Advertising

Sunday, 31 January 2010

Re: Lagi tambahan <= Re: [wanita-muslimah] qs 4:59

 

Dalam Seri 792 di bawah ada kalimat-kalimat:
An-Na'im terlalu menyederhanakan negara sekuler dan syari'ah. Negara sekuler tidak ada yang polos. Negara sekuler Perancis berdasarkan sinergi humanisme-liberalisme. Negara sekuler Turki berdasarkan Kemalist yang anti agama. Realitas di Perancis dan Turki tidak menguntungkan ummat Islam, semua yang suka membaca berita kontemporer tahu akan hal itu. Ratu Inggris Elizabeth II memberikan gelar bangsawan "Sir" buat Salman Rushdie penulis buku "The Satanic Verses". Bahkan Tom Trancendo kandidat presiden AS dari Partai Republik, yang partainya Geoge War Bush, mau membom nuklir Makkah dan Madinah.

Ini ada informasi tentang negara sekuler Inggris di mana ratunya memberikan gelar bangsawan "Sir" buat Salman Rushdie. Ini satu bukti pula bahwa negara sekuler itu tidak polos, yaitu anti Islam. Demikian pula negara sekuler Denmark yang anti Islam menghina Nabi Muhammad SAW, ada pula dikemukakan dalam informasi di bawah itu.

***
"Sir" Salman Rushdie, sang penghujat Islam
Jul 16th, 2007 by riyadikh
Sungguh menggelikan sekaligus mengenaskan waktu beberapa waktu lalu melihat berita di TV tentang pemberian gelar bangsawan buat Salman Rushdie (59 tahun), penulis buku "The Satanic Verses" (ayat2x setan), oleh ratu Inggris Elizabeth II pada perayaan hari ulang tahun sang ratu bulan Juni lalu.
Rushdie, warga negara Inggris keturunan India, menulis bukunya yg kontroversial itu pada tahun 1988 dan sukses menuai kecaman umat muslim seluruh dunia, bahkan dijatuhi hukuman mati oleh pemimpin spiritual Iran saat itu Ayatollah Khomeini dg menghalalkan darahnya bagi siapapun yg dapat membunuhnya. Umat Islam menyatakan kalau buku itu menghina nabi Muhammad, mengejek Al-Qur'an dan peristiwa pada sejarah awal Islam. Sejak saat itu Rushdie selalu hidup bersembunyi dan berpindah tempat selama sekitar 9 tahun sampai tahun 1998 saat pemerintah Iran secara resmi menjauhkan diri dari fatwa Khomeini. Bahkan presiden Iran Mohammad Khatami pada tahun 2001 juga menyebut masalah dg Rushdie sudah selesai. Akan tetapi perlakuan ratu Inggris itu bagaikan telah membuka luka lama yg sebenarnya telah mulai mengering, dan menghidupkan kembali fatwa Khomeini.
Yayasan Khordad XV, badan kebudayaan, menyediakan hadiah 2,8 juta dolar Amerika Serikat (sekitar 25,2 miliar rupiah) bagi kepala Rushdie dan secara teratur menyatakan fatwa imam Khomeini atas pengarang itu hidup selamanya. Yayasan lain, Markasbesar untuk Penghormatan bagi Pahlawan Gerakan Islam Dunia, telah meningkatkan hadiah awal 2004 senilai 100.000 dolar Amerika Serikat (lebih kurang 900 juta rupiah) untuk kematian Rushdie menjadi 150.000 dolar Amerika Serikat (kira-kira 1,3 miliar rupiah).
Saat dunia bertanya pada Inggris tentang kejadian kontroversial itu, pihak Inggris mengatakan kalau pemberian gelar kebangsawanan itu adalah hadiah untuk pekerjaan kesusasteraannya, sehingga sebaiknya tidak dipandang sebagai penghinaan terhadap Islam. Pekerjaan kesusastraan? Apa pekerjaan kesusastraan yg telah dilakukan Rushdie? Apakah ada yg pernah mendengar prestasi Salman Rushdie selain "prestasi"nya menuai kecaman dari dunia Islam terhadap tulisannya di penghujung tahun 80-an itu? Pemberian gelar yg sama yg telah dilakukan kerajaan Inggris pada beberapa orang lainnya tidak menimbulkan pertanyaan karena kebanyakan mereka adalah orang2x yg kapasitasnya telah diketahui publik memang sesuai untuk menerima gelar kebangsawanan itu. Sebutlah saja misalnya "Sir" Elton John yg penyanyi kelas dunia yg telah mengangkat nama Inggris di bidang seni. Tapi Salman Rushdie..?? Jelas orang akan bertanya, apa prestasinya..? Bila tidak ada "prestasi kelas dunia" lain dari seorang Salman Rushdie, maka jelas pemberian penghargaan itu adalah tidak beralasan dan semata-mata hanya untuk memancing kemarahan umat Islam sedunia saja.
Mengapa pula penghargaan serupa tidak diberikan pada seorang Dan Brown, warga Inggis lainnya, penulis buku terlaris di dunia sampai saat ini, The Da Vinci Code, yg juga menimbulkan kontroversi? Jelas2x Dan Brown lebih berprestasi ketimbang Salman Rushdie. Bukunya laris bak kacang goreng di seluruh dunia, bahkan sampai sekarang masih terus dicetak ulang, yg telah menjadikan penulisnya seorang milyuner hanya dari sebuah buku novel. Kontroversi di bukunya itu juga lebih heboh dibanding buku Salman Rushdie. Hanya saja kalau isi buku The Satanic Verses telah menghina umat Islam, buku The Da Vinci Code telah menohok jantung umat Gereja Kristen, khususnya Katolik Roma, dg mengungkapkan sejarah kekeristenan yg dilarang diberikan bagi umat gereja, dan selama ini hanya boleh "hidup" di kalangan para ahli teologi kelas atas dan para pemimpin puncak dalam kekristenan. Mengapa? Apa karena buku Dan Brown dianggap merugikan dunia barat yg notabene mayoritas kristen, sedangkan buku Rushdie dianggap berjasa? Terlihat jelas kan kepicikan & ketidak netralan mereka dalam menilai sesuatu yg hanya berdasarkan untung-ruginya saja buat mereka..
Seperti juga yg sudah-sudah, terlihat jelas kalau dunia barat tidak perduli dg etika hidup berdampingan dengan damai. Mereka seakan menerapkan prinsip "Musuh dari musuh kita adalah kawan". Maka pemberian gelar bagi seseorang yg dianggap musuh Islam itu adalah perbuatan provokatif yg jelas2x akan menempatkan pemerintah Inggris sebagai musuh dari dunia Islam. Hal ini cukup ironis mengingat Islam adalah agama terbesar kedua di Inggris. Bahkan ada yg menyatakan kalau sebenarnya separuh dari rakyat Inggris adalah sudah beragama Islam, dan kalau ada negara yg akan menjadi negara Islam pertama di Eropa, negara itu adalah Inggris.
Di beberapa negara Eropa belakangan ini (juga di Amerika) seperti di Inggris memang sedang terjadi pertumbuhan pemeluk agama Islam secara pesat, bahkan ditengah gencarnya propaganda Islamophobia yg dihembuskan sangat kencang oleh amerika & sekutu2xnya. Perkembangan Islam di Perancis lebih hebat lagi. Jumlah pemeluk baru Islam di negara itu jauh lebih banyak daripada di Inggris, Jerman, dan negara-negara Eropa lainnya. Konon Perancis goncang karena Islam "merajalela" di sana. Ada perubahan persepsi kaum non muslim terhadap kaum muslim di negara itu. Seorang muslim yg memasuki restoran biasanya akan ditanya, "Monseur, vous etes Musulman? (Tuan, apakah tuan seorang muslim?)" untuk tidak diberi hidangan yg haram menurut Islam. Juga mungkin tidak banyak yg mengekspos bahwa pemain sepak bola top Perancis yg baru saja pensiun dan baru berkunjung ke Indonesia, Zinadine Zidane, adalah seorang muslim.
Bahkan setelah penjungkirbalikan ajaran Islam oleh orang2x seperti Salman Rushdie ini, 20.000 orang Inggris berkulit putih yg memeluk Islam tercatat masuk Islam justru setelah kasus buku The Satanic Verses meledak, padahal sebelumnya hanya sekitar 5000 saja (line, Desember 1993). Rupanya banyak orang yg mulai muak dg kebohongan2x barat dalam upayanya mendiskreditkan Islam, telah mencari informasi yg lebih benar tentang Islam langsung dari sumbernya dan melihat langsung dari komunitas2x Islam di sana. Dan yg mereka temui adalah sebuah agama yg sarat dg kebenaran dan keindahan yg kemudian tidak membuat mereka ragu untuk berbondong-bondong memeluk Islam.
Masih segar dalam ingatan kita kasus karikatur nabi Muhammad SAW beberapa waktu lalu yg dilakukan oleh sebuah surat kabar di Denmark. Setelah protes umat muslim sedunia meledak oleh pemuatan karikatur yg menghina nabi Muhammad itu, pemerintah Denmark telah menunjukkan itikad baiknya dg menjaga jarak dg surat kabar itu (meskipun kemudian tetap saja memberi ijin diadakannya lomba karikatur nabi Muhammad yg dilaksanakan setelah itu). Tapi di Inggris justru kerajaan sendirilah yg telah menyulut protes umat Islam dg memberi penghargaan tertinggi di Inggris pada seorang Rushdie. Mereka memang tidak pernah puas dalam menyerang, memfitnah, dan menyakiti umat Islam, apalagi pada saat2x sekarang ini dimana mereka merasa sedang "diatas angin" karena merasa sedang memimpin peradaban di berbagai bidang, dimana sebaliknya umat muslim sekarang ini sedang jadi bulan-bulanan karena sedang berada "dibawah".
"Sir" Salman Rushdie, yg kalau anda perhatikan wajah & penampilannya, anda akan melihat bahwa ada nuansa aneh di wajahnya yg menurut saya terlihat sangat cocok untuk memerankan seseorang yg merupakan titisan setan dalam film2x horror Holliwood, bahkan tanpa memerlukan make-up lagi, tinggal menambahkan dua buah tanduk di kepalanya.. Seorang kontroversial yg konon kabarnya justru tercantum sbg beragama Islam dalam "KTP"-nya, yg telah membuat gusar umat muslim sedunia, kini bisa menepuk dada dg pemberian gelar itu, ia bisa lebih dekat dg kalangan kerajaan Inggris dan juga mendapatkan perlindungan resmi secara langsung dari kerajaan Inggris sebagai seorang "bangsawan". Semua itu ia peroleh karena "jasanya" pada pihak barat dg menulis buku yg merupakan penghinaan bagi umat Islam. Begitulah wajah dari "kebijakan" dunia barat sekarang ini. Kita tunggu saja saatnya Allah akan membalikkan semuanya. Masa itu pasti akan tiba.. insyaallah..
-rkh-

----- Original Message -----
From: "H. M. Nur Abdurahman" <mnur.abdurrahman@yahoo.co.id>
To: <wanita-muslimah@yahoogroups.com>
Sent: Monday, February 01, 2010 06:33
Subject: Lagi tambahan <= Re: [wanita-muslimah] qs 4:59

> BISMILLA-HIRRAHMA-NIRRAHIYM
>
> WAHYU DAN AKAL - IMAN DAN ILMU
> [Kolom Tetap Harian Fajar]
> 792 An-Na'im Setali Tiga Uang Dengan Abu Zayd
>
> Dalam rangka mengemban missi/diplomasi sekularisme yang dikirim oleh Amerika ke Indonesia, sudah lebih sepekan Abdullah an-Na'im melakukan roadshow di Indonesia. Abdullah an-Na'im sebagai duta sekularisme yang dikirim Amerika berupaya "menjual" dagangannya yang tertuang dalam bukunya yang sudah diterjemahkan dalam bahasa Indonesia: "Islam dan Negara Sekuler, Menegosiasikan Masa Depan Syariah." An Na'im menyempatkan diri bertandang ke redaksi Fajar, pada hari Selasa 7 Agustus 2007, sehari sebelum bukunya itu dibedah di UIM (mantan IAIN) Alauddin Makassar. Dalam kolom ini saya kemukakan yang belum sempat muncul dlam bedah buku di UIM tersebut, yaitu seperti judul di atas "Abdullah an-Naim Setali Tiga Uang Dengan Nasr Hamid Abu Zayd". (Saya potong nama lengkap keduanya, supaya judul itu tidak terlalu panjang).
>
> "Idealnya negara harus berbentuk sekuler, semua warga negara diuntungkan. Negara sekular bukan untuk ditakuti umat Islam. Agama mesti dipisahkan dari otoritas negara. Tidak ada institusi yang bisa mengatur urusan keagamaan masyarakat, karena itu adalah hak personal yang tidak bisa diintervensi. Syariah adalah produk penafsiran, produk pemikiran dan produk pengalaman manusia. Jadi syari'ah bukanlah produk Tuhan, tidak abadi dan tidak mengikat," demikian menurut an- Na'im.
>
> ***
>
> An-Na'im terlalu menyederhanakan negara sekuler dan syari'ah. Negara sekuler tidak ada yang polos. Negara sekuler Perancis berdasarkan sinergi humanisme-liberalisme. Negara sekuler Turki berdasarkan Kemalist yang anti agama. Realitas di Perancis dan Turki tidak menguntungkan ummat Islam, semua yang suka membaca berita kontemporer tahu akan hal itu. Ratu Inggris Elizabeth II memberikan gelar bangsawan "Sir" buat Salman Rushdie penulis buku "The Satanic Verses". Bahkan Tom Trancendo kandidat presiden AS dari Partai Republik, yang partainya Geoge War Bush, mau membom nuklir Makkah dan Madinah.
>
> Pandangan An-Naim tentang syari'ah di atas itu menunjukkan dia itu merelatifkan syari'ah. An-Na'im yang merelatifkan syari'ah tersebut, sama sekali tidak na'im (nyaman), karena dia berusaha memperkecil peran dan pengaruh hukum syariah dalam kehidupan publik ummat Islam. Bahkan lebih dari itu, Islam dan hukum syariah tidak bisa berperan sama sekali dalam ranah publik. Kalau idenya ini direalisasikan di Indonesia, maka semua institusi yang berlebelkan Islam harus dihapus, UU yang menjadi dasar pembentukan Nanggroe Aceh Darussalam harus diganti, GAM lalu berontak lagi, semua upaya perdamaian yang dengan susah payah dicapai, akan menjadi sia-sia, seluruh keadaan di Indonesia menjadi amburadul, karena Departemen Agama, Peradilan Syari'ah, Majelis Ulama Indonesia di pusat dan di daerah-daerah harus dihapus total.
>
> Merelatifkan syari'ah itu sangat keterlaluan liberalnya. Firman Allah:
> -- W aATYNHM BYNT MN ALAMR (S. ALJATsYt, 45:17), dibaca:
> -- wa a-tayna-hum bayyina-tin minal amri, arinya:
> -- dan Kami berikan kepada mereka keterangan-keterangan yang nyata tentang urusan;
>
> -- TsM J'ALNK 'ALY SyRY'At MN ALAMR FATB'AHA WLA TTB'A AHWAa ALDzYN LA Y'LMWN (45:18), dibaca:
> -- tsumma ja'alna-ka 'ala- syari'atim minal amri fattab'ha- wa la- tattabi' ahwa-al ladziyna la- ya'lamu-n, artinya:
> -- Kemudian Kami jadikan kamu berada di atas suatu syariah dari urusan, maka ikutilah syariah itu dan janganlah kamu ikuti hawa nafsu orang-orang yang tidak mengetahui.
>
> Kemudian dilanjutkan pada ayat (45:19) bahwa orang-orang zhalim yang menolak syari'ah dalam hal urusan, mereka menjadi penolong bagi sebagian yang lain.
> -- WAN ALZhLMYN B'ADhHM AWLYAa B'ADh dibaca:
> -- wa innzha-limi-na ba'dhuhum awliya-u ba'dhin.
> arinya:
> -- dan sesungguhnya orang-orang yang zalim itu sebagian mereka menjadi penolong bagi sebagian yang lain.
>
> Apa yang dimaksud dengan al-amr (urusan) dalam ayat-ayat di atas itu?
> -- WAMRHM SyWRY BYNHM (S. ALSyWRY, 42:38), dibaca:
> -- wa amruhum syu-ra- baynahum, artinya:
> -- dan urusan mereka (diputuskan) dengan musyawarah antara mereka.
>
> Jadi urusan dalam syari'ah dalam ayat-ayat di atas itu adalah mengenai urusan kenegaraan.
>
> Rasulullah SAW bersabda:
> Umat ini senantiasa tetap pada syariah, selama belum nampak tiga perkara:
> 1- Belum dilenyapkannya ilmu (agama) dari mereka,
> 2- Belum banyaknya anak-anak dari hasil perzinaan,
> 3 dan belum nampak Shaffarun.
> Mu'adz bertanya, apakah Shaffarun atau Shaffalawun itu ya Rasulullah? Beliau bersabda: Mereka itu adalah manusia yang muncul di akhir zaman, di mana ucapan selamat atau pujian (tahiyyah) di kalangan mereka adalah pelaknatan"(HR. Ahmad).
>
> Jika Nasr Hamid Abu Zayd mengemukakan paham relativisme dalam hal wahyu dan aqidah, maka an-Naim mengemukakan relativisme itu dalam tataran hukum syariah vs negara. Ini tidak aneh, sebab sesama kalangan liberal adalah ba'dhuhum awliya-u ba'dhin, seperti disebutkan dalam ayat (45:19) yang dikutip di atas itu.
>
> Menurut Dr.M. Emarah, dari sudut latarbelakang pemikiran, Abu Zayd merupakan seorang kader "Sosialis"-"Marxis" Arab muda, sehingga kunci untuk memahami pemikiran Nasr ada pada methodologi dialektika Marxisme: "Historische-Materialisme." Bagi Nasr aqidah dibangun diatas landasan persepsi-persepsi "mitos", dalam kebudayaan komunitas manusia, sehingga aqidah sifatnya relatif. Menurut An-Naim, negara adalah benda mati, jadi negara tidak bisa menjadi atau disebut Islami. Kalau diperturutkan logika An-Naim bahwa negara adalah benda mati, sehingga An-Naim bilang tidak boleh ada negara Islam, maka negara sekulerpun tidak boleh ada juga, dan kalau logika ini seterusnya diperturutkan, maka menuju kepada konsep kekafiran Marxime yang berangan-angan dengan spekulasi: "masyarakat tanpa kelas dan tanpa negara."
>
> Di Makassar ini an-Na'im mendapat tantangan sengit di forum UIM Alauddin, maka elok juga ulasan ini ditutup dengan mengemukakan dua hal yang lucu,
> pertama, macam mana pula orang seperti an-Naim, yang sangat sederhana memaknai hukum syariah vs negara, melakukan roadshow mengkampanyekan sekularisme, bisa dijadikan duta Amerika Serikat, yang kandidat presidennya mau membom nuklir Makkah dan Madinah,
> kedua, buku an-Naim edisi Indonesia ini, mendapat pengakuan dan sanjungan dari dua akademisi nasional, Prof. Dr. Azyumardi Azra dan Prof. Dr. Ahmad Syafii Maarif dalam sampul (cover) depan dan belakang. semoga butir kedua ini bukan "ba'dhuhum awliya-u ba'dhin". WaLlahu a'lamu bisshawab.
>
> *** Makassar, 19 Agustus 2007
> [H.Muh.Nur Abdurrahman]
> http://waii-hmna.blogspot.com/2007/08/792-naim-setali-tiga-uang-dengan-abu.html
>
>
>
> ----- Original Message -----
> From: "H. M. Nur Abdurahman" <mnur.abdurrahman@yahoo.co.id>
> To: <wanita-muslimah@yahoogroups.com>
> Sent: Sunday, January 31, 2010 21:36
> Subject: [wanita-muslimah] qs 4:59
>
> Saya terima Japri dari seorang sahabat bahwa ada e-mail dari abdul yang menyebut nama saya dan menulis
> qs 4:59 negara terpisah dgn agama, dan sahabat itu minta saya menjawabnya di milis wanita muslimah
> Ini jawaban saya:
> Oh, dari abdul? Boleh jadi dia itu si dullatip ! Kalau memang dia orangnya, pantas saja saya tidak baca postingannya karena e-mailnya saya blok, tidak tembus mail-box saya.
> Cuekkan saja tulisan si dullatip tsb. Dia itu sakit jiwa, suka berkhayal, kemasukan roh jahat dari Amerika.
> qs 4:59 begini bunyinya:
> Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu. kemudian jika kamu berlainan Pendapat tentang sesuatu, Maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.
>
> Bukankah hanya orang berpenyakit jiwa saja yang dirasuki setan dari Amerika, yang berpendapat bahwa ayat qs 4:59 bermakna: negara terpisah dgn agama?
> Wassalam
> HMNA

[Non-text portions of this message have been removed]

__._,_.___
=======================
Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Twitter: http://twitter.com/wanita_muslimah
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:wanita-muslimah-unsubscribe@yahoogroups.com
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

Milis ini tidak menerima attachment.
.

__,_._,___

0 comments:

Post a Comment