Mas Agus,
Sebagai bukan Mufasir, aku tidak bermaksud berbeda pendapat, karena bila
seseorang (Apalagi sekelas HMNA), menyodorkan tafsir-tafsir dari
ulama-ulama terkemuka, pasti penafsiranku langsung jatuh secara 'akademis'.
Pernah dalam suatu masa, aku merasa tidak sekolah membuat diri ini
merasa sangat rendah, lulus sma langsung bekerja dimana saat kawan-kawan
menikmati indahnya dunia kampus, aku bergelimang debu, oli, panasnya api
las. Aku menunggu dua tahun menabung untuk akhirnya bisa kuliah di sore
hari di universitas yang statusnya terdengar samar-samar.
Dalam menjalani kuliah terjadi perbedaan mencolok, cara menyikapi sebuah
situasi, kawan-kawan menjadi agak tekstual (dan penuh optimistis),
sementara aku agak skeptis dan sedikit putus asa karena banyak metode
yang diajarkan di bangku kuliah sudah usang, buku-buku panduan juga
terasa ketertinggalannya. Hal paling "BURUK" sering berantem dengan
dosen karena berbeda pendapat (keyakinan) akan suatu kasus.
Meminjam terminologi ustadz Chodjim, aku termasuk golongan yang berpikir
diluar Pakem. Terbawa sampai hari ini. Dalam bekerja ternyata juga
mengalami friksi, sehingga aku akhirnya memutuskan tidak mau lagi
bekerja di Perusahaan Besar yang penuh dengan prosedur, dimana kadang
kinerja harus dikorbankan demi system.
Surah dibawah ini, bila ditafsikan secara 'harfiah' bisa jadi bahwa
segala sesuatu sudah FIXED. Aku sedikit tidak setuju dengan pemikiran
seperti itu, Mas Agus, mengarang cerita agar cocok dengan surah dibawah
ini dan banyak fakta cocok dengan surah dibawah ini, namun juga banyak
kisah/fakta tidak cocok dengan surah ini.
Contoh, banyak orang tidak suka menjadi miskin, kemudian bekerja dan
berusaha keras agar tidak miskin. Apakah artinya miskin baik buat si
fulan ini dan kemudian menjadi kaya tidak baik buat si fulan (?) Aku
sangat sering 'merasa' tidak menyukai sesuatu yang terjadi pada diriku;
Justru aku berpikir, Tuhan dalam diriku (Hati Nurani) mengingatkan bahwa
itu memang tidak baik dan harus di-ubah.
Kemudian tentang nasib, keyakinanku Tuhan tidak menulis 'detil' nasib
setiap manusia, bukan tidak mampu, tapi memang begitulah keinginan
Tuhan. Contoh nyata ; Tuhan menanamkan 'kemampuan berbahasa' dalam diri
setiap manusia, ada kromosom yang bertanggung jawab terhadap kemampuan
berbahasa ini. Ketika seorang bayi dengan ibu asal Pekalongan dan Bapak
asal Brastagi, lahir dan tumbuh di Palembang, si bayi akan mampu
berbahasa palembang, ketika umur si bayi menjadi 5 tahun dan dibawa ke
norwegia, kujamin dia akan bisa berbahasa norwegia ketika dia
melanjutkan tumbuh di norwegia. Apakah ketetapan Tuhan tentang anak ini (?)
setelah aku sedikit belajar tentang software, ada sebuah 'source code'
yang hanya bisa dibaca oleh mesin (code digital), Nah code ini ketika
dikompilasi akan mampu menghasilkan (Pada saat ini July 2010) 449 HRC
(Human Readable Character), artinya dari satu kode bisa 'diubah' menjadi
bahasa yang kini dikenal manusia sebanyak 449 jenis bahasa dan karakter,
termasuk didalamnya karakter kanji jepang, tulisan korea, china, hindi,
bahasa rusia, karakter arab dsb.
Meski kehendak bebas manusia masih berupa ilusi, namun aku percaya Tuhan
menyerahkan sebagian 'nasib' dan perjalanan hidup manusia pada
pilihan-pilihan sadar. Kebebasan ini tidak diberikan pada hewan lain,
Celeng tidak diberi modal oleh Tuhan agar bisa berbahasa arab dan
membaca al-Qur'an, kadal juga tidak diberi modal untuk bisa memilih
menjadi pemain sepakbola atau anggota orkestra terkemuka. Tapi manusia
memiliki semua modal tsb.
Model penciptaan Tuhan terhadap manusia, berbeda dengan model Benini
menciptakan Patung anggun yang tidak berubah selama ratusan Tahun. Bila
Nasib adalah FTXED, berarti ada kesamaan antara Tuhan dan Benini.
Pemahamanku atas surah dibawah ini, karena manusia tidak tahu, dan Tuhan
Maha Tahu, maka carilah kebenaran dan pengetahuan Tuhan agar manusia
menjadi tahu (bukan Menjadi Maha Tahu). Tuhan Maha Pencipta, manusia
adalah Pencipta, Tuhan Maha Bijaksana, manusia bijaksana. Itulah alasan
paling logis mengapa Tuhan memilih manusia sebagai wakil-NYA di dunia,
karena manusia memiliki sifat-sifat Tuhan dalam 'kadar' yang berbeda.
wassalam
./STS
email :*x1123@gmx.com* http://opotumon.blogspot.com/
On 07/29/2010 10:08 AM, muhamad agus syafii wrote:
> --
> Boleh jadi engkau membenci sesuatu padahal itu baik bagimu. Dan boleh
> jadi engkau menyukai sesuatu, padahal itu tidak baik bagimu.
> Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui, sedangkan engkau tidak mengetahui
> apa-apa. (QS. al-Baqarah : 216).
Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Twitter: http://twitter.com/wanita_muslimah
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:wanita-muslimah-unsubscribe@yahoogroups.com
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com
Milis ini tidak menerima attachment.
0 comments:
Post a Comment