Mas Wawan,
Saya rasa sampeyan sudah punya feeling bagaimana jawaban saya. Toh kita tidak sepaham dalam hal ini.
Saya memberi contoh hadis cecak dan lalat karena itu sesuatu yang sepele tapi juga ekstrim. Dan kalo memang mau konsisten dengan hadis mendahului akal, dan seandainya ingin total dalam menjalankan sunah dan hadist nabi, kenapa harus dipikir2 dulu. Toh segala perkataan dan perbuatan kanjeng Nabi adalah hadis. Dan sebisa mungkin bisa meniru kanjeng Nabi sebagai contoh ideal.
Kenapa banyak orang menjalankan hadis memakai siwak dan tidak hadis terkait lalat? toh sama2 menyehatkan.
Saya mau beralih sedikit dari hal remeh temeh ke hal yang lebih serius dan menyangkut hajat hidup orang banyak. Misalnya tentang hadis ajal sebagai takdir Allah yang dituliskan ketika ruh ditiupkan (Hadits Bukhari Muslim). Dalam level personal saya percaya bahwa kematian adalah takdir Allah. Tapi saya percaya, ada kematian yang seharusnya bisa dicegah (atau minimal ditunda, dalam istilah kesehatan sering disebut dengan kematian dini/premature death) apabila kita menggunakan akal kita.
Apakah kita bisa merubah takdir tersebut dalam level tertentu? misalnya bencana Merapi atau tsunami di Mentawai? Kenapa di Merapi dan Mentawai jatuh banyak korban? Kenapa di Jepang yang juga sering terjadi gempa dan tsunami yang hebat korban bisa sangat diminimalisir?
Seandainya, mereka mau mendengarkan peringatan pemerintah. dan seandainya petugas bisa bersikap lebih proaktif serta tegas, kematian mereka karena bencana tersebut bisa dicegah. Dan apakah penggunaan akal untuk mencoba mencegah timbulnya korban (mitigasi) berarti kita celaka karena mendahulukan akal daripada hadis?
Saya coba ambil contoh lain hadis tentang syahidnya kematian ibu ketika melahirkan (Hadits riwayat Abu Dawud, an-Nasai, Ibn Majah dan Ibn Hibban). Ini sangat relevan karena angka kematian ibu (AKI) masih sangat tinggi di Indonesia (307/100.000 kelahiran tahun 2009), bahkan tertinggi di Asia. Bandingkan dengan negara Swedia yang bisa punya angka kematian ibu 5/100.000 kelahiran (2008). Kenapa AKI bisa tinggi? karena ibu melahirkan tanpa didampingi tenaga kesehatan terlatih.
Sehingga pemerintah punya program bidan desa. Apakah program bidan desa itu melawan hadis tentang kematian sebagai takdir dan mencegah hadis syahidnya kematian seorang ibu?
Terus bagaimana sikap mas Wawan, apakah sampeyan menolak kegiatan mitigasi bencana dan program bidan desa karena nggak seharusnya akal itu mendahului hadis?
Salim,
:D
On Oct 27, 2010, at 2:57 AM, wawan™ و و ﻦ wrote:
> seperti di thread sebelumnya, ttg subject diatas,
> clearly ada hadis ttg cicak dan lalat.
>
> cuman mau nanya, bukan masalah serius kok :)
> kl tidak salah, jaman2 dulu waktu posting ttg kekerasan,
> ada yg demen nanya2 ttg hadis cicak ini.
>
> yg pengin tahu, giman kita menyikapi nya :
>
> 1.bukan hadis ,
> 2. hadis tp ndak sahih
> 3. hadis,tp sunnah/wajib
>
> dst dst,
>
> nah, jika ada hal spt ini, gimana DD,Ari, mia mensikapinya ,
> spt no 1 sd 3, atau bagaimana ?
> atau Islam mengajarkan keburukan, merusak eko sistem dll ?
>
> cuman mau tahu ajah .. :)
>
> regards
>
> [Non-text portions of this message have been removed]
>
>
[Non-text portions of this message have been removed]
Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Twitter: http://twitter.com/wanita_muslimah
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:wanita-muslimah-unsubscribe@yahoogroups.com
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com
Milis ini tidak menerima attachment.
0 comments:
Post a Comment