Advertising

Thursday, 27 January 2011

Re: [wanita-muslimah] Re: KEBOHONGAN KISAH ISRA' MI'RAJ?

 

Lina, saya ulangi yang telah saya tulis dalam postingan lalu:
Yang ditulis Abd. Muiz seperti berikut:
Hadits tsb memang janggal, terkenal justru setelah lama rasulullah wafat.

Kata penunjuk "tsb" menjadikannya tulisan itu bermakna bersayap, bisa dibelokkan kemudian. Mestinya dia menjelaskan yang mana bagian dari "tsb" itu yang janggal.

Nah ternyata Abd Muiz oleh dorongan syahwat pribadinya menegakkan benang basah, membelokkannya kepada apa yang ditulis oleh ARMANSYAH.

Wassalam
HMNA.

----- Original Message -----
From: "Lina" <linadahlan@yahoo.com>
To: <wanita-muslimah@yahoogroups.com>
Sent: Thursday, January 27, 2011 13:26
Subject: Bls: [wanita-muslimah] Re: KEBOHONGAN KISAH ISRA' MI'RAJ?

Terimakasih om Muiz buat rujukannya. Sangat bermanfaat buat ane dan miliser yang mau belajar...:-)

Buat ane, ini semakin menegaskan bahwa redaksional penulisan hadist ini sama dan sebangun dengan redaksional penulisan Bible, yg "katanya katanya" hingga sampai ke sang superstar Nabi SAW dan Nabi Isa AS.

wassalam,

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Abdul Muiz <muizof@...> wrote:
>
> Mbak Lina,
>
> yang waras ngalah :), karena mubazir teman syetan, maka saya tidak bakalan
> berteman dengan syetan. Ini saya kutibkan sebuah artikel tentang kritik hadits
> seputar Israk Mikraj, semoga rasa ingin tahu mas Wikan dan postingan saya
> tentang kejanggalan dapat terjawab, selamat menyimak dan mendiskusikannya semoga
> bermanfaat.
>
> Kritik Hadis Israk dan Mikraj Bagian 1
> oleh ARMANSYAH
>
> Syaikh Nashiruddin Al Al-Albani â?oIsrak Mikraj : Kumpulan Hadits dan Takhrijnyaâ?
> Terjemahan. M. Romlie Shofwan el Farinjani, Penerbit Pustaka Azzam, 2004 telah
> menuliskan sejumlah tujuh belas orang perawi hadis mengenai kejadian tersebut
> dari berbagai sumbernya. Sebut saja mulai dari Abu Hurairah, Anas bin Malik,
> Ubay bin Kaâ?Tab, Buraidah bin Hushaib Al-aslami sampai dengan riwayat Abi Ayyub
> Al-anshari dan Abu Dzar, lengkap dengan berbagai versi mereka masing-masing.
> Letak permasalahan bagi kita adalah tidak semua hadis-hadis ini ternyata
> memiliki isi cerita yang persis sama antara satu dengan yang lain, ada beberapa
> yang memiliki kemiripan dari jalan ceritanya namun tetap saja mempunyai banyak
> perbedaan dan bahkan tidak jarang saling memiliki kontroversi atau pertentangan.
> Saya memilih untuk mengambil dan mengkritisi kumpulan hadis Israk dan Mikraj
> karya Syaikh Nashiruddin Al-Albani ini tidak lain karena beliau termasuk orang
> yang fakih dibidang hadis dan merupakan tokoh ternama dalam dunia Islam yang
> karya-karyanya sering menjadi rujukan banyak ulama maupun cendikiawan muslim
> diseluruh dunia dari berbagai lapisan dan madzhab.
> Dengan demikian kiranya cukup jelas dan beralasan bagi rekan-rekan semua kenapa
> saya memilih karya beliau dalam studi kita kali ini.Saya pikir, saya cukup
> obyektif melakukannya.
> Saya pribadi tidak meragukan sama sekali apabila Rasulullah benar-benar pernah
> diperjalankan pada suatu malam dari suatu tempat dimasjid Al-Haram menuju
> kemasjid Al-Aqsha, adapun kemudian yang menarik untuk dibahas salah satunya pada
> bab ini sekaligus membuatnya berbeda dengan karya-karya lain yang pernah ada
> tidak lain dari pendalaman yang dilakukan terhadap berbagai cerita Israk dan
> Mikraj yang bisa dijumpai di dalam hadis-hadis shahih. Bagi penulis pribadi,
> keberadaan dan peranan hadis didalam Islam bukan menjadi sesuatu hal yang perlu
> diperselisihkan, hadis ataupun lebih tepatnya lagi as-Sunnah, lebih banyak
> merupakan contoh penerapan Al-Qurâ?Tan yang dilakukan oleh Nabi sepanjang
> hidupnya. Tetapi, terlalu banyak variasi dalam teks-teks sejumlah hadis yang
> disebut-sebut shahih dan mutawatir bahkan kadangkala isinya pun saling
> berseberangan membuat penulis memilih untuk bersikap lebih berhati-hati dalam
> memahami dan menerimanya sebagai sebuah kebenaran yang mutlak. Kalaupun sanad
> hadisnya shahih berdasar kriteria ilmu-ilmu hadis, maka penulis akan
> mengembalikan lagi pada metode penerimaan hadits dari istri Nabi yaitu â?~Aisyah
> binti Abu Bakar Radhiyallahu â?~anha saat disampaikan kepadanya hadits Umar bin
> Khattab sewaktu sang Khalifah ditikam dari belakang dan mendekati kematiannya,
> saat itu Hafshah putrinya yang juga salah seorang dari istri Nabi menangisi
> kejadian tersebut, diikuti pula oleh seorang sahabat bernama Shuhaib yang
> merawat luka-lukanya, melihat keduanya menangisi dirinya, Umar membentak mereka
> seraya mengemukakan suatu hadis Nabi bahwa orang yang ditangisi kematiannya akan
> memperoleh siksa Allah. Tatkala berita ini disampaikan kepada â?~Aisyah, beliau
> malah menolak hadis yang diriwayatkan oleh Umar tersebut dengan merujuk pada
> surah Al-anâ?Tam ayat 164 bahwa seseorang tidak akan bisa menanggung dosa orang
> lain. Penolakan istri Nabi SAW tersebut disampaikan dengan menyifati Umar
> sebagai orang yang baik dan benar tetapi dia telah salah dengar. Penulis rasa
> metode yang diajarkan oleh Ummul Muâ?Tminin â?~Aisyah binti Abu Bakar Radhiallahu
> â?~anha dapat kita sepakati tanpa perselisihan apapun.
> Bila pada masa-masa awwalun saja sudah terdapat perbedaan dan kehati-hatian
> dalam penerimaan sebuah hadis, apalagi kiranya dijaman kita sekarang ini.
> Penulis sangat berharap kepada para pembaca untuk dapat membedakan antara
> menolak ataupun mempertanyakan validasi satu atau sejumlah hadis dengan menolak
> ucapan Rasul dan bahkan menolak validasi dari Rasul itu sendiri. Hal ini penting
> untuk dikemukakan dari awal sehingga tidak terjadi salah komunikasi ataupun
> menjadikan penyimpangan persepsi dari tulisan yang ada dibuku ini.
> Adanya kisah penolakan orang-orang kafir Mekkah kepada Nabi manakala beliau
> menyampaikan peristiwa Israk dan Mikrajnya menjadi tidak tepat dijadikan
> persamaan dengan orang yang menolak pemberitaan hadis-hadis mengenainya.
> Bagaimana tidak, saat orang-orang itu melakukan penolakan, mereka benar-benar
> berhadapan dengan sosok Nabi yang menjadi orang pertama dan pelaku dari
> peristiwa tersebut, yang implikasinya bagi umat Islam, semua ucapan dari beliau
> SAW tidak mungkin dusta dan keliru. Sedang hadits yang sampai di tangan kita
> pada hari ini, adalah hasil penuturan ulang dari masa ke masa yang tercatat
> dalam banyak perbedaan narasi sebagaimana yang akan kita buktikan pada bagian
> ketiga dari artikel ini. Apakah benar kisah seputar Israk dan Mikraj itu
> berbeda-beda sebagaimana yang ada di sekian banyak hadits itu ? Benarkah semua
> kisah yang sampai ke tangan kita hari ini tentang hal tersebut benar-benar
> sebagaimana dahulu Rasul menceritakannya ? kalau memang benar, kenapa bisa
> berbeda ? atau kenapa bisa saling berkontradiksi ? apakah lalu Rasul berdusta ?
> apakah Rasul plin-plan dalam bercerita ?
> Satu-satunya asumsi yang bisa ditarik adalah, Rasul tidak mungkin berdusta,
> cerita-cerita itulah yang sudah terintervensikan oleh tangan kedua dan ketiga
> atau pihak lainnya yang kadang masih melekatkan nama besar sejumlah sahabat atau
> perawi yang ternama untuk menguatkan penambahan maupun pengurangannya. Apa yang
> terjadi dalam sejarah ajaran Nabi â?~Isa Al-Masih seharusnya ditadabburi oleh umat
> Islam dengan cermat, bagaimana sebuah ajaran langit yang lurus dan bersih
> akhirnya bisa berbalik menjadi ajaran-ajaran yang seolah saling bertabrakan
> dengan nilai-nilai kebenaran dan penuh dengan ritual paganisme atau
> pemberhalaan.
> Kenapa umat Islam tidak mau belajar dari sejarah kerancuan-kerancuan yang ada
> dalam kitab-kitab Perjanjian Baru untuk hadis-hadis Nabi Muhammad SAW ? kenapa
> kita seolah merasa segan melancarkan kritik teks terhadap hadis apabila sudah
> disebutkan perawinya bernama Imam Bukhari atau perawinya bernama Imam Muslim,
> atau juga memiliki sanad dari Abu Hurairah, dari Ibnu Masâ?Tud, dari Ibnu Abbas,
> dari â?~Ibnu Umar dan lain sebagainya ? Bukankah kita selaku umat Islam sudah
> terbiasa dengan tegas menyatakan kritik terhadap otentisitas kitab Bible yang
> diyakini oleh umat Kristiani meskipun dikatakan perawinya dari Paulus, dari
> Petrus dan dari Yohannes ?
> Kita sudah sering tidak jujur pada diri kita sendiri, cerita-cerita hadits
> seputar Israk dan Miraj hanyalah satu dari sekian banyak hadits-hadits yang
> sebenarnya masih sangat terbuka untuk dikritisi redaksinya, sebab kita tidak
> pula mungkin menerima semua cerita yang berbeda-beda itu dengan alasan iman,
> kita butuh hujjah yang kuat untuk bisa memilih satu diantaranya (dan memang
> hanya bisa satu, tidak lebih, sebab tidak mungkin semuanya benar -kecuali bila
> semua riwayat itu tidak ada perbedaan).
> Penolakan atas keabsahan hadits-hadits tersebut tidak dapat langsung dihakimi
> sebagai kaum yang anti hadits atau ingkar sunnah, sebab membantah atau menolak
> sejumlah riwayat hadits tidak bisa dengan serta merta diasumsikan bahwa
> seseorang telah menolak perkataan Muhammad Rasulullah. Kita sekarang ini
> sebagaimana yang telah disinggung, mendapatkan hadits-hadits mengenai Israk dan
> Mikraj dalam puluhan versi narasi yang terkadang setiap versi yang berbeda itu
> diriwayatkan oleh orang yang sama, padahal tidak mungkin satu cerita punya
> begitu banyak perbedaan. Berbeda kasusnya dengan orang-orang dimasa lalu yang
> mendapatkan hadis itu langsung dari mulut Nabi SAW sendiri yang notabene pasti
> hanya ada satu versi dan nilai validitasnyapun pasti.
> Dari Abu Muhammad Al Hasan bin Ali bin Abu Thalib, cucu Rasulullah sholallahu
> â?~alaihi wa sallam dan kesayangan beliau radhiallohu â?~anhuma, dia berkata: â?oAku
> telah hafal (sabda) dari Rasulullah sholallahu â?~alaihi wa sallam: â?oTinggalkanlah
> sesuatu yang meragukanmu kepada sesuatu yang tidak meragukanmu.� (HR. Tirmidzi
> dan Nasaâ?Ti) -Tirmidzi berkata: Ini adalah Hadis Hasan Shahih
> Dari Abu Hurairah, dia berkata: â?oRasulullah sholallahu â?~alaihi wa sallam pernah
> bersabda: â?oSebagian tanda dari baiknya keislaman seseorang ialah ia meninggalkan
> sesuatu yang tidak berguna baginya.� (HR. Tirmidzi dan lainnya dengan status
> Hadis adalah hasan)
> Dan jangan kamu mengikuti apa yang kamu tidak tahu mengenainya. Sungguh
> pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan
> jawabnya. (QS. Al-Israa (17) : 36)
> Â
> Bersambung â?¦
> Â
>
>
> ________________________________
> Dari: Lina <linadahlan@...>
> Kepada: wanita-muslimah@yahoogroups.com
> Terkirim: Rab, 26 Januari, 2011 08:43:03
> Judul: [wanita-muslimah] Re: KEBOHONGAN KISAH ISRA' MI'RAJ?
>
> Â
> Maap yaaa Eyang, ane nimbrung nih.
>
> Kalau pengertian ane nih maksudnya om Muiz mengatakan hadist yang janggal
> merujuk pada hadist yang dimaksud om Wikan bahwa Masjid AlAqsha berwarna biru
> bla bla...[mungkin gentengnya pink, pagernya ungu...hi hi hi cute bener]
>
> Jadi, jika Eyang mengatakan bahwa hadist tidak pernah mengatakan tentang "masjid
> al aqsha" tsb (melainkan 'baitul maqdish'), berarti benar bahwa hadist yang
> mengatakan ttg masjid alaqsha bla bla bla adalah bukan hadist, sedang om Muiz
> mengatakan hadist yg gentengnya biru bla bla tsb janggal, bahkan justru terkenal
> setelah NabI SAW wafat.
>
> Gak ada perbedaan pendapat antara Eyang dan Om Muiz sebetulnya kan ya?
>
> wassalam,
> smoga gak + binun.

[Non-text portions of this message have been removed]

__._,_.___
Recent Activity:
=======================
Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Twitter: http://twitter.com/wanita_muslimah
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:wanita-muslimah-unsubscribe@yahoogroups.com
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

Milis ini tidak menerima attachment.
MARKETPLACE

Get great advice about dogs and cats. Visit the Dog & Cat Answers Center.


Stay on top of your group activity without leaving the page you're on - Get the Yahoo! Toolbar now.

.

__,_._,___

0 comments:

Post a Comment