Advertising

Monday, 30 April 2012

Re: [wanita-muslimah] Re: Tentang qurban dan sesajen

 

Mungkin itulah gaya bahasa kitab agama abrahamic, qur'an punya kekhasan sendiri, perjanjian lama juga punya kekhasan yang lain.

Memang secara literal, kitab kejadian 22:1 disebutkan secara eksplisit anak Ibrahim dijadikan korban bakaran, namun di 22:10 disebut akan disembelih dengan pisau, padahal lebih dulu disiapkan kayu bakar. Mungkin menunjukkan setelah disembelih akan disate atau akan direbus (?) Nyatanya di ayat berikutnya Malaikat melarang membunuh anak itu, karena dinyatakan lulus, selanjutnya dombalah yang akan digantikan untuk pengorbanan tsb.

Bagi saya tidaklah penting meributkan mana yang benar antara keduanya. Karena soal greget itu kan tergantung sudut pandang. Bahwa pengorbanan seyogyanya satu kali atau dua kali, hanya Allah yang tahu.

Menurut hemat saya makna pengorbanan itu yang perlu dieksplore hikmahnya, manfaat dan relevansinya bagi generasi berikutnya.

Perdebatan siapa anak yang dikorbankan Ibrahim rada mirip dengan perdebatan penyaliban Isa, bibel menyebut Isa yang disalib, qur'an menyangkalnya dengan gaya bahasa yang khas.

Wassalam
Abdul Mu'iz

Powered by Telkomsel BlackBerry®

From: "Akmal N. Basral" <anb99@yahoo.com>
Sender: wanita-muslimah@yahoogroups.com
Date: Tue, 1 May 2012 04:46:12 +0700
To: wanita-muslimah@yahoogroups.com<wanita-muslimah@yahoogroups.com>
ReplyTo: wanita-muslimah@yahoogroups.com
Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Tentang qurban dan sesajen

 


Maksud saya, bukankah yang akan dilakukan Ibrahim terhadap Ishaq sebetulnya adalah "penyembelihan" bukan "pembakaran" ? 

Lain halnya kalau api sudah dikobarkan -- sebagaimana saat Ibrahim dibakar Raja Namrud -- dan Ishaq yang sudah dijilat-jilat lidah api digantikan posisinya dengan domba, maka itu adalah sebuah bakaran. Dari kronologi kejadian, yang (akan) terjadi sebenarnya adalah upaya penyembelihan, bukan? Baik terhadap Ismail (versi Islam), mau pun terhadap Ishaq (versi Kristen). Bedanya hanya setting lokasi dan detil penyembelihan dalam Kitab Kejadian itu lebih deskriptif dibandingkan dalam Qur'an.

Lagipula, kalau "uji nyali" bagi Ibrahim terhadap anak-anaknya ini dilakukan dua kali oleh Allah dengan cara yang praktis sama, bukankah setelah Ibrahim lulus pada ujian pertama (terhadap Ismail), maka 'greget' ujian kedua (terhadap Ishaq) juga praktis sudah hilang, karena Ibrahim sudah pasti lulus. 

Jadi saya kira hanya ada satu ujian keyakinan untuk mengorbankan anak yang dihadapi Ibrahim sepanjang hidupnya.  Bagaimana menurut Pak Mu'iz? 

salam,

ANB

On May 1, 2012, at 4:11 AM, "Mu'iz, Abdul" <muizof@yahoo.com> wrote:

 

Makanya saya sebut sama2 happy ending karena sama2 hidup.

Wassalam
Abdul Mu'iz

Powered by Telkomsel BlackBerry®

From: "Akmal N. Basral" <anb99@yahoo.com>
Date: Tue, 1 May 2012 04:08:01 +0700
Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Tentang qurban dan sesajen

 


Pak Mu'iz, kalau lanjutan kisah 22:2 dibaca sampai ayat 9 dan 10 akan terlihat bahwa Ishaq akan disembelih dulu oleh Ibrahim, meski diikatkan di atas mezbah yang di bawahnya sudah disusun kayu api (namun belum dibakar). Persis saat Ibrahim akan menyembelih anaknya itulah malaikat menyuruh Ibrahim (Abraham) menghentikan upaya menyembelih anaknya,

Silakan bapak cek lagi teksnya.

Salam,

ANB


On May 1, 2012, at 3:54 AM, "Mu'iz, Abdul" <muizof@yahoo.com> wrote:

 

Tambahan :

Menurut penganut bibel, sebutan anak tunggal pada diri Ishaq, karena saat terjadi pengorbanan Ishaq dengan cara korban bakaran (bukan penyembelihan) di tanah Moria, posisi Isma'el sudah meninggalkan tanah palestina diungsikan ke Mekkah bersama ibundanya Hajar diantar oleh Ibrahim.

Wassalam
Abdul Mu'iz

Powered by Telkomsel BlackBerry®

From: "Mu'iz, Abdul" <muizof@yahoo.com>
Date: Mon, 30 Apr 2012 20:49:11 +0000
Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Tentang qurban dan sesajen

 

Ini bukan soal mengimani atau tidak.

Memang makna anak tunggal di kitab kejadian 22:2 menjadi bermasalah bagi penganut bibel karena akan terjadi paradoks :

1) Isma'il lahir duluan dari ibunda Hajar adalah fakta, yang menjadi anak sulung justru bukan Ishaq. Maka seharusnya penyebutan Ishaq menjadi bermasalah.

2) Kalau Isma'il dilahirkan dari perempuan budak tidak diakui sebagai anak, hanya mengakui Ishaq anak tunggal itu juga bermasalah, karena bani israel menjadi diskriminatif pada keluarga Ibrahim. Sebab nabi ya'qub di samping memiliki istri merdeka juga punya istri dari kalangan budak, semuanya beranak, dan semuanya diakui tanpa kecuali sebagai cikal bakal puak bani Isra'el sebanyak 12.

Wassalam
Abdul Mu'iz

Powered by Telkomsel BlackBerry®

From: "Akmal N. Basral" <anb99@yahoo.com>
Date: Tue, 1 May 2012 03:38:59 +0700
Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Tentang qurban dan sesajen

 


Kalau begitu, harus dilihat teks Kitab Kejadian 22:2 dulu dong Pak Muiz, yang menyebutkan "anakmu yang tunggal"  (Ibrani: yehidika, dari yahid, padanannya wahid dalam bahasa Arab) sebagai anak  Ibrahim yang harus dibakar di tanah Moria.

Maka ada 2 risiko yang terjadi:

1. Kalau Ismail anak pertama, dan beda umur 15 tahun dengan Ishaq adiknya, bukankah lebih masuk akal yang disebut "anakmu yang tunggal" adalah Ismail sebelum Ishaq dilahirkan?

2. Jika Pak Mu'iz mengimani bahwa yang dimaksud "anakmu yang tunggal" adalah memang Ishaq adik Ismail, berarti sebagai konsekuensinya Ismail tak bisa diakui sebagai anak Ibrahim, karena dia tak eksis. Kalau Ismail tak eksis, bagaimana Pak Mu'iz mengimani bahwa anak Ibrahim yang dikurbankan dalam Q:S: 37: 102 adalah Ismail?

Salam,

ANB

Sent from my iPad2

On May 1, 2012, at 3:16 AM, "Mu'iz, Abdul" <muizof@yahoo.com> wrote:

 

Boleh jadi dua2nya dikorbankan nabi Ibrahim, Isma'il dikorbankan di mekkah dengan cara disembelih, sementara Ishaq dikorbankan di tanah Moria dengan cara dibakar.

Namun happy ending, sama-sama tidak mati.

Wassalam
Abdul Mu'iz

Powered by Telkomsel BlackBerry®

From: "Akmal N. Basral" <anb99@yahoo.com>
Date: Tue, 1 May 2012 03:02:16 +0700
Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Tentang qurban dan sesajen

 


In does matter dong Pak Dwi,
kalau doesn't matter berarti boleh Ismail, boleh Ishaq,
berarti Ismail = Ishaq
berarti X = Y

berarti, Pak Abdullatif yang bakal girang :)


ANB

On May 1, 2012, at 2:31 AM, Dwi Soegardi <soegardi@gmail.com> wrote:

 

Ishak atau Ismail?


Generasi Sahabat (Umar cs.) termasuk yang memilih Ishak,
sedang generasi tabiin (Ibn Abbas cs) memihak Ismail.

Does it matter?


2012/4/30 Akmal N. Basral <anb99@yahoo.com>
 

Pak Wikan,
Nama Ismail memang tidak disebutkan secara tersurat. Dalam Q:S: 37: 101 hanya berbunyi: 
------
maka Kami beri kabar gembira kepadanya (Ibrahim)  dengan kelahiran seorang anak yang sangat sabar/santun (بِغُلٰمٍ حَلِيْمٍ)'
------
Setelah itu dilanjutkan dengan ayat 102-111 yang mengisahkan Ibrahim menceritakan mimpinya kepada sang anak, sampai pada proses pengurbanan, sang anak digantikan Allah dengan "seekor sembelihan yang besar". 

Namun pada ayat 112, Allah berfirman:
-------
Dan Kami beri dia (Ibrahim) kabar gembira dengan kelahiran Ishaq, seorang nabi yang termasuk orang-orang yang saleh.
--------

Dari urutan kronologi ayat Q: S: 37: 101-112 itu berarti:

1. Yang menjalani proses pengurbanan BUKAN Ishaq
2. Yang mengalami adalah anak Ibrahim yang lahir lebih dulu (kakak) Ishaq.
3. Tak dijelaskan secara spesifik pada rangkaian ayat itu apakah Ishaq dan kakaknya berasal dari satu ibu (ibu kandung yang sama) atau tidak.

Jadi siapakah kakak Ishaq itu? Sependek pengetahuan saya, Al Qur'an juga tak pernah mendeskripsikan secara harfiah semisal "Ismail kakak Ishaq". Pola deskripsi yang lazim dalam Qur'an adalah penyebutan berderet: Ibrahim, Ismail, Ishaq, Ya'qub (2:136, 2:140, 3: 84)

Namun ada satu ayat (14: 39) di mana Ibrahim menyatakan dengan jelas kebahagiaannya memiliki dua putra, Ismail dan Ishak, yang disebutkan secara jelas:

------
Segala puji bagi Allah yang telah menganugerahkan kepadaku di hari tua, Ismail dan Ishaq. Sungguh, Tuhanku benar-benar Maha Mendengar doa.
-------

Lagi, Al Qur'an tidak menjelaskan seberapa tua saat Ibrahim dianugerahkan Ismail dan Ishaq itu.

Namun dalam kitab Kejadian (Genesis 15:5) disebutkan bahwa saat Ibrahim sedang gelisah karena masih belum juga dianugerahkan anak di usianya yang sudah tua, Tuhan berfirman menyuruhnya keluar tenda. "Sekarang, pandanglah langit dan hitunglah bintang-bintang di sana, bila engkau sanggup." Ibrahim pun menatap langit dan terdengarlah suara: "Sebanyak itulah anak keturunannya nanti." 

Saat itu Ibrahim sudah berusia 85 tahun dan istrinya Sarah, 76 tahun. Menyadari usianya yang sudah lanjut untuk melahirkan bayi, Sarah mengizinkan Ibrahim menikahi Hajar, budak mereka asal Mesir. Setelah itu malaikat datang mengabarkan kabar gembira Tuhan kepada Hajar, "Aku akan memperbanyak keturunanmu yang tak terhitung jumlahnya. Berbahagialah! Kamu akan dikaruniai seorang anak. Namailah Ismâ'îl karena Tuhan telah mendengar penderitaanmu." (16: 10-11). Hajar lalu menemui Ibrahim dan Sarah, menyampaikan pesan malaikat. Ketika akhirnya Hajar betul-betul hamil dan melahirkan bayi lelaki, Ibrahim memberinya nama Ismâ'îl yang berarti "Tuhan telah Mendengar".

Ketika Ibrahim berusia 100 tahun, dan Sarah 90 tahun, Tuhan menjawab doa Ibrahim dengan sebuah kabar gembira lagi.

Ibrahim berdoa, "Semoga Ismâ'îl hidup dalam hidayahMu ya Allah." Dan Allah menjawab, "Aku mendengar doamu tentang Ismâ'îl, tenanglah. Aku merahmatinya dan Aku akan menjadikan dia pemimpin suatu bangsa yang besar. Tetapi kehendak-Ku tentang Ishaq telah Kutetapkan, dan Sarah akan melahirkannya tahun depan." (17: 20-21).

Jadi dari penjelasan Genesis, ada beda umur 15 tahun antara Ismail dan Ishaq. Urutan genealogis ini sinkron dengan penjelasan Q:S: 37: 101-112 yang sudah dikutip di atas. Dan karena proses pengurbanan melibatkan "anak Ibrahim" (saat sang anak masih kanak-kanak, belum menjadi Nabi, dan kanak-kanak itu bukan Ishaq), maka pemahaman bahwa "anak Ibrahim" yang dikurbankan itu adalah Ismail, menurut hemat saya, bukanlah tafsiran bebas yang tak mengacu pada peristiwa faktual yang pernah terjadi.

Salam,

Akmal Nasery Basral


On Apr 30, 2012, at 9:58 PM, Wikan Danar Sunindyo <wikan.danar@gmail.com> wrote:

 

coba dicek dalam al quran, ada tidak penyebutan nama ismail sebagai
anak yang disembelih?
atau hanya tambahan/tafsiran saja?

salam
--
Wikan

2012/4/30 Abbas <abas_amin08@yahoo.com>
>
>
>
> Wahhhhh ............. rame juga dialognya.......... hehehe
> masalaah Ismail Ishak; saya kira yang bener Ismail. Buktinya apa ?
> Buktinya yang menjalankan Idhul qurban, kan Islam syariat Muhammad;
> sementara di Kristen kan gak ada tuh upaacara qurban seperti itu ? Jadi
> memang Ismail saat itu yang mau disembelih. Itu kalaau lihat FAKTA kini.

=


__._,_.___
Recent Activity:
=======================
Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Twitter: http://twitter.com/wanita_muslimah
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:wanita-muslimah-unsubscribe@yahoogroups.com
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

Milis ini tidak menerima attachment.
.

__,_._,___

0 comments:

Post a Comment