Nah, bandingkan ajaran Qadianisme mengenai "tiga kalimat Syahadat" hasil lamunan dan ciptaan misionaris HMNA dengan KALIMAT SYAHADAT yang diajarkan oleh Pendiri Jemaat Ahmadiyah, sbb:
Mirza Ghulam Ahmad - Imam Mahdi/Masih Mau'ud a.s. menyatakan:
"The five pillars on which Islam is based are part of our faith. We hold fast to the Word of God, the Holy Qur'an, to which we are commanded to hold fast. Like Faruq (may Allah be pleased with him), we announce that the Book of Allah suffices us, and like `Ayesha (may Allah be pleased with her), when there is a difference between the Qur'an and Hadith, we give priority to the Qur'an. We believe that there is no one worthy of worship except Allah and that our lord
and master, Muhammad, the chosen one [peace and blessings of Allah be on him] is His Messenger and is Khatam-ul-Anbiya'. We believe in angels, the true nature of resurrection (spiritual resurrection) of the bodies, the Day of Judgement, Heaven and Hell. We believe that whatever the Glorious and Majestic God has stated in the Holy Qur'an and whatever the Holy Prophet [peace and blessings of Allah be on him] has said, is true. We believe that whoever subtracts the smallest particle from the law of Islam or adds to it, or lays the foundation of neglecting obligations and of indifference towards them, is without faith and is turned away from Islam. I admonish the members of my Community that they should have true faith in the credo that:
"Laa ilaahaillallah muhammadarrasulullah"
and that they should die in this faith. They should believe in all Prophets and all books, the truth of which is affirmed by the Holy Qur'an. They should observe the fast and perform the Salat and pay the Zakat and perform the pilgrimage and carry out all that God Almighty and His Messenger have prescribed and should abstain from all that they have forbidden and thus conform in every respect to Islamic commandments. We consider it our duty to accept all that is
supported by the consensus of the righteous ones who have passed away and all that is considered as part of Islam by the consensus of the Ahl-i-Sunnat. We call to witness the heaven and the earth that this is our faith. [Ayyam-us-Sulah, Ruhani Khaza'in, Vol. 14, p. 323]
Sumber: http://www.alislam.org/books/Essence-1.pdf
Jadi, makin jelas terlihat kualitas tipikal 'ulama' asal Makassar ini yang suka berbohong, memfitnah dan memplagiat.
Agar terus diingat, bahwa bohong (dusta) dan fitnah adalah dosa besar menurut ajaran Islam.
Salam,
MAS
--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "H. M. Nur Abdurahman" <mnur.abdurrahman@...> wrote:
>
> Abdul Muiz wrote:
> isu kenabian MGA itu atas dasar apa ? apa yang menjadi dasar nubuwah bagi MGA ? ayat qur'an dan hadits mana yang dirujuk?
> ==============================
> HMNA:
> Akhi Abdul Muiz, menurut para misionaris agama qadiyani, kenabian MGA itu atas dasar S. Ash Shaff, ayat 6 dan 7. Silakan disimak tulisan H.Nadri Saaduddin, yang juga bernama Uwan Nadri, seniornya MAS, dibawah:
>
> by H.Nadri Saaduddin
> Kotonanompek26072006 » Wed Jul 26, 2006 8:22 pm
> Pihak Jemaat Ahmadiyah mengemukakan bahwa Ahmad pada ayat 6 adalah proper name (nama diri) dan berkaitan dengan "wahuwa yud'a ilal Islam" pada ayat 7 berikutnya. Kalau begitu wahuwa yud'a ilal Islam terpulang kepada Rasul Ahmad dan kalau seandainya Rasul Ahmad itu adalah untuk Nabi Muhammad SAW tentu saja beliau SAW dipanggil kepada Islam . Apakah Nabi Muhammad SAW memang pernah dipangil kepada Islam? Dan kalau memang pernah, siapakah yang memanggil Muhammad SAW kepada Islam dan kenapa beliau dipanggil kepada Islam? Apakah beliau belum Islam sehingga dipanggil lagi kepada Islam?
>
> Jadi jelaslah "huwa" tersebut adalah seorang laki-laki yang yang dituduh mengada-ngadakan dusta terhadap Allah atau dengan istilah yang umum adalah seorang Nabi Palsu. Dan "wahuwa yud'a ilal Islam", itu terjadi ketika Hazrat Mirzha Ghulam Ahmad (Rasul Ahmad) itu datang yang diterangkan pada ayat 6 sebelumnya.
>
> Siapa yang dituduh Nabi Palsu dan mendakwakan diri sebagai Nabi ketika Rasul Ahmad datang? Orang tersebut tak lain tak bukan adalah Rasul Ahmad sendiri.yang pada ayat berikutnya itu dipanggil kepada Islam oleh orang-orang yang mendustai Rasul Ahmad tersebut.
>
> Pada ayat 7 itu juga Allah menjelaskan dan membela Rasul Ahmad bahwa "wahuwa jud'a ilal Islam" itu bukanlah Nabi Palsu. karena perbuatan mengaku-ngaku jadi Nabi, pada hal Allah tidak mengutusnya sama saja dengan mengada-ngadakan dusta terhadap Allah dan perbuatan demikian adalah sebuah kezaliman dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang yang zalim. Padahal "wahuwa yud'a ilal Islam" dia dipanggil kepada Islam yang tidak lain adalah Rasul Ahmad pada ayat sebelummnya adalah seorang rasul yang tentu saja mendapat petunjuk dari Allah atau dengan kata lain Rasul Ahmad kendatipun dipanggil kepada Islam oleh orang-orang yang mendustainya dia adalah seorang Rasul Tuhan yang tentu saja tidak mungkin melakukan kezaliman.
>
> Sesungguhnya orang-orang Ahmadi telah memberikan penjelasan yang mendetail kepada mereka bahwa antara ayat 6 dan ayat 7 itu saling berhubungan dan tidak lah mungkin dipisahkan sama sekali dan HUWA pada ayat 7 itu tak lain adalah Rasul Ahmad pada ayat 6 yang dituduh oleh orang-orang dan juga pemuka-pemuka agama yang kepada mereka itulah beliau diutus sebagai "Nabi Palsu" yang mengada-ngadakan dusta terhdap Allah sehingga Rasul Ahmad itu perlu dihimbau kembali kepada Islam.
> http://indonesia.faithfreedom.org/forum/uwan-oji-dan-oji-ciin-dalam-perbincangan-1-6-t4106/
> -------------------------------------------
>
> Pendapat bahwa Ahmad dalam S. Ash Shaff 6 adalah Ghulam Ahmad oleh penganut agama qadiyani tsb saya bantah dalam Seri 688 seperti berikut
>
> BISMILLA-HIRRAHMA-NIRRAHIYM
>
> WAHYU DAN AKAL - IMAN DAN ILMU
> [Kolom Tetap Harian Fajar]
> 688. Namanya Ahmad dan Wahyu yang Akan Datang
>
> Seri 688 ini masih merupakan lanjutan dari Seri 686 yang berjudul Khaatmun Nabiyyin. Sebelum membahas judul di atas, ada dua catatan yang akan dikemukakan.
>
> -- Pertama, pada malam akhir pekan yang lalu Metro TV mengadakan acara Talkshow, membahas Ahmadiyah, dengan Sandrina Malakiano selaku moderator. Tampaknya pengetahuan Sandrina tentang Ahmadiyah sangatlah sedikit untuk dapat becus menjadi moderator dalam Talkshow itu. Ditambah pula hembusan angin Liberalisme di belakang layar yang menyebabkan Sandrina tidak netral dalam membawakan acara tersebut, yaitu menyudutkan pihak MUI serta pemerintah.
>
> -- Kedua, dalam rubrik Surat dari Pembaca Harian Fajar, edisi Kamis 4 Agustus 2005, Wahid Rijal HN menuliskan keinginannya agar IMMIM menjadi mediasi dalam kasus Ahmadiyah, dan supaya DPP IMMIM cq Panitia Diskusi mengagendakan Ahmadiyah dalam diskusi bulanan akhir pekan yang rutin diselenggarakan di Aula-kecil Islamic Centre. Dalam tulisannya itu Wahid Rijal HN mendeskreditkan Allahu Yarham KH Fadli Luran karena sikap tegas beliau dalam kepemimpinannya di DPP IMMIM menolak faham Ahmadiyah, lalu mencoba memprovokasi supaya DPP IMMIM yang sekarang ini bersifat netral terhadap Ahmadiyah. IMMIM tidak pernah bergeser dari sikap semula tentang penolakan Ahmadiyah Qadiyan. Dalam pembicaraan dengan Prof DR Ahmad Sewang MA, penanggung-jawab diskusi bulanan di IMMIM, saya sebagai anggota Dewan Penasihat DPP IMMIM menyarankan tidak ada gunanya mengagendakan Ahmadiyah Qadiyan dalam diskusi bulanan IMMIM.
>
> Setelah Ghulam Ahmad meninggal dunia, maka pengikut-pengikutnya terpecah dalam dua kelompok. Ada yang berpusat di Qadiyan menyandang nama Akmadiyah Qadiyan, dan yang satu Akmadiyah Lahore yang berpusat di Lahore. Ahmadiyah Qadiyan di bawah pimpinan Bashiruddin Mahmud Ahmad mengubah Dua Kalimah Syahadat menjadi tiga, yaitu ditambah dengan pengakuan Ghulam Ahmad sebagai nabi, sedangkan Ahmadiyah Lahore di bawah pimpinan Mawli Muhammad Ali tidak mengakui Ghulam Ahmad sebagai nabi hanya sebagai mujaddid saja. Dengan demikian Ahmadiyah Lahore tidak akan dibahas, karena aqidahnya tetap, yaitu tetap Dua Kalimah Syahadat.
>
> Ahmadiyah Qadiyan, yang selanjutnya disebut Qadianisme karena menambah-nambah Dua Kalimah Syahadat menjadi tiga, yaitu pengakuan Ghulam Ahmad sebagai nabi, maka rusaklah aqidahnya, syahadatnya Qadiyanisme batal. Karena batal syahadatnya, Rukun Islam Pertama batal, maka Qadianism bukan Islam. Qadianisme mempergunakan tiga ayat dalam Al Quran sebagai pembenaran Tiga Kalimah Syahadat, yaitu: Khatamun Nabiyyin (sudah dibahas dalam Seri 686), namanya Ahmad dan wahyu yang akan datang.
>
> -- WADz QAL 'AYSY ABN MRYM YBNY ASRAaYL ANY RSWL ALLH ALYKM MShDQA LMA BYN YDY MN ALRWRAt WMBShRA BRSWL YAaTY MN B'ADY ASMH AhMD (S. ALShF, 61:6), dibaca: waidz qaala 'iisa bnu maryama yaa banii israaiila innii rasuulu Llaahi ilaikum mushaddiqal limaa baina yadayya minat tawraati wamubasysyuram birasuuliy ya'tii ismuhuu ahmad, artinya: Ingatlah tatkala 'Isa anak Maryam berkata: Hai Bani Israil, sesungguhnya saya Rasul Allah (yang diutus) kepada kamu sekalian, serta membenarkan apa yang sebelumku yaitu Tawrah dan memberi kabar gembira dengan seorang Rasul, yang akan datang sesudahku namanya Ahmad. Qadianisme ngotot betul bahwa yang bernama Ahmad dalam ayat [61:6] itu ialah Ghulam Ahmad. Dikatakan ngotot, karena Ahmad itu adalah nama lain dari Muhammad SAW. Qadianisme dengan lancang "melompati" Nabi Muhammmad SAW, suatu pembenaran secara lancang bagi Ghulam Ahmad.
>
> Para misonaris agama Ahmadiyah itu tidak faham bahasa Arab. wa man azhlamu mimmani ftaraa 'alaLlaahi l-kadziba wa huwa yud'aa ila l-Islaam. Huwa menunjuk kepada Man yang al-Kadzdzab, Yud'aa fi'il mabniy al-majhul, fa'ilnya tersembunyi, yaitu Mauhammad (=Ahmad) =-> Huwa yud'aa ila l-Islaam = dia (pendusta) diajak (oleh Muhammad) kepada Islam. "Dia" dalam ayat 6 Surah Al-Shaff, bisa siapa saja yang pendusta, personifikasi dari pendusta, termasuk para misionaris agama qadiyani yang tidak faham bahasa Arab itu.
>
> Khatamun Nabiyin dan namanya Ahmad, sangat getol dikampanyekan misionaris Qadianisme sebagai pembenaran Tiga Kalimah syahadat mereka. Dan juga sangat sengit dibantah oleh ummat Islam. Mengenai wahyu yang akan datang, sepanjang pembacaan saya tidak pernah dikemukakan oleh para misionaris Qadiyanisme. Ini saya dapatkan dalam "Tafsir" Bashiruddin Mahmud Ahmad, yang kitabnya itu ada dalam perpustakaan pribadi saya.
> -- WALDzYN YUaWMNWN BMA ANZL ALYK WMA ANZL MN QBLK WBALAKhRt HM YWQNWN (S. ALBQRt, 2:4), dibaca: walladzi-na yu'minu-na bima- unzila ilaika wama- unzila min qablika wabil a-khirati hum yu-qinu-n, artinya: Dan orang-orang yang beriman kepada (Kitab) yang diturunkan kepada engkau (hai Muhammad) dan (Kitab-Kitab) yang diturunkan sebelum engkau dan dengan (hari) akhirat mereka itu yakin.
>
> Dalam "Tafsir" Bashiruddin Mahmud Ahmad potongan ayat wabil a-khirati hum yu-qinu-n diterjemahkan:
> -- and they have firm faith in what is yet to come (dan mereka yang teguh keyakinannya tentang apa yang akan datang). Ini ditafsirkan spb: The word ALAKhRt (what is yet to come) means either "the message or revelation which is to follow" or "the Last Abode", i.e., the next life. Of these two meanings the first is more applicable here (Kata ALAKhRt-mereka yang teguh keyakinannya tentang apa yang akan datang- berarti salah satu di antaranya, risalah atau wahyu yang akan menyusul, ataukah tempat berteduh terakhir, yaitu kehidupan yang akan datang. Dari kedua makna ini, makna yang pertamalah yang lebih tepat dipergunakan di sini).
>
> Kita ulangi mengutip ayat [2:4]:
> -- WALDzYN YUaWMNWN BMA ANZL ALYK WMA ANZL MN QBLK WBALAKhRt HM YWQNWN.
> Perhatikanlah potongan ayat sebelum WBALAKhRt HM YWQNWN, yaitu:
> -- ANZL MN QBLK (diturunkan sebelum engkau), yang ada ialah kata QBL (qabla = sebelum). Maka di sini Qadianisme membuat kesalahan yang fatal, karena kata ALAKhRt (kata benda) dijadikannya lawan dari kata QBL (preposisi), padahal lawan QBL adalah B'AD (ba'da). Dengan demikian pemaknaan ALAKhRt = risalah atau wahyu yang akan menyusul oleh Qadiyanisme sangatlah diakal-akali, amat dipaksakan. Jadi jelas, Qadiyanisme memperalat ayat [2:4] sebagai pembenaran akan turunnya wahyu ataupun datangnya nabi setelah Nabi Muhammad SAW. Dalam ayat [2:4] kata ALAKhRt bermakna hari akhirat atau hari kemudian. WaLlahu a'lamu bisshawab.
>
> *** Makassar, 8 Agustus 2005.
> [H.Muh.Nur Abdurrahman]
> http://waii-hmna.blogspot.com/2005/08/688-namanya-ahmad-dan-wahyu-yang-akan.html
> --------------------------------
>
>
> ----- Original Message -----
> From: "Abdul Muiz" <muizof@...>
> To: <wanita-muslimah@yahoogroups.com>
> Sent: Wednesday, October 27, 2010 14:02
> Subject: Re: Bls: [wanita-muslimah] Mahendradatta Mendebat Pengemban Sekularisme Pembela Ahmadiyah
>
>
> Mbak Mia,
>
> Sedikit koreksi Ahmadiyah itu ada dua : Ahmadiyah Qadiyan, di Indonesia disebut JAI singkatan dari Jama'ah Ahmadiyah Indonesia pusatnya di Bogor, dan Ahmadiyah Lahore, di indonesia disebut GAI singkatan dari Gerakan Ahmadiyah Indonesia pusatnya di Yogyakarta. Nah Bung MAS itu JAI bukan GAI.
>
> Butir no 3 adalah Good point, isu kenabian MGA itu atas dasar apa ? apa yang menjadi dasar nubuwah bagi MGA ? ayat qur'an dan hadits mana yang dirujuk? bandingkan dengan kenabian Muhammad tidak ada umat islam yang meragukan beliau, nubuwah beliau juga acceptable.
>
> Wassalam
> Abdul Mu'iz
>
>
> .
>
>
>
> [Non-text portions of this message have been removed]
>
Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Twitter: http://twitter.com/wanita_muslimah
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:wanita-muslimah-unsubscribe@yahoogroups.com
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com
Milis ini tidak menerima attachment.
0 comments:
Post a Comment