بسم الله الرحمن الرحيم
Kita
meyakini bahwa setiap muslim atas muslim lainnya adalah haram darah,
harta, dan kehormatanya. Dan sesungguhnya seorang muslim adalah saudara
bagi muslim lainnya. Karena itu tidak boleh mendzaliminya,
menelantarkannya, menyerahkannya kepada musuh, menghinanya, dan tidak
boleh juga membuka rahasianya. Seorang
muslim wajib menghadiri undangan saudaranya apabila diundang,
memberinya nasihat apabila diminta, memenuhi sumpahnya apabila
bersumpah, mendoakannya apabila bersin, mengucapkan salam apabila
bertemu, menjenguknya bila sakit, melayatnya bila meninggal. Dalam urusan darah, Allah Subhanahu wa Ta'ala
menyiapkan sanksi yang sangat keras. Orang yang menumpahkan darah yang
tidak dibenarkan berhak mendapat murka dan laknat dari Allah di dunia
dan akhirat. Allah Ta'ala berfirman, وَمَنْ
يَقْتُلْ مُؤْمِنًا مُتَعَمِّدًا فَجَزَاؤُهُ جَهَنَّمُ خَالِدًا فِيهَا
وَغَضِبَ اللَّهُ عَلَيْهِ وَلَعَنَهُ وَأَعَدَّ لَهُ عَذَابًا عَظِيمًا "Dan
barang siapa yang membunuh seorang mukmin dengan sengaja, maka
balasannya ialah Jahanam, kekal ia di dalamnya dan Allah murka
kepadanya, dan mengutukinya serta menyediakan adzab yang besar baginya." (QS. Al-Nisa': 93) Allah
telah menetapkan qishash sebagai sanksi yang adil dalam kasus
pembunuhan dengan sengaja. Hikmahnya: untuk mencegah orang yang punya
niatan jahat ini, untuk melapangkan dada keluarga korban, dan sebagai
upaya untuk membersihkan masyarakat dari benih-benih tindak kriminal
yang sangat tercela ini. Allah Ta'ala berfirman, يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الْقِصَاصُ فِي الْقَتْلَى "Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu qishaash berkenaan dengan orang-orang yang dibunuh…" (QS. Al-Baqarah: 178) وَلَكُمْ فِي الْقِصَاصِ حَيَاةٌ يَا أُولِي الْأَلْبَابِ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ "Dan dalam kisas itu ada (jaminan kelangsungan) hidup bagimu, hai orang-orang yang berakal, supaya kamu bertakwa." (QS. Al-Baqarah: 179) وَمَنْ قُتِلَ مَظْلُومًا فَقَدْ جَعَلْنَا لِوَلِيِّهِ سُلْطَانًا فَلَا يُسْرِفْ فِي الْقَتْلِ إِنَّهُ كَانَ مَنْصُورًا "Dan
barang siapa dibunuh secara dzalim, maka sesungguhnya Kami telah
memberi kekuasaan kepada ahli warisnya, tetapi janganlah ahli waris itu
melampaui batas dalam membunuh. Sesungguhnya ia adalah orang yang
mendapat pertolongan." (QS. Al-Isra': 33) Nabi shallallaahu 'alaihi wasallam bersabda, لا
يَحِلُّ دَمُ امرِئٍ مُسلِمٍ إلاَّ بِإحْدَى ثَلاثٍ : الثَّيِّبُ
الزَّانِي ، والنَّفسُ بالنَّفسِ ، والتَّارِكُ لِدينِهِ المُفارِقُ
لِلجماعَةِ "Tidak halal
(ditumpahkan) darah seorang muslim yang bersaksi tidak ada ilah yang
patut untuk disembah kecuali Allah dan aku adalah utusan-Nya, melainkan
karena salah satu dari tiga sebab berikut; pelaku zina yang telah
berkeluarga, jiwa dengan jiwa (qishash pembunuhan), dan orang yang
meninggalkan agama serta jama'ahnya (murtad)." (HR. Muttafaq 'alaih) Rasulullah shallallaahu 'alaihi wasallam sangat memperhatikan persoalan tentang darah. Beliau bersabda, لَنْ يَزَالَ الْمُؤْمِنُ فِي فُسْحَةٍ مِنْ دِينِهِ مَا لَمْ يُصِبْ دَمًا حَرَامًا "Seorang
mukmin masih dalam kelapangan agamanya (untuk menjadi orang taat dan
diampuni dosa-dosanya) selama dia tidak menumpahkan darah yang haram." (HR. Bukhari) Ibnu Umar radliyallaahu 'anhuma berkata,
"Sesungguhnya di antara perkara yang membinasakan yang tidak ada jalan
keluar bagi siapa yang menjerumuskan diri ke dalamnya adalah
menumpahkan darah yang haram tanpa ada sebab yang menghalalkannya."
(HR. Al-Bukhari) Dari Abi Bakrah radliyallaahu 'anhu berkata, Rasulullah shallallaahu 'alaihi wasallam
bersabda, "Apabila dua orang muslim saling meghunuskan pedang, maka
yang membunuh dan yang dibunuh berada dalam neraka." Lalu aku bertanya,
"Ya Rasulullah, kalau si pembunuh masuk neraka kami maklumi, lalu
bagaimana dengan yang dibunuh?" Beliau menjawab, "Karena dia (yang
terbunuh) ingin sekali membunuh saudaranya." (Muttafaq 'alaih) Rasulullah shallallaahu 'alaihi wasallam menegaskan tentang haramnya darah, harta, dan kehormatan kaum muslimin. Beliau shallallaahu 'alaihi wasallam menjadikannya laksana kehormatan hari Arafah di bulan Dzil Hijjah di negeri Allah yang haram (mulia). Rasulullah shallallaahu 'alaihi wasallam bersabda, إِنَّ
دِمَاءَ كُمْ وَأَمْوَالَكُمْ وَأَعْرَاضَكُمْ حَرَامٌ عَلَيْكُمْ
كَحُرْمَةِ يَوْمِكُمْ هذَا فيِ شَهْرِكُمْ هذَا فيِ بَلَدِكُمْ هذَا
وَسَتَلْقَوْنَ رَبَّكُمْ فَيَسْأَلُكُمْ عَنْ أَعْمَالِكُمْ أَلَا فَلَا
تَرْجِعُوا بَعْدِي ضُلَّالًا يَضْرِبُ بَعْضُكُمْ رِقَابَ بَعْضٍ "Sesungguhnya darah,
harta dan kehormatan kamu adalah haram atas kamu seperti haramnya hari
kamu ini, dalam bulan kamu ini, di negeri kamu ini. Dan kelak kamu
akan bertemu dengan Rabb-mu lalu Dia akan menanyakan tentang
amal-amalmu. Karena itu janganlah kamu kembali kepada kekufuran atau
kesesatan sesudahku, yaitu dengan sebagianmu membunuh atas bagaian yang
lain." ( HR. Al-Bukhari dan Muslim) Rasulullah shallallaahu 'alaihi wasallam
juga sangat keras dalam masalah kehormatan seorang muslim. Beliau
menjadikan perilaku mencela seorang muslim sebagai tindakan fasik dan
membunuhnya sebagai tindakan kufur. Beliau shallallaahu 'alaihi wasallam bersabda, سِبَابُ الْمُسْلِمِ فُسُوقٌ وَقِتَالُهُ كُفْرٌ "Mencela seorang muslim adalah kefasikan sedangkan membunuhnya adalah kekufuran." (Muttafaq 'alaih) Bahkan hanya mengacungkan senjata kepada seorang muslim menyebabkannya dilaknat oleh malaikat. Rasulullah shallallaahu 'alaihi wasallam bersabda, "Siapa
yang mengacungkan sepotong besi kepada saudaranya, maka malaikat akan
melaknatnya, walaupun dia itu saudara sebapak atau seibu." (HR. Muslim dari Abi Hurairah) Dari Abu Musa al-Asy'ari radliyallaahu 'anhu berkata, Rasulullah shallallaahu 'alaihi wasallam
bersabda: "Apabila salah seorang dari kalian berlalu di masjid atau
pasar kami dangan membawa tombak, maka hendaknya ia memegang ujungnya
atau hendaknya ia menggenggam dengan tangannya, agar tidak ada
sesuatupun dari senjata-senjata tersebut yang menimpa salah seorang dari
kaum muslimin." (Muttafaq'alaih) Rasulullah shallallaahu 'alaihi wasallam juga menjelaskan bahwa persoalan yang pertama kali akan diadili pada hari kiamat adalah persoalan darah. Rasulullah shallallaahu 'alaihi wasallam bersabda, "Perkara pertama di antara manusia yang akan divonis pada hari kiamat adalah dalam perkara darah." (HR. Muslim) Allah
telah mengajarkan kepada hamba-hamba-Nya beriman beberapa adab dan
aturan dalam berinteraksi sesama mereka. Allah melarang mengolok-olok,
mengumpat, memanggil dengan panggilan yang jelek, berperasangka buruk,
mencari-cari kesalahan, dan menggunjing. Allah Ta'ala berfirman, يَا
أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا لَا يَسْخَرْ قَوْمٌ مِنْ قَوْمٍ عَسَى أَنْ
يَكُونُوا خَيْرًا مِنْهُمْ وَلَا نِسَاءٌ مِنْ نِسَاءٍ عَسَى أَنْ
يَكُنَّ خَيْرًا مِنْهُنَّ وَلَا تَلْمِزُوا أَنْفُسَكُمْ وَلَا
تَنَابَزُوا بِالْأَلْقَابِ بِئْسَ الِاسْمُ الْفُسُوقُ بَعْدَ
الْإِيمَانِ وَمَنْ لَمْ يَتُبْ فَأُولَئِكَ هُمُ الظَّالِمُونَ يَا
أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اجْتَنِبُوا كَثِيرًا مِنَ الظَّنِّ إِنَّ
بَعْضَ الظَّنِّ إِثْمٌ وَلَا تَجَسَّسُوا وَلَا يَغْتَبْ بَعْضُكُمْ
بَعْضًا أَيُحِبُّ أَحَدُكُمْ أَنْ يَأْكُلَ لَحْمَ أَخِيهِ مَيْتًا
فَكَرِهْتُمُوهُ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ تَوَّابٌ رَحِيمٌ "Hai
orang-orang yang beriman janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum yang
lain (karena) boleh jadi mereka (yang diolok-olok) lebih baik dari
mereka (yang mengolok-olok) dan jangan pula wanita-wanita
(mengolok-olok) wanita-wanita lain (karena) boleh jadi wanita-wanita
(yang diperolok-olokkan) lebih baik dari wanita (yang mengolok-olok)
dan janganlah kamu mencela dirimu sendiri dan janganlah kamu panggil
memanggil dengan gelar-gelar yang buruk. Seburuk-buruk panggilan ialah
(panggilan) yang buruk sesudah iman dan barang siapa yang tidak
bertobat, maka mereka itulah orang-orang yang dzalim. Hai orang-orang
yang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka, sesungguhnya sebagian
prasangka itu adalah dosa dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan
orang lain dan janganlah sebahagian kamu menggunjing sebahagian yang
lain. Sukakah salah seorang di antara kamu memakan daging saudaranya
yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan
bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima tobat lagi
Maha Penyayang." (QS. Al-Hujurat: 11-12) Rasulullah shallallaahu 'alaihi wasallam telah menjelaskan hak-hak muslim atas sesamanya dalam sabdanya, الْمُسْلِمُ
أَخُو الْمُسْلِمِ لَا يَظْلِمُهُ وَلَا يُسْلِمُهُ وَمَنْ كَانَ فِي
حَاجَةِ أَخِيهِ كَانَ اللَّهُ فِي حَاجَتِهِ وَمَنْ فَرَّجَ عَنْ مُسْلِمٍ
كُرْبَةً فَرَّجَ اللَّهُ عَنْهُ كُرْبَةً مِنْ كُرُبَاتِ يَوْمِ
الْقِيَامَةِ وَمَنْ سَتَرَ مُسْلِمًا سَتَرَهُ اللَّهُ يَوْمَ
الْقِيَامَةِ "Seorang
muslim adalah saudara bagi muslim lainnya. Dia tidak boleh
mendzaliminya dan menyerahkannya kepada musuh. Dan siapa yang berusaha
memenuhi kebutuhan saudaranya maka Allah akan memenuhi kebutuhannya.
Siapa yang menghilangkan kesusahan seorang muslim, maka Allah akan
menghilangkan darinya kesusahan pada hari kiamat. Barangsiapa menutupi
aib seorang muslim, maka Allah akan menutup aibnya pada hair kiamat." (Muttafaq 'alaih) Makna وَلَا يُسْلِمُهُ adalah tidak membiarkannya bersama orang yang menyakitinya dan dalam penderitaannya, tetapi akan menolong dan membelanya. Sedangkan makna وَمَنْ سَتَرَ مُسْلِمًا adalah jika melihatnya berbuat buruk tidak lantas disebarkan di tengah-tengah manusia. Hal ini tidak menafikan inkarul munkar
(mengingkari kemungkaran) antara dirinya dan saudaranya. Menutupi aib
terletak pada kemaksiatan yang telah dilakukannya. Sedangkan inkarul munkar
letaknya pada kemaksiatan yang menjadi pekerjaannya. Mengingkari
kemungkarannya adalah wajib dan kalau tidak bisa maka ia melaporkannya
kepada hakim. Dari al-Bara' radliyallaahu 'anhu berkata, "Nabi shallallaahu 'alaihi wasallam
memerintahkan kepada kita tujuh perkara dan melarang kita dari tujuh
perkara. Beliau memerintahkan kami untuk mengantarkan jenazah, menjenguk
orang sakit, memenuhi undangan, menolong orang teraniaya, memenuhi
sumpah, menjawab salam dan mendakan orang yang bersin. Beliau melarang
kami dari memakai bejana perak, cincin emas, sutra, Dibaj (kain sutera
dari Persia), Qasi (kain sutera dari Mesir), dan Istabraq (kain dari
benang emas sutra)." (HR. Al-Bukhari) Dari Abu Hurairah radliyallaahu 'anhu berkata, Rasulullah shallallaahu 'alaihi wasallam bersabda, لَا يَسْتُرُ عَبْدٌ عَبْدًا فِي الدُّنْيَا إِلَّا سَتَرَهُ اللَّهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ "Tidaklah seorang hamba menutupi aib hamba lainnya di dunia kecuali Allah akan menutupi aibnya pada hari hari kiamat." (HR. Muslim) Dari Abu Hurairah radliyallaahu 'anhu berkata, aku mendengar Nabi shallallaahu 'alaihi wasallam bersabda, حَقُّ
الْمُسْلِمِ عَلَى الْمُسْلِمِ سِتٌّ : إذَا لَقِيته فَسَلِّمْ عَلَيْهِ ،
وَإِذَا دَعَاك فَأَجِبْهُ ، وَإِذَا اسْتَنْصَحَك فَانْصَحْهُ ، وَإِذَا
عَطَسَ فَحَمِدَ اللَّهَ فَشَمِّتْهُ ، وَإِذَا مَرِضَ فَعُدْهُ ،
وَإِذَا مَاتَ فَاتَّبِعْهُ "Hak
muslim atas muslim lainnya ada enam: apabila engkau bertemu dengannya
maka ucapkan salam, apabila dia mengundangmu maka penuhilah
undangannya, apabila dia meminta nasihat kepadamu maka nasihati dia,
apabila dia bersin lalu memuji Allah maka doakan dia, apabila dia sakit
maka jenguklah, Dan apabila dia wafat maka ikutilah (yakni
mengantarkannya ke pekuburan)." (HR. Muslim) Dari Anas bin Malik radliyallaahu 'anhu berkata, Rasulullah shallallaahu 'alaihi wasallam bersabda, "Tolonglah saudaramu yang berbuat dzalim dan yang didzalimi."
Para sahabat bertanya, "Ini yang terdzalimi kami akan menolongnya,
lalu bagaimana kami bisa menolong yang mendzalimi?" Rasulullah shallallaahu 'alaihi wasallam menjawab, "Ambillah kedua tangannya (cegah dia dari berbuat dzalim)." (Muttafaq 'alaih) Dari Abu Musa radliyallaahu 'anhu berkata, Rasulullah shallallaahu 'alaihi wasallam bersabda, الْمُؤْمِنُ لِلْمُؤْمِنِ كَالْبُنْيَانِ يَشُدُّ بَعْضُهُ بَعْضًا "Orang mukmin dengan mukmin lainnya laksana satu bangunan, satu dengan yang lainnya saling menguatkan." Lalu beliau shallallaahu 'alaihi wasallam lalu beliau menautkan antar jari-jemarinya. (Muttafaq 'alaih) Rasulullah shallallaahu 'alaihi wasallam mengibaratkan saluruh kaum mukminin laksana satu tubuh. Beliau shallallaahu 'alaihi wasallam bersabda, مَثَلُ
الْمُؤْمِنِينَ فِي تَوَادِّهِمْ وَتَرَاحُمِهِمْ وَتَعَاطُفِهِمْ مَثَلُ
الْجَسَدِ الْوَاحِدِ إِذَا اشْتَكَى مِنْهُ عُضْوٌ تَدَاعَى لَهُ
سَائِرُ الْجَسَدِ بِالسَّهَرِ وَالْحُمَّى "Perumpamaan
orang-orang yang beriman dalam hal kasih sayang, kecintaan dan
kelemah-lembutan diantara mereka adalah bagaikan satu tubuh, apabila
ada satu anggotanya yang sakit maka seluruh tubuh juga merasakan demam
dan tidak bisa tidur." (Muttafaqun 'Alaihdari al-Nu'man bin Basyir) Rasulullah shallallaahu 'alaihi wasallam telah
melarang sejumlah akhlak jelek yang bisa merusak hubungan sesama
sekaligus menguatkan akan mulianya darah, harta, dan kehormatan seorang
muslim. Dari Abu Hurairah radliyallaahu 'anhu berkata, Rasulullah shallallaahu 'alaihi wasallam bersabda, لَا
تَحَاسَدُوا وَلَا تَنَاجَشُوا وَلَا تَبَاغَضُوا وَلَا تَدَابَرُوا
وَلَا يَبِعْ بَعْضُكُمْ عَلَى بَيْعِ بَعْضٍ وَكُونُوا عِبَادَ اللَّهِ
إِخْوَانًا الْمُسْلِمُ أَخُو الْمُسْلِمِ لَا يَظْلِمُهُ وَلَا يَخْذُلُهُ
وَلَا يَحْقِرُهُ التَّقْوَى هَاهُنَا وَيُشِيرُ إِلَى صَدْرِهِ ثَلَاثَ
مَرَّاتٍ بِحَسْبِ امْرِئٍ مِنْ الشَّرِّ أَنْ يَحْقِرَ أَخَاهُ
الْمُسْلِمَ كُلُّ الْمُسْلِمِ عَلَى الْمُسْلِمِ حَرَامٌ دَمُهُ وَمَالُهُ
وَعِرْضُهُ "Janganlah
kalian saling hasad, saling berbuat najasy (menawar lebih tinggi untuk
mengecoh pembeli), saling membenci, saling membelakangi, dan janganlah
salah seorang di antara kalian menjual barang yang sudah terjadi
transaksi jual beli oleh orang lain, dan jadilah hamba-hamba Allah yang
bersaudara. Seorang muslim itu saudara bagi muslim yang lain, tidak
boleh menzhaliminya, menelantarkannya (tidak peduli padanya),
menghinanya. Taqwa tempatnya di sini, -beliau menunjuk ke dadanya
sebanyak tiga-. Cukuplah seseorang itu dikatakan telah berbuat
kejelekan manakala telah merendahkan saudaranya sesama muslim. Setiap
muslim atas muslim yang lain itu haram darahnya, harta, dan
kehormatannya." (HR. Muslim) Dari Abu Hurairah radliyallaahu 'anhu, Rasulullah shallallaahu 'alaihi wasallam bersabda, إِيَّاكُمْ
وَالظَّنَّ فَإِنَّ الظَّنَّ أَكْذَبُ الْحَدِيثِ وَلَا تَحَسَّسُوا
وَلَا تَجَسَّسُوا وَلَا تَنَافَسُوا وَلَا تَحَاسَدُوا وَلَا تَبَاغَضُوا
وَلَا تَدَابَرُوا وَكُونُوا عِبَادَ اللَّهِ إِخْوَانًا "Jauhilah
olehmu berperangka karena dia adalah perkataan paling dusta. Janganlah
mencari-cari kesalahan orang, saling bersaing (dalam urusan dunia),
saling dengki, saling membenci, saling membuang muka. Dan jadilah
hamba-hamba Allah yang bersaudara." (HR. Muslim) Dari Abu Ayyub al-Anshari radliyallaahu 'anhu, Rasulullah shallallaahu 'alaihi wasallam bersabda, لَا
يَحِلُّ لِمُسْلِمٍ أَنْ يَهْجُرَ أَخَاهُ فَوْقَ ثَلَاثِ لَيَالٍ
يَلْتَقِيَانِ فَيُعْرِضُ هَذَا وَيُعْرِضُ هَذَا وَخَيْرُهُمَا الَّذِي
يَبْدَأُ بِالسَّلَامِ "Tidak
halal seorang muslim mendiamkan saudaranya lebih dari tiga malam.
Keduanya bertemu lalu yang satu berpaling ke sini dan yang satu
berpaling ke sana. Yang terbaik dari keduanya adalah yang memulai
mengucapkan salam." (Muttafaq 'alaih) Dari Abu Hurairah radliyallaahu 'anhu, Rasulullah shallallaahu 'alaihi wasallam bersabda, تُفْتَحُ
أَبْوَابُ الْجَنَّةِ يَوْمَ الِاثْنَيْنِ وَيَوْمَ الْخَمِيسِ
فَيُغْفَرُ لِكُلِّ عَبْدٍ لَا يُشْرِكُ بِاللَّهِ شَيْئًا إِلَّا رَجُلًا
كَانَتْ بَيْنَهُ وَبَيْنَ أَخِيهِ شَحْنَاءُ فَيُقَالُ أَنْظِرُوا
هَذَيْنِ حَتَّى يَصْطَلِحَا أَنْظِرُوا هَذَيْنِ حَتَّى يَصْطَلِحَا
أَنْظِرُوا هَذَيْنِ حَتَّى يَصْطَلِحَا "Pintu-pintu
surga dibuka pada hari Senin dan Kamis. Lalu setiap hamba yang tidak
menyekutukan Allah dengan sesuatu akan diampuni, kecuali seorang yang
bermusuhan dengan saudaranya. Lalu dikatakan: "Tangguhkanlah dua orang
ini sehingga keduanya berdamai, tangguhkanlah dua orang ini sehingga
keduanya berdamai, tangguhkanlah dua orang ini sehingga keduanya
berdamai." Dalam riwayat lain, "Amal-amal akan dilaporkan pada hari senin dan kamis, maka diampunilah . . ." (HR. Muslim) Ditarjamahkan oleh Badrul Tamam dari kitab Maa Laa Yasa' al Muslima Jahluhu, DR. Abdullah al-Mushlih dan DR. Shalah Shawi. Sumber: http://birosdm.metro.polri.web.id/info-personel/ceramah-agama-islam/619-kewajiban-seorang-muslim-terhadap-muslim-lainnya
[Non-text portions of this message have been removed]
Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Twitter: http://twitter.com/wanita_muslimah
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:wanita-muslimah-unsubscribe@yahoogroups.com
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com
Milis ini tidak menerima attachment.
0 comments:
Post a Comment