Advertising

Thursday, 2 December 2010

[wanita-muslimah] Fwd: [PersIndonesia] Agresi SBY "Mencabik Sultan"

---------- Forwarded message ----------
From: Dharma Hutauruk <dharma.hutauruk@gmail.com>
Date: 2010/12/3
Subject: Re: [PersIndonesia] Agresi SBY "Mencabik Sultan"
To: PersIndonesia@yahoogroups.com


Lho, sby kan belum pernah ikut perang kemerdekaan jadi tidak merasa
terbebani dengan pengorbanan rakyat Jogja di jaman revolusi.

2010/12/3 sunny <ambon@tele2.se>


>
>
> http://www.analisadaily.com/index.php?option=com_content&view=section&layout=blog&id=15&Itemid=131
>
>
>
> *Agresi SBY "Mencabik Sultan"* <http://www.analisadaily.com/index.php?view=article&catid=78%3Aumum&id=77736%3Aagresi-sby-qmencabik-sultanq&format=pdf&option=com_content&Itemid=131>
>
> <http://www.analisadaily.com/index.php?view=article&catid=78%3Aumum&id=77736%3Aagresi-sby-qmencabik-sultanq&tmpl=component&print=1&page=&option=com_content&Itemid=131>
>
> <http://www.analisadaily.com/index.php?option=com_mailto&tmpl=component&link=aHR0cDovL3d3dy5hbmFsaXNhZGFpbHkuY29tL2luZGV4LnBocD9vcHRpb249Y29tX2NvbnRlbnQmdmlldz1hcnRpY2xlJmlkPTc3NzM2OmFncmVzaS1zYnktcW1lbmNhYmlrLXN1bHRhbnEmY2F0aWQ9Nzg6dW11bSZJdGVtaWQ9MTMx>
>
>
>
>
> *Oleh : Arfanda Siregar*
>
> **
>
> **
>
> **
>
> **
>
> **
>
> **
>
> **
>
>
>
>
>
> *Belum lagi hilang duka dan nestapa yang memayungi Yogyakarta akibat
> erupsi Gunung Merapi, kini mendadak pemerintah pusat menyerang jantung
> pemerintah Yogyakarta .*
>
> *Meski, tidak sedahsyat wedhus gembel, debu ,dan material vulkanik Merapi
> yang mampu meluluhlantakkan pemukiman penduduk, namun agresi dari pusat
> mampu mengoncangkan singasana Kasultanan Yogyakarta yang telah berumur
> ratusan tahun.*
>
> *Agresi yang berasal dari pusat dipicu oleh pernyataan Presiden SBY ketika
> rapat kabinet terbatas, Jumat (26/11) bahwa tidak mungkin sistem monarki
> dapat diterapkan di negara demokrasi seperti Indonesia. Oleh karenanya,
> seiring dengan penggodokan RUU Keistimewaan DIY, pemerintah akan
> memprosesnya bersama DPR suapaya tidak lahir UU yang tumpang tindih dengan
> realitas demokrasi di Indonesia.*
>
> *Gayung bersambut, sehari kemudian, Sultan Yogyakarta Sri Sultan Hamengku
> Buwono X yang merangkap Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY)
> menanggapi," DIY bukanlah monarki. Namun, jika jabatan gubernur yang juga
> dijabat Sultan Yogyakarta dianggap pemerintah pusat sebagai penghambat
> proses penataan DIY, saya bersedia meninjau kembali jabatan gubernur
> tersebut." *
>
> *Tampilan Berbeda SBY*
>
> *Agak aneh memang kali ini, Presiden SBY yang biasanya tampil kalem dan
> dapat menempatkan sesuatu pada tempatnya seakan lepas kontrol menanggapi
> keistimewaan Yogyakarta. Sungguh tidak bijaksana memersoalkan kekuasaan di
> tengah 22.000 ribu pengungsi Merapi yang masih bertahan di tenda-tenda
> pengungsi di seantero Yogyakarta. Apalagi curah hujan yang lebat akhir-akhir
> ini telah menimbulkan kekhawatiran baru bagi penduduk,terutama yang bermukim
> di sekitar bentaran kali,atas ancama banjir lahar dingin yang berasal dari
> puncak Merapi.*
>
> *Tentu saja pernyataan presiden itu ditanggapi dengan nada emosional,
> bukan saja dari Sultan namun berbagai elemen masyarakat Yogya yang saat ini
> membutuhkan bantuan cepat dan tanggap atas nasib mereka yang terkena
> bencana. Keadaan ini persis seperti ungkapan Jawa ," ngono yo ngono ,mbok
> ojo ngono". Boleh-boleh saja memersoalkan sesuatu, tetapi jangan
> keterlaluan,pertimbangkan dulu masak-masak,lihat-lihat dulu keadaan sebelum
> bertindak.*
>
> *Apalagi persoalan keistimewaan Yogyakarta yang diperdebatkan SBY bukan
> masalah subtansial,tapi hanya persoalan bagi-bagi kekuasaan. Rakyat di
> negeri ini pun sudah muak dengan persoalan kekuasaan. Entah sudah berapa
> banyak uang dihabiskan untuk menyelenggarakan pemilu dan pilkada, namun tak
> satu pun produk politik itu mampu membawa rakyat negeri sumringah, sentosa,
> dan tenteram. Meski negeri ini sudah termasuk negara demokrasi, tapi
> capaiannya belum dirasakan rakyat sebagai berkah.*
>
> *Yang didambakan masyarakat Yogya pasca erupsi Merapi adalah kiprah
> pemerintah merehabilitasi berbagai kehancuran yang disebabkan oleh amuk
> Merapi. Areal pertanian, ternak, pemukiman, transportasi, irigasi, dan
> berbagai kehancuran sarana serta prasarana yang menopang kehidupan
> masyarakat lebih penting diurus ketimbang memersoalkan singgasana Sultan
> Hamangkubuwono. Mengambil hati masyarakat Yogya, terutama korban bencana
> jauh lebih penting.*
>
> *Mengapa Harus Diungkit*
>
> *Sebagai presiden yang juga berasal dari Jawa, sepertinya SBY lupa dengan
> salah satu perih bahasa kuno yang berbunyi aja nggege mangsa,jangan
> mempercepat musim atau waktu. Makna sejatinya adalah, jangan memaksakan diri
> dalam memperoleh hasil sebelum waktunya, karena apa yang didapat pasti tidak
> memuaskan.*
>
> *SBY tidak boleh lupa akan sumbangan besar yang telah diberikan Kesultanan
> Yogyakarta terhadap perjuangan kemerdekaan Indonesia. Ketika terjadi agresi
> Belanda terhadap Indonesia, pusat pemerintahan terpaksa pindah dari Jakarta
> ke Yogyakarta. Belanda tidak berani berbuat lebih jauh ke Yogyakarta karena
> mereka tahu seperti apa keberadaan Kesultanan Yogyakarta.*
>
> *Kalau presiden konsisten dengan nilai konstitusi dan demokrasi yang
> dianut, seharusnya bukan hanya Yogyakarta yang dipaksa mengikuti kemauan
> presiden. DKI Jakarta ,Aceh Nanggroe Darussalam dan Papua pun dengan nyata
> melanggar konstitusi dan nilai demokrasi,namun tidak pernah diusik
> keberadaanya. Seharusnya kita tidak harus keberatan memberikan keistimewaan
> kepada Yogyakarta. Apalagi keistimewaan itu tidak diberikan atas hal-hal
> yang aneh seperti atas nama agama maupun suku bangsa.*
>
> *Keistimewaan kepada Yogyakarta malah bisa membuat kita memiliki kekhasan.
> Kalau Perancis bisa memberi hak hidup kepada Monaco, seharusnya kita bisa
> menjadikan Yogyakarta seperti itu. Bahkan kalau kita mau, bisa menjadikan
> Yogyakarta seperti Monaco yang memberikan sumbangan ekonomi bagi Perancis.
> *
>
> *Kalaupun ada hal-hal yang kurang berkenan dari tindak-tanduk Sultan yang
> merasa "berdarah biru" sehingga menampilkan rivalitas ketimbang patner tentu
> tidak dapat dijadikan dasar kebijakan nasional.Jangan sampai persoalan
> pribadi masuk pada ranah publik. Hal ini bisa saja terjadi karena Sultan
> pernah mendeklarasikan diri sebagi Capres dan dalam beberapa hal banyak
> statemennya menabrak kepentingan politik SBY. *
>
> *Sultan/Gubernur DIY yang menolak bantuan pemerintah kepada pengungsi
> Merapi kalau berasal dari pinjaman itu, juga dikenal sebagai tokoh netral
> dan kritis, sering bergabung dengan gerakan ekstra parlemen, bersama dengan
> Surya Paloh mendirikan Ormas Nasional Demokrat (NASDEM). Sikap Sultan
> seperti itu tidak ditemui pada Kepala Daerah lain yang lebih menampilkan
> sikap tunduk dan sendiko dawuh atas titah SBY. *
>
> *Dalam konteks agresi SBY kepada Sultan sesungguhnya lebih terasa berbau
> rivalitas diantara keduanya ketimbang persoalan-persoalan yang lebih teknis
> yang relatif mudah dikompromikan. Panasnya isu seputar pencabutan
> keistimewaan DIY lebih karena "aura" kepemimpinan pusat yang ingin
> menegakkan kedaulatan kepemimpinan nasional secara absolut, tak tertandingi,
> tak terlawan, dan tersaingi oleh tokoh lainnya. SBY seakan lupa agresi yang
> dilandasi ambisi dan dominasi kepemimpinan itulah sesungguhnya ciri dari
> kekuasaan monarki yang absolut*.***
>
> *Penulis adalah Dosen Politeknik Negeri Medan/Alumni Pascasarjana UGM*
>
>


[Non-text portions of this message have been removed]

------------------------------------

=======================
Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Twitter: http://twitter.com/wanita_muslimah
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:wanita-muslimah-unsubscribe@yahoogroups.com
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

Milis ini tidak menerima attachment.Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/

<*> Your email settings:
Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/join
(Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
wanita-muslimah-digest@yahoogroups.com
wanita-muslimah-fullfeatured@yahoogroups.com

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
wanita-muslimah-unsubscribe@yahoogroups.com

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/

0 comments:

Post a Comment