Advertising

Thursday, 28 October 2010

[wanita-muslimah] Yusak Yaluwo, Bupati yang Menang Pilkada saat Dipenjara

 

http://www.ambonekspres.com/index.php?option=read&cat=53&id=31589

JUMAT, 28 Oktober 2010 | 741 Hits

Yusak Yaluwo, Bupati yang Menang Pilkada saat Dipenjara
Sukses karena Suami Berdoa dan Istri Kampanye

Penjara tak merampas seluruh kemerdekaan Yusak Yaluwo. Dari balik jeruji Rumah Tahanan (Rutan) Cipinang, dia memenangi kontes pemilihan kepala daerah (pilkada) Boven Digoel, Papua. Cukup bersejarah.

KABAR gembira yang sampai di telinga Yusak Yaluwo pada 31 Agustus 2010 itu memang menempuh jarak yang begitu panjang. Berita kemenangan tersebut terbang dari Boven Digoel, kabupaten paling timur yang bersebelahan dengan Papua Nugini yang dulu kerap dijadikan pembuangan tokoh-tokoh pergerakan oleh pemerintah Hindia Belanda. Terpisah ribuan kilometer dari ibu kota, berita gembira itu masih harus menembus ketatnya jeruji besi Rutan Kelas I Khusus Tipikor di kompleks Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Cipinang.

Bagaimanapun, warta kesuksesan Yusak sebagai bupati Boven Digoel memang sampai pula di kupingnya. Yusak, incumbent yang berpasangan dengan Yesaya Merasi, dinyatakan menang satu putaran. Dia menang telak. Total, rakyat Boven Digoel yang menginginkannya kembali memimpin kabupaten tersebut mencapai 43 persen di antara seluruh pemilih. "Rasanya nano-nano (campur-campur, Red)," kata Esther Yaluwo Lambey, istri Yusak, saat ditemui Jawa Pos di Rutan Cipinang pekan lalu.

Wajar saja jika perasaan Yusak dan istrinya teraduk-aduk. Rasanya manis karena mendengar kabar kemenangan. Tapi juga asem lantaran dia masih mendekam di penjara. Ditambah asin, jadilah nano-nano. Manis-asam-asin. Kegembiraan besar dirasakan Yusak lantaran dirinya masih dipercaya rakyatnya untuk menjadi pemimpin. Padahal, dia sedang menjadi terdakwa kasus korupsi pengadaan kapal tanker pada 2005. Dia juga diduga bertanggung jawab atas penggelapan dana kas daerah dalam kurun Januari 2006?November 2007.

Yusak yang sekarang menjalani sidang di Pengadilan Tipikor itu dituntut lima tahun penjara dan denda Rp 200 juta. Jika denda tak terbayar, dia harus menambah enam bulan kurungan. Yang cukup besar, Yusak dituntut mengganti kerugian negara Rp 65,2 miliar. Tuntutan itu memang menambah gundah Esther yang ingat betul bagaimana suaminya menuju bui. Pada 14 April, Yusak dijemput paksa Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Penangkapan itu dilakukan setelah penyidik mendapat informasi bahwa Yusak terbang dari Papua ke Jakarta.

Akhirnya, Yusak langsung dibawa ke KPK beberapa saat setelah roda pesawat menyentuh landasan. "Saya ikut dan lihat," ungkap Esther. Penangkapan itu terjadi ketika Yusak kadung mendaftar sebagai calon bupati periode 2005?2010 ke Komisi Pemilihan Umum (KPU) Boven Digoel. Karena itu, praktis dirinya tidak bisa berbuat apa-apa untuk memenangi pilkada tersebut. Sebab, kemerdekaannya sedang dibatasi. Yusak dibui. Dia hanya bisa mengikuti perkembangan pilkada itu lewat satu dua kabar yang melewati sela-sela jeruji besi. "Ya bagaimana lagi" Saya kan di dalam penjara," ujarnya. Yusak memang tak bisa berbuat apa-apa. Tapi, dia mengakui bahwa tim suksesnya tidak diam. Sebab, proses politik tak serta-merta mandek. "Tetap jalan. Tim sukses sudah ada," tegasnya.

Pun begitu, tim sukses tersebut terancam tidak sukses. Kerja mereka tidak maksimal. Yang pertama, orang yang bakal disukseskan sedang absen. Selain itu, dukungan finansial tak memadai. Pria kelahiran Firiwage, 20 Mei 1970, tersebut menuturkan, tim berjalan apa adanya menuju kesuksesan. Mereka dibantu sumbangan-sumbangan. Yusak hanya bisa menunggu kabar saat masa kampanye yang berlangsung dua minggu, mulai awal Agustus. Tak seperti calon-calon lain, Yusak tak bisa berkampanye. Dia tak bisa hadir di tengah-tengah massa untuk menyampaikan janji-janji kerja. Tugas itu akhirnya didelegasikan kepada Esther. "Masyarakat yang minta.

Kalau bapak tidak ada, ibu yang turun," kata perempuan kelahiran Manado tersebut. Esther pun menguatkan hati untuk menjalani situasi tidak menentu itu. "Harus kuat. Risiko pemimpin," ungkap perempuan kelahiran 30 April 1972 tersebut. Saat tim sukses bekerja dan istri berkampanye, Yusak mengaku tak henti-henti berdoa. Untuk sementara, doanya terjawab. Yusak menjadi bupati lagi. Lulusan Fakultas Hukum Universitas Sam Ratulangi, Manado, tersebut mengungkapkan, dirinya terpilih kembali karena prestasinya selama menjabat pada 2005?2010.

"Saya bekerja. Masyarakat tetap pilih saya karena saya bisa penuhi kebutuhan mereka, jawab keinginan mereka," jelas Yusak. Karena itu, meski di balik bui, dia tetap berjaya. Capaian yang disebut Yusak itu meliputi bidang pendidikan, kesehatan, infrastruktur, dan pengembangan ekonomi kerakyatan. Jalan-jalan sudah dibangun. Misalnya, menembus isolasi Boven?Merauke. Begitu pula antardistrik di Boven Digoel. Untuk urusan pendidikan, kebutuhan fisik maupun tenaga pengajar diklaim telah dipenuhi Yusak. Guru-guru kontrak dari luar Papua juga ada. Semua, kata dia, dibiayai dana otonomi khusus. Selain itu, dia menyediakan beasiswa bagi mahasiswa asal Boven Digoel di seluruh Indonesia. Untuk urusan kesehatan, angka kematian ibu dan bayi saat kelahiran berhasil ditekan. Pada masa pemerintahannya, rintisan rumah sakit tipe C di Boven Digoel sudah terlaksana. Yang tidak kalah penting, menurut Yusak, adalah stabilitas.

Wilayah Boven Digoel adalah yang terpanjang di perbatasan RI-Papua Nugini. "Ini jauh lebih maju dari daerah-daerah lain yang dimekarkan secara bersamaan dengan Digoel," ujar pria yang menyelesaikan pendidikan S-2 bidang sumber daya pembangunan yang juga dari Universitas Sam Ratulangi itu. Atas capaian tersebut, pemerintahannya mendapatkan penghargaan percepatan pembangunan pada Agustus 2008 dari presiden. Saat ini, setelah Yusak dinyatakan sebagai pemenang pilkada dan surat keputusannya sudah diteken Mendagri, masyarakat di Boven Digoel menginginkan bupatinya bisa segera kembali.

Bahkan, melalui wakil kepala distrik, mereka datang ke Jakarta untuk membawa kembali Yusak. "Mereka diperintah ke Jakarta untuk membawa pulang bupati," kata R.A.H. Kalalo, kepala Bappeda Boven Digoel. Distrik-distrik itu, antara lain, Iniandit, Yaniruma, Bomakia, Kia, Kou, dan Firiwage. Menurut Kalalo, masyarakat meminta bupatinya segera bisa menjalankan tugas sebagai kepala kabupaten dan kepala adat di Boven Digoel. Tapi, saat ini, Yusak memang harus merampungkan kasus hukum yang sedang membelitnya itu. (*/c5/dos

[Non-text portions of this message have been removed]

__._,_.___
Recent Activity:
=======================
Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Twitter: http://twitter.com/wanita_muslimah
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:wanita-muslimah-unsubscribe@yahoogroups.com
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

Milis ini tidak menerima attachment.
.

__,_._,___

0 comments:

Post a Comment