Advertising

Thursday, 4 April 2013

[wanita-muslimah] Kolom IBRAHIM ISA -- MENGAPA MENULIS “MEMOAR”?

*Kolom IBRAHIM ISA*
*Kemis, 04 April 2013*
*---------------------*



*MENGAPA MENULIS "MEMOAR"?*

Hari ini, Kemis pagi, 04 April 2013 --, atas insiatif Historikus Muda
*Bonnie Triyana*, Pemred Majalah Historia, telah dilucncurkan buku
*MEMOAR Ibrahim Isa*. Lokasi: Ruang Serbaguna 4101 FIB*Universitas
Indonesia, Depok*. Bertindak sebagai narasumber: *Wilson Obrigado*s
(Sejarawan) dan*Bonnie Triyana. Hendri F Isnaenti*, Jurnalis Maj.
Hisoria, sebagai moderator.



Berita tentang *"Diskusi buku "Kabar Dari Seberang: Memoar Ibrahim Isa*,
kuterima hari ini dari sahabat karibku BONNIE TRIYANA. Kusampaikan
banyak-banyak terimakasih kepada Bonnie Triyana, dan sahabat-sahabat
karibku Wilson Obrigados dan Hendri F. Isnaeni.



* * *



*Mengapa menulis Memoar? *

Pertanyaan ini diharapkan sedikit terjawab dalam bagian-bagian tertentu
dari buku MEMOAR, yang disiarkan di bawah ini:

*Semacam Pendahuluan:*

Memoar juga sering disebut BIOGRAFI. Umumnya ditulis sendiri. Tetapi
sering juga oleh penulis lain. Contoh yang menyolok tentang BIOGRAFI,
OTOBIOGRAFI atau MEMOAR, yang*tidak* ditulis sendiri, adalah buku
OTOBIOGRAFI, berjudul : *SUKARNO AN AUTOBIOGRAPHY, As Told to Cindy
Adams.* Sepenuhnya kata-kata dan kalimat Bung Karno yang tertera di
situ, tetapi penulisannya oleh seorang penulis Amerika: *Cindy Adams.*


Buku-buku otobiografi, biografi atau memoar, adalah pertumbuhan dan
perkembangan baru dalam ragam publikasi literatur di Indonesia setelah
kemerdekaan. Otobgiografi/memoar yang paling otentik, lengkap dan sangat
baik bagi pendidikan politik kesedaraan berbangsa, --- adalah yang
dituturkan oleh Bung Karno kepada dan ditulis oleh penulis Amerika,
Cindy Adams: SUKARNO AN AUTOBIOGRAPHY, As Told to Cindy Adams, <1965>.
Penerbit The Bobbs-Meirill Company, Inc. New York. Menarik diperhatikan
bahwa pada penerbitan pertama buku otobiografi Bung Karno itu, tertera
bahwa copyright penerbitan pertama itu ada pada Cindy Adams.


*Setelah ketahuan oleh historikus Asvi Warman Adam*, bahwa di awal
periode Orba, dengan sepengetahuan (mungkin juga atas perintah Suharto),
edisi Indonesia *buku Bung Karno itu dipalsu*, copyright buku Bung Karno
itu jatuh pada Yayasan Bung Karno.


* * *


Biografi, otobiografi ataupun memoar,*bila *ditulis (sejauh mungkin)
dengan jujur, obyektif dan tidak rekayasa, maka buku-buku tsb merupakan
aset, warisan sejarah yang bernilai dan berharga bagi generasi
berikutnya maupun pembaca umumnya di mancanegara.


Salah satu contoh obyektifitas, adalah yang ditunjukkan oleh *Barac
Obama,* dalam bukunya, (semacam otobiografi sekaligus memoar), adalah
yang bersangkutan dengan Indonesia. Ia menulis setidaknya 9 halaman
mengenai Indonesia. Meskipun sudah menjadi anggota Kongres AS dan
berrencana jadi calpres, --- namun ia tak segan-segan mengungkap. Obama
dengan terus terang menulis bahwa AS tidak suka politik luarnegeri
Indonesia yang tidak sesuai dengan strategi Perang Dingin AS. *Maka AS
merencanakan menggulingkan Sukarno melalui perwira-perwira TNI yang
pro-AS.* Juga dikemukakannya bahwa kampanye anti-komunis dan anti-Kiri
yang berlangsung di bawah Jendral Suharto menimbulkan korban amat besar
dan merupakan pelanggaran hak-hak azasi manusia.


* * *


Pada periode rezim Orba, penulisan biografi dan 'memoar' jadi populer.
Dimulai oleh semacam memoar juga, adalah biografi yang ditulis tentang
Suharto ("The |Smiling Genedral") . Lalu penulisan biografi Adam Malik,
Sultan Yogyakarta Darojatun, para mantan wapres Orba dan sementara
jendral serta tokoh-tokoh masyarkat lainnya.


Terutama sejak jatuhnya rezim Orde Baru muncul biografi maupun memoar
orang-orang yang hanya setelah jatuhnya Suharto, bisa menerbitkan
biografi atau memoarnya di Indonesia. Antara lain mantan Ketua Baperki
Siauw Giok Tjhan; mantan Menteri Oei Tjoe That; mantan pimpinan G30S,
Letkol Latief; mantan Waperdam dan Menlu Dr Subandrio; mantan Panglima
AURI Laksamana Udara Omar Dani; mantan Gubernur Militer kota Madiun,
1948, Sumarsono; mantan Brigjen Suharyo (Haryo Kecik); mantan Dubes RI
di Havana, A.M. Hanafi; mantan anggota DPR Francisca Fanggidaey, dll.
Beberapa jendral Orba tak ketinggalan menuliskan biografi atau memoarnya.


* * *


Yang kutulis ini, populernya disebut*MEMOAR*.


Pada umumnya terdapat pengertian yang bersamaan. Baik kita lihat di
Kamus Besar Bahasa Indonesia, Pusat Bahasa; (Edisi Keempat; Departemen
Pendidikan Nasional. Cetakan Pertama Edisi IV, 2008). Menurut kamus ini,
MEMOAR, artinya .

-- Kenang-kenangan sejarah atau catatan peristiwa masa lampau
menyerupai otobiografi yang ditulis dengan menekankan pendapat,
kesan, dan tanggapan pencerita atas peristiwa yang dialami dan
tentang tokoh yang berhubungan dengannya.

-- Catatan atau rekaman tentang pengalaman hidup seseorang.

Cukup jelas yang diterangkan oleh Kamus Besar Bahasa Indonesia.

Kita kuak apa yang ditafsirkan oleh Wikipedia. Sbb:

Dalam kebudayaan Perancis, kata *mémoire , *seperti halnya pada kata *un
mémoire*tak ada terjemahan langsung dlm bahasa Inggris. Memoire
digunakan untuk tulisan pendek, yang memberikan peluang pada penulisnya
untuk mengemukakan pendapatnya atau pandangannya mengenai hal tertentu.
Dalam bahasa Inggrisnya – essay.

*Sering dikatakan MEMOAR adalah karya penulis mengenai kenangannya dalam
periode tertentu dalam hidupnya. Dikatakan juga bahwa MEMOAR berbeda
dengan otobiografi.*



** * **



Apa yang akan kutulis ini, kira-kira seperti yang dijelaskan. Bahkan
lebih banyak merupakan catatan *peristiwa yang paling banyak memberikan
kesan dan pengaruh terhadap jalan hidupku selanjutnya*. Dan tentu
merupakan suatu cara untuk menyatakan pendapat dan pandangan mengenai
ha-hal yang terjadi dalam hidupku. Terutama yang menyangkut bangsa dan
tanah air kita, INDONESIA TERCINTA.



Dikatakan bahwa pada umumnya memoar berbeda dengan otobiografi. Karena,
sebuah memoar kebanyakan kurang menekankan tentang diri penulisnya
sendiri. Tetapi banyak bicara mengenai lainnya. Oleh karena itu,
umumnya, sebuah memoar itu, tidak semata-mata menulis tentang jalan
hidup penulisnya. Tetapi lebih banyak meliputi periode tertentu dari
riwayat penulis. Tidak mesti suatu cerita. Mungkin juga dalam bentuk
serentetan catatan yang terpisah satu sama lainnya.

*MEMOAR ini kutulis atas usul banyak tema. Khususnya dari editor bukuku
"BUI TANPA JERAJAK BESI". Historikus muda, Bonnie Triyana. *



* * *


*Pendahuluan: BUNG KARNO*

Dalam perjalanan hidupku, (sejauh aku mampu mengenangkannya kembali)
sejak berumur 10 tahun, ketika abang iparku, Oom Djamin membawa aku ke
suatu Pertemuan Kaum Nasionalis Indonesia, di Gg Kenari, Jakarta, – – –
sejak itu haridepan kegiatanku rupanya sudah ditentukan: *TERJUN DALAM
KEGIATAN, PERJUAGAN DAN PERGOLAKAN BANGSA INI*, Untuk menjadi seuatu
bangsa merdeka, berdaulat, bersatu, adil dan makmur.


Sejak itu pula terutama pada periode pendudukan Jepang (1942-1945), aku
selalu berusaha hadir dalam rapat-rapat umum yang diadakan dimana tampil
sebagai pembicara utama dan tunggal: *BUNG KARNO*. Kemenakanku Zainal
Abadin, putra tertua guru Uyub (salah seorang kemenakan Ibu) yang ketika
itu tinggal di Djati Petamburan, Jakarta, selalu memberitahukan kepadaku
kapan dan dimana Bung Karno akan bicara di rapat raksasa. Kebetulan pula
Abidin bekerja di kantornya Bung Karno, maka ia tahu kapan dan dimana
Bung Karno akan bicara di rapat umum.


Rapat rakasasa! Memang puluhan ribu orang datang berduyun-duyun dari
segenap penjuru untuk mendengar*WEJANGAN BUNG KARNO*. Tempat rapat
raksasa biasanya di Lapangan Ikada, Jakarta. Isi wejangan yang meresap
di kalbuku adalah: *SEBAGAI BANGSA INDONESIA, harus bersatu, bersatu,
bersatu dan bersatu untuk mencapai cita-cita dan tujuan kita bersama*.
Bersatu dan berjuang! Aku selalu mengajak kawan-kawanku sepermainan
untuk bersama-sama hadir dalam rapat raksasa dimana Bung Karno bicara.
Kami jalan kaki saja dari Salemba menuju Lapangan Ikada, atau tempat
lainnya dimana Bung Karno bicara.


Dalam pidato-pidatonya Bung Karno terus-menerus menekankan arti penting
mencintai tanah air dan bangsa. *BUNG KARNO ADALAH PEGANGAN KITA*. Suara
Bung Karno yang menggelegar, memecah keheningan, bergelora dan
berapi-api, berkumandang jauh, dan selalu menyemangati setiap pendengarnya.


Ketika pada tanggal 17 Agutus 1945, Republik Indonesia diproklamasikan,
proklamasi kemerdekaan itu disambut serentak dengan seruan MERDEKA,
MERDEKA,SEKALI MERDEKA TETAP MERDEKA. Mengapa demikian spontan dan gegap
gempita sambutan massa rakyat? Tidak lain, tak bukan, karena massa
rakyat sudah tidak asing lagi dengan SANG PROKALAMATOR: BUNG KARNO.


Di sepanjang jalan perjuangan bangsa, jatuh bangun baik dalam
pertempuran-pertempuran melawan tentara Jepang, serdadu-serdadu NICA,
tentara Inggris dan akhirnya 120.000 tentara Belanda yang didatangkan
dari Holland, pegangan politik dan penyuluh bangsa adalah BUNG KARNO,
adalah Presiden Republik Indonesia, SUKARNO. Hati dan tekad bangsa
Indonesia begitu mantap dan kokoh dipersatukan , berkat a.l didikan
politik yang diberikan Bung Karno, yang intensitasnya meningkat terus
selama pendudukan Jepang atas Indonesia.


Demikian pula halnya dalam perjuangan berliku-liku melawan subversi,
agresi dan intervensi asing yang hendak menggoyahkan bahkan menumbangkan
Republik Indonesia dalam peristiwa kudeta Kapten KNIL Westerling dengan
tentara Ratu Adilnya; pemberontakan separatis RMS maupun dalam
pemberontakan separatis PRRI/Permesta ---- pegangan dan penyuluh serta
pimpinan bangsa adalah BUNG KARNO.


Kurasakan pendidikan kesedaran berbangsa yang diberikan oleh Bung Karno
dalam pidato-pidato dan tulisan-tulisannya, telah mendarah daging dalam
tubuh dan fikiranku. Aku berkeinginan untuk meneruskan hal ini --*-
KESADARAN BERBANGSA* – pada generasi selanjutnya. Sementara kawan baikku
punya fikiran lain. *Satu dua orang kawan baikku mengatakan bahwa aku
telah BERUBAH menjadi NASIONALIS. *


*Mereka salah tafsir! * Sejak sedikit-demi-sedikit sadar politik,
kesadaran itu adalah KESADARAN CINTA TANAH AIR DAN BANGSA. Kesadaran
patriotisme dan nasionalisme. Itulah imbauan dan dorongan nuraniku
mengapa aku menceburkan diri dalam Revolusi Kemerdekaan, ambil bagian
dalam BKR, Badan Keamanan Rakyat, TKR dan TRI. Itu pulalah yang
mendorong aku mantap jadi guru, ambil bagian dalam kegiatan sosial
seperti Gerakangerakan Perdamaian dan GERAKAN SOLIDARITAS RAKYAT-RAKYAT
ASIA AFRIKA UNTUK KEMERDEKAAN NASIONAL.


Dalam MEMOAR ini, tempat khusus diperuntukkan bagi BUNG KARNO sebagai
pemimpin dan pendidik bangsa dan sebagai pembela kesatuan bangsa dan
tanah air, dari Sabang sampai Merauké.


* * *


Bukan sesuatu yang rahasia, bahwa Bung Karno menunjukkan, untuk mencapai
suatu Indonesia yang bersatu, kuat, adil dan makmur, jalannya adalah
*berjuang untuk SOSIALISME INDONESIA.*


Dalam kerangka ini dirasakan perlu menyiarkan kembali seutuhnya tulisan
politik klasik Bung Karno mengenai MARXISME. Dengan alasan yang sama,
demi kelengkapan bahan pertimbnagan bagi pembaca, disiarkan secukupnya
tulisan-tulisan historikus generasi muda, Dr Asvi Warman Adam.


Sedangkan mengenai RELEVANSI peranan Bung Karno dan ajaran-ajarannya
dikutip seccukupnya tulisan Dr. Peter Dale Scott, Asvi Adam, Bob Hering,
Nico Schulte Nordholt, Jusuf Isak,dll.


Tulisan-tulisan mengenai Bung Karno yang disiarkan di sini sejauh
mungkin mempertahankan judul , isi maupun teks aslinya, sejauh mungkin
tidak di-edit kembali. Agar pembaca bisa dengan leluasa
mempertimbangakan latar belakang situasi ketika tulisan tsb dibuat.



** * **







------------------------------------

=======================
Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Twitter: http://twitter.com/wanita_muslimah
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:wanita-muslimah-unsubscribe@yahoogroups.com
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

Milis ini tidak menerima attachment.Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/

<*> Your email settings:
Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/join
(Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
wanita-muslimah-digest@yahoogroups.com
wanita-muslimah-fullfeatured@yahoogroups.com

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
wanita-muslimah-unsubscribe@yahoogroups.com

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/

0 comments:

Post a Comment