawab, “Aku bersama Muhammad”,
> Mereka bertanya lagi, “Apakah kalian telah diutus untuk menghadap-Nya ?”, Jibril
> menjawab, “Ya”, Mereka lalu menyambut “Selamat datang ditempat kami.” Kemudian
> Rasulullah SAW bermikraj menuju langit ketiga, dan para malaikat penjaga langit
> itupun mengatakan hal yang sama dengan pertanyaan-pertanyaan malaikat yang ada
> dilangit pertama dan kedua. Kemudian Rasulullah SAW bermikraj menuju langit
> keempat. Mereka juga mengatakan hal yang sama. Begitupula halnya ketika
> Rasulullah SAW sampai dilangit kelima, keenam dan ketujuh. Dari tiap langit itu
> semua, Rasulullah SAW selalu berjumpa dengan para Nabi. Diantara nama-nama
> mereka yang aku (Rasulullah) kenali adalah : Nabi Idris dilangit kedua, Nabi
> Harun dilangit keempat. Disamping itu masih banyak nama-nama para Nabi lainnya,
> yang aku jumpai dilangit kelima. Lalu Nabi Ibrahim as dilangit keenam, serta
> Nabi Musa as dilangit ketujuh yang menyebut keagungan kalam Allah SWT. Nabi Musa
> berkata, “Wahai Tuhanku! Aku tidak menyangka sama sekali jika ada seseorang yang
> akan Engkau angkat dan bertemu denganku (disini).” Setelah itu, Rasulullah SAW
> terus naik yang tidak diketahui oleh siapapun kecuali Allah SWT. Akhirnya
> Rasulullah SAW sampai kesidratil Muntaha dan disitulah Allah turun menemui
> beliau dengan jarak yang tidak terlalu jauh. Kemudian Allah menurunkan wahyu
> agar umat Rasulullah menunaikan 50 kali shalat dalam sehari-semalam. Rasulullah
> SAW kemudian turun dan berjumpa dengan Nabi Musa. Sengaja Nabi Musa mencegat
> beliau untuk menanyakan, “Wahai Muhammad, apa yang telah dibaiatkan Tuhan
> kepadamu ?”, Rasulullah menjawab,”Tuhan membaiat aku untuk menunaikan 50 kali
> shalat dalam setiap siang dan malam hari.” Nabi Musa berkata, “Sesungguhnya
> umatmu tidak akan mampu menunaikan hal itu. Oleh karena itu, kembalilah kepada
> Tuhanmu dan mintalah keringanan (dispensasi) buat engkau dan umatmu.” Lalu
> Rasulullah SAW menoleh kepada Jibril seakan-akan beliau hendak memberi isyarat
> mengenai pernyataan Nabi Musa tersebut. Lantas malaikat Jibrilpun mengisyaratkan
> bahwa jika hal itu yang terbaik menurut Rasulullah SAW, maka Jibril hanya bisa
> menurut.
> Kemudian Rasulullah SAW naik dan menemui Allah SWT, seraya memohon, “Wahai
> Tuhanku, berilah kami keringanan, karena sesungguhnya umatku tidak mampu
> menunaikan-perintah ini-”. Lalu Allah SWT menurunkan 10 shalat. Setelah itu
> Rasulullah SAW kembali dan Nabi Musa pun sudah mencegatnya. Pada waktu itu,
> Rasulullah SAW bolak-balik antara Allah dan Nabi Musa. Sampai akhirnya Allah SWT
> mewajibkan 5 kali shalat. Akan tetapi Nabi Musa masih mencegat Rasulullah SAW
> ketika perintah shalat hanya tinggal 5 waktu. Nabi Musa berkata, “Wahai
> Muhammad, sungguh aku telah berusaha mempraktekkan hal itu kepada Bani Israel
> kaumku. Bahkan yang lebih ringan dari inipun mereka masih tidak mampu dan malah
> meninggalkannya. Padahal, umatmu itu lebih lemah jasad, hati, fisik, penglihatan
> maupun pendengarannya. Oleh karena itu kembalilah engkau kepada Tuhanmu dan
> mintalah dispensasi kembali.” Setiap kali Rasulullah SAW mendengarkan pendapat
> Nabi Musa, beliau selalu menolah dan memberi isyarat kepada Jibril. Namun Jibril
> selalu tidak meragukan alasan-alasan Nabi Musa. Kemudian Rasulullah menghadap
> Allah lagi, disaat perintah shalat hanya tinggal 5 waktu. Beliau memohon, “Wahai
> Tuhanku, sesungguhnya umatku itu lemah jasad, hati, fisik, penglihatan maupun
> pendengarannya. Maka berilah kami dispensasi.” Kemudian Allah SWT berfirman,
> “Wahai Muhammad, aku sudah mengabulkan permintaanmu semoga engkau bahagia.”
> Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya Allah SWT sudah tidak akan merubah
> ketetapan-Nya lagi padaku, sebagaimana Allah telah mewajibkan kepada kalian
> didalam Al-Kitab.” Rasulullah SAW bersabda lagi, “Setiap satu amal kebajikan
> akan dibalas 10 kali lipat. Kalian hanya diwajibkan 5 kali, namun kalian akan
> mendapat 50 didalam ummul kitab.”
> Setelah itu, Rasulullah SAW kembali menemui Nabi Musa dan ia berkata, “Apa yang
> telah engkau perbuat ?” Rasulullah menjawab, “Aku memohon kepada Tuhanku agar
> memberikan kami dispensai, lalu Allah memberikan setiap satu kebajikan dengan
> balasan 10 kali lipat.” Nabi Musa berkata, “Sungguh aku telah mencoba
> melaksanakan perintah yang lebih ringan dari hal itu kepada Bani Israel,
> kemudian mereka beramai-ramai meninggalkannya. Oleh karena itu, kembalilah
> kepada Tuhanmu dan mintalah dispensasi kembali.” Rasulullah SAW bersabda, “Wahai
> Nabi Musa! Sungguh aku benar-benar merasa malu, dan takut berbuat salah kepada
> Tuhanku.” Lantas Nabi Musa berkata, “Kalau begitu sekarang turun dengan menyebut
> asma Allah SWT.” Rasulullah SAW bersabda, “Setelah itu aku terbangun dan aku
> sudah kembali berada di Masjid Al-Haram” (HR. Bukhari dalam shahih 3570 dan
> 7517, Imam Muslim dalam shahih 262).
>  
> Bersambung.
>
>
>
>
> ________________________________
> Dari: Abdul Muiz <muizof@...>
> Kepada: wanita-muslimah@yahoogroups.com
> Terkirim: Kam, 27 Januari, 2011 07:46:32
> Judul: Bls: [wanita-muslimah] Re: KEBOHONGAN KISAH ISRA' MI'RAJ?
>
>  
> Mbak Lina,
>
> yang waras ngalah :), karena mubazir teman syetan, maka saya tidak bakalan
> berteman dengan syetan. Ini saya kutibkan sebuah artikel tentang kritik hadits
> seputar Israk Mikraj, semoga rasa ingin tahu mas Wikan dan postingan saya
> tentang kejanggalan dapat terjawab, selamat menyimak dan mendiskusikannya semoga
>
> bermanfaat.
>
>
>
> [Non-text portions of this message have been removed]
>

__._,_.___
Recent Activity:
=======================
Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Twitter: http://twitter.com/wanita_muslimah
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:wanita-muslimah-unsubscribe@yahoogroups.com
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

Milis ini tidak menerima attachment.
.

__,_._,___

0 comments:

Post a Comment