Ada banyak orang tua dan yg tidak paham peralatan modern di pesawat. Gak usahlah pesawat. Di asrama haji saat latihan/manasik haji saja, toilet selalu bau dan kotor, sampah berserakan dimana mana kalau habis diserbu para calon haji ini.
mas Arcon from BlackBerry Esia AHA
-----Original Message-----
From: "Sunny" <ambon@tele2.se>
Sender: wanita-muslimah@yahoogroups.com
Date: Fri, 4 Nov 2011 18:29:21
To: <Undisclosed-Recipient>
Reply-To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
Subject: [wanita-muslimah] "Mati Ketawa" ala Jemaah Haji ,
Kencing di Wastafel dan Lantai P
esawat, ( 1 + 2)
Apakah tidak berikan penjelasan sebelum diberangkatkan?
http://www.sinarharapan.co.id/content/read/mati-ketawa-ala-jemaah-haji-1-kencing-di-wastafel-dan-lantai-pesawat/
02.11.2011 10:22
"Mati Ketawa" ala Jemaah Haji (1), Kencing di Wastafel dan Lantai Pesawat
Penulis : Akhmad Kusaeni
TERMINAL PEMULANGAN HAJI-Dua pekerja merawat terminal barat Bandara King Abdul Aziz, Jeddah, Arab Saudi, Senin (31/10). Terminal barat akan menjadi tempat baru untuk pemulangan jamaah Haji Indonesia dan diharapkan mampu mengurangi keterlambatan penerbangan akibat menumpuknya penumpang.(foto:dok/antaranews.com)
Di balik kekhusyukan ibadah, ternyata banyak hal unik dan lucu dialami jemaah haji Indonesia. Berikut sejumlah cerita "mati ketawa" ala jemaah haji.
Seorang jemaah haji asal Purwokerto, sebut saja namanya Fulan, sedang menunggu angkutan di sebuah halte dekat maktabnya untuk ke Masjidil Haram.
Setiap kali bus datang, dia mengurungkan niatnya untuk naik. Bus datang lagi, urung lagi. Datang lagi, urung lagi. Begitu seterusnya dari pagi sampai menjelang waktu zuhur tiba.
Usut punya usut ternyata si Fulan tidak berani naik bus karena setiap berhenti di halte, kernetnya teriak, "Haram! Haram!" "Seperti kondektur metromini Jakarta yang bilang, 'Grogol, Grogol!" kata mantan Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Hasyim Muzadi sambil terkekeh-kekeh.
Saat diberi tahu bahwa Fulan bukan tidak boleh naik bus, melainkan bus itu memang jurusan Masjidil Haram, dia punya ide besar. Kelak jika kembali ke Tanah Air, dia akan bangun sebuah masjid yang akan dia beri nama "Masjidil Halal". "Supaya jangan ada orang terkecoh seperti saya. Dikira Haram, ternyata Halal," kata si Fulan seperti diceritakan KH Hasyim Muzadi.
Wakil Amirul Haj itu punya banyak cerita lucu lain seputar jemaah haji karena dulu ia sering membawa rombongan jemaah dari Jawa Timur. Mereka kebanyakan berasal dari kampung-kampung, lugu-lugu, dan baru ke luar negeri untuk pertama kalinya. Ibaratnya, mereka tembak langsung ke Mekah dari desanya di Jawa sana.
Persoalannya adalah sejak di pesawat jemaah asal ndeso itu tidak paham bagaimana menggunakan toilet. Toilet di pesawat menjadi bau karena jemaah ada yang pipis di lantai kamar mandi. Ada juga yang buang air besar tidak disiram karena tidak tahu cara menekan tombol flush-nya.
Begitu juga yang terjadi di pemondokan. KH Hasyim menemukan ada jemaah yang kencing di wastafel, sehingga tempat cuci tangan dan cuci muka itu bau pesing. Jemaah yang ditanya tidak ada yang mau mengaku. Ia lalu mengumpulkan jemaahnya untuk mencari tahu siapa yang kencing tidak pada tempatnya itu.
Kiai Hasyim melakukan semacam "brainstorming" untuk meminta pendapat jemaah bagaimana kamar mandi yang bersih, khususnya urinoir yang diidamkan jemaah. "Apakah tempat kencing di pemondokan ini sudah baik?" tanya Kiai Hasyim memancing.
Seorang kakek menjawab dengan lugunya, "Sebenarnya yang sekarang sudah baik Pak Kiai, cuma terlalu tinggi. Tadi pagi saya kencing susah, karena ketinggian, saya bawa kursi ke kamar mandi." Maka tahulah Kiai Hasyim siapa oknum jemaah yang kencing di wastafel.
Tetap Haji Saleh
Masih cerita lucu tentang jemaah Kiai Hasyim. Suatu ketika kiai yang pernah menjadi calon wakil presiden itu mengobrol dengan jemaah bernama Saleh yang akan berangkat haji untuk ketiga kalinya.
"Apakah sekarang ini Pak Saleh hajinya Haji Ifrad atau Haji Tamattu?" tanya Kiai Hasyim. "Bukan dua-duanya, Kiai. Saya tetap Haji Saleh. Nggak pernah ganti nama," jawab Saleh yang tidak mengerti apa itu Haji Ifrad atau Haji Tamattu.
Menurut Buku Pintar Calon Haji karya Fahmi Anwar, Haji Ifrad adalah mereka yang langsung mengambil haji termasuk wukuf dan melempar jumrah tanpa umrah terlebih dahulu. Sebaliknya, Haji Tamattu adalah mereka yang melakukan umrah baru kemudian mengambil hajinya.
Soal Haji Tamattu ada cerita lain yang membuat saya banyak ketawa ngakak. Beberapa hari lalu saya bersama Kepala Informasi dan Humas Kementerian Agama Zubaidi meninjau kelompok jemaah haji asal Grobogan yang terkena musibah akibat bus yang ditumpangi menabrak pembatas jalan.
Salah satu korban yang menderita luka parah adalah Sukirno, umur 84 tahun. Kaki kanannya patah sehingga harus dioperasi dan dipasang alat penyambung tulang.
Ketika kami menengok di kamarnya, Sukirno tergolek di tempat tidur, meski kondisinya sudah jauh lebih baik. Karena tidak bisa jalan, Sukirno tidak bisa banyak beribadah seperti salat di Masjidil Haram seperti teman-temannya. Ia hanya bisa beraktivitas di seputar kamar.
"Pak Kirno itu Haji Tamattu: tangi, mangan, turu! Kerjaannya cuma bangun, makan, dan tidur saja," kata teman sekamar Sukirno. (Ayu/Ant)
++++
http://www.sinarharapan.co.id/content/read/mati-ketawa-ala-jemaah-haji-2-tamat-hukum-karma-dikentuti-orang-afrika/
3.11.2011 11:02
Mati Ketawa ala Jemaah Haji (2 – tamat), Hukum Karma Dikentuti Orang Afrika
Penulis : Akhmad Kusaeni
(foto:dok/antaranews.com)
Seperti masa kampanye, kebiasaan buruk jemaah di Indonesia juga terbawa sampai ke Tanah Suci. Jarak antara Masjidil Haram dan pemondokan jemaah haji umumnya sekitar satu atau dua kilometer.
Sebetulnya disediakan angkutan shuttle bus yang bisa antar pulang gratis. Tapi, karena jemaah haji Indonesia kurang paham dan tak bisa membaca rute bus yang pakai bahasa Arab, mereka ambil jalan pintas. Mereka sewa berombongan mobil pikap yang baknya terbuka.
"Mereka rame-rame berdiri di bak terbuka seperti saat pemilu atau kampanye pemilihan presiden. Saya lihat ada yang teriak Hidup PPP segala," kata Wakil Amirul Haj KH Abdul Mu'ti saat rapat evaluasi bersama Menteri Agama Suryadharma Ali yang juga Ketua Umum PPP. Mungkin Kiai Mu'ti sekadar bercanda.
"Pasti yang teriak itu orang Muhammadiyah simpatisan PPP," komentar Suryadharma kepada Kiai Mu'ti yang adalah Sekjen PP Muhammadiyah. Peserta rapat yang mendengar candaan itu tertawa terbahak-bahak.
Kebiasaan buruk lain yang dibawa dari Indonesia ke Tanah Suci adalah kebiasaan corat-coret dan vandalisme. Mereka mencorat-coret Tugu Kasih Sayang tempat pertemuan Adam dan Hawa di Jabal Rahmah dengan tulisan "X Loves Y" dengan harapan enteng jodoh atau cinta dengan pasangannya bisa kekal abadi.
Mereka juga menulis macam-macam di batu-batu sekitar Gua Hira. Bahkan yang lebih parah, kata Kiai Mu'ti, jemaah haji Indonesia juga mencorat-coret pembatas Raudah di Masjid Nabawi dan bahkan tenda-tenda tahan api di Mina dan Arafah. Apa sih yang ditulis oleh mereka? Salah satunya adalah tulisan berikut ini: "Alhamdulillah ya... sudah sampai Raudah. Sesuatu banget deh!" Corat-coret gaya Syahrini banget.
Ada juga yang menulis ucapan syukur bisa ke Tanah Suci. Menurut Agus Subeno, pejabat dari Badan Pusat Statistik yang juga rombongan Amirul Haj, dia pernah melihat ada tulisan seperti itu di Raudah.
"Pokoknya dia tulis syukur bisa memenuhi panggilan Nabi Ibrahim. Dia lalu minta supaya sanak keluarganya bisa naik haji juga. Ditulislah nama semua anak, istri, keponakan, dan cucu cicitnya. Panjang bener. Habis itu dikasih tanda tangan," kata ahli survei itu.
Wartawan Tersesat
Pengalaman unik dan lucu tidak hanya dialami jemaah, tapi juga oleh petugas haji termasuk wartawan. Seorang wartawan yang bertugas di Media Center Haji (MCH), sebut saja namanya Haji Warta, percaya betul akan hukum karma dan keajaiban-keajaiban yang bisa dialami jemaah saat menjalankan ibadah haji.
Misalnya saja, kalau di Indonesia dia seorang yang murah hati suka bagi-bagi rezeki maka di Tanah Suci tiba-tiba banyak orang tak dikenal kasih-kasih dia apa saja, dari mulai sekadar makanan, cendera mata sampai uang riyal. Ada juga wartawan yang sombong karena sudah sering ke luar negeri lalu menganggap enteng bisa pulang sendiri dari Masjidil Haram ke pemondokannya.
"Eh, dia ternyata tersesat. Biasanya wartawan memberitakan jemaah yang tersesat, ternyata wartawannya sendiri tersesat," kata Haji Warta.
Khusus hukum karma yang dia alami sendiri, Haji Warta menceritakan pengalamannya. Ia mengaku doyan kentut. Kalau sudah mau buang gas, dia tidak bisa menahan diri. Haji Warta bisa kentut di mana saja, kapan saja, dan bagi siapa saja seperti iklan minuman kaleng. Di ruang kerja kentut, saat rapat kentut, bahkan di lift dia mengaku sering kentutin orang.
"Tahu nggak, Pak? Di Tanah Suci saya dibalas dikentutin orang melulu," cerita Haji Warta kepada saya.
Ia mengatakan baru saja dikentutin jemaah haji berkulit hitam berbadan tinggi dan besar. Saat habis tawaf dan sedang berjalan meninggalkan Masjidil Haram, tiba-tiba seorang jemaah haji asal Afrika bergegas melewatinya. Begitu terlewati dan berada persis di depan Haji Warta, si Afrika berhenti sebentar dan "brutttt...." buang gas persis ke muka Haji Warta.
"Celakanya, habis kentut begitu, dia menengok ke saya dan tersenyum-senyum. Habis itu, dia jalan begitu saja. Dargombes!" kata Haji Warta memelas. Dargombes adalah umpatan khas Jawa Timuran untuk mengganti kata "diancuk" yang sangat vulgar. (Ayu/Ant)
[Non-text portions of this message have been removed]
[Non-text portions of this message have been removed]
Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Twitter: http://twitter.com/wanita_muslimah
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:wanita-muslimah-unsubscribe@yahoogroups.com
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com
Milis ini tidak menerima attachment.
0 comments:
Post a Comment