Advertising

Wednesday, 24 October 2012

[wanita-muslimah] Muhaimin Iskandar: Kampus di Indonesia Ketinggalan Zaman, Bisanya hasilkan Penganggur

 

Muhaimin Iskandar: Kampus di Indonesia Ketinggalan Zaman, Bisanya hasilkan Penganggur

23-10-2012 08:08

Menakertrans, Muhaimin Iskandar

Kampus di Indonesia Ketinggalan Zaman
Selasa, 23 Oktober 2012 00:05 WIB

Jumlah sarjana yang menganggur di Indonesiaterus meningkat dari tahun ke tahun. Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan, awal tahun 2006 jumlah sarjana yang belum bekerja mencapai 385.400 orang. Tahun 2011 jumlahnya diperkirakan telah melebihi angka satu juta orang. Hal ini mengingat setiap tahunnyaIndonesiamemproduksi sekitar 300.000 sarjana dari sekitar 2.900 perguruan tinggi. "Jumlahnya mungkin sudah sekitar 11,78 persen dari total angka pengangguran di Indonesia," kata Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Menakertrans) A Muhaimin Iskandar, di Jakarta.

Menurut Muhaimin, kondisi ini sangat ironi. Pasalnya, alokasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) untuk sektor pendidikan paling tinggi dibandingkan sektor-sektor lain, yakni 20 persen dari total anggaran APBN. "Tetapi istilah pengangguran intelektual masih kerap kita dengar, bahkan cenderung terus meningkat," ujarnya.

Dibandingkan dengan zaman orde baru, ketika Menteri Pendidikan Fuad Hasan menerapkan sistem link and match, kondisi saat ini sangat memprihatinkan. Dulu, jumlah pengangguran tinggi karena Indonesia kurang orang-orang yang terdidik, tetapi sekarang jumlah pendidikan tinggi semakin banyak, pengangguran juga semakin tinggi. Dibandingkan dengan Malaysia atau Singapura, masih terlalu jauh. "Karena itu kampus semestinya harus kembali ke basic, yakni mendidik mahasiswa untuk memiliki keterampilan di luar kemampuan utamanya sebagai intelektual. Sehingga ketika lulus nanti, mereka siap memasuki dunia kerja," kata Muhaimin.

Menakertrans melihat, perguruan tinggi-perguruan tinggi yang ada sekarang masih kurang memberi ruang kepada mahasiswa untuk memiliki keterampilan praktis yang dibutuhkan oleh dunia kerja. Kampus masih cenderung mencetak mahasiswa yang memiliki intelektual tinggi, tetapi sulit diserap oleh pasar kerja. Sementara yang diperlukan dunia kerja tidak hanya intelektual tinggi, tetapi juga keterampilan praktis. "Jadi tolong kampus dijadikan tempat pencetak sarjana-sarjana pintar dan tenaga kerja yang siap pakai. Dengan demikian, kampus tidak lagi menjadi penyumbang tingginya angka pengangguran di Indonesia," ujarnya.
http://www.tribunnews.com/2012/10/23...inggalan-zaman

Quote:
"Tak Bisa Bahasa Inggris, Kok Jadi Menteri"
Itulah kritikan Wakil Ketua DPD La Ode Ida terhadap Muhaimin yang diplot jadi Menaker.
Senin, 19 Oktober 2009, 15:11

VIVAnews - Wakil Ketua Dewan Perwakilan Daerah, La Ode Ida, menilai 50 persen nama-nama yang muncul untuk mengisi kabinet pemerintahan SBY-Boediono tidak sesuai kompetensi. Bahkan ada menteri yang tak bisa berbahasa Inggris, ditaruh sebagai menteri yang juga mengurusi tenaga kerja Indonesia di luar negeri. "Pos ini harus diisi orang yang bisa bahasa Inggris. Calonnya tidak bisa bahasa Inggris," kata La Ode dalam diskusi di Pulau Dua, Senayan, Jakarta, Senin 19 Oktober 2009.

Helmy Faisal, yang mendapat posisi Menteri Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal juga dikritik. Helmy dinilai La Ode tidak tepat mengisi pos tersebut. "Indonesia Timur menanti gebrakan dari kementerian ini. Sejak awal ada, tidak ada gebrakan. Dia (Helmy) tidak tepat," katanya. Kemudian, Djoko Kirmanto dan Sudi Silalahi juga tidak layak lagi menjadi menteri karena usia dan problem kesehatan. "Harusnya pensiun saja," ujar La Ode.

Selain mereka, La Ode berpendapat Hatta Rajasa (Menteri Koordinator Perekonomian), Agung Laksono (Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat), Patrialis Akbar (Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia), Tifatul Sembiring (Menteri Komunikasi dan Informatika) dan Zulkifli Hasan (Menteri Kehutanan) juga tidak tepat menjabat bidang menteri yang disiapkan untuk mereka. Harusnya posisi menteri "Tidak boleh sembarangan, harus sesuai dengan kriteria yang dibutuhkan departemen dan kementerian tersebut," ujar La Ode.
http://politik.news.viva.co.id/news/..._jadi_menteri_



-------------------------



Sekiranya para sarjana itu punya TOEFL atau IELTS bagus atau sejenisnya, serta bisa nyerocos bahasa Inggris saja, maka bekerja di luar negeri sebagai TKI Skill, cukup luas lowongannya di negeri asing. Masalahnya, mereka payah bahasa inggrisnmya, seperti juga halnya Pak menteri satu ini, yang bisa diangkat jadi menteri padahal kagak bisa bahasa inggris ...


--

isi waktu senggang kamu sambil klik iklan, cuma pake account gratisan, dapet duit? daftar aja disini yukk ..cepetan tempat terbatas

untuk info lengkap & petunjuk lebih lanjut silahkan hubungi saya di
FaceBook : hanjakal@gmail.com
YM           : Desatura@yahoo.com
Gtalk        : hanjakal@gmail.com




__._,_.___
Reply via web post Reply to sender Reply to group Start a New Topic Messages in this topic (1)
Recent Activity:
=======================
Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Twitter: http://twitter.com/wanita_muslimah
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:wanita-muslimah-unsubscribe@yahoogroups.com
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

Milis ini tidak menerima attachment.
.

__,_._,___

0 comments:

Post a Comment