Advertising

Friday, 26 October 2012

Re: [wanita-muslimah] Re: Complexity in the Day of Sacrifice

 

Mengurbankan hewan yg dapat dimakan bisa saja melambangkan peningkatan kebaikan yg kita pahami (ketaatan, ketaqwaan,dsb).

Hanya saja simbol ini menjadi nggak masuk akal, atau nggak mencapai tujuannya yg intrinsik, kalau misalnya:
- praktek sembelihan di Makkah menjadi, seperti yg tempo hari kita diskusikan di WM ini, jauh dari seremoni atau tata cara yg etis-humanistis.
- orang2 miskin disebutkan "berlomba bertaqwa" untuk ikutan menyembelih kurban, sampai mengabaikan keperluannya sendiri yg lebih mendasar.
- bentuk kurban menjadi bermakna melulu lahiriah bahkan komersil ketimbang tujuannya sendiri. Ini menjadi gurauan di antara kita sendiri dan orang lain.

Menurut yg kupahami, tujuan intrinsik kurban adalah bagian dari hajj sebagai kerangka besarnya. Hajj intinya adalah upacara menyongsong "kiamat", dari siklus samsara kehidupan ini. Artinya, batin ini "menyongsong kematian untuk menjadi hidup".

Termasuk siklus samsara adalah kekerasan dan pengorbanan, dari yg bersifat kejahatan, serakah, komersil, heroik, altruistik, kolektif, individu, sampai yg alamiah seperti layunya daun pisang untuk melindungi buah pisang. Islam dalam kesejarahannya sebagai agama samawi dan semit, melambangkan ini dengan pemotongan hewan, menumpahkan darah ke tanah yg mesti disaksikan oleh mata kepala kita.

Idealnya upacara haji dilakukan lebih mendekati apa adanya, ketimbang mengejar kenyamanan. Sebagai suatu upacara kupikir, pada akhirnya
nggak setiap orang wajib pergi haji. Yg pergi haji adalah "yang mampu", dan mewakili kelompoknya.

Demikian juga dengan kurban hewan sebagai bagian dari upacara haji. Beberapa hewan bisa dikurbankan sebagai lambang tradisi kelompok, atas nama kebersamaan dan bukan individu. Misalnya saja, satu kecamatan mengorbankan satu sapi, itu bagus, dan ini artinya setiap orang berpartisipasi.

Ada usaha yg terpuji dan kreatif di antara kita untuk memaknai kembali hewan kurban dengan menyembelih deposito, tanah, bangunan, atau apa saja yang berharga dari asset kita. Ada juga yang meredistribusi hewan kurban ke daerah2 tertinggal. Namun dapat dikatakan di sini bahwa kreativitas ini sifatnya tetaplah filantropis, bagaimana individu yg "kaya" menyantuni yang "miskin". Lebih kreatif lagi, usaha filantropis selanjutnya bisa dikembangkan menjadi pemberdayaan (empowerment) apabila ada aksi kolektif dan dilembagakan.

Namun kupikir, haji dan qurban adalah jauh lebih "complex" daripada. Filantropi atau pemberdayaan sosial. Haji qurban adalah seperti kulminasi dari pencapaian kita ummat Islam secara kolektif, yg rahmatan lil alamin di dunia ini. Bagaimana kita merefleksikan semua itu, termasuk memahami sifat kekerasan dan pengorbanan yg merupakan siklus samsara. Bagaimana setiap kali kita meningkat, mengatasinya dengan menghampiri "kiamat", memahami sifat kekerasan dan pengorbanan, ber-empati lalu memaafkan dan menyembuhkan diri kita sendiri.

Salam
Mia

Salam
Mia



Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...!

From: "Lina" <linadahlan@yahoo.com>
Sender: wanita-muslimah@yahoogroups.com
Date: Thu, 25 Oct 2012 04:54:30 -0000
To: <wanita-muslimah@yahoogroups.com>
ReplyTo: wanita-muslimah@yahoogroups.com
Subject: [wanita-muslimah] Re: Complexity in the Day of Sacrifice

 

Ane sih gak melihat sisi "blood and flesh" karena akhir na yang dikorbanin/disembelih adalah domba (hewan yang emang halal wat di makan). Jika memang benar (akhirnya) yg disembelih adalah manusia Ismail (as), nah itu baru bisa di lihat "blood and flesh". Misalken kalo bener Yesus dibunuh utk korban, ini bisa di lihat sbg "blood and flesh".

Berusaha "Adil" yg menempatkan sesuatu pada tempatnya...:-)

wassalam,

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, aldiy@... wrote:
>
> Complexity seems undesirable, yet undeniable. Seems unsolvable, yet discernible. Seems complicated yet simple.
>
> Quran says, if Allah wished we were all created in uniformity, yet Allah creates us in diversity.
>
> Diversity implies complexity. It is priceless for the higher purpose.
>
> And how do you contemplate the Day of Sacrifice? Try, beyond what seems to be blood and flesh, mundane affairs or even complicated historical context.
>
> Salam
> Mia
> Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...!
>

__._,_.___
Reply via web post Reply to sender Reply to group Start a New Topic Messages in this topic (5)
Recent Activity:
=======================
Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Twitter: http://twitter.com/wanita_muslimah
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:wanita-muslimah-unsubscribe@yahoogroups.com
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

Milis ini tidak menerima attachment.
.

__,_._,___

0 comments:

Post a Comment