Advertising

Sunday, 21 August 2011

[wanita-muslimah] Mengabdi Itu (Tidak) Mudah. Sebuah Catatan Perjalanan Seorang Dokter CPNS di Daerah Terpencil

 



Tok..tok..tok...kulonuwun para wakil rakyat di DPR&DPRD bersama jajaran staf birokrasi pemerintah SBY yth,

Bapak2/Ibu2, saudara/i yth,

Usia "Kemerdekaan" RI tahun 2011 ini mencapai 66 tahun, dan di sepanjang usia itu luas hutan Indonesia dengan hasil kekayaan alamnya, di tanah air tercinta ini, sedang mengalami kritis beraaat, Setiap tahun luas hutan Alam Ibu Pertiwi terus menciut rata-rata 1,24 juta ha, Ini terhitung dari tahun 1950 s/d 2005 karena akibat eksploitasi pembabatan dan perusakan hutan, katanya sebagai salah satu andalan utama pendapatan negara.

Dan, menurut reportase wartawan BBC-Indonesia Sri Lestari dalam tulisannya berjudul "Memotret kondisi hutan Indonesia", a.l ia mengulas : "Kementrian Kehutanan mencatat kerusakan hutan hingga 2009 mencapai lebih dari 1,08 juta hektar per tahun. Menurun dari data kerusakan hutan tahun sebelumnya yang mencapai lebih dari 2 juta hektar pertahun..." .. info selanjutnya silahkan click: http://www.bbc.co.uk/indonesia/berita_indonesia/2010/06/100609_hutanindo.shtml

Data akibat eksploitasi hutan besar2an terutama sejak zaman ORBA-Soeharto, nyatanya dialami Indonesia sampai usia Kemerdekaannya ke 60 tahun, secara total telah kehilangan luas Hutan Alam sejumlah 68, 08 juta hektar, Ini adalah penghitungan berdasarkan data tabel dari Departemen Kehutanan, sbb:
* Tahun Luas (Hektar):  1950 162,0 juta; 1992 118,7 juta;  2003 110,0 juta; 2005 93,92 juta. Lahan hutan terluas ada di Papua (32,36 juta ha), diikuti berturut-turut oleh Kalimantan (28,23 juta ha), Sumatera (14,65 juta ha), Sulawesi (8,87 juta ha), Maluku dan Maluku Utara (4,02 juta ha), Jawa (3,09 juta ha), serta Bali dan Nusa Tenggara (2,7 juta ha)...Info selanjutnya, silahkan click: http://id.wikipedia.org/wiki/Hutan

Kalau dihitung sampai tahun 2010 saja, luas Hutan Alam Tanah Air kita tercinta ini totalnya kehilangan sekiar 75 juta hektar, yang sebagaian besar hutan Alam menjadi gundul yang kemudian di "metamorfosa" sebagai lahan bisnis kelapa sawit dan lain-lain...sehingga mengakibatkan kerusakan akut jantung dan paru-paru kehidupan Ibu Pertiwi, juga berdampak pada punahnya lingkungan hidup fauna&flora....Menteri kehutanan pemerintah SBY, bernama Bapak Zulkifli Hassan pun mengakuinya, walau pernyataannya cenderung meremehkan tanpa ada hatinurani kemanusiaan atas Kerusakan hutan menyebabkan kondisi hutan Indonesia kritis.: "...Memang saya kategorikan hutan Indonesia dalam keadaan kritis, karena puluhan tahun menjadi andalan untuk pendapatan bagi negara. Dari 130 juta hanya 43 juta yang masuk dalam kategori hutan perawan''.

Perlu dingat dan jangan lupa ingatan bahwa Indonesia sejak dibawah pemerintahan Rejim Soeharto adalah eksportir kayu tropis terbesar di dunia, dengan menghasilkan pendapatan negara hingga 5 milyar USD setiap tahunnya, Belum lagi kita mendata jumlah pendapatan hasil eksploitasi pertambangan proyek Freeport yang mengakibatkan perusakan alam dan kehidupan lingkungan di Papua.

Seperti yang diuraikan dalam profil Lingkungan: "...Praktek penambangan mempunyai efek merusak pada hutan dan suku pedalaman di Indonesia. Proyek yang terbesar dan paling terkenal adalah pertambangan Freeport di Irian Jaya, dilakukan oleh Freeport-McMoran. Berbasis di New Orleans, Freeport-McMoran telah menjalankan pertambangan emas, perak, dan tembaga Gunung Ertsberg di Irian Jaya, Indonesia, selama lebih dari 20 tahun dan telah mengubah gunung itu menjadi lubang sedalam 600 meter...." info selanjutnya, silahkan click: http://world.mongabay.com/indonesian/profil.html
 
Jantung dan Paru-paru Ibu Pertiwi, denyutannya pun terasa semakin akut di Kalimantan, yang merupakan salah satu daerah yang memiliki hutan alam terbesar. Pada tahun 2007, dalam buku laporan State of the World's Forests, FAO (Food and Agricultural Organization) menempatkan Indonesia di urutan ke-8 dari sepuluh negara dengan luas hutan alam terbesar di dunia.

Lalu bagaimana profil nasib kehidupan manusianya yang mendapat jaminan minimalis, misalnya jaminan hak kesehatan tak memadai, peningkatan kesejahteraan hidup dan fasilitas infrastruktur jalan lintas ,sarana angkutan umum jga tak memadai, sedangkan fasilitas mendukung gaya hidup berlebihan para terhormat wakil rakyat DPR, DPRD beserta para kawulanya, yang bekerja di instansi birokrasi di jajaran jawatan pusat maupun di daerah, semakin memiliki peningkatan standar kehidupan bermewah-mewah sembari menjamin proses integrasi KKN....

Sebagai info selanjutnya, untuk itu saya lampirkan salah satu pengalaman dari dr.Pikasa Retsyah Dipayana, berjudul "Sebuah Catatan Perjalanan Seorang Dokter CPNS di Daerah Terpencil"

Salam,
Amsterdam, 21 Agustus 2011.

***

Sumber: http://lifestyle.kompasiana.com/catatan/2011/08/21/mengabdi-itu-tidak-mudah-sebuah-catatan-perjalanan-seorang-dokter-cpns-di-daerah-terpencil/

Pikasa Retsyah Dokter yang sedang mengabdi di daerah terpencil
Mengabdi Itu (Tidak) Mudah. Sebuah Catatan Perjalanan Seorang Dokter CPNS di Daerah TerpencilHL | 21 August 2011 | 00:29 1282 22 3 dari 4 Kompasianer menilai inspiratif
________________________________


rumah kontrakan diatas laut

Ini soal pengalamanku mulai melamar, tes sampai akhirnya jadi dokter di pulau antah berantah ini. Sekali lagi dibuat berdasar permintaan
seorang teman, karena isinya full pengalaman pribadi tidak disarankan
yang sama-sama di pedalaman baca. Sama aja soalnya.

Awalnya sih ga niat sama sekali kerja di pedalaman. Cuma karena dulu
ada saudara yang menguruskan agar aku dapat beasiswa dari kabupaten
ini, akhirnya ibuku maksa untuk balas budi. Padahal sih kabupatennya ga
syaratkan gitu, emang dulu bagi-bagi duit karena terlalu kaya aja.

Males juga meninggalkan semua fasilitas dan kemudahan di kota, mana
hobiku nonton di bioskop lagi, bakal sengsara di sana. Gaji di Surabaya juga lumayan waktu itu. Karena jadi dokter tetap di 2 klinik swasta,
dokter perusahaan milik asing dan sebuah perusahaan kontraktor yang
bidang usahanya cukup besar, lumayan lah gaji kadang bisa setara dengan ptt daerah sangat terpencil.
Akhirnya berangkat juga ke Kalimantan. Sampai di bandara Balikpapan 
dan menuju samarinda, kesan cuma satu, kenapa sih di Kalimantan ini
tidak ada jalan lurus dan datar?

Terombang-ambing jalan yang berkelok-kelok dan naik turun selama 3 jam, cukup membuat perut saya bergejolak. Untung tidak sampai muntah.
Setelah tidur semalam di samarinda  besoknya perjalanan di lanjutkan ke ibukota kabupaten incaranku.
Perjalanan ke ibukota kabupaten itu, mengerikan, dengan jalan
berkelok naik turun dan hancur selama 6 jam, saya hampir tidak bisa
membuka mata karena hampir muntah. Sejak itu istilah bus lag selalu saya pakai setelah melalui jalan trans Kalimantan, karena sekali jalan,
badan masih mual-mual ga enak beberapa hari.

Sampai disana, kesan awal satu, kota ini kok cuma jalan kembar gini aja
ya. Mana ga ada transport lain lagi. Perjalanan ke kompleks
perkantoran pemkab seperti jalan ke  daerah benowo, surabaya kalo
menurut saya. Jauh, sepi dan ga ada apa-apa selain kompleks kantor
tadi. Mana ga ada transportasi lagi. Maka terpaksa ojek seharga 25 ribu
sekali jalan jadi opsi satu-satunya. Karena bapak saya ikut sebagai
pemandu jalan ya lumayan juga keluarnya berdua pp cuma buat ke kantor
aja.
Dan ternyata, banyak persyaratan yang harus di urus, kartu kuning lah
dll blablabla. Pergilah ke sisi lain kota buat ngurus kartu kuning di
kantor disnaker. Tapi karena dah sore ya terpaksa nginep dulu.

Kesan ke dua soal kabupaten ini, mahalnyaaaaa. Sekali makan
penyetan lele disini 20 ribu perorang. Sate dan gule plus minum buat
dua orang 85 ribu -_- Emperan semua ya, ga berani ke restoran takut
shock pas bayar. Hotelnya sih lumayan, 80 ribuan. Tapi kamar kayu nan
gelap yang menurutku sih layaknya jadi gudang. Tapi ga mengeluh sih,
bener-bener pengalaman baru aja.

Besoknya ngurus kartu kuning di disnaker, kesalahan kok ngurus kartu
kuning pas pembukaan cpns. Ruameee, dijanjikan jadi 5 hari lagi. Karena
perbekalan dan ijin cuti kantorku di surabaya terbatas, dicarilah
jalan pintas(don't try it at home), berhubung ada temannya bapakku di
disnaker,  jadilah secara kilat setengah jam. Maaf ya Allah, ga niat dan
ga suka gini, tapi demi melaksanakan perintah ibu, udah berniat ga
dilanjutin juga benernya.

Habis dari disnaker langsung kembali ke atas ke kompleks perkantoran
pemkab. Sampai sana,urus, urus, urus,  selesai sampai jadi kartu
peserta, karena ujiannya masih bulan depan pulang dulu deh ke Surabaya. Aduuuh malesnya lewat jalan itu lagi.

Bulan depannya kembali lagi ke kabupaten itu buat ujian, karena memang
ga niat, 30 menit selesai, materinya matematika dasar yang level smp
menurutku(maklum mantan guru privat jadi hafal), sama materi-materi ppkn
gitu. Langsung balik ke hotel. Besoknya tes wawancara, nah ketemu oknum
guru dan sejawat dokter. Yang sejawat cerita kemarin ini (saya) keluar
paling cepat, oknum guru tanya, kenapa? gampang kah? Karena emang
ppknnya ga jelas ya kubilang  karena ga tahu jawabannya pasti apa ya
sejawab2nya aja.  eh terus dia malah ngajak bahas soal, dan jadi
merinding, ni oknum guru kok bukan hanya ga bisa ya? Bahkan logika
matematika setara smp aja ga dapet. Langsung mantap anakku nanti ga
bisa sekolah disini. Memang itu hanya oknum, lha kalo pas ngajar
anakku. Itulah kenapa aku selalu bilang bukan hanya dokter yang
harusnya dikirim ke pedalaman, profesi lain yang kompeten juga (ada ga
sih yang kepikiran bikin uji kompetensi guru Indonesia)

Habis ujian dibilang pegumuman nanti dikabari, sering-sering lihat
kantor bkd aja. Wth???!! Kaya dekat aja. Untung sejawat dokter tadi mau ngabari kalau2 ada pengumuman (bener2 menyenangkan sumpah sejawat
adalah saudara) akhirnya pulang dulu deh ke Surabaya.

Sebulan kemudian dapat kabar lulus dan dipanggil untuk ngurus berkas,
shock lagi, disuruh bikin legalisir dari SD sampai ijazah dokter.
Mungkin karena pengalaman tahun-tahun kemarin ada dokter yang nggak
lulus SD mungkin ya, husnudzon aja. Pulanglah ke Surabaya buat ngurus2
legalisiran habis itu dikirim dan nitip saudara yang disana, nunggu
lagi.

Sampai 3 bulan nggak ada kabar, akhirnya karena ada tiket murah ke
Singapore berangkat deh jalan-jalan,dan takjubnya, aku nemu makanan
yang lebih murah daripada di kalimantan. Total jalan-jalan di Singapore kira-kira setengah biayaku daftar pns di Kalimantan. Nah asyik2nya
liburan dapat telpon SK udah turun. Huh merusak liburan aja. Sampai
Indonesia kutelponlah sejawat disana. Katanya belum dok, SKnya baru
keluar beberapa orang aja buat acara simbolis kemarin. Ya sudah
akhirnya nunggu lagi.

Pas enam bulan sejak pengumpulan berkas, pas ulang tahunku, SK turun.
Entah kado yang diharapkan atau nggak, udah ilfil sama birokrasinya.
Tapi akhirnya berangkat juga.

Karena males boyongan dan rencana sekolah lagi, barang-barang kutinggal di kos di Surabaya. Berangkatlah lagi ke ibukota kabupaten tersebut.
Pas baca SK, wah, pas di desanya kakekku, belum pernah tinggal disana
cuma sering mudik pas lebaran.

jalan ke tempat tugas

Lanjutlah perjalanan ke tempat tugas, 4-5 jam dari ibukota kabupaten.
Jalannya keren euy, buat apa amerika jauh2 ke bulan kalo disini
medannya hampir sama.

Oh iya, tempat tugasku itu pulau, jadi di ujung jalan harus nyebrang
laut lagi. Tapi ga usah dibayangkan aneh-aneh, Cuma sekitar 100 meter
jaraknya dari pulau utama kalimantannya. Sampai sana nostalgia nginep
di rumah nenek.
Karena disana sudah ada 2 dokter dan satu dokter gigi, dan rumah dinas
cuma buat kepala puskesmas dan dokter gigi. Terpaksalah mengontrak. Ini alasan saya sangat menolak wajib penempatan, karena kalo dokter harus swadaya untuk mengabdi sangat mahaaaal.

Akhirnya setelah berputar-putar dengan pilihan yang tak terjangkau,
didapatlah sebuah kontrakan di atas laut seluas 5×10 meter dengan harga 7,5 juta setahun dibayar cash.
Konsekuensi tinggal di atas laut air bersih tidak ada. WC juga langsung ke laut hehehe. Gpplah pengalaman baru. Tapi mahal juga ternyata. Air
bersih bisa habis 25 ribu sehari. Konsekuensi bujangan, makan beli. ga
semahal di ibukota kabupaten yang ada tambangnya bakrie sih, disini 25
ribu sekali makan. Tapi porsinya jumbo. Demi penghematan dan terutama
demi menjaga badan yang makin mendekati obesitas maka makanan seporsi
itu dibungkus dan dimakan dua kali. Makanannya aneh-aneh dan nggak ada
di jawa. Nasi kuningnya juara, enak banget, dengan daging rusa, ayam
atau aneka ikan. Ada kancil/pelanduk bakar, landak dan aneka ikan.
Seafoodnya apalagi. Bagi pendatang tidak kusarankan makan udang dan
kepiting disini, karena habis itu kalian tidak akan bisa lagi makan
udang ataupun kepiting di jawa. One of the best in the world. Kebetulan ada sejawat yang sudah ngerasakan seafood mulai di Makassar, batam,
Jakarta, jimbaran bahkan layar di Surabaya yang menurutku enak banget,
karena dia udah ngerasakan seafood disini semua terasa hambar di
lidah..

Ups kok jadi wisata kuliner, lanjut cerita yang lain. Sebagai dokter
yang taat hukum (sebenarnya karena kapolseknya ganti dari kota yang
lagi gencar-gencarnya razia SIP)  terpaksalah buru-buru ngurus SIP
dan Surat Ijin Menyimpan Obat (SIMO) di Dinkes Ibukota kabupaten. Males
benernya, bukan karena ga taat hukum. Bus lagi dan biayanya. Karena
harus nginep kira-kira habis 500 ribuan lah pp sekali jalan. Datang
pertama ke IDI, ga ada semua, terpaksa, balik. Datang ke dua   selesai
rekom IDI ditaruh ke dinas, tinggal pulang lagi. Datang ke tiga SIP
jadi, baru ngurus SIMO (birokrasi, kenapa ga bisa sekalian sih), ngurus ke IDI dan lain-lain. Selesai tinggal balik lagi. Datang ke tempat baru jadi semuanya. Baru lega, dan teler juga secara fisik, mental dan
finansial.

Mulai lah bisa konsen kerja. Datang ke puskesmas pertama sepiiiii. Cuma
satu sampai tiga pasien per hari. Usut punya usut karena praktek dokter swasta sangat murah. Ingat ya harga sekali makan disini 25 ribu.
Puskesmas 5 ribu dengan obat generik kalengan. Dokter praktek swasta
mulai 35 ribu dengan obat generik bermerk, macam alpara, floxifar
gitu (terpaksa ngikut harga segitu) jadi jelaslah dengan harga
berbeda tipis dengan sepiring nasi mending ke dokter praktek swasta.
Tapi setelah 'ngobrol2' dengan pak camat diberi kompensasi lah agar
dokter bisa memberi obat dari prakteknya kepada pasien puskesmas.
Daripada pasiennya puskesmas sepi?

Karena rawat inap dan ugdnya 24 jam terpaksalah yang paling junior
harus mau dipanggil saat dua senior tidur. Ga terlalu berat sih,
soalnya kan lumayan nambah pasien, tapi akhirnya karena kebisaaan
nungguin panggilan malam jadi insomnia kronis sampai sekarang.

Panggilan pertama di malam hari adalah ibu hamil nyaris melahirkan.
Dikonsuli bidan tensinya tinggi. Agak merinding juga ke puskesmas
tengah malam soalnya terkenal berhantu. Pas diperiksa kok ada bercak di
muka ya? Pas jantungnya didengarkan, terdengarlah suara jantung yang
tidak normal, kok ya pas saat itu anjing2 liar yang banyak di
sangkulirang melolong bersaut-sautan. Horror banget. Langsunglah
kusuruh rujuk pasiennya dengan diiringi bu bidan ku. Alhamdulillah
lahir di jalan(mau gimana lagi perjalanan ke RS terdekat 5 jam) tapi
pas mampir ke dokter kecamatan sebelah tetap disuruh merujuk karena
emang gawat.

Beberapa hari kemudian dikonsuli pasien kepala puskesmas yang sakit
malaria. Malaria cerebral jenis falciparum. Bukan kepala puskesmasnya
yang konsul tapi perawatnya karena kepala puskesmasnya juga kena malaria hehehe, memang dokter juga manusia kok. Melihat kondisinya yang
mengerikan menurutku dan karena pas koass ga pernah dapat pasien malaria langsung pulang nyari buku pedoman terapi penyakit dalam, kok ga nemu
bukunya. Kok kayanya harus rujuk ya, kenapa sama bos ga dirujuk.

Akhirnya kusampaikan ke keluarganya. Karena obat yang ada di pkm cuma
kina, ini tidak bisa dirawat disini. Bapaknya bilang kami mau aja
dirujuk tapi kami tidak ada uang. Kan bisa urus surat keterangan tidak
mampu(SKTM). Iya dok tapi kami di kota makan apa. Ups iya ya, aku aja
menggos-menggos makan di ibukota kabupaten.

Dan ternyata karena ga ada
ambulan terpaksa pasien harus carter mobil seharga 600 ribuan sekali
jalan. Kok bisa ga ada ambulan. Dulu ada ambulan bantuan darimana gitu,
kalo ga gubernur ya dari pusat. Tapi katanya karena tidak termasuk
inventaris kabupaten maka dinas tidak bisa (atau tidak mau ya?
wallahualam) mengeluarkan biaya perawatan. Mangkrak deh. Begitu juga
dengan speed boat puskesmas yang tenggelam, karena ga ada dana ya ga
diperbaiki.

Lanjut pasien tadi, karena satu dan lain hal(halah kaya apa aja)
jatuhlah dia ke kondisi koma.Tidak ada pemeriksaan laboratorium buat
memastikan(laboratorium cuma ada malaria dan tb waktu itu), mau nyoba
cek leukosit sendiri ga ada reagen ternyata. Jadilah cuma bisa menunggu sampai pasien meninggal di depan mata. Hal paling menyakitkan buat
dokter, apalagi masih kelas 3 sma pasiennya.

Kasusnya aneh-aneh sebenarnya di daerah, tapi meskipun di daerah pun yang aneh-aneh itu lumayan jarang. Jadi boseeeeeen banget.
Kalo pas aneh, kadang bisa ada 3 kasus kejatuhan atap di hari yang sama dari 3 rumah yang berbeda, digigit ular, digigit buaya sampai
terekspos ginjalnya. Dan sengatan benang2,sebutan orang sini untuk
sebuah spesies, yang ternyata setelah kulihat di national geographic
namanya box jellyfish, ubur2 yang tentakelnya kaya benang, panjang
tentakelnya bisa sampai 120 meter, dan racunnya dalam jumlah yang cukup bisa menyebabkan 100 % kematian total sel jantung dalam jangka waktu
10 menit. Ngeri ya, pantas kena sehelai benang aja orangnya sampai
pingsan karena sakitnya.

Praktek sehari-hari kebanyakan sama flu, batuk,pilek. Oh iya yang agak
lucu pegel linunya. Pasien banyak yang pegel linu, dan kaya di Madura,
disuntik  jadi permintaan utama. Akhirnya ada satu yang khas kaya
gejala asam urat, nyeri sangat di sendi kecil ibu jari kaki.
Digunakanlah alat stick asam urat yang baru dibeli. Cek. 16!!

Speechless. Kasih obat pasien pulang. Beberapa hari kemudian ada lagi,
cek, 14!! Mulai berpikir alat ini rusak paling, aduh repotnya ngurus
garansi ke Surabaya. Besok2nya pasien dengan keluhan pegel linu biasa
ku cek, hasilnya: 7, 6, 8,9. wah ternyata orang sini sudah terbiasa
dengan asam urat sedemikian tingginya.

Lama kemudian pasien dengan asam urat 16 kembali dengan keluhan yang sama. Kutanya, kemarin makan apa pak
Nggak makan apa-apa dok(khas jawaban orang Indonesia)
Puasa?
Nggak dok maksudnya ,makan kaya biasa
Biasanya lauknya apa pak
Cuma udang sama cumi aja kok dok
Hadeeeee, ya itu yang bikin asam urat pak -_-"
Pasien disini untungnya karena merasa biaya dokter murah jadi sering
memberi hadiah di luar biaya periksa. Ga tanggung-tanggung mulai
ikan,udang, kepiting, telur ikan sampai madu hutan yang harganya
ratusan ribu pernah diberikan pasien.

Yang
lucu pernah pas mau beli makan di warung pasienku, ada lobster
panggang. Wah langsung excited karena di tempat tugasku pun harga
lobster 250rb/kg(gara2 pengusaha bali nih, segala seafood dibawa ke
jimbaran jadi mahal). Pas mau kubeli lobsternya kata pemilik warungnya
aduh maaf dok, ini anak saya tadi minta, tinggal satu ini. Batal deh.
Eh pas ulang tahunku tanpa disengaja dia ngasih lobster itu. Hwaaaa
keturutan akhirnya makan lobster. Enak banget, karena udangnya aja
seenak itu, ga tahu juga gimana rasa lobster di tempat lain, ga pernah
makan, kan mahal banget.

Kembali kok jadi wisata kuliner lagi, lanjut ke cerita pasien aja.
Datang ibu hamil dengan tekanan darah 160/100 dan proteinuria ++.
Kusuruh dirujuk, pasien minta nanti aja pas waktu melahirkan. Kubilang
nanti perjalanannya kan 5 jam ke RS dan Spesialis kandungan terdekat,
bahaya. Kata mereka kami mau aja dok, tapi kami nunggu kelahiran
tinggal dimana,biaya hidupnya kami juga ga ada. Aku diam lagi. Ajaibnya ibu itu lancar melahirkan normal di puskesmas. Mungkin kalo semua
sangkaan terburuk kita pada ibu hamil tidak tertolong oleh keajaiban
gini rasanya jumlah penduduk Indonesia bisa ga sampai 200 juta. Hidup
memang penuh keajaiban.

Keajaiban pula saat merawat pasien dengan black water fever, malaria
dengan hematuria yang kontraindikasi kina sementara obat puskesmas cuma ada itu. Terpaksa dimasukkan aja kina infusnya karena pasien tidak ada dana untuk dirujuk, sama keluarga pasien tidak punya biaya hidup di
ibukota kabupaten. Ajaibnya pasien selamat.

Harus kuakui para seniorku punya pengalaman lebih soal malaria. Ada
anak 9 tahun datang dengan malaria cerebral dan Hb 7. Standar, tidak
punya uang buat dirujuk. Akhirnya dengan artesunate(baru2 ini adanya)
saja. Pasien sembuh

Nah berikutnya keahlianku, secara ujian interna dapat demam berdarah
dan pediatric lolos ujian seorang profesor dengan kasus demam berdarah.
Cukup pede dengan pengalamanku. Para dokter senior disini karena
sekolah sebelum jaman2nya outbreak demam berdarah dengue, jadi tidak
terlalu pede, yah mungkin sama kaya aku menghadapi malaria. Setiap
rumple leed positif rujuk. Sementara aku dengan pedenya merawat yang
klinisnya baik. Sampai karena banyaknya pasien outbreak, kecapekan,
sakitlah aku, gejala typhoid, setelah 2 hari,  muncul bercak-bercak
merah khas demam berdarah di tanganku.

Terpaksa langsung ke samarinda buat periksa trombosit aja.kenapa
samarinda? Karena hanya dengan beda transport 20 rb biaya hidup di
samarinda lebih murah. Ngerasain perasaan pasien 8 jam dalam keadaan
sakit. alhamdulillah trombositnya diatas seratus ribu. Makan yang
banyak, besoknya dah naik. Pas balik-balik ke sangkulirang, mulailah
disimpulkan. Tahun itu adalah pertama kali adanya kasus demam berdarah
di desaku, mungkinkah ada yang membawa virus itu dari daerah endemis
dhf, Surabaya misalnya. Heeee meskipun bercanda tapi mereka menuduhku
penyebab outbreak(mungkin juga ya)

Beberapa pasien complain, kenapa mereka punya SKTM tetap disuruh bayar
oleh kepala puskesmasku. Ternyata memang pasien tersebut menggunakan
ceftriaxone injeksi yang memang tidak disediakan dinas dan dibeli
sendiri oleh dokter (kebijakan dinas adalah pasien yang butuh
ceftriaxone harus dirujuk ke RS). Akhirnya, dengan semangat ingin
menggratiskan pasien SKTM, dipakailah obat puskesmas seluruhnya.

Jujur aku lupa pasiennya sakit apa, tapi yang jelas butuh antibiotik
injeksi, dan akhirnya kupakailah satu-satunya yang ada di puskesmas
waktu itu. Terramycin injeksi. Sebuah larutan obat dalam minyak
sebanyak 10 cc. menyedotnya dari vial amat sangat berat sekali,
seandainya sering pasien gini jelas dokter dan perawat ga butuh body
building. Ga kebayang rasanya disuntikkan ke pasien. Dan menurut
brosur, dosisnya sehari 3 kali intramuskuler!! Pagi disuntikkan pantat
kiri, siang disuntikkan pantat kanan malamnya pas kuperiksa pasiennya
tengkurep, terus bilang udah dok gpp saya bayar aja, pake obat biasanya aja.

Jelas bukan mau kita untuk tidak menggratiskan pasien tidak mampu, tapi seperti itulah keadaannya. Pasien tidak bisa dirujuk karena banyak
variable diluar tanggungan pemerintah yang mereka harus bayar, dan
jumlahnya tidak sedikit. Itulah kenapa seperti kubilang di note
sebelumnya, masalah kesehatan tidak mungkin bisa selesai tanpa
pembangunan di segala bidang yang harusnya mulai dicicil sejak puluhan
tahun yang lalu tapi bahkan belum dimulai sejak sekarang.

Oh iya aku belum cerita soal gaji ya. Duit nih pasti jadi motivasi juga ya. Gaji dokter PTT daerah disini sekitar 1,5 juta dengan uang makan
200 ribu per bulan yang diterimanya sesuka2 dprd bikin anggaran. Kalo
cpns kaya aku dapat 1,6 juta plus uang makan,tunjangan keterpencilan
dan tunjangan fungsional sekitar 2,5jutaan ya,sama tapi sesuka2nya yang ngeluarkan duit kadang 6 bulan kalo mujur 3 bulan.untungnya pns gaji
ga pernah telat. Beda dengan PTT daerah yang tahun ini aja telat 6
bulan. Besar ya? Tapi masih lebih besar gajiku di kota. Jangan lupa
setoran ke instansinya gayus 15% lo ya. Tapi saat tulisan ini
kumasukkan kompasiana semua tunjanganku itu masih ditunggak 8 bulan
lo,jadi siapa bilang jadi dokter itu enak.

Oh iya ada serunya juga di daerah terpencil, sekarang kita bicara mistisnya hehehe.
Hantu, banyak. Bahkan puskesmasku dulu kata orang sini memang
perkampungan hantu, makanya tidak ada yang mau dirikan rumah. Lah kok
malah jadi puskesmas rawat inap ya. Ditunjang lagi dengan pernahnya
ditemukan mayat tanpa kepala di kebun pisang belakang puskesmas.klop
deh. Hari-hari panggilan malam bagai uji nyali, meskipun untung saya ga pernah lihat hantunya. Katanya sih gede kaya genderuwo gitu (ngomong2
nih ngetiknya di pkm sendirian siang2 sepi yang katanya sering keluar
juga). Apa relevansinya? Pengalaman pasien2 yang sering ngelihat tiba2
gorden buka sendiri, suara orang jalan-jalan,tiba2 terdengar suara tv
menyala di puskesmas yang ga ada tvnya dan  banyak cerita misteri
lainnya membuat pasien tidak  mau rawat di puskesmas dan minta diinfus
di rumah. Padahal selain kalo ga salah menurut undang2 ga boleh, aku
paling males harus malam2 ke rumah pasien cuma buat betulin infus yang
macet. Tapi gimana lagi, itulah masyarakat kita. Untungnya ada perawat
baru2 yang kebetulan mau membantu, jadi ga terlalu capek akunya.

Bicara soal yang mistis2 disini juara. Banyak penampakan hewan raksasa
disini. Tapi emang gede2 sih. Yang ga mistis sih nanti kulampirkan foto ikan kerapu seberat 85 kg dan buaya yang barusan makan orang sepanjang 6 meter.

kerapu 85 kg,bandingkan dengan anak sd disampingnya

buaya raksasa,bandingkan orang yang duduk di ekornya

Yang mistis:mulai ular yang begitu
besarnya sampai dikira batang pohon dan di duduki(kira2 diameter 1,25
meter deh panjangnya ga tahu langsung lari yang lihat), raja buaya yang
kalau timbul ke permukaan panjangnya bisa menutup muara (padahal
sungainya 30 meter), hiu yang besarnya sekapal layar atau penampakan
seperti ular bermata merah dengan diameter mata 25cm ,berkumis seperti
lele dan bertanduk seperti rusa(hayoo mirip apa?naga bukan?). Aneh ya?
Terlalu mengada-ngada. Tapi kalo yang bercerita orang yang mengalami
sendiri dan orangnya berbeda2 agak susah untuk tidak percaya.

Huwaaa panjang banget ceritanya, ga kerasa udah 6 halaman. Dibuat atas permintaan seorang teman dan semoga bisa menghibur yang membaca. Mohon
maaf jika dirasa mengganggu yang tidak berminat membaca cerita keluh
kesah dokter pedalaman ini.

Semoga menghibur
dr.Pikasa Retsyah Dipayana
 
http://sastrapembebasan.wordpress.com/
http://tamanmiryanti.blogspot.com/
Information about KUDETA 65/ Coup d'etat '65, click: http://www.progind.net/  

[Non-text portions of this message have been removed]

__._,_.___
Recent Activity:
=======================
Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Twitter: http://twitter.com/wanita_muslimah
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:wanita-muslimah-unsubscribe@yahoogroups.com
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

Milis ini tidak menerima attachment.
MARKETPLACE
A bad score is 598. A bad idea is not checking yours, at freecreditscore.com.
.

__,_._,___

0 comments:

Post a Comment