Advertising

Monday, 1 April 2013

[wanita-muslimah] Kolom IBRAHIM ISA - Di HOLLAND “YSBI” LUNCURKAN NOVEL-NOVEL PENULIS SINGAPURA -- MAY SWAN

*Kolom IBRAHIM ISA*

*Senin, 01 April 2013*

*----------------------------*


*Di HOLLAND "YSBI" LUNCURKAN NOVEL-NOVEL PENULIS SINGAPURA -- MAY SWAN*


Benar --- Yang diluncurkan Yayasan Sejarah dan Budaya Indonesia (YSBI)
di Gedung Schakel, Dieman-Zuid, hari Minggu kemarin itu, -- adalah
buku-buku, karya sastrawan Singapura, *MAY SWAN*. Bisa dipertanyakan, --
mengapa YSBI meluncurkan karya-karya seorang penulis Singapura? . . .


Itu disebabkan. . . . . penulis May Swan, seorang warganegra Singapura,
adalah seorang etnis-Tionghoa yang berasal dari Indonesia. Meskipun
telah menjadi warga negara Singapura, kebanyakan tulisannya adalah
novel-novel bersangkut-paut dengan Indonesia, negeri-asalnya.
Karya-karya May Swan***ber*nafaskan semangat Indonesia, manifestasi
kenangn dan kerindunnya pada negeri seribu-pulau ini.


Jarang suatu peluncuran buku (penulis bukan orang Belanda) -- yang
diadakan di Belanda, mendapat perhatian sampai sedemikian jumlahnya
seperti kemarin itu. Peluncuran buku-buku May Swan disaksikan hadirin
yang memenuhi ruangan pertemuan Gedung Schakel. Kira-kira tujuh-puluhan
peminat . . . Terutrama dari kalangan masyarakat Indonesia. Juga dari
kalangan orang-orang Belanda Bulé. Jadi memang suatu peluncuran oleh
YSBI yang sukses.


*Soelardjo, Ketua YSBI*yang membuka pertemuan berkenan memberikan
penjelasan tentang YSBI dan kegiatannya selama ini. Juga menceriterakan
siapa MAY SWAN.


* * *


*Penulis Chalik Hamid*, salah seorang anggota pengurus YSBI, yang
memimpin peluncuran buku kemarin itu, menerangkan bahwa buku yang akan
dibahas hari itu ada dua buah: "MONTMARTRE IN BANDOWOSO" dan SON AND
DAGUHTERS OF BANGKA". Pembahasan disampaikan oleh*Ibrahim Isa*,
Sekretaris Stichting WERTHEIM.


* * *


Baik kita ikuti yang diuraikan *oleh May Swan*mengenai karya-karyanya.
Teks selengkapnya adalah sbb:


*UCAPAN PENULIS*

Selamat pagi semua. Terima kasih atas kedatangan teman-teman. Telah sudi
melapangkan waktu hadir dalam acara ini, sekalipun cuaca di luas masih
sangat dingan, sedikitnya bagi saya yang biasa hidup di daerah panas.


Tentunya kita sangat berterima kasih kepada YAYASAN SEJARAH & BUDAYA
INDONESIA di Amsterdam, khususnya kepada Bung Sularjo dan Bung Chalik
Hamid telah banyak mencurahkan waktu dan tenaga demi berhasilnya
pertemuan ini.


Special thank you saya ucapkan kepada Bung Ibrahim Isa telah sudi
menulis book review "Montmartre In Bondowoso" dan "Sons and Daughters"
Dua buku yang kita bicarakan hari ini.


Dalam halaman 123 "Montmartre in Bondowoso" terdapat dialoque antara 2
karakter; SOERONO dan Marjora dimana tercatat sebuah uraian sebagai berikut:


"You see, when you saw something beautiful, be it the innocent smile of
a child, the glorious color of sun set or a stunning looking bird of
paradise, and yet you're not affected, it means you'renot living. You
might we well be dead".


Melalui dialoque singkat diatas, penulis berusaha mengungkap rasa
ketidak-puasan sekumpulan masyarakat exile yang hidup di luar negeri,
perasaan konflik mendalam yang dirasakan oleh Soerono, sekalipun hidup
dalam berkecukupan, dan telah mendorongnya menoleh ke Bondowoso dimana
jiwanya berakar.


Jika ada yang mengatakan bahwa novel 'Bondowoso" adalah ceritera
percintaan segi-tig belaka, itu berupa penghinaan yang sangat dangkal
dan simplistic.


Tujuan penulis bukan fokus pada riwayat percintaan pribadi di luar
perkawinan, sebaliknya menggunakan kasus yang berkembang sebagai
refleksi keadaan menyeluruh, conflicting of loyalty yang tetap tumbuh
diantara masyrakat diaspora.


Berkeaan dengan "Sons and Daughters of Bangka", dalam halaman 98
terdapat ungkapan sebagai begikut: "No, he shouldn't direct his anger at
Sin Kho. Sin Kho is not the traitor who betrayed him. Sin Kho is as much
a victim just like himself and many others, unnamed, unseen and
unaccounted for. They were all victims of a paradise gone wrong."


Ungkapan singkat diatas memperlihatkan dengan jelas persepsi penulis
mengenai Revolusi Kebudayaan kebrutalan berdasarkan kebodohan yang
berawal dari perebutan kekuasaan pada pucuk pimpinan. Sebuah lembaran
tragedi dalam sejarah Tiongkok modern. dan dampaknya terhadap masyarakat
Indonesia keturunan Tionghoa yang ketika dipulangkah secara marglnal di
Indonesia, berbondong-bondong berangkat ke Tiongkok menganggap dirinya
sebagai the Prodigal sons and daughter kembali ke pangkuan ibu pertiwi.
Namun ketika berada di Tiongkok, mereka juga mengalami perlakuan yang
menganggapnya sebagai orang asing yang tidak dapat dipercaya.


Karya May Swan senantiasa thought provoking merangsang perqasaan. Berani
menerjang, membuka pintu yang tadinya terkunci rapat.


Namun karya May Swan juga bernuansa positive terhadap masa depan,
setelah membuang kerikil yang tgerdapat dalam sepatu sejarah sepanjang
perjalanan menanjak dan beliku-liku . .

Terima kasih


* * *


*Dalam pembahasannya Ibrahim Isa*a.l menyatakan sbb:


Hadir hari ini, Minggu 31 Maret 2013, --- dalam suatu pertemuan sastra
dan budaya di Diemen, Holland, atas undangan YSBI, merupakan suatu
kehormatan. Saya pencinta sastra, tapi bukan novelis. Tidak seperti
penulis May Swan, Chalik Hamid, dan kawan-kawan penulis lainnya. Saya
suka menulis, tapi bukan penulis.


Namun, hari ini saya diminta untuk memberikan kesan sepatah dua kata
mengenai dua buah buku novelis wanita *MAY SWAN*, asal Bangka,
Indonesia. Yang sekarang menyandang paspor Singapur. Ya, ini dia MAY
SWAN duduk disamping . . .


* * *


*May Swan*, adalah seorang penulis, novelis, asal etnik-Tionghoa, ---
turunan Tionghoa Indonesia yang sekarang berdomisli di Singapura. Ia
telah menulis, paling tidak 8 novel. Yang saya bicarakan pagi ini dua
buah diantaranya, yaitu *MONMARTRE In BONDOWOSO*, dan*SONS AND DAUGHTERS
OF BANGKA*. Apa yang saya sampaikan hari ini adalah kesan dan pemahaman
salah seorang penggemar literatur sastra, khususnya Indonesia.


Bicara tentang novel atau sering dibilang sebuah "roman", maka perhatian
terutama tertuju pada pensajian sebuah cerita, sebuah drama. Dalam hal
ini sebuah cerita tentang hubungan antar-manusia, dalam hubungan
kehidupan masyarakat. Biasanya tercakup di situ cerita yang dramatis dan
bahkan tragis, memilukan, tanpa penutupan yang "happy end". Pembaca
disilahkan untuk bikin penutupan dan penyimpulan sendiri atas cerita tsb.


Satu hal yang pasti, dalam novel itu ceritanya berlatar belakang suatu
periode dan tempat tertentu. *Dalam hal ini novel "Montmartre in
Bondowoso"*, berlatar belakang Paris dan Bondowoso di periode sebelum
Peristiwa 65. Sekitar migran para eksil, orang-orang Indonesia yang
terhalang pulang, yang pspornya dirampas rezim Orba. Sedangkan "*SON AND
DAUGHTERS OF BANGKA"*, sekitar pemuda-pemudi Indonesia asal Tionghoa di
Bangka.


Yang menarik ialah yang menyangkut latar belakang Indonesia, sekitar
peiode itu. Bagaima penulis May Swan mensajikan situasi di Indonesia
ketika itu, dan sekarang ini sesudah Reformasi. Demikian pula halnya
penyajiannya sekitar Tiongkok, khususnya dalam periode RBKP dan sekarang
ini.


* * *


Semua itu menunjukkan bahwa penulis May Swan, telah mengadakan studi dan
riset mendalam tentang lokasi, sejarah dan situasi kongkrit dan masa
lampaunya. May Swan menulis bukan "asal menulis" yang "asbun- asal
bumyi". Apa yang ditulisnya menyangkut lokasi dan situasi adalah
riil,sesuai dengan pengetahuan kita mengenai hal itu. Lagipula ada
hal-hal yang sesudah membaca karya May Swan, --- dari tidak tahu kita
menjadi tahu. Bertambah apresiasi dan horizon kita mengenai hal-hal yang
diceriterakannya dalam bukunya.


Juga menarik ialah pengkisahan yang mendetail dan hidup mengenai keadaan
Bangka/ Belitung dan penduduknya. Patriotik dalam perjuangan Indonesia
melawan Belanda untuk kemerdekaan nasional. Dan progresif dalam periode
sebelum munculnya Orba.


Kita diperkenalkan dengan situsi fisik dan mental kaum emigran eksil
Indoensia di Paris .


Juga diungkap tentang khusus peranan Bangka dalam perjuangan melawan
Belanda, khususnya penyelundupan yang dilakukan untuk memperoleh senjata
dan obat-obatan dari Singapura. Apa peranan Banga dalam hal ini.


Dan bagaiman peduli dan perhatian penduduk Bangka khususnya yang turunan
Tionghoa terhadap keadaan Bung Karno dan rombngan ketika dibuang Belanda
ke Bangka (1949).


Kita juga berkenalan dengan situasi kebiasaan dan adat istiada
orang-orang Indonesia keturunan Tinghoa. Antara lain yang betul-betul
baru bagi saya, yang menyangkut disediakannya peti mati untuk anggota
keluarga, orangtua, untuk pemakaman nanti. Itu dianggap suatu
penghormatan pada orangtua yang bersangkutan. . . . .


* * *


Ada hal yang memang perlu disebut sebagai suatu kekuarangan mengenai
karya sastra May Swan, – – -- kebanyakan ditulis dalam bahasa Inggris.
Namun itu juga merupakan suatu keunggulan. Yang saya tau Indonesia
memiliki tiga penulis yang menulis karya sastranya dalam bahasa Inggri,
yaitu:*Laksmi Pamuntjak, Noor Djaman dan MAY SWAN.*


Merupakan suatu kekurangan karena sebagian besar orang Indonesia tidak
mengerti bahasa Inggris apalagi bahasa Inggris suatu roman. Dengan
demikian sebagian besar pembaca Indonesia tidak bisa membacanya.


Namun ditulisnya novel-novel itu dalam bahasa Inggriss merupakan suatu
keunggulan karena itu MEMPROPMOSI SASTRA INDONESIA DI LUARNEGERI.


<Bersambung dengan resensi atas buku-buku May Swan: 'MONSTMARTRE IN
BONDOWOSO" dan "SON AND DAUGHTERS OF BANGKA".>


* * *















------------------------------------

=======================
Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Twitter: http://twitter.com/wanita_muslimah
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:wanita-muslimah-unsubscribe@yahoogroups.com
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

Milis ini tidak menerima attachment.Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/

<*> Your email settings:
Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/join
(Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
wanita-muslimah-digest@yahoogroups.com
wanita-muslimah-fullfeatured@yahoogroups.com

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
wanita-muslimah-unsubscribe@yahoogroups.com

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/

0 comments:

Post a Comment