Senin, 19 Nov 2012 00:05 WIB |
Oleh : H. Kliwon Suyoto. Sebanyak 450 jemaah haji kloter 12 tiba di Polonia 12 November 2012 pukul 16.20. Mereka terdiri dari jemaah asal Serdang Bedagai 173, Tebing Tinggi 199, Medan 69 dan Deli Serdang 2 disambut Bupati Sergai H T Ery Nurady bersama dengan Serkda Tebing Tinggi H Johan Samosir Harahap,SH, Ketua P3IH Debarkasi Medan Drs H Abd Rahim MHum, Sekretaris Drs Abd Rahman Harahap MA (Analisa, 13 November 2012). Dua orang dari 199 jemaah haji asal kota Tebingtinggi merupakan kerabat dekat penulis, yang malam itu telah dinantikan kedatangannya sejak usai sholat Isya. Tetapi mereka baru tiba dirumah masing-masing pukul 23.00 dengan kondisi fisik yang sangat lelah. Maklum, selain acara protokoler penyambutan di asrama haji, juga masih ada acara penyambutan oleh walikota di masjid raya Tebingtinggi. Tradisi semacam ini selain membuat tidak nyaman keluarga jemaah haji yang telah membuat persiapan penyambutan, juga membuat tidak nyaman jemaah haji itu sendiri yang fisiknya pasti lelah setelah melalui prosesi perjalanan panjang Jedah – Indonesia. Oleh karena itu, tidaklah berlebihan kalau kita berharap agar para pihak yang berkompeten dalam urusan jemaah haji ini dapat "memangkas" atau "merasionalkan" kegiatan protokoler. Tidak hanya saat kepulangan, juga saat menjelang keberangkatan. Diyakini sekecil apapun kegiatan protokoler yang diselenggarakan para pihak terkait dengan prosesi keberangkatan dan kepulangan jemaah haji tentu berdampak pada biaya (cost). Besar dugaan cost tersebut bersumber dari sebagian ONH yang dibayar jemaah, sehingga pemangkasan tadi juga berpotensi pada penurunan ONH. Seandainya dugaan di atas salah, biaya aneka protokoler pemberangkatan dan penyambutan jemaah haji murni dari kas Pemda terkait. Bukankah akan lebih baik lagi kalau dana tersebut dibagikan secara tunai (rupiah atau riyal) sebagai tambahan biaya hidup (living cost) jemaah haji selama berada di tanah suci. Pengalaman 2007 Tahun 2007, penulis menunaikan ibadah haji bersama Badan Penyelenggaran Ibadah Haji (BPIH) Al Munah di Bandung - Jabar yang mengkoordinir 60 orang jemaah. Saat berangkat memang diwajibkan mengikuti acara protokoler pelepasan oleh Gubernur Jabar di lapangan Polda Jabar, Jl. Soekarno – Hatta, Bandung. Tetapi saat pulangnya tidak ada lagi acara penyambutan, hal tentang tidak adanya penyambutan pada kepulangan bahkan telah disampaikan saat acara pemberangkatan. Jadi, saat pulang begitu turun di Cengkareng bisa langsung bergabung dengan keluarga yang memang telah sangat merinduhkan mayoritas jemaah. Berbeda sekali dengan prosesi keberangkatan dan kepulangan jemaah haji di Sumut, khususnya yang dialami dua sahabat penulis pada musim haji 1433H/2012. Baik prosesi keberangkatan maupun kepulangan nyaris sarat dengan acara protokoler. Beberapa hari sebelum keberangkatan ada acara "tepung tawar" dan pada hari keberangkatan masih ada lagi acara pemberangkatan. Sedangkan saat kepulangan, selain ada protokoler penyambutan di asrama haji Medan, masih diikuti dengan acara penyambutan di kota asal. Artinya untuk keseluruhan prosesi pemberangkatan dan kepulangan jemaah haji ada empat acara protokoler. Tepung tawar dan pelepasan saat jelang keberangkatan, serta penyambutan di asrama haji dan di masjid raya setempat. Rasionalisasi Prosesi peribadatan haji memerlukan perjalanan panjang, sehingga perlu dukungan stamina yang prima. Harusnya para pihak yang berkompeten dalam urusan pemberangkatan dan kepulangan jemaah haji memahami dan empati terhadap hal ini. Menyederhanakan atau merasionalkan acara protokoler jelang pemberangkatan dan penyambutan. Tepung tawar oleh Pemko, sebaiknya dihilangkan karena masing-masing jemaah calon haji telah ditepungtawari oleh pemuka masyarakat di pemukimannya masing-masing. Jadi, cukup acara pelepasan pada hari keberangkatan menuju asrama haji. Begitu juga setibanya di asrama, calon jemaah haji harus diberi kesempatan istirahat agar staminanya prima. Pembagian gelang indentitas, paspor juga biaya hidup (living cost) tidak harus membuat calon jemaah haji antri. Tetapi panitialah yang mengantarkan semua itu ke masing-masing kamar tempat calon jemaah haji diistirahatkan. Acara protokoler lainnya sebaiknya dihindari, sehingga selama di asrama haji calon jemaah haji benar-benar menikmati waktu istirahatnya. Perlu disadari, bahwa tidak semua calon jemaah haji terbiasa dengan perjalanan dengan pesawat terbang. Karenanya stamina yang prima sangat diharapkan, agar tidak mudah terserang "stress" atau "mabuk" dalam penerbangan. Kecukupan waktu istirahat tentu sangat membantu pencegahan berbagai kemungkinan yang kelak dialami calon jemaah haji selama dalam penerbangan. Untuk kembalinya, protokoler penyambutan cukup dilakukan di asrama haji, tidak ada lagi acara penyambutan di kota asalnya. Pejabat yang terkait dengan asal jemaah haji tidak menantikan di kotanya, tetapi menyambut kedatangan jemaah haji di asrama haji. Jadi, setibanya di kota tujuan bisa langsung bergabung dengan sanak keluarga yang sudah merinduhkan. Sangat diharapkan agar para pihak yang terkait dengan penanganan pemberangkatan calon jemaah haji dan penyambutan jemaah haji untuk berempati. Tidak menjadikan calon jemaah haji saat jelang keberangkatan dan jemaah haji saat kepulangannya sebagai "objek" untuk diperlakukan sesukanya. Mereka harus dilayani dengan sebaik-baiknya, antara lain terbebas dari aneka kegiatan protokoler yang terkesan berlebihan. *** Tiap kali musim perjalanan ibadah haji kita menyaksikan berbagai kegiatan protokoler terkaiit dengan pemberangkatan dan penyambutan. Tetapi, harus diakui aneka kegiatan tersebut terkesan berlebihan, yang diyakini sangat membuat rasa tidak nyaman. Bukankah berbagai panduan menyangkut dengan prosesi peribadatan haji telah didapatkan selama manasik haji ?? Lantas, masih perlukah aneka protokoler yang terkesan berlebihan, yang ditengarai juga berdampak pada cost. Alangkah eloknya kalau akumulasi cost untuk aneka kegiatan protokoler dapat diberikan kepada masing-masing calon jemaah haji, sehingga berkonstribusi pada penurunan Ongkos Naik Haji (ONH). Tetapi yang lebih penting, kita berharap agar pada musim pemberangkatan calon jemaah haji dan penyambutan jemaah haji di masa mendatang berbagai acara protokoler oleh birokrasi dapat disederhanakan. Efisiensi anggaran birokrasi, sekaligus lebih membuat nyaman calon jemaah haji saat keberangkatan dan jemaah haji saat kepulangan. Semoga !!*** Penulis adalah pemerhati masalah social, ekonomi dan transportasi tinggal di Tebingtinggi. Email klisuyoto@gmail.com |
__._,_.___
Reply via web post | Reply to sender | Reply to group | Start a New Topic | Messages in this topic (1) |
=======================
Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Twitter: http://twitter.com/wanita_muslimah
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:wanita-muslimah-unsubscribe@yahoogroups.com
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com
Milis ini tidak menerima attachment.
Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Twitter: http://twitter.com/wanita_muslimah
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:wanita-muslimah-unsubscribe@yahoogroups.com
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com
Milis ini tidak menerima attachment.
.
__,_._,___
0 comments:
Post a Comment