Advertising

Friday, 28 January 2011

Re: Bls: [wanita-muslimah] Ilmu Sosial, Ilmu yang Kurang Berguna bagi Agama

 

Belakangan ini sangat marak para saintis mencocokkan temuan-temuan sains dengan ayat-ayat Quran. Semua diberi penjelasan menurut sains (fisika, kimia, biologi, matematika), dan sains didapatkan sandarannya pada ayat-ayat. Terjadilah islamisasi sains dan saintifikasi Islam. Keduanya saling menguatkan. Tentu saja itu semua berangkat dari keyakinan bahwa ayat dipahami apa adanya sebagaimana bunyinya, dan tidak ada tafsir-tafsir lain selain yang tampak secara harfiah.

Ini berbeda jika ayat-ayat dan tradisi agama lainnya dikaji menggunakan ilmu-ilmu sosial humaniora, seperti sejarah, sastra (hermenetika dan sebagainya), sosiologi, antropologi dan sejenisnya. Ayat dipahami tidak harfiah. Diyakini ada penjelasan lain, mengapa ayat berbunyi demikian, dan penjelasan itu terkait dengan perilaku manusia, yang memang menjadi obyek kajian ilmu sosial. Sebab itulah ayat-ayat menjadi tampak biasa saja, bukan sesuatu yang ajaib sebagaimana kalau dikaji dengan sains. Bahkan ayat bisa saja dianggap tidak lain adalah produk atau perkembangan biasa-biasa saja dari seorang tokoh atau suatu masyarakat pada keadaan tertentu. Pendekatan terhadap agama dari ilmu-ilmu sosial seperti ini malah melemahkan, bukan menguatkan, keyakinan agama.

Itu sebabnya pendekatan ilmu sosial dibenci oleh mereka yang suka memahami ayat secara harfiah (biasanya dari golongan fundamentalis), karena alih-alih menguatkan kebenaran ayat (agama), malah justru seolah menciptakan gambaran bahwa ayat itu bukan produk ajaib dari Tuhan. Golongan semacam itu sangat suka menggunakan sains sebab dari situ mereka bisa memperoleh bukti kuat bahwa ayat itu sesuatu yang memang ajaib dan adikodrati. Tidak heran jika para pendukung saintifikasi Islam atau Islamisasi sains ini muncul dari para pakar teknik dan ilmuwan eksakta lainnya. Semua memperoleh pembenaran ayat dari sains dan pembenaran sains dari ayat. Tak heran juga bahwa cara pandang mereka terhadap agama pun lebih pro-fundamentalistik. Barangkali juga - seperti biasanya orang-orang sains - mereka cenderung memandang ilmu-ilmu sosial dan para ilmuwan sosial sebagai ilmu yang kurang berguna, apalagi kalau dipakai untuk memahami ayat. Bukannya berguna, malah merusak agama. Mendangkalkan akidah, begitu istilah yang dipakai. Kalau sains, pasti akan menguatkan akidah.

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Abdul Muiz <muizof@...> wrote:
>
> Sebenarnya tulisan Armansyah belum sampai pada kesimpulan final, alias masih
> bertanya-tanya dengan membeberkan berbagai realita kontradiksi antar hadits dari
> sisi redaksional, yang namanya pertanyaan meskipun diletakkan di bab kesimpulan
> tetap saja butuh pembahasan lebih lanjut, maka sudah barang tentu amat terbuka
> dicermati lebih lanjut. Jadi tidak ada upaya menegakkan benang basah :)
>
> 1) secara umum saya setuju dengan uraian Anda,
> 2) ada link yang menjelaskan perihal yang serupa, "pesan ilmiyah dari Israk
> Mikraj tulisah Agoes Poerwanto Dosen ITS
> Surabaya http://purwanto-laftifa.blogspot.com/2008/05/pesan-ilmiah-isra-miraj.html
>
>
> Wassalam
> Abdul Mu'iz
>
>
>

__._,_.___
Recent Activity:
=======================
Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Twitter: http://twitter.com/wanita_muslimah
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:wanita-muslimah-unsubscribe@yahoogroups.com
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

Milis ini tidak menerima attachment.
.

__,_._,___

0 comments:

Post a Comment