Advertising

Friday, 29 October 2010

[wanita-muslimah] Merenungi Bencana Yang Datang

 



REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Berbagai musibah dan bencana
kembali menimpa saudara-saudara kita di sejumlah daerah. Salah satunya bencana
banjir bandang yang melanda Kota Wasior, Papua Barat. Sekitar 147 orang
meninggal dunia, 103 orang masih hilang, dan ribuan orang mengalami luka-luka
akibat bencana itu.

Ditambah lagi kerugian material yang cukup besar.
Bencana ini telah menambah panjang daftar musibah yang telah menimpa bangsa
kita. Tidak ada suatu bencana dan kejadian apa pun di dunia ini, kecuali memang
atas kehendak dan izin Allah SWT, sebagaimana firman-Nya dalam surah Al-Hadid
[57]: 22-23.

"Tiada suatu bencana pun yang menimpa di bumi dan
(tidak pula) pada dirimu sendiri, melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauhul
Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah
mudah bagi Allah. (Kami jelaskan yang demikian itu) supaya kamu jangan
berdukacita terhadap apa yang luput dari kamu dan supaya kamu jangan terlalu
gembira terhadap apa yang diberikan-Nya kepadamu. Dan, Allah tidak menyukai
setiap orang yang sombong lagi membanggakan diri."

Setidaknya, ada dua pesan penting dari ayat tersebut
yang harus terus-menerus kita tadabburi (direnungkan).
Pertama, menambah serta
memperkuat keimanan dan keyakinan kepada Allah SWT. Dialah satu-satunya Zat
yang mengendalikan dan mengurus alam semesta ini, termasuk manusia di dalamnya.
Sebagai contoh, kita diperintahkan untuk berikhtiar atau berusaha dengan
semaksimal mungkin (misalnya dalam membangun sarana dan prasarana serta
infrastruktur dalam konteks membangun bangsa), tetapi hasil akhirnya kita
serahkan sepenuhnya kepada Allah SWT.

Ketundukan hati dan pikiran terhadap segala aturan-Nya merupakan sebuah
keniscayaan. Kita tidak boleh sombong dan arogan menolak aturan dan
ketentuan-Nya, termasuk tidak boleh mengeksploitasi alam ciptaan-Nya tanpa
kendali hanya untuk memuaskan keserakahan hawa nafsu serta memperkaya diri dan
kelompok. Kerusakan alam semesta ini sebagian besar diakibatkan oleh ulah
manusia yang tidak bertanggung jawab, sebagaimana firman-Nya dalam QS Ar-Ruum
[30]: 41.

Kedua, memperkuat kembali semangat solidaritas dan kesetiakawanan sosial di
antara sesama komponen bangsa. Musibah sejatinya sering serta dapat merekatkan
dan mendekatkan hati di antara sesama umat manusia. Rasa empati dan simpati
serta keinginan untuk membantu sesama biasanya terbangun dengan baik.
Penderitaan dan musibah mereka adalah musibah kita semua.

Karena itu, marilah berdoa dan memohon kepada Allah
SWT agar semua musibah yang telah menimpa ini membuat kita menjadi bangsa yang
kuat imannya dan baik pertahanan dirinya, sekaligus memperkuat solidaritas dan
kesetiakawanan sosial antarsesama anak bangsa. Wallahu A'lam.

 

Red: Budi Raharjo

Rep: Oleh Hilman Hakiem Hafidhuddin

http://www.republika.co.id/berita/ensiklopedia-islam/hikmah/10/10/15/140381-merenungi-bencana-yang-datang

mkaruk@bismillah.com

--- On Sat, 10/30/10, Bunda Lisa Rahadi <lisa.rahadi@yahoo.com> wrote:

From: Bunda Lisa Rahadi <lisa.rahadi@.................>
Subject: [tahajjud_call] Musibah .. demi Musibah ... ~* Oleh: A. Mustofa Bisri ...
To: Kucuran_Ilmu@yahoogroups.com, tahajjud_call@yahoogroups.com
Cc: "Ngalam Agami" <malang_agami@yahoogroups.com>, "Alumni SMP 1 Malang" <ikaspensa_ngalam@yahoogroups.com>, klub-ngalaman@yahoogroups.com
Date: Saturday, October 30, 2010, 6:47 AM

 

Musibah .. demi Musibah ... ~* Oleh: A. Mustofa Bisri ...by Vicky Robiyanto Dua on Saturday, October 30, 2010 at 6:19amJikalau
sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami
akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi
mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka
disebabkan perbuatannya. (al-a'raf (7) : 96.)

Bismillahir-Rahmanir-Rahim ..... Dulu,
ketika kita mendengar ada badai hebat di Amerika, Bangladesh, hingga
Filipina; banjir meluap di Tiongkok, Brazil, hingga Korea; gempa
dahsyat di Rumania, Meksiko, hingga Jepang; kapal tenggelam di Inggris,
Italia, hingga Rusia; kecelakaan kereta api di Argentina, Skotlandia,
hingga Jerman; kecelakaan pesawat di Turki, Prancis, hingga Sri Lanka;
kebakaran hutan di Amerika, Tiongkok, hingga Australia; ledakan di
Irlandia, Iraq, hingga Pakistan; pertumpahan darah di Timur Tengah,
India, hingga Afghanistan; dan musibah-musibah lain yang terjadi di
berbagai belahan dunia, setiap kali kita hanya sebentar ikut prihatin,
lalu diam-diam atau terang-terangan merasa lega dan bersyukur bahwa
tempat-tempat musibah tersebut jauh dari kita. Sekarang, ketika
musibah-musibah itu, musibah lumpur panas, banjir di wasior, tsunami di
Aceh,tsunami di Mentawai dan Merapi dengan letusan dahsyatnya.. dan
masih banyak lagi, secara beruntun terjadi di tanah air, masih juga
banyak orang yang jauh dari tempat musibah bereaksi sama. Ikut prihatin
sebentar, lalu diam-diam atau terang-terangan bersyukur bahwa bukan
mereka yang terkena. Karena beruntun, setidaknya dalam
dua tahun belakangan, banyak pula yang terusik dan bertanya-tanya: Ini
ada apa? Ini cobaankah, peringatan, atau siksa dari Tuhan? Memang,
ada beberapa ayat suci yang jelas-jelas menyatakan bahwa musibah dan
kerusakan adalah akibat ulah manusia (misalnya, Q.4: 62; 28: 47; 30:
36, 41; 42: 48). Namun, dalam menjabarkan ayat-ayat itu, berbeda-beda
hujah orang. Ada yang dengan nada keminter menyalahkan pihak-pihak
selain dirinya. "Alam itu memiliki karakter yang tetap," katanya;
"Gunung, laut, angin, dsb sama saja tidak pernah berubah. Jadi, bisa
dipelajari. Seharusnya para ilmuwan dapat memberikan masukan informasi
kepada pemerintah dan masyarakat. Semestinya pemerintah sudah
mengantisipasi gejala-gejala alam itu. Apa kerja Badan Meteorologi dan
Geofisika itu?" Dari mereka yang suka menyalahkan itu, ada yang lucu; menyalahkan presiden yang dianggap membawa sial dan seharusnya diruwat. Ada
pula yang agak memper, menyalahkan orang-orang yang suka merusak alam.
Menurut mereka, alam marah kepada manusia yang terus-menerus
melukainya. Bukan hanya manusia yang bisa kecewa, marah, demo, dan
ngamuk. Alam pun bisa. Ada yang lebih kehambaan dengan
mengakui bahwa semua ini akibat dosa masal terhadap Tuhan pencipta
manusia dan alam. Dosa kita semua. Jadi, tidak relevan dan sia-sia
apabila hanya saling tunjuk, menganggap pihak lain saja yang berdosa,
seolah-olah masing-masing merupakan wakil Tuhan. Semua
aturan Tuhan dilanggar beramai-ramai. Diangkat menjadi khalifah di
kehidupan di dunia, tidak merawat dan mengelolanya secara baik, malah
merusaknya. Mereka yang merasa benar tidak mau membenarkan, malah hanya
menyalah-nyalahkan. Mereka yang berkesempatan berkorupsi tidak ditutup
kesempatannya berkorupsi, malah dipupuk dan diberi peluang. Hukum
yang seharusnya menata malah ditata. Penegak hukum yang melencengkan
hukum tidak dibantu menegakkan, malah didorong untuk terus
melencengkannya. Kenakalan remaja dan kenakalan orang tua merajalela.
Amuk di mana-mana. "Karena dosa masal, untuk menghentikan
hajaran Tuhan ini, tiada lain kita semua mesti melakukan tobat masal,"
kata sohibul pendapat itu. Saya sependapat dengan pikiran
tersebut karena saya sendiri juga melihat kenyataan perikehidupan kita
yang seperti itu. Saya setuju dan mendukung anjuran tobat masal, tapi
tidak dengan pengertian yang sederhana. "Hanya" ramai-ramai istighotsah
secara seremonial, nangis-nangis minta ampun kepada Tuhan, lalu sudah. Tobat
yang saya dukung adalah tobat yang sesungguhnya. Masing-masing
mengidentifikasi kesalahan sendiri dan menyesalinya, lalu bertekad
tidak mengulangi. Mereka yang merasa pernah merampas hak orang lain
segera mengembalikan atau meminta ikhlas dari pihak yang terampas.
Misalnya, pejabat yang pernah mengorupsi harta rakyat, segeralah
mengembalikan. Atau, jika telanjur habis termakan, mengadakan
konferensi pers untuk memohon keikhlasan dari rakyat. Mereka
yang pernah atau sering nyogok atau menerima sogok, segera berhenti dan
berjanji tidak akan mengulangi. Mereka yang karena memiliki kelebihan,
baik berupa kekayaan, kepintaran, maupun kekuasaan, hendaklah segera
menyadari bahwa itu semua adalah anugerah Tuhan yang seharusnya
disyukuri, bukannya dijadikan alasan untuk angkuh serta merendahkan
orang lain. Mereka yang suka memutlakkan pendapat dan
kebenaran sendiri hendaklah segera menyadari bahwa kebenaran mutlak
hanya milik Allah dan mulai belajar menghargai pendapat orang lain.
Demikian seterusnya. Kemudian, baru dengan tulus dan khusyuk memohon
ampun kepada Tuhan Yang Maha Pengampun. Kesalahan-kesalahan
yang telanjur dilakukan karena kebodohan serta kecerobohan harus diakui
dan diusahakan memperbaiki dengan belajar atau menghindarinya sama
sekali. Misalnya, karena pengetahuan kita mengenai bencana alam dan
penanganannya masih minim, kita harus mengakui dan belajar. Misalnya,
karena nasib baik atau KKN, seseorang diangkat dan diserahi tugas yang
tidak begitu dikuasainya, lalu timbul kesalahan, dia bisa memperbaiki
dengan belajar. Tapi, bila tugas tersebut sama sekali di luar
kemampuannya, segera saja mundur. Sebab, kesalahannya akan
beranak-pinak. Karena itu semua adalah pendekatan
kehambaan, kuncinya adalah kerendahhatian. Tanpa sikap rendah hati,
tobat akan sia-sia belaka. Waba'du, meskipun wadag kita
dari lumpur, tidak seharusnya kita bersikap seperti lumpur Porong yang
seenaknya sendiri, merusak ke sana kemari, susah diatur, tidak jelas
maunya. Sebab, dalam wadag kita, Allah meletakkan cahaya penerang: akal
dan hati nurani. http://www.gusmus.net/page.php?mod=dinamis&sub=10&id=601 dengan sedikit di editing .. Semoga bermanfaat dan penuh Kebarokahan dari Allah..... Marilah Setiap detak-detik jantung..,selalu kita isi dengan..Asma Teragung diseluruh jagad semesta raya ini... VickyZawiyah Sirul BarokahSubhanallah wabihamdihi Subhanakallahumma wabihamdika AsyaduAllahilaha illa Anta Astagfiruka wa'atubu Ilaik...
Salam,
Lisa Rahadi

[Non-text portions of this message have been removed]

__._,_.___
Recent Activity:
=======================
Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Twitter: http://twitter.com/wanita_muslimah
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:wanita-muslimah-unsubscribe@yahoogroups.com
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

Milis ini tidak menerima attachment.
.

__,_._,___

0 comments:

Post a Comment