Makanya Abah, memahami definisi dan makna sesuatu yang dikemukakan orang lain dalam diskusi, itu penting . Saya dan Mbak Ning memahami hirarki itu dalam pemakaiannya di dunia sains/industri. Seperti yang dikemukakan Mbak Ning, IPO itu berjenjang sehingga konsep "data - proses - informasi" seperti tangga nada oktaf, nada do itu berangkai dalam bunyi "do - re - mi - fa - sol - la - si - do". Jadi, informasi sebagai output itu bisa berkedudukan sebagai INPUT (data baru) untuk jenjang berikutnya.
Dalam menerima (accept) definisi, tentunya kami (orang-orang yang sepaham dengan saya) mengikuti tradisi ilmiah yaitu menerima informasi yang mutakhir (up to date). Sehingga, ketika seseorang berbicara tentang "mouse" atau "virus", kita tidak hanya terjebak makhluk yang disebut tikus dan virus dalam dunia biologi. Kita juga paham bahwa "mouse" dan "virus" itu juga istilah sah dalam dunia perkomputeran.
Kalau mengikuti kaidah yang saya paparkan, tidak akan terjadi "bahaya" seperti pada kasus Bank Century. Mengapa? Karena, apa yang diterima Sri Mulyani itu OPINI. dan masih dalam ranah INPUT. Dalam dunia sains, opini itu perlu diklarifikasi agar diperoleh hasil akhir yang disebut "fakta" yang setelah terkumpul secara cukup relavansinya, bisa disatukan sebagai data. Tentu sebagai data, belum ada kesimpulan apa-apa. Jadi, data itu dalam dunia industri -- industri apapun, termasuk industri informasi-- sudah merupakan kumpulan bahan terpilih, yang selanjutnya diolah agar bisa menjadi INFORMASI. Sistem demikianlah yang sekarang diterapkan di dalam dunia industri, sains dan teknologi, BIN, BAIS, bisinis, dan lainnya.
Jadi, kalau dalam ranah ayat qawliyah dan kawniyah, IQRA itu baru pada tahap mengobservasi objek yang akan dijadikan fakta, yang selanjutnya dari fakta-fakta terpilih dan saling terkait diolah menjadi data. Agar data itu bisa menjadi informasi yang cermat (vivid information), harus dipertimbangkan "faktor outliers", yaitu fakta-fakta di luar data tetapi memiliki pengaruh kuat.
Wassalam,
chodjim
----- Original Message -----
From: H. M. Nur Abdurahman
To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
Sent: Tuesday, October 26, 2010 3:11 PM
Subject: Re: [wanita-muslimah] Umat Islam dan Pluralisme
Mia jangan asal nyeletuk saja, lebih baik diam kalau tidak faham. Orang Belanda bilang: "Zwijgen is Goud", (tutup mulut itu emas).
Justru karena saya sudah simak, maka saya kelaurkan dari kantong Dora Emon.
"Lestyaningsih":
Kalau dalam alur IPO (Input-Process-Output), data adalah input, informasi adalah output. Process-nya adalah knowledge.
=======================
HMNA:
Jadi Lestyaningsih sefaham dengan Chodjim bahwa secara hirarkis data itu posisinya lebih tinggi dari informasi. Data => Informasi. Itu bertentangan denga faham yang telah saya pelajari, bahwa informasi itu posisinya lebih tinggi dari data. Informasi => fakta => data.
Lalu saya kemukakan dari kantong dora emon:
:
+--------+
iman -------> [ puasa ] ------> taqwa
+--------+
http://waii-hmna.blogspot.com/1996/01/212-menebus-dosa-dan-memahami-puasa.html
+-------------+
bahasa Allah----->| Al-Quran |----->bahasa Arab
+-------------+
http://waii-hmna.blogspot.com/2010/09/939-laylat-al-qadr-al-quran-itu-qadim.html
Selanjutnya saya tanya kepada Ning IPO dari kantong dora emon (itu bukan IPO jaman jebot lho), yang mana informasi yang mana data.
Yang akhirnya saya susul dengan dari kantong dora emon lagi, yang menunjukkan bahwa Informasi itu adalah input, seperti berikut:
+---------+
informasi -------> [ proses ] ------> ilmu
+---------+
Proses dengan metode tertentu adalah seperti berikut:
1. iqra, mengobservasi informasi (ayat Qawliyah dan Kawniyah)
2. tafsir / interpretasi yang menghasilkan teori
3. ujicoba teori dengan merujukkannya pada ayat Qawliyah dan Kawniyah
http://waii-hmna.blogspot.com/2003/06/580-evolusi-dan-loncatan.html
Lalu kuncinya, ini dia:
Adapun bahayanya jika informasi itu diposisikan paling bawah dalam hirarki, itulah yang terjadi dalam kasus bank Century, Sri Mulyani menganggap kasus bank Century sistemik itu adalah fakta, yang sesungguhnya adalah opini. Syukurlah anda (Chodjim) menyangkal, tidak terjerumus seperti Sri Mulyani. Yang memposisikan informasi itu pada hirarki paling bawah mudah sekurang-kurangnya cenderung menganggap opini itu fakta. Ya seperti Al Walid bin 'Uqbah bin Abu Mu'ith yang menganggap opininya itu sebagai fakta, latar belakang turunnya ayat (49:6).
Wassalam
HMNA Al-Hajj Muhammad Nur Abdurrahman, bukan NMHA (Nur Muhammad Al-Hajj Abdurrahman), kalau mau dibalik bisa begini Al-Hajj Abdurrahman Muhammad Nur (HAMN).
Fyi, nama saya di KTP dan Paspor HMNA
sedangkan nama saya sebagai nasabah Bank: HAMN
Begitu senorita el Presidente Mia
----- Original Message -----
From: <aldiy@yahoo.com>
To: <wanita-muslimah@yahoogroups.com>
Sent: Tuesday, October 26, 2010 11:09
Subject: Re: [wanita-muslimah] Umat Islam dan Pluralisme
Pak NMHA ini, bukannya simak penjelasan mba ning dulu malah kasih artikel doraemon jaman jebot. Guru kencing sendiri murid lari2an.
Salam
Mia
[Non-text portions of this message have been removed]
[Non-text portions of this message have been removed]
Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Twitter: http://twitter.com/wanita_muslimah
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:wanita-muslimah-unsubscribe@yahoogroups.com
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com
Milis ini tidak menerima attachment.
0 comments:
Post a Comment