Dalam diskusi di Medan, muncul pendapat yang mengkhawatirkan Provinsi
Tapanuli justru akan memecah hubungan antaretnik di Sumut yang sudah
harmonis.Medan, Batak Pos
Sesungguhnya Provinsi Sumatera Utara adalah miniature Indonesia. Di
dalamnya terdapat beraneka suku, agama, tradisi, bahasa, arsitektur,
kebudayaan, dan lainnya. Semua komponen itu hidup harmonis sampai kini.
Namun ia bisa berantakan hanya gara-gara wacana pembentukan Provinsi
Tapanuli.
Pendapat ini dikemukakan akademisi asal Jakarta Basyral Hamidy
Harahap dalam Seminar Nasional tentang Provinsi Tapanuli yang digagas
oleh sebuah surat kabar nasional di Hotel Danau Toba Medan, Jumat
(10/11).
"Keharmonisan di Sumatera Utara sebagai daerah yang paling aman dari
kerusuhan sara, bisa terusik. Sebab pembentukan Provinsi Tapanuli
akhirnya akan menimbulkan persaingan tidak sehat di kalangan komunitas
Batak, " kata Hamidy.
Hamidy menyarankan agar para penggagas Provinsi Tapanuli lebih
menjaga keharmonisan dan ekuilibrium miniatur Indonesia ini, ketimbang
memicu konflik sosial. Hamidy menegaskan, latar belakang yang mengilhami
pembentukan Provinsi Tapanuli, yakni karena daerah ini dulunya bekas
keresidenan, tidak bisa dijadikan alasan untuk menggolkan provinsi baru.
Kenyataannya, banyak bekas keresidenan di Indonesia tidak dimekarkan
menjadi provinsi baru seperti Bogor, Cirebon dan Priangan di Jawa Barat.
Juga Banyumas, Kedu, Pekalongan, Rembang dan Semarang di Jawa Tengah.
Besuki, Malang, Madiun, Kediri, Surabaya, Madura dan Bojonegoro di Jawa
Timur, serta Palembang di Sumatera Selatan, juga bekas keresidenan yang
tidak dimekarkan menjadi provinsi.
Berlainan Mimpi
Pandangan senada dikemukakan Guru Besar Antropologi dari Universitas
Negeri Medan (Unimed) Usman Pelly. Pellly, dalam makalahnya berjudul '
Provinsi Tapanuli Tanpa Tapanuli Selatan' , mengatakan bahwa banyak
orang bertanya-tanya mengapa wacana pembentukan Provinsi Tapanuli itu
tidak menyertakan Tapanuli Selatan.
Setelah ditelaah, ternyata antara masyarakat Tapanuli Utara dengan
saudaranya di Tapanuli Selatan, beda pandang dalam memecahkan suatu
masalah penting, seperti menghapus 'Peta Kemiskinan Tapanuli.'
Dalam disertasi Dr. Lance Castles berjudul "The Political Life of a
Sumatran Residency: Tapanuli 1915-1940" yang dikutip Pelly disebutkan,
masyarakat Tapanuli Utara yakin bahwa provinsi diperlukan untuk
menghapus peta kemiskinan itu. Sedang masyarakat Tapanuli Selatan tidak
demikian.
"Pembentukan Provinsi Tapanuli, bila menjadi kenyataan, akan diratapi
oleh orang Sipirok, Angkola, dan Mandailing Natal. Ibaratnya,
masyarakat Tapanuli Utara dan Tapanuli Selatan itu tidur satu bantal,
tapi berlainan mimpi," papar Pelly.
Tangkal Sumatera Timur
Pandangan staf pengajar FISIP USU Ridwan Rangkuti sedikit lain. Dia
melihat pembentukan Provinsi Tapanuli itu justru menjadi pemicu
kemunculan Negara Sumatera Timur (NST). Padahal integrasi Residensi
Tapanuli ke dalam Provinsi Sumatera Utara bersama Residensi Sumatera
Timur, adalah untuk membuat pemerintah tidak terus khawatir akan
kemunculan kembali NST itu.
"Residensi Tapanuli itu jelas disposisikan sebagai alat untuk menjaga
Sumatera Timur. Terbukti dengan ditempatkannya sejumlah pejabat
gubernur yang berasal dari Tapanuli, seperti Telaumbanua, Raja
Jungjungan Lubis, Marahalim Harahap, EWP Tambunan, Kaharuddin Nasution,
Raja Inal Siregar, dan Rudolf Matzuoka Pardede," kata dia.
Sementara itu, Sekdaprov Sumut Muhyan Tambuse yang membuka acara
seminar atas nama Gubernur Sumut, sejak awal sudah menyatakan bahwa
Pemprov Sumut tidak punya kepentingan apa-apa soal pendirian Provinsi
Tapanuli.
"Sepanjang telah memenuhi persyaratan dan prosedur yang berlaku,
tidak ada alas an bagi Pemprov Sumut untuk tidak meneruskan usul
pembentukan ke DPRD Sumut untuk mendapat persetujuan," kata Muhyan.
Rektor Universitas Dharma Agung (UDA) Medan Robert Sibarani dalam
makalah, ' Hita di antara Utara dan Selatan,' mengimbau pembentukan
Provinsi Tapanuli tidak diperdebatkan lagi. Sebab, tuntutan pembentukan
itu semata-mata untuk penghapusan peta kemiskinan di Tapanuli demi
mensejahterakan masyarakat.
*Sumber: Harian Umum Batak Pos, 11 November 2006, halaman 2 kolom 2, 3, 4.
[Non-text portions of this message have been removed]
Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Twitter: http://twitter.com/wanita_muslimah
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:wanita-muslimah-unsubscribe@yahoogroups.com
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com
Milis ini tidak menerima attachment.
0 comments:
Post a Comment